40 research outputs found
Um Modelo para obtenção de previsibilidade temporal em aplicaçÔes java para TV digital
Dissertação (mestrado) - Universidade Federal de Santa Catarina, Centro TecnolĂłgico. Programa de PĂłs-Graduação em Engenharia de Automação e SistemasCom o crescimento da TV Digital Interativa (TVDI) um novo modelo de aplicaçÔes torna-se imprescindĂvel no cenĂĄrio TV Digital, isto implica na necessidade de ter-se mecanismos que propiciem a execução de forma determinĂstica ou, ao menos, satisfatĂłria das aplicaçÔes para TV Digital. Este trabalho propĂ”e a criação de um modelo para execução de aplicaçÔes para TV Digital baseadas na linguagem Java que implementam especificação Globally Executable MHP (GEM). Para isso, Ă© proposta uma integração entre a extensĂŁo da linguagem Java para Real Time, a Real Time Specification for Java (RTSJ), com o modelo de Java TV, possibilitando a definição de um novo modelo capaz de proporcionar melhor gerenciamento de recursos ligados Ă s aplicaçÔes. Esse modelo permite que as aplicaçÔes para TV Digital possam expressar suas restriçÔes temporais soft, tornando possĂvel a criação de mecanismos para tratamento e controle de sobrecargasWith the increase of the Interactive Digital TV (IDTV), a new model of applications becomes essential in the Digital TV scenario. This implies the need of having mechanism that provides the execution in a deterministic way or, at least, satisfactory of the Digital TV applications. This work proposes the creation of a model for execution of Digital TV applications based on Java language, implementing specification Globally Executable MHP (GEM). For that, it is proposed an integration between the Java language extension for Real Time, the Real Time Specification for Java (RTSJ) and the Java TV model, allowing the definition of a model capable of providing better management to the applications resources. This model allows digital TV application to express their soft timing constraints, making possible the creation of mechanism for the overload control and treatmen
Cooperating broadcast and cellular conditional access system for digital television
This thesis was submitted for the degree of Doctor of Philosophy and awarded by Brunel University.The lack of interoperability between PayâTV service providers and a horizontally integrated business transaction model have compromised the competition in the PayâTV market. In addition, the lack of interactivity with customers has resulted in high churn rate and improper security measures have contributed into considerable business loss. These issues are the main cause of high operational costs and subscription fees in the PayâTV systems.
This paper presents a novel endâtoâend system architecture for PayâTV systems cooperating mobile and broadcasting technologies. It provides a costâeffective, scalable, dynamic and secure access control mechanism supporting converged services and new business opportunities in PayâTV systems. It enhances interactivity, security and potentially reduces customer attrition and operational cost. In this platform, service providers can effectively interact with their customers, personalise their services and adopt appropriate security measures. It breaks up the rigid relationship between a viewer and setâtop box as imposed by traditional conditional access systems, thus, a viewer can fully enjoy his entitlements via an arbitrary setâtop box.
Having thoroughly considered stateâofâtheâart technologies currently being used across the world, the thesis highlights novel use cases and presents the full design and implementation aspects of the system. The design section is enriched by providing possible security structures supported thereby. A business collaboration structure is proposed, followed by a reference model for implementing the system. Finally, the security architectures are analysed to propose the best architecture on the basis of security, complexity and setâtop box production cost criteria
SISTEM TV DIGITAL DAN PROSPEKNYA DI INDONESIA
Media penyiaran TV merupakan sarana penyampaian informasi
yang efisien dan banyak digunakan di Indonesia maupun negara
lainnya di dunia. Pada saat ini jumlah penyelenggara siaran TV nasional di Indonesia ada 11 stasiun yang terdiri dari 1 lembaga penyiaran TV publik yaitu TVRI dan 10 lembaga penyiaran TV swasta yaitu ANTV (Anteve) ,Global TV (TVG), Indosiar, Lativi, Metro TV, RCTI, SCTV, TPI, Trans TV dan TV7. Disamping penyelenggara siaran TV nasional di Indonesia juga terdapat kurang lebih 70 an lebih penyelenggara siaran TV lokal atau daerah.
Dengan komposisi lembaga penyiaran TV seperti yang dijelaskan diatas, diperkirakan di Indonesia mempunyai jumlah pemirsa TV sebesar 40 juta orang, hal tersebut merupakan pangsa pasar yang cukup besar dan menarik bagi para operator TV untuk melakukan peningkatan investasi di dunia penyiaran TV. Para operator dalam
melakukan peningkatan investasi di bidang penyiaran TV tentunya
perlu untuk mengetahui parameter-parameter yang strategis
misalnya pada pemilihan teknologi penyiaran TV agar investasi
yang dilakukan bisa meningkatkan nilai tambah bagi pemirsa
maupun operator itu sendiri.
