9,940 research outputs found
Tranformasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Optimalisasi Teknologi Informasi Terintegrasi
Perkembangan e-Government Indonesia saat ini masih tertinggal dibanding negara?negara anggota PBB lainnya, baik pada tingkat dunia maupun tingkat ASEAN. Namun Pemerintah terus berupaya dalam meningkatkan e-Government atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) nasional, meskipun masih belum sesuai yang diharapkan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan upaya tranformasi SPBE melalui optimalisasi teknologi informasi terintegrasi dan perlu upaya akselerasi dalam penerapan SPBE yang masih belum terintegrasi secara keseluruhan sektor ESDM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tranformasi dan apa upaya akselerasi perbaikan SPBE Kementerian ESDM ke depan agar dapat terintegrasi secara bertahap. Metode yang digunakan yaitu tingkat kematangan dalam mengukur derajat pengembangan SPBE. Pengumpulan data menggunakan data primer dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM Kementerian ESDM dan menggunakan data sekunder dari penelaahan literatur. Teknik analisis data menggunakan SWOT. Selanjutnya hasil SWOT digunakan untuk menyusun strategi akselerasi tranformasi SPBE Kementerian ESDM ke depan. Tranformasi indeks SPBE Kementerian ESDM mengalami peningkatan sesuai target yang diharapkan dengan predikat “sangat baik”. Melalui optimalisasi teknologi informasi terintegrasi dan inisiatif strategi, harapan ke depan indeks SPBE Kementerian ESDM semakin meningkat mencapai predikat “sangat memuaskan” yang berkelanjutan yang berdampak pada peningkatan SPBE nasional dan e-Government internasiona
TARI SUNYA : TRANSFORMASI KONSEP DAN FILOSOFI DARI TARI TOPENG SIDAKARYA
The presence of Sunya dance is beggins from watching the Sidakarya Mask Dance in Balinese Hindu’s religion ceremony. Behind the mask there is many value taken such as: beauty, ritual, and spiritual with philosophy meanings for religious people to do pray for the Gods in Hindu’s philosophy concept, it’s basic to learn about Dharma and to understanding Sunya, that is the last and the highest. To be in Sunya level is the last step in religious way, which is to release all the desire in life. This relation is an inspiration to reach the last destination into the higest one in a concept which could be understand and expressed in Sunya Dance creation. The creation used mulat sarira themes (it’s way to really understand ourselves) and rid away Sadripu (the six enemys) which is always flane up in human’s live. Sunya Creation dance come through a long way creation creation process starts from the adaption of Sidakarya Mask Dance, getting all the data about Sidakarya Mask, and all the about Sunya (Surya). Followed with improvisation, and find all the monements in an eksperiment into the concept
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Bank Jawa Tengah Semarang)
This study aimed to examine the effect of transformational leadership style and psychological empowerment on organizational commitment in improving the performance of employees at PT. Banks in Semarang, Central Java. The samples in this study were employees who worked at PT. Bank of Central Java Semarang 150 respondents. In the present study used the method of Structural Equation Modeling (SEM) through AMOS software to analyze the data. The analysis showed that the effect of organizational commitment on employee performance.
The empirical findings indicate that the transformational leadership style significantly influence the organizational commitment correlation value of 0.515; psychological empowerment significantly influence the organizational commitment correlation value of 0.208; transformational leadership styles have a significant effect on the performance of employees with a correlation value of 0.258; affect psychological empowerment significant impact on the performance of employees with a correlation value of 0.248; organizational commitment have a significant effect on the performance of employees with a correlation value of 0.287
DIVERGENSI TRANSFORMASI DIGITAL PENGELOLAAN BANK SOAL MENGHADAPI ERA MASYARAKAT 5.0
Artikel ini bertujuan menganalisis divergensi aktor-individual dalam pengelolaan bank soal digital menghadapi kebutuhan pemanfaatan big data pada masyarakat era 5.0. Kompleksitas divergensi tata kelola organisasi dilihat dari pendekatan berpikir sistem dimulai dari identifikasi permasalahan, pembuatan model konseptual, serta usulan yang berbasis tindakan secara menyeluruh dari setiap pemangku kepentingan. Ragam metode berpikir sistem yang digunakan berupa Soft Systems Methodology untuk menjawab pertanyaan penelitian yang menganalisis secara keseluruhan pemikiran, perkataan, dan tindakan pemilikmasalah. Hasil dari pendekatan sistem menunjukkan, transformasi digital di dalam pengelolaan bank soal mengalami hambatan ketercapaian pemanfaatan big data karena adanya divergensi institusional berupa hibridasi tata kelola administrasi publik yang disebabkan oleh mekanisme power, attraction, dan mimesis. Solusi yang dapat dilakukan dalam mendorong percepatan transformasi digital pertama terletak pada aspek power di level makro perlu adanya tata ulang aturan kelembagaan tranformasi digital yang terarahdan spesifik. Kedua pada aspek attraction perlu adanya penguasaan kompetensi bahasa pemrograman, data base enginering, dan data mining di setiap pegawai yang terlibat. Ketiga, pada aspek mimesis, organisasi dapat merujuk pada praktik terbaik keberhasilan organisasi lain. Kesimpulan penelitian menunjukkan terdapat dua belas aktivitas divergensi aktorindividual yang menyebabkan hibridasi administrasi publik dan empat di antaranya mendukung perwujudan tranformasi digital.
