98,111 research outputs found
Implementasi Metode Location Quotient (LQ) untuk Analisis Potensi Komoditas Unggulan Subsektor Hortikultura di Kabupaten Muara Enim
Location Quotient merupakan salah satu metode pendekatan yang umum digunakan dalam penentuan sektor basis sebagai langkah pertama untuk pemicu pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Metode Location Quotient (LQ) untuk analisis potensi komoditas unggulan subsektor hortikultura di Kabupaten Muara Enim. Metode Location Quotient dapat diimplementasikan untuk menganalisis sektor komoditas unggulan di Kabupaten Muara Enim. Hasil impelementasi metode Location Quotient (LQ) menunjukkan komoditas buah-buahan sebagai komoditas paling besar potensinya di susul komoditas tanaman sayuran, komoditas tanaman biofarmaka dan komoditas tanaman hias. Sedangkan wilayah persebaran komoditas unggulan buah-buahan paling banyak adalah Ujan Mas, Lubai, dan Lubai Ulu. Komoditas unggulan tanaman sayuran adalah Semendo Darat Tengah, komoditas unggulan tanaman biofarmaka adalah Semendo Darat Tengah, dan komoditas unggulan tanaman hias adalah Lawang Kidul. Hasil penelitian di Kabupaten Muara Enim tersebut diketahui bahwa metode Location Quotient dapat diimplementasikan untuk mengetahui sektor komoditas unggulan hortikultura.
ANALISIS PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komoditas unggulan berdasarkan komoditas basis dan non-basis pada sektor tanaman pangan di Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diolah dengan analisis Location Quotient (LQ). Hasil analisis menunjukkan bahwa komoditas basis pada sektor tanaman pangan di Kabupaten Kediri yaitu komoditas Ubi Kayu dan Jagung. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas Ubi Kayu dan Jagung merupakan komoditas yang memiliki keunggulan komparatif. Kabupaten Kediri dapat memenuhi kebutuhan/permintaan komoditas Ubi Kayu dan Jagung serta mengekpor ke luar wilayah. Sedangkan komoditas non-basis pada sektor tanaman pangan di Kabupaten Kediri yaitu komoditas Kedelai dan Padi. Kedua komoditas tersebut menjadi komoditas non-basis yang berarti wilayah tidak mampu memenuhi kebutuhan sendiri sehingga memerlukan pasokan dari wilayah lainnya.
Kata Kunci : Basis, LQ, Tanaman Panga
ANALISIS PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN SUB SEKTOR HORTIKULTURA DI KABUPATEN ACEH BARAT
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komoditas unggulan sub sektor hortikultura jenis sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Aceh Barat yang memiliki pertumbuhan dan daya saing serta menentukan prioritas pengembangannya. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis Location Quotient (LQ), Shift Share (SS) dan Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan. Data yang digunakan yaitu nilai produksi komoditas sub sektor hortikultura jenis sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Aceh Barat periode tahun 2010-2016. Hasil penelitian berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa komoditas yang memiliki nilai LQ > 1 terdapat 5 (lima) komoditas tanaman sayuran yaitu mentimun, kacang panjang, terong, kangkung dan bayam. Sedangkan komoditas tanaman buah-buahan terdapat 2 (dua) komoditas yaitu durian dan rambutan. Berdasarkan analisis Shift Share (SS) menunjukkan bahwa komoditas yang memiliki pertumbuhan cepat (Ps > 1) terdapat 2 (dua) komoditas tanaman sayuran yaitu cabai dan cabai rawit serta terdapat 3 (tiga) tanaman buah-buahan yaitu pepaya, durian, dan rambutan. Sedangkan komoditas yang memiliki daya saing (Ds > 1) terdapat 1 (satu) komoditas tanaman sayuran yaitu bayam dan terdapat 5 (lima) tanaman buah-buahan yaitu pepaya, mangga, jeruk, pisang, dan semangka. Berdasarkan analisis prioritas pengembangan komoditas unggulan dari penggabungan kedua analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS) terdapat 1 (satu) komoditas tanaman sayuran yang menjadi prioritas pengembangan kedua yaitu bayam serta terdapat 2 (dua) komoditas tanaman buah-buahan yaitu durian dan rambutan. Sedangkan komoditas tanaman sayuran yang menjadi prioritas pengembangan ketiga/alternatif yaitu mentimun, kacang panjang, terong, dan kangkung.Kata kunci: Komoditas Unggulan, Location Quotient (LQ), dan Shift Share (SS
ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DI KABUPATEN LOMBOK UTARA
Analisis kebijakan pengembangan komoditas unggulan pertanian Kabupaten Lombok Utara bertujuan untuk menentukan komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Lombok Utara. Pendekatan survey melalui pengumpulan data primer berupa pengamatan dan wawancara responden petani dan pemangku kepentingan (pedagang, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pihak Pemda Bupati, Assisten II, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi). Data sekunder dari berbagai institusi berupa luas lahan pertanian, jumlah dan jenis ternak, produksi komoditas pertanian, data kependudukan yang diperoleh dari Dinas Pertanian kabupaten, BPS, Bappeda, Perguruan Tinggi. Penentuan komoditas unggulan menggunakan analisis L/Q indeks, selanjutnya untuk mengetahui ketepatan penentuan komoditas unggulan dilakukan penilaian terhadap komoditas unggulan terpilih oleh pemangku kepentingan pihak pemda menggunakan skala tinggi, sedang dan rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa komoditas unggulan Kabupaten Lombok Utara yaitu jagung pada semua kecamatan, ubi kayu pada Kecamatan Kayangan dan Bayan; dan komoditas kacang tanah pada Kecamatan Tanjung, Kayangan dan Bayan. Komoditas mangga dan pisang tidak merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Lombok Utara. Dukungan inovasi pengembangan komoditas unggulan pertanian berupa penyediaan benih, teknis budidaya praktis, pascapanen dan pengolahan hasil komoditas
Identifikasi Daya Saing Komoditi Unggulan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Otonomi daerah memberikan kesempatan daerah untuk mengembangkan daerah mereka sesuai dengan potensi yang dimiliki.Pengembangan komoditi unggulan diharapkan dapat mempercepat pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi ragam dan sebaran komoditas pertanian yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, mengidentifikasi daya saing komoditas unggulan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan menyusun arahan kebijakan pengembangan wilayah terkait dengan komoditas unggulan. Metode penelitian yang digunakan adalah Location Quotien (LQ), analisis Internal Eksternal dan Indept Interview. Hasil menunjukan bahwa tidak ada ragam jenis komoditas tanaman pangan dan peternakan, hanya komoditas perkebunan yang ada ragam jenis komoditas. Komoditas unggulan tanaman pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah jagung, ubi kayu, dan kacang kedelai. Perkebunan komoditas unggulanya adalah kelapa dalam dan kelapa sawit, dan peternakan komoditas unggulanya adalah sapi dan ayam buras
Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Konsep Agribisnis Di Kabupaten Pamekasan
Sektor unggulan di Kabupaten Pamekasan adalah sektor pertanian, namun potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal. Agar dapat lebih meningkatkan perekonomian setempat, maka perlu diketahui komoditas unggulannya untuk menentukan kegiatan agribisnis pascapanen dan pengolahan yang tepat. Untuk mengetahui komoditas unggulannya, digunakan analisa Location Quotient dan Shift Share Analysis, serta dikuatkan dengan data komoditi unggulan di Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pamekasan dan hasil wawancara. Hasil penelitian diperoleh dua komoditas unggulan pertanian yang potensial untuk dikembangkan yaitu komoditas sapi dan jagung. Kedua komoditas tersebut merupakan komoditas yang berpotensi dan memiliki daya saing sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut. Kegiatan agribisnis pascapanen komoditas sapi dan jagung dibutuhkan terutama dalam penyediaan bahan baku berkualitas untuk kegiatan pengolahan selanjutnya. Kegiatan pengolahan komoditas pertanian dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut. Hasil dari kegiatan pengolahan berupa produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomia
