571 research outputs found
Evaluating Instrument Quality: Rasch Model – Analyses of Post Test of Curriculum 2013 Training
The main purpose of this study was to evaluate the quality of post test utilized by LPMP Central Kalimantan Indonesia in curriculum 2013 training for X grade teachers. It uses Rasch analysis to explore the item fit, the reliability ( item and person), item difficulty, and the Wrigh map of post test. This study also applies Classical Test Teory (CTT) to determine item discrimination and distracters. Following a series of iterative Rasch analyses that adopted the “data should fit the model” approach, 30 items post test of curriculum 2013 training was analyzed using Acer Conquest 4 software, software based on Rasch measurement model. All items of post test of curriculum 2013 training are sufficient fit to the Rasch model. The difficulty levels (i.e. item measures) for the 30 items range from –1.746 logits to +1.861 logits. The item separation reliability is acceptable at 0.990 and person separation reliability is low at 0.485. The wright map indicates that the test is difficult for the teachers or the teachers have low ability in knowledge of curriculum 2013. The post test items cannot cover all the ranges of the teachers\u27 ability levels. Items discrimination of post test of curriculum 2013 training grouped into fair discrimination (item 2, 4, 5, 8, 11, 18) and poor discrimination (1, 3, 6, 7, 9, 10,12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30). Some distracters from item 1, 2, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 29 and 30 are problematic. These distracters require further investigation or revision.
Key words: Rasch analysis, training, curriculum 2013, post tes
Pengaruh Pemberian Tuntunan Penyelesaian Latihan Soal dalam Pembelajaran Langsung terhadap Pemahaman Konsep Perhitungan PH Larutan Penyangga Asam pada Siswa Kelas XI MIPA MAN Kota Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019
Banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan larutan penyangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pemberian tuntunan penyelesaian latihan soal dalam pembelajaran langsung terhadap pemahaman konsep perhitungan pH larutan penyangga asam pada siswa kelas XI MIPA MAN Kota Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan eksperimen pretest-posttest control group design. Sampel penelitian adalah 69 siswa kelas XI MIPA MAN Kota Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pemahamn konsep adalah tes pemahaman konsep (tes I dan tes II) berbentuk uraian objektif berjumlah 3 soal. Hasil uji statistik menggunakan uji-t menunjukkan bahwa thitung (5,383) lebih besar dari ttabel (1,67) pada taraf signifikan 5%, artinya pemberian tuntunan penyelesaian latihan soal berpengaruh terhadap pemahaman konsep perhitungan pH larutan penyangga asam pada siswa kelas XI MIPA MAN Kota Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019. Rata-rata nilai tes II kelas eksperimen (77,992) lebih tinggi dari kelas kontrol (60,561)
Pengaruh Pemberian Latihan Soal Terstruktur Setelah Pembelajaran Langsung terhadap Pemahaman Konsep Bilangan Kuantum pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pengaruh Pemberian Latihan Soal Terstruktur Setelah Pembelajaran Langsung Terhadap Pemahaman Konsep Bilangan Kuantum Pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian non ekuivalen, pretest-posttest control group design dan melibatkan 53 siswa dari dua kelas X MIPA SMA Negeri 1 Palangka Raya sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X MIPA-7 (kelas eksperimen) sebanyak 28 orang siswa dan siswa kelas X MIPA-6 (kelas kontrol) sebanyak 25 orang siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal tes pemahaman tes I dan tes II, latihan soal terstruktur, dan latihan soal. Data tes I diperoleh setelah pembelajaran langsung dan data tes II diperoleh setelah pembelajaran menggunakan latihan soal terstruktur dan latihan soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung > ttabel (3,06 > 1,675) pada taraf signifikasi (α) 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian latihan soal terstruktur setelah pembelajaran langsung berpengaruh terhadap pemahaman konsep bilangan kuantum pada siswa kelas X MIPA SMAN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019
Analisis Kesesuaian Konsep Ikatan Kimia pada Buku Kimia Kelas X SMA/MA terhadap Silabus Kurikulum 2013 dan Penyusunan Makro Wacana
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan kesesuaian konsep ikatan kimia hasil analisis materi ajar Kimia SMA/MA kelas X tehadap Kurikulum 2013, (2) mendeskripsikan struktur makro wacana dalam materi ajar Kimia SMA/MA kelas X hasil analisis pada konsep ikatan kimia, dan (3) mendeskripsikan proposisi apa saja yang berpotensi menimbulkan kesalahan konsep yang terdapat dalam materi ajar kimia SMA/MA kelas X hasil analisis pada topik ikatan kimia.