Perkembangan teknologi penyiaran TV terrestial (dari darat ke darat) baik yang digunakan untuk permirsa diam (fixed) dan pemirsa bergerak (mobile) mengalami perkembangan yang cukup
pesat seiring dengan berkembangnya teknologi digital. Saat ini berbagai negara telah memutuskan untuk migrasi dari teknologi
penyiaran TV analog ke teknologi penyiaran TV digital. Mengapa
hal tersebut dilakukan, dikarenakan penyiaran TV terrestial dengan
menggunakan teknologi digital mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan dengan penyiaran TV dengan teknologi analog. Saat ini, terdapat beberapa standard teknologi penyiaran TV digital yang
telah digunakan antara lain Digital Video Broadcasting Terrestial
(DVB-T) dari Eropa, Integrated Service Digital Broadcasting
Terrestial (ISDB-T) dari Jepang, Advanced Television Systems
Committee (ATSC) dari Amerika Serikat, Terrestrial-Digital
Multimedia Broadcasting (T-DMB) dari Korea Selatan, Digital
Multimedia Broadcasting Terrestrial (DMB-T) dari China. Meskipun
pemerintah Indonesia telah menentukan akan menggunakan
teknologi penyiaran TV Digital DVB-T, maka dengan mengetahui
perbandingan masing-masing keunggulan teknologinya dan
pengalaman masing-masing negara dalam
mengimplementasikannya, akan banyak membantu dalam
membuat perencanaan yang lebih matang dan menyeluruh untuk
implementasi penyiaran TV digital di Indonesia. Hal itu akan
mendatangkan nilai tambah yang sangat bermanfaat bagi operator,
konsumen dan regulator.
Munculnya paradigma konvergensi dengan meleburnya teknologi
telekomunikasi dan teknologi informasi mengakibatkan penyiaran
suara dan gambar bergerak dapat dinikmati oleh pemirsa dengan
berbagai perangkat dari yang berukuran kecil sampai yang
berukuran besar, demikian juga dari perangkat yang diam sampai
yang bergerak. Hal tersebut mengakibatkan model bisnis
penyiaran TV akan mengalami perubahan juga, mulai dari
infrastruktur jaringan, konten penyiaran, perangkat penyiaran,
serta regulasipun juga harus disesuaikan baik untuk pengaturan
frekuensi dan operasionalnya serta standardisasi perangkat. Agar
tidak menimbulkan berbagai permasalahan pada saat melakukan
implementasi penyiaran TV digital, diperlukan pengetahuan yang
memadai untuk menyusun langkah-langkah yang cukup strategi
yang bertujuan untuk mendorong kemajuan industri lokal di
Indonesia.
Untuk uraian tentang tiga hal diatas seperti apa saja parameter
strategis dalam peningkatan investasi dalam penyiaran TV,
bagaimana perencanaan yang komprehensif untuk sistem dan
teknologi penyiaran TV digital dan bagaimana cara penyusunan
langkah strategis pada saat dilakukan migrasi ke penyiaran TV digital. Kesemuanya tersebut telah dijelaskan dalam buku ini secara rapi dan teratur, oleh karena itu dengan membaca buku
ini, para pembaca akan mendapatkan berbagai informasi yang
menyeluruh tentang penyiaran TV digital terrestial.
Maka agar memudahkan pembaca dalam melakukan ekplorasi,
buku ini diorganisasikan sebagai berikut : BAB I berisi tentang uraian tentang sejarah penyiaran TV di dunia dan di Indonesia, serta keunggulan teknologi penyiaran TV digital, hal ini dimaksudkan agar para pembaca buku ini dapat memperoleh
gambaran singkat tentang karakteristik penyiaran TV analog dan penyiaran TV digital di Indonesia. Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang beberapa teori teknologi digital pada penyiaran TV maka BAB II dalam buku ini telah memberikan penjelasan yang cukup detil, hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan pembekalan pada pembaca agar dapat dengan mudah mengerti penjelasan tentang teknologi penyiaran TV digital beserta perbandingannya. Penjelasan tentang karakteristik teknologi penyiaran TV digital terrestial yang saat ini sedang berkembang telah diuraikan pada BAB III dan BAB IV BAB V akan berisi penjelasan tentang teknik pengukuran dan parameter pengukuran serta perangkat pengukuran yang dibutuhkan saat implementasi penyiaran TV digital, selain itu ditunjukan juga beberapa hasil pengukuran di Amerika, dan Brasil, serta hasil pengukuran di Indonesia saat ujicoba penyiaran TV digital di Jakarta. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengetahui konsep perencanaan jaringan penyiaran TV digital.
BAB VI, BAB VII dan BAB VIII akan menitik beratkan tentang
perubahan model bisnis yang terjadi saat migrasi ke penyiaran TV digital yang dimulai dengan penjelasan tentang konvergensi, dilanjutkan dengan informasi migrasi penyiaran TV digital pada berbagai negara dan ditutup dengan uraian peluang dan tantangannya di Indonesia. Sebagai penutup editorial ini, saat ini banyak keinginan dan harapan dari berbagai komponen masyarakat seperti operator TV, regulator dan konsumer untuk migrasi ke penyiaran TV digital, adanya buku ini diharapkan tiga komponen tersebut mempunyai persepsi yang sama dan pengetahuan yang seimbang tentang teknologi penyiaran TV digital beserta prospek dan peluangnya, sehingga migrasi ke penyiaran TV digital di Indonesia menjadi mulus dengan kendala seminimal mungkin sesuai dengan harapan yang diinginkan