ANALISIS JENIS KOMODITAS UNGGULAN DAN PENGARUH ANGGARAN PERTAHANAN, PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA, NILAI TUKAR RUPIAH, SERTA HARGA KOMODITAS TERHADAP NILAI EKSPOR KOMODITAS UNGGULAN DALAM ASEAN JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP (AJCEP)
Indonesia terlibat dalam berbagai Free Trade Agreement (FTA) dengan beberapa negara atau kawasan. Salah satu nya yaitu ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) sejak tahun 2002. Keterlibatan ini diharapkan mampu meningkatkan neraca perdagangan Indonesia dengan Jepang. Namun pada kenyataan nya neraca perdagangan Indonesia sempat negatif selama tiga tahun berturut-turut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis jenis komoditas apa yang menjadi komoditas unggulan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitaif deskriptif dengan Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD) untuk melihat jenis komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dan posisi daya saing nya, kemudian metode analisis regresi linear berganda untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh masing-masing komoditas. Hasil penelitian menunjukkan lima komoditas yang memiliki keunggulan komparatif yaitu Bijih Nikel, Kain Tekstil, Buah Pala, Karet Alam, dan Kertas dengan posisi daya saing kategori Retreat untuk komoditas Nikel dan Kertas, sedangkan untuk komoditas Kain Tekstil, Buah Pala, dan Karet alam berada pada posisi daya saing Falling Star. Dilakukan permodelan untuk tiga komoditas tersebut. PDB per kapita riil Indonesia berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai ekspor komoditas Nikel, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Yen, harga komoditas Nikel, dan anggaran pertahanan Indonesia berpengaruh signifikan positif terhadap nilai ekspor komoditas Nikel. PDB per kapita riil tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor komoditas Karet Alam, nilai tukar rupiah terhadap Yen berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai ekspor komoditas karet alam, sedangkan harga komoditas karet alam dan anggaran pertahanan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai ekspor komoditas karet alam. Untuk komoditas Buah Pala hanya dipengaruhi oleh PDB per kapita rill signifikan positif dan anggaran pertahanan signifikan negatif. Sebagai rekomendasi, khususnya bagi pemerintah, perlu diperhatikan jenis komoditas unggulan yang akan diekspor dan faktor-faktor yang memengaruhinya.Kata Kunci: Asean Japan Economic Partnership (AJCEP), Anggaran Pertahanan, Export Product Dynamic (EPD), Perdagangan Internasional Indonesia-Jepang, Revealed Comparative Advantage (RCA
ANALISIS KLASTER KOMODITAS ANDALAN PERKEBUNANRNDI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
Rukna hayati / agribisnis unsyiahABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis komoditas andalan, pengembangan komoditas andalan serta menganalisis komoditas andalan untuk mendukung pengembangan klaster wilayah industri.Penelitian dilakukan di Kabupaten Aceh Barat Daya. Data yang digunakan adalah data kurun waktu (time series) antara tahun 2009-2013 dengan metode LQ, rangking dan hierarchical cluster berdasarkan kedekatan sumber bahan baku, ketersediaan tenaga kerja dan kemudahan akses pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan luas tanam dan jumlah produksi terdapat 3 komoditas andalan LQ>1 yaitu kelapa sawit, pala dan sagu. Berdasarkan metode rangking Komoditas andalan yang mendapatkan ranking pertama adalah komoditas pala (4,327), ranking kedua adalah sagu (2,21), dan ranking ketiga adalah kelapa sawit (1,66). Berdasarkan analisis hierarchical cluster dapat mendukung pengembangan kegiatan sektor industri dengan menyesuaikan potensi wilayah yang dimiliki oleh komoditas andalan di masing-masing kecamatan.Kata Kunci : Komoditas Andalan, Jumlah Produksi, Luas Tanam, Jumlah Petani
- …