96 research outputs found

    Machine Translation Shifts on The Meaning Equivalence of Culture Sentence and Illocutionary Speech Acts: Back-Translation

    Get PDF
    ABSTRACT Machine translation, as an important tool in the field of artificial intelligence, has made significant progress in recent years. One of the most difficult aspects of machine translation is capturing the cultural nuances and meanings in illocutionary speech acts. Indonesian short story anthologies are an interesting example in this regard, as they contain distinctive and meaning-rich cultural terms. This study aims to explore the dynamic equivalence in machine translation shifts of sentences containing cultural terms and speech acts in Indonesian short story anthologies, as well as to evaluate the translation equivalence and success in transferring the cultural meaning. This study uses a descriptive qualitative research design with a content analysis approach. The analysis shows that the sentences in the short story anthology containing cultural terms and illocutionary speech acts experience translation shifts up to 83 data in the form of level and category shifts, which have an impact on the dynamic equivalence of translation. Google Translate can capture most of the cultural meanings, but there are still translation inequalities. Although machine translation technology such as Google Translate continues to evolve, further efforts are needed to capture cultural nuances and the ability to distinguish Arabic words without harakat (diacritical marks). Human involvement is still needed to ensure the accuracy of the translation results, especially in the cultural context and meaning of illocutionary speech acts. Keywords: Machine Translation, Cultural Terms, Short Story Anthology, Translation Shift, Dynamic Equivalence

    PENGEMBANGAN E-MODUL BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB DI SMK NEGERI 2 WAJO

    Get PDF
    ABSTRAK ARNI SUSANTI OKTAVIA, 2020. “Pengembangan e-Modul Bahasa Indonesia Berbasis Web di SMK Negeri 2 Wajo”. Tesis. Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana. Universitas Negeri Makassar (Dibimbing oleh Sulastriningsih Dj. dan Munirah). Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan prosedur pengembangan e-Modul bahasa Indonesia berbasis web di SMK Negeri 2 Wajo; 2) mendeskripsikan respon pengguna e-Modul bahasa Indonesia berbasis web di SMK Negeri 2 Wajo. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE, yaitu analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Subjek penelitian ini, yaitu dua orang guru bahasa Indonesia dan 40 peserta didik Kelas XI SMK Negeri 2 Wajo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) e-Modul berhasil dikembangkan melalui tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi; 2) hasil persentase rata-rata total respons guru sebesar 92,30%, hasil persentase rata-rata total respons peserta didik sebesar 94,46% dengan kriteria “Sangat Praktis” dan dapat disimpulkan bahwa e-Modul bahasa Indonesia berbasis web layak digunakan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di kelas XI SMK. Kata kunci: Bahan ajar, e-Modul, Berbasis We

    AKTIVITAS KOMUNIKASI PROMOSI MAKE UP ARTIST METI ROSARI DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

    Get PDF
    ABSTRAK Nama : Masna Rianti Jurusan : Ilmu Komunikasi Judul : Aktivitas Komunikasi Promosi Jasa Make Up Meti Rosari Di Media Sosial Instagram Pertumbuhan pengguna internet yang tinggi menimbulkan berbagai macam bentuk bisnis baru yang berbasis internet. Kini para make up asrtist (MUA) dapat memasarkan jasanya secara online mealui media social salah satunya adalah instagram. konsumendapat melihat melalui media social tanpa harus melihatnya secara langsung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas komunikasi promosi make up artist Meti Rosari di media sosial Instagram dengan menggunakan teori promotion mix dari Kotler & Keller yaitu Advertising, Sales Promotion, Personal Selling, Publicity, Direct Marketing.Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Data-data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumentasi pribadi dan dokumen lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa dalam lima indikator komunikasi promosi yang diaplikasikan oleh make up artist Meti Rosari di media social instagram pada teori promotion mix adalah periklanan (advertising), hubungan masyarakat (public relation), pemasaran langsung (direct marketing). Sementara promosi penjualan (sales promotion), dan penjualan personal (personal selling) tidak di aplikasikan karena merupakan komunikasi langsung.Dari ketiga indikator yang paling dominan dilakukan oleh Meti Rosari adalah periklanan (advertising). Meti Rosari melakukan kegiatan promosi periklanan (advertising) dengan menggunakan media social Instagram dengan memanfaatkan fitur yang ada seperti instastory, reels, dan feed Instagram untuk menjangkau dan menarik konsumen. Kata Kunci : Instagram, Make Up Artist, Sosial Media, Promosi, Meti Rosar

