56 research outputs found
Report of the Round Table Discussion on the Development of Genetically Improved Strain of Macrobrachium: Freshwater Aquaculture Development Center, Sukabumi, West Java, Indonesia, 16-19 November 2003
This publication documents the outcome of the Round Table Discussion including the proposals submitted by the participating countries for implementation under the Collaborative Research.
"Part of the Collaborative Research on Genetic Improvement and Seed Production of Macrobrachuim [sic] rosenbergii under the ASEAN-SEAFDEC Special Five-Year Program on Sustainable Fisheries for Food Security in the ASEAN Region: Aquaculture Componenet"--Page 2 of cover
1st Annual Conference of Midwifery
Idonesian Midwifery Research, that primarily focuses on midwives, midwifery practices and education, is trying to make a tremendous effort to reveal the consequences of industrial development which influences midwifery practice and midwifery educational. The 1st Annual Conference of Midwifery has proven its commitment to promote the spirit of the scientist which provides insight, innovation, and creativity to resolve the problems in the midwifery field which occurred in this industrial development era. Hundreds of scientists, professionals, and students have gathered to discuss, analyse, and express their opinions about the current issues today. We are proud because we can bridge their efforts in a prestigious scientific gathering in Indonesia at the 1st ACM 2019. Aims & Scope: This event will bring together midwifery experts, midwifery researcher, midwifery lecturer, and students worldwide. We expect it to be a great opportunity and an inspiring occasion for research development learning, especially to the disseminating of new findings in midwifery and to bridge the networking of midwifery professional, midwifery researcher and midwifery educator
Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Halal Berbasis Kearifan Lokal Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus Kabupaten Aceh Tengah)
Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Halal Berbasis Kearifan Lokal Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat : Kabupaten Aceh Tengah. Menganalisis
permasalahan tersebut peneliti menggunakan pendekatan Analytic Network Process
(ANP) dengan bantuan software Super Decision, dengan melakukan analisis sintesis
terhadap masalah, solusi, dan strategi. ANP merupakan salah satu metode
pengambilan keputusan dengan skala prioritas. Hasil jawaban responden bahwa
masalah prioritas adalah aspek eksternal yang menjadi prioritas yaitu masalah
infrastruktur yaitu lemahnya infrastruktur dan kurang tersedianya transportasi.
Sedangkan Solusi yang paling prioritas adalah solusi eksternal yaitu infrastruktur
tersedianya infrastruktur yang memadai dan adanya transportasi atau travel. Dan
strategi yang paling prioritas adalah peningkatan fasilitas, infrastruktur dan
sinergisitas antara pemerintah dan pelaku usaha, sosialisasi dan promosi,
peningkatan investasi di bidang pariwisata halal, pengembangan produk khas
masyarakat Gayo, pengembangan produk pariwisata, dan sertifikasi pelaku usaha
Pemberdayaan Perempuan Marjinal: studi kasus KPR dalam memberdayakan perempuan Pada Kelompok āBatik Melatiā di Desa Karanglo Kerek Tuban
Fokus penelitian tesis ini membahas tentang 1) Bagaimana peran KPR dalam Peningkatan Kemandirian Perempuan pada kelompok āBatik Melatiā di desa Karanglo, Kerek, Tuban? 2) Bagaimana strategi pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Koalisi Perempuan Ronggolawe dalam kelompok āBatik Melatiā di desa Karanglo, Kerek, Tuban? 3) Bagaimana kontribusi pemberdayaan yang dilakukan oleh Koalisi Perempuan Ronggolawe dalam peningkatan ekonomi kelompok āBatik Melatiā?. Metode penelitian dalam tesis ini menggunakan penelitian field research yang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data adalah, metode dokumentasi, metode observasi dan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Peran Koalisi Perempuan Ronggolawe dalam Peningkatan Kemandirian Perempuan pada kelompok āBatik Melatiā di desa Karanglo, Kerek, Tuban adalah sebagai LSM yang bergerak di bidang sosial dan perlindungan anak. KP Ronggolawe memiliki visi dan misi yang sejalan dengan nilai-nilai pembangunan bangsa utamanya pada isu-isu perempuan dan perlindungan anak. Selain itu, KP Ronggolawe juga memberikan pelatihan pada kelompok āBatik Melatiā yang waktu dan penjadwalannya diatur oleh kelompok. Selain memberikan pelatihan membatik pada kelompok, KP Ronggolawe juga memberikan akses penjualan yang memudahkan kelompok dalam menjual hasil batiknya. 