The impact of agricultural activities on water quality: a case for collaborative catchment-scale management using integrated wireless sensor networks

The challenge of improving water quality is a growing global concern, typified by the European Commission Water Framework Directive and the United States Clean Water Act. The main drivers of poor water quality are economics, poor water management, agricultural practices and urban development. This paper reviews the extensive role of non-point sources, in particular the outdated agricultural practices, with respect to nutrient and contaminant contributions. Water quality monitoring (WQM) is currently undertaken through a number of data acquisition methods from grab sampling to satellite based remote sensing of water bodies. Based on the surveyed sampling methods and their numerous limitations, it is proposed that wireless sensor networks (WSNs), despite their own limitations, are still very attractive and effective for real-time spatio-temporal data collection for WQM applications. WSNs have been employed for WQM of surface and ground water and catchments, and have been fundamental in advancing the knowledge of contaminants trends through their high resolution observations. However, these applications have yet to explore the implementation and impact of this technology for management and control decisions, to minimize and prevent individual stakeholder’s contributions, in an autonomous and dynamic manner. Here, the potential of WSN-controlled agricultural activities and different environmental compartments for integrated water quality management is presented and limitations of WSN in agriculture and WQM are identified. Finally, a case for collaborative networks at catchment scale is proposed for enabling cooperation among individually networked activities/stakeholders (farming activities, water bodies) for integrated water quality monitoring, control and management

RANCANG BANGUN WAS (Weather Automatic Station) PENDETEKSI CUACA SECARA REAL TIME DAN TERINTEGRASI GUNA MENDUKUNG KESELAMATAN PELAYARAN KAPAL RAKYAT DI MALUKU

Kebutuhan data real time Cuaca di daerah pelayaran sangat di butuhkan, ini demi keamanan dan keselamatan sebuah pelayaran. Penyedia data real time di daerah pelayaran khususnya di daerah maluku tengah dapat dikatakan tidak tersedia dan tidak dapat diakses secara on line oleh pelaku pelayaran maupun para calon penumpang sebuah pelayaran di Maluku Tengah.Kehadiran data WAS ( Weather Automatic Station) secara real time dan akurasinya dibutuhkan dalam sistim pelayaran dan manejeman transportasi laut, juga di butuhkan dalam dunia pendidikan guna berbagai ke butuhan penelitian lainnya. Ketersediaan WAS yang terbatas merupakan tantangan yang perlu dicari solusinya.Keamanan sebuah Pelayaran membutuhkan data cuaca yang tepat dan akurat, ini sangat tergantung dari ketersedianya data WAS ( Weather Automatic Station) yang berada dekat dengan lokasi pelayaran. Data yang di peroleh dapat di akses dari berbagai media secara cepat dan tepat oleh penyedia pelayaran, calon penumpamg pengawas dan regulator pelayaran serta berbagai pihak yang berhubungan dengan pelayaran.Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan untuk mendapatkan data real time Cuaca daerah pelayaran Maluku Tengah melalui WAS yang di bangun di Pulau saparua, WAS Tulehu kemudian ditambah dengan WAS Wipirit dan WAS Liang. Data yang diterima Sensor paremeter cuaca WAS kemudian di kirim melalui radio VHF ke station Penerima yang berlokasi di Kampus Fakultas Teknik Unpatti Ambon, yang kemudian diolah dan didistirbusikan ke berbagai media dan di simpan guna kepentingan penelitian lainnya.Dari data yang di dapat diharapkan pengetahuan para pelaku pelayaran serta calon penumpang akan kondisi cuaca sesaat dapat merekomendasikan keamanan dan kenyamanan sebuah pelayaran

A Low Cost Automated Weather Station for Real Time Local Measurements

In this paper, we present an automated weather station for real time and local measurements, based on an embedded system that continuously measures several weather factors such as temperature, humidity, barometric pressure, wind speed, wind direction, and rainfall. This weather station consists of two parts which are located indoor and outdoor and connected together wirelessly. The outdoor weather station measures the current temperature, humidity, barometric pressure, wind speed, wind direction and recent rain amount. The indoor station displays the outdoor reading as well as the temperature and humidity for the room it is located in, on a graphic liquid crystal display. In addition, this weather information can be accessed from any place through an iOS and Android application called Blynk

Keberkesanan program simulasi penapis sambutan dedenyut terhingga (FIR) terhadap kefahaman pelajar kejuruteraan elektrik

Kefahaman merupakan aset bagi setiap pelajar. Ini kerana melalui kefahaman pelajar dapat mengaplikasikan konsep yang dipelajari di dalam dan di luar kelas. Kajian ini dijalankan bertujuan menilai keberkesanan program simulasi penapis sambutan dedenyut terhingga (FIR) terhadap kefahaman pelajar kejuruteraan elektrik FKEE, UTHM dalam mata pelajaran Pemprosesan Isyarat Digital (DSP) bagi topik penapis FIR. Metodologi kajian ini berbentuk kaedah reka bentuk kuasi�eksperimental ujian pra-pasca bagi kumpulan-kumpulan tidak seimbang. Seramai 40 responden kajian telah dipilih dan dibahagi secara rawak kepada dua kllmpulan iaitu kumpulan rawatan yang menggunakan program simulasi penapis FIR dan kumpulan kawalan yang menggunakan kaedah pembelajaran berorientasikan modul pembelajaran DSP UTHM. Setiap responden menduduki dua ujian pencapaian iaitu ujian pra dan ujian pasca yang berbentuk kuiz. Analisis data berbentuk deskriptif dan inferens dilakllkan dengan menggunakan Peri sian Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 11.0. Dapatan kajian menunjukkan kedua-dua kumpulan pelajar telah mengalami peningkatan dari segi kefahaman iaitu daripada tahap tidak memuaskan kepada tahap kepujian selepas menggunakan kaedah pembelajaran yang telah ditetapkan bagi kumpulan masing-masing. Walaubagaimanapun, pelajar kumpulan rawatan menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi sedikit berbanding pelajar kumpulan kawalan. Namun begitu, dapatan kajian secara ujian statistik menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang signifikan dari segi pencapaian markah ujian pasca di antara pelajar kumpulan rawatan dengan pelajar kumpulan kawalan. Sungguhpun begitu, penggunaan program simulasi penapis FIR telah membantu dalam peningkatan kefahaman pelajar mengenai topik penapis FIR