    Gagasan Mengembalikan Eksistensi Majalah: Majalah Digital dan Majalah untuk Daerah Blankspot

    Get PDF
    Mengenang pertama kali menyukai majalah-majalah, saat masa kanak-kanak pada tahun 1980-an hingga tahun 2000-an. Saat itu orang tua saya berlangganan beberapa majalah, antara lain Intisari (yang kemudian kami, anak-anak, teruskan), Panji Masyarakat era Rusdi Hamka, The Windows, Panjebar Semangat (yang kemudian pindah langganan), Majalah Jayabaya, Kuncup, dan Kuncung. Dua majalah terakhir dilanggankan karena tidak lepas dari profesi orang tua saya sebagai guru, sementara orang tua juga membolehkan kami anak-anak memilih majalah sendiri. Pilihan jatuh pada Bobo (tapi tidak berlangsung lama), dan majalah remaja Hai (sejak era Arswendo hingga menjadi majalah pria)

    KOMUNIKASI PEMASARAN HALLORIAU.COM DALAM MENJARING PEMASANGAN IKLAN KOMERSIL

    Get PDF
    Setiap hari manusia dihadapkan pada berbagai macam informasi. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi membuat media konvensional berubah menjadi media digital yang secara instan menyajikan dan menyebarkan informasi. Hal inilah yang di lirik perusahaan untuk memperkenalkan atau memasarkan produk mereka kepada konsumen atau masyarakat luas. Dalam era digital saat ini, platform daring seperti Halloriau.com memainkan peran penting dalam menyediakan ruang iklan untuk bisnis dan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Halloriau.com menggunakan komunikasi pemasaran dalam menarik pemasangan iklan komersil. Dengan menggunakan konsep komunikasi pemasaran Integrated Marketing Communication Menurut Terence A. Shimp (2003). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dengan pemegang kepentingan. Hasilnya menunjukkan bahwa Halloriau.com menggunakan berbagai strategi, termasuk advertising untuk menunjukkan keunggulan platform mereka, personal selling dengan pendekatan emosional dan personal kepada calon pengiklan, public relations untuk membangun citra perusahaan dan hubungan jangka panjang, sales promotions untuk menarik pengiklan dengan penawaran khusus, dan direct marketing dengan turun langsung ke lapangan