2) Strategi pendekatan yang dilakukan oleh Koalisi Perempuan Ronggolawe adalah partisipatoris. Di mana perempuan diberdayakan dengan tujuan agar perempuan mampu mengejar ketertinggalan yang diakibatkan oleh konstruksi patriarki yang menempatkan posisi perempuan menjadi timpang baik dalam akses dan kontrol terhadap sumberdaya ekonomi, politik, HAM, sosial dan budaya. 3) Kontribusi Koalisi Perempuan Ronggolawe terhadap kelompok āBatik Melatiā adalah dengan memberikan bantuan dana dari CSR PT.SG yang dananya digunakan untuk pembiayaan pelatihan membatik. Selain itu, KP Ronggolawe bersama ketua kelompok āBatik Melatiā sepakat untuk saling menjaga kelestarian budaya batik sebagai nilai-nilai kesenian dan ketrampilan yang harus diwariskan secara turun-temurun melalui pelatihan pendidikan informal
RESTORASI HUTAN, POLA PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PERTANIAN
Meskipun memiliki hutan yang sangat luas, keberadaan hutan Indonesia terancam oleh deforestasi yang begitu cepat. Penyebab deforestasi di Indonesia adalah alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, illegal logging, terbukanya akses hutan dan keterbatasan petugas pengawas kehutanan. Salah satu wilayah yang mengalami deforestasi akibat perambahan secara sengaja oleh masyarakat lokal terjadi di hutan Produksi Kabupaten Dharmasraya. Penjualan hutan oleh Penguasa Ulayat memunculkan dugaan bahwa deforestasi di KPHP tidak terjadi secara sporadis, tetapi melalui suatu jaringan sosial antara penguasa ulayat dan pihak-pihak pembeli hutan. Jaringan sosial antar aktor tersebut bergerak secara tersamar dan tersembunyi untuk memberikan kesan bahwa kerusakan hutan di KPHP terjadi secara sporadis, tetapi yang terjadi sebaliknya, deforestasi hutan terjadi secara terstruktur dan terencana melalui kerjasama pelaku perambahan hutan. Hal yang menarik lainnya dalam kasus deforestasi hutan di KPHP Dharmasraya adalah, terjadinya anomali kelembagaan lokal yang mengatur pengelolaan tanah ulayat. Secara aturan adat Minangkabau, tanah ulayat merupakan milik bersama yang tidak diperbolehkan untuk diperjualbelikan, ulayat hanya diperuntukkan untuk kesejahteraan anggota persekutuan. Akibat penjualan ulayat oleh penguasa menyebabkan dugaan terjadinya pergeseran kedudukan lembaga pengelola ulayat dan perubahan hak akses dan kepemilikan tanah ulayat dalam teori property rights regime. Hasil penelitian mengungkapkan beberapa penhetahuan penting bahwa deforestasi hutan produksi kab. Dharmasraya terjadi karena adanya jaringan yang kuat antara penguasa tanah ulayat dengan beberapa pejabat dan oknum apparat negara yang membuka peluang terjadinya perambahan hutan dan penjualan lahan. Hak kepemilikan atas kawasan hutan bukanlah hutan negara akan tetapi hutan ulayat. Sementara itu KPHP Dharmasraya belum banyak dapat berbuat memperbaiki kondisi hutan dan menyelesaikan konflik dengan masyarakat adat
Patrawidya: seri penerbitan penelitian sejarah dan budaya
Berisikan beberapa artikel yaitu:
1.The Communist Ideas of Economic Development the PKIās Intellectual Growth During the Guided Democracy Period 1959-1965 oleh Farabi Fakih (hlm. 1-22).
2.āTalk More, Do Moreā: Mimbar Penerangan Magazine and Government Communication in Immediate Post-Revolutionary Indonesia oleh Muhammad Yuanda Zara (hlm.23-43).
3.Politik Identitas dan Konstruksi Kebangsaan Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara oleh Lina Puryanti dan Sarkawi B. Husain (hlm. 45-61).
4.Di Antara Klakah-klakah: Kemandirian Petani Garam Perempuan Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan Tahun 2004-2014 oleh Lucia Juningsih (hlm. 63-80).
5.Peran dan Relasi Gender Masyarakat Using dalam Lakon Barong Kemiren-Banyuwangi oleh Wiwin Indiarti, dan Abdul Muni(hlm. 81-103).
6.Kehidupan Anak-anak Kefamenanu dalam Kajian Etnofograļ¬ oleh Prayanto Widyo Harsanto (hlm. 105-118.