This article aims to analyze the divergence of individual actors in managing digital item banks in facing the needs of using big data in the 5.0 eras. The complexity of divergence in organizational governance captured from the systems thinking approach starting from the problems of making, conceptual models, and based on the overall actions of each stakeholder. Various systems thinking methods are used in the form of Soft Systems Methodology to answer research questions that analyse the overall thoughts, words, andactions of the problem owner. The results of the systems approach show that digital transformation in bank management is experiencing obstacles to achieving the use of big data due to institutional divergences in the form of hybridization in public administration governance caused by power, attractiveness and mimesis. The solution that can be done in encouraging the acceleration of the first digital transformation lies in the aspect of power at the macro level, there is a need for a directed and specific restructuring of the digitaltransformation institutional rules. Second, in the aspect of attraction, it is necessary to master the competence of programming languages, database techniques, and data mining for every employee involved. Third, in the mimetic aspect, organizations can refer to the best practices of other organizations’ success. The conclusion of the study shows that there are twelve individual actor-divergent activities that cause hybridization of public administration and four support the realization of the digital transformation.Artikel ini bertujuan menganalisis divergensi aktor-individual dalam pengelolaan bank soal digital menghadapi kebutuhan pemanfaatan big data pada masyarakat era 5.0. Kompleksitas divergensi tata kelola organisasi dilihat dari pendekatan berpikir sistem dimulai dari identifikasi permasalahan, pembuatan model konseptual, serta usulan yang berbasis tindakan secara menyeluruh dari setiap pemangku kepentingan. Ragam metode berpikir sistem yang digunakan berupa Soft Systems Methodology untuk menjawab pertanyaan penelitian yang menganalisis secara keseluruhan pemikiran, perkataan, dan tindakan pemilikmasalah. Hasil dari pendekatan sistem menunjukkan, transformasi digital di dalam pengelolaan bank soal mengalami hambatan ketercapaian pemanfaatan big data karena adanya divergensi institusional berupa hibridasi tata kelola administrasi publik yang disebabkan oleh mekanisme power, attraction, dan mimesis. Solusi yang dapat dilakukan dalam mendorong percepatan transformasi digital pertama terletak pada aspek power di level makro perlu adanya tata ulang aturan kelembagaan tranformasi digital yang terarahdan spesifik. Kedua pada aspek attraction perlu adanya penguasaan kompetensi bahasa pemrograman, data base enginering, dan data mining di setiap pegawai yang terlibat. Ketiga, pada aspek mimesis, organisasi dapat merujuk pada praktik terbaik keberhasilan organisasi lain. Kesimpulan penelitian menunjukkan terdapat dua belas aktivitas divergensi aktorindividual yang menyebabkan hibridasi administrasi publik dan empat di antaranya mendukung perwujudan tranformasi digital.