    Implementasi Kontekstualisasi Seni Di Tengah Masyarakat Era 5.0

    Get PDF
    Salah satu poin kinerja civitas academica dalam hal pengembangan materi ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari aktivitas ilmiah berupa penulisan karya ilmiah. Selain sebagai bagian dari tugas pokok tenaga pendidik profesional, kegiatan penelitian juga dapat memengaruhi keaktualan informasi terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan berdasarkan data di lapangan terkini. Di tengah masyarakat era 5.0, seni turut memegang peran dalam perkembangan budaya di tengah masyarakat. Namun, masih banyak temuan data di lapangan yang belum terbidik oleh tenaga pendidik profesional dan belum tertuang dalam tulisan ilmiah sebagai temuan pemikiran atau solusi bagi permasalahan-permasalahan di tengah masyarakat. Hal ini dapat dilihat sebagai celah dan peluang untuk menyampaikan gagasan yang bernilai tepat guna bagi perkembangan budaya masyarakat. Mengacu pada pemikiran tersebut, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik profesional menjadi hal yang mutlak diperlukan sehingga setiap tenaga pendidik profesional tersebut dapat mengembangkan kemampuan dan kualitas akademisnya melalui produksi karya ilmiah. Untuk itu, Unit Pelaksana Teknis Matakuliah Pengembangan Kepribadian (UPT MPK) menerbitkan bunga rampai bertema “Implementasi Kontekstualisasi Seni di Tengah Masyarakat Era 5.0”. Hal ini juga penting kiranya untuk mendukung pengembangan proses pembelajaran pada mata kuliah umum yang mengarah pada Project Based Learning (PBL) sesuai kurikulum MBKM (Kampus Merdeka). Perubahan kurikulum tersebut menuntut SDM UPT MPK untuk lebih peduli dengan perkembangan situasi sosio-kultural masyarakatnya. Tulisan-tulisan dalam bunga rampai ini berasal dari dosen-dosen pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) ISI Yogyakarta. Dari delapan tulisan yang terkumpul, dapat dikategorikan ke dalam dua bagian: (1) Implementasi Teknologi di Ranah Seni Menuju Era 5.0 dan (2) Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi Kategori Implementasi Teknologi di Ranah Seni Menuju Era 5.0 berisi tulisan Umilia Rokhani, Kardi Laksono, Retno Purwandari, dan Adya Arsita. Sementara itu, tulisan Fortunata Tyasrinestu, Prima Dona Hapsari & Bambang Pramono, Estri Oktarena Ikrarini, dan Megawati Atiyatunnajah mengisi kategori Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi. Fenomena terkait eksistensi teknologi di tengah kehidupan masyarakat yang identik disebut masyarakat modern kemudian menjadi pedang bermata dua. Tulisan Umilia Rokhani berisi kajian modernitas dan konsekuensi penggunaan teknologi pada era modern ini, terutama terkait dengan bidang seni. Dengan paparan ini, diharapkan masyarakat pembaca dapat memahami manfaat dan konsekuensi yang harus dihadapi atas nilai keberadaan teknologi tersebut sehingga dapat dengan bijak dalam mempergunakannya. Kardi Laksono menggunakan pendekatan fenomenologis untuk melihat berbagai macam permasalahan yang muncul akibat disrupsi yang merupakan efek kemajuan teknologi di bidang seni. Di samping itu, pendekatan hermeneutik dilakukan untuk memberikan interpretasi atas permasalahan yang muncul akibat terjadinya disrupsi di bidang seni. Banalitas seni yang dihasilkan melalui disrupsi di bidang teknologi pada akhirnya harus mengembalikan posisi ontologis dan epistemologis seni dalam bentuk emasipatoris, dialektis, serta tetap mempunyai otonomisasi seni. Sementara itu, Retno Purwandari memaparkan sepak terjang kriya melampaui era Revolusi Industri 5.0 dengan bermunculannya karya-karya kriya berkelanjutan. Kriya berkelanjutan merupakan kriya yang mampu menghasilkan karya-karya penyelamat bumi dengan mengolaborasikan konsep sustainable, bahan, teknik inovatif, alat, makna, dan fungsi menuju bumi yang ramah lingkungan. Dalam tulisan ini ditunjukkan empat karya tugas akhir, baik pengkajian maupun penciptaan tahun 2022 dan 2023, dengan konsep kriya berkelanjutan untuk bumi ramah lingkungan di era Revolusi Industri 5.0. Kategori Implementasi Teknologi di Ranah Seni Menuju Era 5.0 diakhiri dengan tulisan Adya Arsita. Ia menyoroti perubahan pola pameran karya visual yang umumnya diadakan secara luring kini telah merambah ke platform digital sehingga pameran diadakan secara virtual. Dari keseluruhan pembacaan wacana yang tersaji, ia menemukan suatu pola baru dalam memamerkan karya seni visual. Sekalipun bersinggungan erat dengan teknologi digital, peran kreativitas manusia, khususnya dalam berkesenian, justru makin erat membersamai pesatnya laju teknologi digital. Kategori Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi diawali oleh Fortunata Tyasrinestu, yang membahas peran lagu klasik anak pada masa kini dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Lagu klasik anak menekankan pentingnya masyarakat dan budaya dalam mendorong pertumbuhan kognitif sebagai perspektif sosiokultural. Selain itu, lagu klasik anak menunjang perkembangan moralitas dan psikososial anak. Prima Dona Hapsari & Bambang Pramono membahas program Wisata Desa “Dolan Ndeso” di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sebagai upaya melakukan interpretasi relief Candi Borobudur bagi peningkatan potensi dan promosi wisata seni budaya di Kecamatan Borobudur. Bahasan tentang Project-Based Learning (PjBL) dapat menjawab tantangan perkuliahan yang memerdekakan mahasiswa sesuai dengan karakteristik masing-masing mahasiswa sesuai dengan minat, bakat, potensi, dan kompetensinya dikaji oleh Estri Oktarena Ikrarini. Mahasiswa dalam perkuliahan dengan pendekatan PjBL menunjukkan peningkatan partisipasi dalam perkuliahan, kreativitas yang tampak dalam setiap proyek yang dilaksanakan dan pengembangan self-regulated learning (SRL) dalam proses pembelajarannya. Megawati Atiyatunnajah mengakhiri kategori Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi dengan tulisan tentang kajian hukum dan etika seni dalam menghadapi tantangan hak cipta terhadap karya mural. Seni mural menghadapi tantangan serius terkait dengan hak cipta dan hak-hak kekayaan intelektual lainnya. Kesadaran etika seni mendorong para seniman untuk menghormati hak cipta dan mempertimbangkan dampak sosial serta kreativitas dalam karya mereka. Semoga bunga rampai ini bermanfaat dan diharapkan mampu menjadi gagasan pengayaan di tengah masyarakat yang terus berupaya menyehatkan diri, baik fisik maupun mental, dan berkontribusi bagi pencerdasan kehidupan bangsa