7.Sinkretisme Budaya dalam Seni Reog di Brijo Lor, Trucuk, Klaten oleh Sutiyono (hlm. 119-138)
PENGEMBANGAN EKONOMI DESA BERBASIS PERTANIAN KACANG BAMBARA
Kacang bambara atau biasa dikenal sebagai kacang bogor mengandung karbohidrat 60%, protein 22% dan lemak hanya 6%. Tanaman ini mempunyai market price yang cukup tinggi. Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan (zero-waste) untuk pangan, pakan, biopestisida, obat herbal dan menjaga kelestarian lingkungan. Kacang bambara dapat dikembangkan di lahan-lahan marginal, low input dan sedikit air. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi usahatani kacang bambara yang paling efisien dan efektif untuk pengembangan ekonomi desa. Metode pengumpulan data berdasarkan survey pada dua puluh tujuh petani kacang bambara di lima kecamatan di Kabupaten Gresik. Quesioner menjadi alat pengambilan data. Usahatani kacang bambara sangat menguntungkan seiring dengan luas lahan dan jenis produk yang dijual. Hasil analisis usaha tani petani kacang bambara di Gresik menunjukkan nilai R/C dalam bentuk polong segar > 1, dalam bentuk polong kering > 2, dalam bentuk benih > 3 dan dalam bentuk olahan >5. Pendampingan petani kacang bambara mendesak diperlukan untuk meningkatkan pendapatan petani. Penyediaan air, teknik budidaya dan pasca panen yang baik akan melipatgandakan penghasilan petani kacang bambara. Pembentukan kelompok tani kacang bambara akan memperkuat daya saing petani terhadap pasar.
Kata kunci: kacang bambara, market price, analisis usahatani, R/
Strategi kerjasama pemerintah kota Surabaya dan UCLG ASPAC (United Cities Local Government Asia-Pacific) dalam merespon urbanisasi melalui Global Public Space Programme di Surabaya
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi kerjasama Pemerintah Kota Surabaya dan UCLG ASPAC dalam merespon urbanisasi melalui Global Public Space Programme di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui kerjasama Pemerintah Kota Surabaya dan UCLG ASPAC telah mengimplementasian program dari UN-Habitat dalam konteks penyediaan ruang publik (Global Public Space Programme). Implementasi program ini berupa pembangunan, perbaikan dan pengelolaan ruang publik di beberapa titik di Kota Surabaya. Proyek ruang publik ini dilakukan melalui 3 strategi, yakni kemitraan di bidang perencanaan kota; penggunaan gim Minecraft dalam desain ruang publik; dan implementasi proyek percontohan Global Public Space Programme di tiga tempat di Surabaya, yaitu Kampung Ketandan, Keputih dan Tanah Kali Kedinding
MEMBANGUN DAN MENINGKATKAN DAYA SAING NASIONAL DI ERA KETERBUKAAN EKONOMI
ISBN NO. 978-602-9374-15-5
INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN,
KNOWLEDGE
MANAGEMENT, OPERATION STRATEGIC,
MARKETING
STRATEGIC, HRM STRATEGIC DAN FINANCE
STRATEGIC
PENGUATAN KOPERASI UNTUK MENDUKUNG DAYA SAING
EKONOMI NASIONAL DI ERA KETERBUKAAN EKONOMI
Mujino 1
PENGARUH PEMILIHAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN: Studi Empirik pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Agung Satmoko & C. Ambar Pujiharjanto 22
MENGEJAR KEMANDIRIAN UNTUK MEMBANGUN DAYA SAING
NASIONAL
Didit Herlianto 41
PERAN LEADER EMOTIONAL EXPRESSIVE DALAM MEMODERASI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINANVISONER TERHADAP
KESIAPAN INDIVIDU UNTUK BERUBAH ( Studi pada Industri Rumah
Tangga di Tegaltirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman)
Yuni Siswanti 56
JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SEBAGAI PENERAPAN ONE
MONETARY UNIT FOR ONE REAL ASSET (OMNIFORA) UNTUK
MEMINIMALISASI PRAKTEK DERIVATIF : Sebuah Upaya Revitalisasi
Perekonomian Berbasis Direct Financing for Direct Invesment (DEVIDEN)ā
Noer Kholis & Ido Wicaksono 74
STRATEGI MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SKALA KECIL MENENGAH DI INDONESIA :
Pendekatan Berbasis Sumber Daya
Lena Ellita &Teodora Winda Mulia 94
PENGEMBANGAN PASAR PRODUK SYRUP CARICA MEREK
āSUNRISEā MELALUI PRODUK DAN KOMUNIKASI PEMASARAN
Eny Endah Pujiastuti, Suratna & Muh Edy Susilo 129
PERBANDINGAN KARAKTERISKTIK BERDASARKAN GENDER
ANTARA WIRAUSAHA PRIA DAN WANITA