Markov Decision Processes with Applications in Wireless Sensor Networks: A Survey

Wireless sensor networks (WSNs) consist of autonomous and resource-limited devices. The devices cooperate to monitor one or more physical phenomena within an area of interest. WSNs operate as stochastic systems because of randomness in the monitored environments. For long service time and low maintenance cost, WSNs require adaptive and robust methods to address data exchange, topology formulation, resource and power optimization, sensing coverage and object detection, and security challenges. In these problems, sensor nodes are to make optimized decisions from a set of accessible strategies to achieve design goals. This survey reviews numerous applications of the Markov decision process (MDP) framework, a powerful decision-making tool to develop adaptive algorithms and protocols for WSNs. Furthermore, various solution methods are discussed and compared to serve as a guide for using MDPs in WSNs

In situ observations of the Swiss periglacial environment using GNSS instruments

Monitoring of the periglacial environment is relevant for many disciplines including glaciology, natural hazard management, geomorphology, and geodesy. Since October 2022, Rock Glacier Velocity (RGV) is a new Essential Climate Variable (ECV) product within the Global Climate Observing System (GCOS). However, geodetic surveys at high elevation remain very challenging due to environmental and logistical reasons. During the past decades, the introduction of low-cost global navigation satellite system (GNSS) technologies has allowed us to increase the accuracy and frequency of the observations. Today, permanent GNSS instruments enable continuous surface displacement observations at millimetre accuracy with a sub-daily resolution. In this paper, we describe decennial time series of GNSS observables as well as accompanying meteorological data. The observations comprise 54 positions located on different periglacial landforms (rock glaciers, landslides, and steep rock walls) at altitudes ranging from 2304 to 4003 ma.s.l. and spread across the Swiss Alps. The primary data products consist of raw GNSS observables in RINEX format, inclinometers, and weather station data. Additionally, cleaned and aggregated time series of the primary data products are provided, including daily GNSS positions derived through two independent processing tool chains. The observations documented here extend beyond the dataset presented in the paper and are currently continued with the intention of long-term monitoring. An annual update of the dataset, available at https://doi.org/10.1594/PANGAEA.948334 (Beutel et al., 2022),​​​​​​​ is planned. With its future continuation, the dataset holds potential for advancing fundamental process understanding and for the development of applied methods in support of e.g. natural hazard management

ANALISIS PENEMPATAN LOKASI STATION AIS (AUTOMATIC IDENTIFICATION SISTEM) DI AMBON GUNA MENDUKUNG MONITORING ALKI (ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA) III SECARA MAKSIMAL

Abstrak AIS ( Automatic Identificatioan Sistem) sebuah alat navigasi yang di wajibkan berada dan berfungsi baik di atas kapal dengan kapasitas 300 DWT ke atas , Sesuai dengan Aturan yang di tetapkan oleh IMO. AIS merupakan sebuah Peralatan Navigasi di atas Kapal yang befungsi meberikan informasi tentang data kapal, posisi serta kecepatan kapal yang di pancarkan menggunakan frekuensi radio VHF. Data AIS sangat berguna bagi monitoring pergerakan perkapalan di laut dimana lalulintas kapal yang berdapat dilihat dan diamati pergerakannya.Ketersedianya peralatan Penerima signal AIS di darat di Indosesia hanya terdapat pada Instansi, Badan yang berhubungan keamanan pelayaran dan itu tidaktidak semuanya, misalnya dinas perhubungan dan station pantai.Tersedianya Station Penerima Signal AIS di Dunia Pendidikan sangat di butuhkan Guna Perkembangan Pendidikan dan Penelitian bidang pelayaran khususnya mengenai keselamatan pelayaran. Di Ambon telah tersedia Station Penerima Signal AIS di Kampus Fakultas Teknik Universitas Pattimura yang selain berfungsi untuk monitoring pergerakan kapal di laut Maluku juga untuk mendapatkan data pelayaran guna Penelitian lanjutan dan sarana berbagi informasi kepada masyarakat, dengan jangkauan terjauh 50 Nm dari station. Ketersediannya Staton Penerima Signal AIS ini akan sangat efektif jika dapat menjangkau luas area yang lebih luas, Guna dapat menjangkau area yang lebih luas, dalam hal ini daerah ALKI III baik A,B dan C maka di butuhkan sebuah station AIS yang jangkauannya harus dapat menjangkau daerah tersebut. Untuk menjangkau daerah AKLI III tersebut di butuhkan sebuah penelitan tentang lokasi terbaik di kota Ambon yang dapat menerima signal AIS dari kapal yang berada pada daerah AKLI III tersebut, dengan memperhatikan Karakteristik Frekuensi gelombang Radio VHF dan ketiggian sebuah lokasi dan hal lainnya.&nbsp