    Implementasi kontekstualisasi seni di tengah masyarakat era 5.0

    Get PDF
    Salah satu poin kinerja civitas academica dalam hal pengembangan materi ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari aktivitas ilmiah berupa penulisan karya ilmiah. Selain sebagai bagian dari tugas pokok tenaga pendidik profesional, kegiatan penelitian juga dapat memengaruhi keaktualan informasi terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan berdasarkan data di lapangan terkini. Di tengah masyarakat era 5.0, seni turut memegang peran dalam perkembangan budaya di tengah masyarakat. Namun, masih banyak temuan data di lapangan yang belum terbidik oleh tenaga pendidik profesional dan belum tertuang dalam tulisan ilmiah sebagai temuan pemikiran atau solusi bagi permasalahan-permasalahan di tengah masyarakat. Hal ini dapat dilihat sebagai celah dan peluang untuk menyampaikan gagasan yang bernilai tepat guna bagi perkembangan budaya masyarakat. Mengacu pada pemikiran tersebut, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik profesional menjadi hal yang mutlak diperlukan sehingga setiap tenaga pendidik profesional tersebut dapat mengembangkan kemampuan dan kualitas akademisnya melalui produksi karya ilmiah. Untuk itu, Unit Pelaksana Teknis Matakuliah Pengembangan Kepribadian (UPT MPK) menerbitkan bunga rampai bertema “Implementasi Kontekstualisasi Seni di Tengah Masyarakat Era 5.0”. Hal ini juga penting kiranya untuk mendukung pengembangan proses pembelajaran pada mata kuliah umum yang mengarah pada Project Based Learning (PBL) sesuai kurikulum MBKM (Kampus Merdeka). Perubahan kurikulum tersebut menuntut SDM UPT MPK untuk lebih peduli dengan perkembangan situasi sosio-kultural masyarakatnya. Tulisan-tulisan dalam bunga rampai ini berasal dari dosen-dosen pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) ISI Yogyakarta. Dari delapan tulisan yang terkumpul, dapat dikategorikan ke dalam dua bagian: (1) Implementasi Teknologi di Ranah Seni Menuju Era 5.0 dan (2) Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi Kategori Implementasi Teknologi di Ranah Seni Menuju Era 5.0 berisi tulisan Umilia Rokhani, Kardi Laksono, Retno Purwandari, dan Adya Arsita. Sementara itu, tulisan Fortunata Tyasrinestu, Prima Dona Hapsari & Bambang Pramono, Estri Oktarena Ikrarini, dan Megawati Atiyatunnajah mengisi kategori Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi. Fenomena terkait eksistensi teknologi di tengah kehidupan masyarakat yang identik disebut masyarakat modern kemudian menjadi pedang bermata dua. Tulisan Umilia Rokhani berisi kajian modernitas dan konsekuensi penggunaan teknologi pada era modern ini, terutama terkait dengan bidang seni. Dengan paparan ini, diharapkan masyarakat pembaca dapat memahami manfaat dan konsekuensi yang harus dihadapi atas nilai keberadaan teknologi tersebut sehingga dapat dengan bijak dalam mempergunakannya. Kardi Laksono menggunakan pendekatan fenomenologis untuk melihat berbagai macam permasalahan yang muncul akibat disrupsi yang merupakan efek kemajuan teknologi di bidang seni. Di samping itu, pendekatan hermeneutik dilakukan untuk memberikan interpretasi atas permasalahan yang muncul akibat terjadinya disrupsi di bidang seni. Banalitas seni yang dihasilkan melalui disrupsi di bidang teknologi pada akhirnya harus