This article aims to analyze the divergence of individual actors in managing digital item banks in facing the needs of using big data in the 5.0 eras. The complexity of divergence in organizational governance captured from the systems thinking approach starting from the problems of making, conceptual models, and based on the overall actions of each stakeholder. Various systems thinking methods are used in the form of Soft Systems Methodology to answer research questions that analyse the overall thoughts, words, andactions of the problem owner. The results of the systems approach show that digital transformation in bank management is experiencing obstacles to achieving the use of big data due to institutional divergences in the form of hybridization in public administration governance caused by power, attractiveness and mimesis. The solution that can be done in encouraging the acceleration of the first digital transformation lies in the aspect of power at the macro level, there is a need for a directed and specific restructuring of the digitaltransformation institutional rules. Second, in the aspect of attraction, it is necessary to master the competence of programming languages, database techniques, and data mining for every employee involved. Third, in the mimetic aspect, organizations can refer to the best practices of other organizations’ success. The conclusion of the study shows that there are twelve individual actor-divergent activities that cause hybridization of public administration and four support the realization of the digital transformation
Pendekatan Client Centered Teraphy
All the problems of human life, whether phsycal, psychological,, family, social, or religious, demand a solutation. An education counselor is one of the determinants of education direction and aids students problem solving. The success of a learning can not be separated from the role of a counselor, for that reason, so that learning goals in schools in particuler and educational goals in general can be achieved it depends on the quality of the human resource of a counselor. Then in this discussion, counseling is intended as a special service in a direct face-to-face relationship between counselor and client. In this connection the client’s problem is examined and strived for alleviation, as far as possible with the strength of thr fabric itself. In that regard, counseling is consideres as the most important service effort in the implementation of the client problem alleviation function. It is even said that counseling is the “ heart of his heart” a comprehensive guidance service. To be able to master the “heart of heart” guidance, a counselor need to learn, apply, and have extensive experience in counseling service with all the ins and outs ( Prayetno,Erman,2013:289).
Counseling services are organized officially
Problem boundaries throught counseling
Stages of the effectiveness of alleviating problems throught counseling
Counseling approcaches and theories
Counseling in a different work environment
Fisheries Research Center Di Gresik
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km yang menjadikan negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Negara Indonesia menyimpan kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, baik sumberdaya alam darat yang meliputi pertanian dan perkebunan dan sumberdaya alam laut yang meliputi perikanan, rumput laut, terumbu karang dan lain-lain. Sesuai dengan visi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu “Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015“. Indonesia sangat potensial mengembangkan sektor tersebut dengan melihat jumlah pulau dan panjang garis pantai yang dimiliki oleh Indonesia. Terdapat 4 komoditas produk kelautan dan perikanan yang ditetapkan sebagai komoditas industrialisasi budidaya tahun 2012 yaitu udang, bandeng, patin dan rumput laut.
Kabupaten Gresik merupakan salah satu penghasil kelautan dan perikanan yang cukup menyumbang besar akan produksi kelautan dan perikanan di Indonesia. Gresik dikenal penyuplai ikan terbesar di Jawa Timur. Luas lahan tambak di kabupaten ini mencapai 28 ribu hektare, atau sekitar 46 persen dari total luas area tambak di Jawa timur. Produksi budi daya ikan bandeng di Gresik sendiri mencapai 382.877 ton per tahun.1. Dalam workshop Jaringan dan Produksi Induk Unggul dengan tema “Melalui Gerakan Penggunaan Induk Unggul Nasional (GAUL) Kita Dukung Program Percepatan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya dalam Rangka Industrialisasi Perikanan Budidaya” dilaksanakan pada tanggal 27 - 29 Nopember 2011 di Hotel Cendana Surabaya, Gresik menjadi daerah percontohan industrialisasi perikanan budidaya ikan bandeng, oleh karena itu Gresik sebagai sentral pengembangan komoditas ikan bandeng yang dapat menyediakan benih unggul dan calon indukan unggul bagi petambak atau petani bandeng yang membutuhkan untuk pengembangan produksi yang lebih baik dan berkualitas. Selain produksi budidaya ikan bandeng, di Kabupaten Gresik terdapat banyak terdapat pembudidayaan perikanan seperti budidaya udang vaname, udang windu, kepiting dan perikanan tangkap ikan laut.
Proses pembudidayaan tidak terpusat pada suatu tempat atau dipusatkan pada suatu lembaga melainkan dikoordinasi oleh para petani tambak yang berinisiatif untuk mengembangkan sendiri proses pembudidayaan perikanan mereka. Oleh karena itu, Perencanaan yang tercamtum pada judul di atas ditujukan untuk memusatkan kegiatan-kegiatan pengembangan perikanan di Kabupaten Gresik, sehingga akan lebih mudah bagi petani tambak dari seluruh Gresik ataupun petani tambak dari Jawa Timur maupun kalangan umum yang ingin mempelajari dan memahami proses pengembangan perikanan untuk pengembangan tambak mereka sendiri ataupun menambah ilmu tentang perikanan untuk kalangan umum.