Franky Slamet & Tommy Setiawan Ruslim 146
BAGAIMANA REAKSI PERUSAHAAN YANG MENDAPAT SERUAN
BOIKOT ? : Sebuah Penelitian Kasus
Kresno Agus Hendarto 158
PERAN WALABA BAGI PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN UMKM
(Ditinjau dari Aspek Hukum)
Siti Sumartilah 174
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING UKM BATIK
(Studi Explanatori Sentra Batik di Desa Jarum,Bayat,Klaten)
xii
Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper
Fakultas Ekonomi UPN āVeteranā Yogyakarta 16-18 November 2011
ISBN NO. 978-602-9374-15-5
Titik Kusmantini & AYN Warsiki 192
PROSES PEMBELAJARAN MENJADI WIRAUSAHA KECIL DI
KABUPATEN BANTUL
Indah Widowati 220
MEMBANGUN VALUE-BASED MARKETING SEBAGAI UPAYA
PENCIPTAAN DAYA SAING BERKELANJUTAN
Surpiko Hapsoro Darpito 228
PROSPEK BISNIS JAMUR DALAM BINGKAI KEMITRAAN : Kasus di
Sanggar Tani Media Agro Merapi
Teguh Kismantoroadji 242
PERENCANAAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT. MEGATAMA
MULTITEKNIKA ABADI
Haryadi Sarjono & Hanny Fransiska Meisa 251
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JIWA BERWIRAUSAHA
PADA MAHASISWA DI JAKARTA
Novita Wahyu Setyowati & Tonny Hendartono 259
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKSANAAN PENDANAAN SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
Sri Hermuningsih & Dewi Kusuma Wardani 267
CROSS CULTURAL AND SITUATION ANALYSIS IN THE
CARRIBEANāS RESORT IN BRITISH VIRGIN ISLAND
Muhammad Idrus Taba & Julius Jillbert 279
KAJIAN KAPABILITAS INOVASI UKM BATIK DI KABUPATEN
BANTUL DALAM RANGKA PENCIPTAAN KEUNGGULAN BERSAING
YANG BERKELANJUTAN
Aris Kusumo Diantoro & Titik Kusmantini 292
xiii
EVALUASI KEPUTUSAN INVENTORY MANAGEMENT DAN
INVENTORY BALANCING PADA SAYUR SEGAR DI BEBERAPA
SUPPLIER DI YOGYAKARTA
Dinovita Ayu Kusuma Putri, Adi Djoko Guritno & Endy Suwondo 310
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN
PRODUKSI DAN BAGIAN PEMASARAN DIVISI NATURAL BAGS
LUNAR CIPTA KREASI (Sleman - Yogyakarta)
Annisa Ramadhani, Suharno & Novita Erma Kristanti 328
PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR DALAM KINERJA
SUPPLY CHAIN PADA PRODUK SAYURAN SEGAR BERDASARKAN
ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN SUPPLY CHAIN
OPERTAIONS REFERENCE (SCOR)
Rika Fuji, Adi Djoko Guritno & Endy Suwondo 346
ANALISIS POTENSI DAYA SAING PARIWISATA DI JATIM
Yessi Artanti & Dewie Triwijayanti 362
xi
A grammar of Papuan Malay
This book presents an in-depth linguistic description of Papuan Malay, a non-standard variety of Malay. The language is spoken in coastal West Papua which covers the western part of the island of New Guinea. The study is based on sixteen hours of recordings of spontaneous narratives and conversations between Papuan Malay speakers, recorded in the Sarmi area on the northeast coast of West Papua. Papuan Malay is the language of wider communication and the first or second language for an ever-increasing number of people of the area. While Papuan Malay is not officially recognized and therefore not used in formal government or educational settings or for religious preaching, it is used in all other domains, including unofficial use in formal settings, and, to some extent, in the public media. After a general introduction to the language, its setting, and history, this grammar discusses the following topics, building up from smaller grammatical constituents to larger ones: phonology, word formation, noun and prepositional phrases, verbal and nonverbal clauses, non-declarative clauses, and conjunctions and constituent combining. Of special interest to linguists, typologists, and Malay specialists are the following in-depth analyses and descriptions: affixation and its productivity across domains of language choice, reduplication and its gesamtbedeutung, personal pronouns and their adnominal uses, demonstratives and locatives and their extended uses, and adnominal possessive relations and their non- canonical uses. This study provides a starting point for Papuan Malay language development efforts and a point of comparison for further studies on other Malay varieties
- ā¦