mengembalikan posisi ontologis dan epistemologis seni dalam bentuk emasipatoris, dialektis, serta tetap mempunyai otonomisasi seni. Sementara itu, Retno Purwandari memaparkan sepak terjang kriya melampaui era Revolusi Industri 5.0 dengan bermunculannya karya-karya kriya berkelanjutan. Kriya berkelanjutan merupakan kriya yang mampu menghasilkan karya-karya penyelamat bumi dengan mengolaborasikan konsep sustainable, bahan, teknik inovatif, alat, makna, dan fungsi menuju bumi yang ramah lingkungan. Dalam tulisan ini ditunjukkan empat karya tugas akhir, baik pengkajian maupun penciptaan tahun 2022 dan 2023, dengan konsep kriya berkelanjutan untuk bumi ramah lingkungan di era Revolusi Industri 5.0. Kategori Implementasi Teknologi di Ranah Seni Menuju Era 5.0 diakhiri dengan tulisan Adya Arsita. Ia menyoroti perubahan pola pameran karya visual yang umumnya diadakan secara luring kini telah merambah ke platform digital sehingga pameran diadakan secara virtual. Dari keseluruhan pembacaan wacana yang tersaji, ia menemukan suatu pola baru dalam memamerkan karya seni visual. Sekalipun bersinggungan erat dengan teknologi digital, peran kreativitas manusia, khususnya dalam berkesenian, justru makin erat membersamai pesatnya laju teknologi digital. Kategori Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi diawali oleh Fortunata Tyasrinestu, yang membahas peran lagu klasik anak pada masa kini dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Lagu klasik anak menekankan pentingnya masyarakat dan budaya dalam mendorong pertumbuhan kognitif sebagai perspektif sosiokultural. Selain itu, lagu klasik anak menunjang perkembangan moralitas dan psikososial anak. Prima Dona Hapsari & Bambang Pramono membahas program Wisata Desa “Dolan Ndeso” di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sebagai upaya melakukan interpretasi relief Candi Borobudur bagi peningkatan potensi dan promosi wisata seni budaya di Kecamatan Borobudur. Bahasan tentang Project-Based Learning (PjBL) dapat menjawab tantangan perkuliahan yang memerdekakan mahasiswa sesuai dengan karakteristik masingmasing mahasiswa sesuai dengan minat, bakat, potensi, dan kompetensinya dikaji oleh Estri Oktarena Ikrarini. Mahasiswa dalam perkuliahan dengan pendekatan PjBL menunjukkan peningkatan partisipasi dalam perkuliahan, kreativitas yang tampak dalam setiap proyek yang dilaksanakan dan pengembangan self-regulated learning (SRL) dalam proses pembelajarannya. Megawati Atiyatunnajah mengakhiri kategori Lanskap Seni: Problematika, Tantangan, dan Potensi dengan tulisan tentang kajian hukum dan etika seni dalam menghadapi tantangan hak cipta terhadap karya mural. Seni mural menghadapi tantangan serius terkait dengan hak cipta dan hak-hak kekayaan intelektual lainnya. Kesadaran etika seni mendorong para seniman untuk menghormati hak cipta dan mempertimbangkan dampak sosial serta kreativitas dalam karya mereka. Semoga bunga rampai ini bermanfaat dan diharapkan mampu menjadi gagasan pengayaan di tengah masyarakat yang terus berupaya menyehatkan diri, baik fisik maupun mental, dan berkontribusi bagi pencerdasan kehidupan bangsa

    Modul paket keahlian administrasi perkantoran sekolah menengah kejuruan (SMK) kelompok kompetensi B

    Get PDF
    Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online
    • …
    corecore