Global warming atau pemanasan global menjadi isu hangat dalam perbincangan permasalahan lingkungan di dunia. The US Snow and Ice Data Centre di Colorado mencatat pencarian es telah mencapai 4.28 juta km2. Akibat pemanasan global ini, perubahan cuaca ekstrem akan sering terjadi. Para ilmuwan berpendapat, peningkatan CO2 dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca (greenhouse gases) ke atmosfer merupakan penyebab pemanasan global. Krisis energi ini ternyata memacu perkembangan arsitektur baru dengan desain sadar energi (energy conscious design). Hal ini juga diikuti dengan perubahan langgam arsitektur yang merupakan wujud kebosanan terhadap kekakuan arsitektur modern sejak abad 20. Berawal dari rekonseptualisasi tentang arti arsitektur di tengah lingkungan global alami, kontemporer, inovasi desain berorientasi pada energi, desain sadar energi (energy conscious design) mulai mendapat tempat dan parameter hemat energi mulai menjadi salah satu kriteria dalam perancangan arsitektur
Analisis Peran Kepala Madrasah Sebagai Supervisor Dan Penilaian Prestasi Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan
This paper is the result of a field study conducted by the MPI Study Program Research Team on the role of the Madrasah Head as Supervisor and Teacher Job Assessment at Madrasah Aliyah 1 Martapura, Banjar Regency, South Kalimantan. The focuses studied include; The role of the Head of Madrasah as a supervisor, the role of the Head of Madrasah in assessing teacher performance and Factors influencing the Head of Madrasah in the Assessment of Teacher Work Performance. The subject of the study was the head of the madrasa as the Top Leader at MAN 1 Martapura. The analysis process is carried out by examining all data generated from interviews, observations and documentation results related to the role of the head of MAN Martapura 1 as Supervisor and assessment of teacher work performance, as well as the factors that influence it. 1 Martapura is quite well implemented with the role of the madrasa head as coordinator, consultant, group leader and evaluator also influenced by several factors, namely educational background, teaching experience, funds and infrastructure. Another finding from the results of this study shows that the success of a madrasa is actually the result of cooperation and shared responsibility of all components in the school, so it is necessary to build synergy in the management of a madrasa. Teacher achievement assessment is very important as a benchmark for teacher achievement
PENDIDIKAN ISLAM DI ACEH (1966-1998) DENGAN MENGANALISIS ASPEK PERUBAHAN (TRANSFORMASI)
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara komprehensif, sistematis,dan integrated tentang transformasi pendidikan Islam di Aceh (1966-1998). Pemilihan waktupenelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa dalam kenyataannya, pendidikan Islam di Acehtidak bisa dipisahkan dengan kepentingan politik pemerintah dan pengaruh ideologi dalam memposisikanpendidikan Islam. Objek kajian penelitian ini adalah pendidikan Islam di Aceh (1966-1998). Pendekatanyang digunakan dalam penelitian ini adalahhistorical approach dengan pengimplementasian metodesinkronis dan diakronis. Dari kajian yang dilakukan ditemukan bahwa transformasi pendidikanIslam di Aceh mencakup pada dua aspek utama, yaitu kelembagaan dan sistem. Kelembagaanmencakup penginternalisasian sistem tradisional dan modern, sedangkan sistem mencakup tujuan,pendidik, peserta didik, metode dan sarana-prasarana.Kata Kunci: Pendidikan Islam, Transformasi, Orde Bar
Peran Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan SDM Lembaga Pendidikan Islam
The principal has a very important role to improve the quality of the institution he leads. The principal is the person who leads an organization or institution for teaching and learning and a place to receive and give lessons that are responsible to all people they lead. The principal is also very decisive in improving the quality of human resources (HR). Moreover, in Islamic education institution, one of the factors to consider is human resources, namely people or individuals who provide energy, talent, and creativity as well as efforts for the progress of the organization concerned. Therefore, every school is required to always pay attention to these aspects and not just technological and economic aspects in every business
Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Peningkatan Mutu
Leadership is one of the factors that determine the vision, mission and goals of an institution or organization. In the context of Islamic educational institutions, the components that become the driving force of this leadership are the principal, teachers, staff and all elements of education. In this paper, the authors explain what is the leadership and task of leaders in improving the quality of education, policies about leaders who use several factors such as knowledge, knowledge, challenges and interests. Therefore, it becomes interesting if this leadership is needed to make the basic values of knowledge to increase deeper about leadership in improving quality in Islamic educational institutions
- …