Buku teks yang dianalisis meliputi buku teks A dan buku teks B. Instrumen yang digunakan yaitu tabel identifikasi relevansi teks asli dengan label konsep, tabel analisis wacana proposisi mikro dan makro, model struktur makro wacana dan tabel identifikasi proposisi yang berpotensi menimbulkan kesalahan konsep. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan yaitu label konsep yang terdapat pada buku teks A berjumlah 26 label konsep dan semuanya telah sesuai dengan Silabus Kurikulum 2013 dan label konsep yang terdapat pada buku teks B berjumlah 21 label konsep dari 21 label konsep ada bebarapa label konsep yang tidak memenuhi Kompetensi Dasar (KD) dan Materi Pokok (MP) pada Silabus Kurikulum 2013 yaitu Kompetensi Dasar (3.6) Menganalisis kepolaran senyawa dengan Materi Pokok ikatan kovalen polar dan nonpolar. Ikatan kimia berdasarkan struktur makro wacana pada buku teks A dan buku teks B pembahasan konsep pada dimensi elaborasi mencapai level 4 dan pada dimensi progresi terdapat 4 label konsep pada level. Proposisi yang berpotensi menimbulkan kesalahan konsep pada buku A yang dibahas yaitu konsep hukum oktet. Pada buku teks B tidak terdapat proposisi yang berpotensi menimbulkan kesalahan konsep
Kemampuan Siswa Memperoleh dan Memahami Konsep Hidrolisis Garam dalam Pembelajaran Menggunakan LKS Berbasis Belajar Penemuan pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019
Materi larutan merupakan materi yang sulit bagi kebanyakan siswa, salah satunya materi hidrolisis garam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa memperoleh dan memahami konsep hidrolisis garam dari asam kuat dan basa lemah dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis belajar penemuan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal tes pemahaman konsep (pretes dan postes) dan LKS berbasis belajar penemuan. Data dikumpulkan melalui tiga tahap, yakni pretes, pelaksanaan pembelajaran, dan postes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memperoleh konsep hidrolisis garam dari asam kuat dan basa lemah dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis belajar penemuan tercermin dari jumlah siswa yang memperoleh konsep, yaitu rata-rata sebesar 82,64%. Pemahaman konsep siswa tentang hidrolisis garam dari asam kuat dan basa lemah dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis belajar penemuan rata-rata sebesar 89,81%
Optimasi Kondisi Proses Pengendapan Hidroksida Logam - Logam Berat Kromium dan Nikelsecara Bertingkat dalam Limbah Cair Elektroplating
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum yang meliputi pH, suhu, waktu, dan kecepatan pengadukan proses pengendapan hidroksida logam-logam berat kromium (Cr) dan nikel (Ni) dalam limbah cair electroplating. Sehingga dapat meminimalkan konsentrasi logam-logam berat kromium dan nikel dalam limbah cair electroplating sebelum dibuang ke lingkungan.Sampel limbah cair dalam gelas beker diaduk menggunakan pengaduk magnetik dengan kecepatan pengadukan konstan sambil ditambahkan larutan amonia 10% secara berlahan-lahan dengan variasi pH : 7; 7,5; 8; 8,5; 9; 9,5; 10; 10,5; dan 11. Larutan ditambah pH buffer kemudian disamakan volumenya hingga 200 ml, setelah itu didiamkan selama 24 jam kemudian filtrat dan endapan dipisahkan. Filtrat dianalisis kandungan sisa Cr dan Ni menggunakan spektrofotometri serapan atom (SSA). Untuk mengetahui kondisi optimum lainya dilakukan variasi suhu, waktu serta kecepatan pengadukan proses pengendapan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi pH optimum pengendapan logam berat Cr dicapai pada pH 9 dengan % pengendapan sebesar 79,013% sedangkan Ni pada pH 9,5 dengan besarnya Ni yang terendapkan sebesar 99,71 %. Suhu pengendapan optimum untuk Cr dan Ni dicapai pada suhu 100 0C dengan % pengendapan Cr sebesar 50,304% dan Ni sebesar 97,891%. Waktu pengendapan optimum untuk Cr adalah 60 menit dengan jumlah pengendapan sebesar 45,542 % sedangkan kondisi waktu pengendapan optimum Ni selama 40 menit dengan % pengendapan sebesar 99,633%. Kecepatan pengadukan proses pengendapan Cr dan Ni adalah sebesar 800 rpm dengan jumlah Cr yang mengendap sebesar 63,493 % sedangkan Ni sebesar 98,531%
Konsepsi Siswa Kelas XI IPA Negeri 5 Palangka Raya Tentang Senyawa Hidrokarbon Tahun Ajaran 2018/2019
Penelitian merupakan penelitian deskriptif, dilaksanakan di SMA Negeri 5 Palangka Raya pada 80 siswa di kelas XI IPA-1 SMA Negeri 5 Palangka Raya Tahun ajaran 2018/2019. Data penelitian didapat melalui tes uraian siswa dan wawancara siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kosepsi siswa tertinggi terletak pada konsepsi siswa tantang pengertian senyawa hidrokarbon yaitu sebesar 63,75% dan berada pada kategori tuntas. Konsepsi siswa tentang memberikan nama senyawa hidrokarbon alkana, alkena dan alkuna ialah 34,6% siswa masuk kategori tidak mengerti. Konsepsi siswa tentang membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener ialah 33,125% masuk kategori tuntas dan konsepsi siswa terendah tentang mengelompokan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan ialah 30% siswa masuk kategori tuntas. Penguasaan konsepsi siswa terbagi kedalam (empat) kategori yaitu tidak mengerti, tuntas sebagian, mendekati tuntas dan tuntas. Banyak siswa menjawab dengan benar pengertian senyawa hidrokarbon dan menjawab dengan benar perbedaan atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener. Banyak siswa tidak mampu menjawab dengan benar mengelompokan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan dan memberikan nama pada senyawa hidrokarbon
- …