49 research outputs found
PENGUKURAN KINERJA KARTU SELULER SMART BERDASARKAN ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGANNYA(STUDI KASUS WILAYAH SURAKARTA)
Smart dikeluarkan pada bulan September 2007 oleh perusahaan
Smart-Telecom. Kartu Smart hanya dapat diaktifkan di ponsel CDMA dual
band atau single band 1900 MHz. Kartu seluler ini membidik segmen
penggemarinternet, sehingga Smart menawarkan akses internet tercepat
dan termurah pada iklan-iklannya. Smart juga menawarkan berbagai
macam fitur seperti kartu seluler lainnya. Fitur yang ditawarkan Smart
berupa fitur umum dan tambahan. Fitur umum ini diantaranya adalah
sms, telepon baik nasional maupun internasional, pengisian pulsa dari
elektrik maupun voucher dan lain sebagainya. Sedangkan fitur tambahan
yang ditawarkan Smart antara lain conference call, call waiting & hold,
private number dan lain sebagainya. Selain fitur tersebut, Smart juga
menawarkan fasilitas berupa tarif murah, Smart M@il, sms konten seperti
pantun lucu, wisata, religi dll, Music 357, Smart Tone 2525 dan juga
terdapat layanan program interaksi Smart Funtastic 2. Smart juga
melakukan promo dengan menawarkan gratis internet tanpa batas
dengan isi pulsa minimal 50 ribu rupiah, beli HP Smart gratis bicara 1
tahun penuh dan beli HP Smart dapat gratis tiket Ocean Park. Smart
jugalah yang pertama kali mengeluarkan inovasi HP modem internet.
Menurut wawancara dengan pihak Smart Telecomdiketahui bahwa
kartu seluler Smart merupakanCDMA nomor1di Surakarta. Haltersebut
dibuktikan dengan market share CDMA di kota Surakarta yang
ditunjukkan pada gambar 1.1. Jumlah (kuantitas) pengguna Smart sampai
saat ini tertinggi, yaitu sebanyak 5000 pengguna, mengalahkan Flexi (3152
pengguna) dan Star one(3000 pengguna). Suatu produk jika memiliki market share yang tinggi tentunya akan
diikuti dengan kepuasan pengguna yang tinggi. Kinerja suatu produk
bergantung pada kepuasan konsumen terhadap produk tersebut,
sehingga persepsi konsumen penting dalam menilai kinerja suatu produk.
Pembentukan dimensi dalam penelitian ini berdasarkan perspektif
pelanggan. Jadi, kinerja dalam penelitian ini merupakan kinerja
perusahaan dari perspektif pelanggan. Untuk itu penelitian ini mengambil
judul “PENGUKURAN KINERJA KARTU SELULER SMART
BERDASARKAN ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI
KEPUASAN PELANGGANNYA” agar dapat diketahui bagaimana
kepuasan pengguna Smart, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna Smart, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja Smart, bagaimana kinerja Smart menurut persepsi
pengguna, dan faktor-faktor yang kinerjanya masih buruk,sehingga Smart
Telecom dapat meningkatkan kinerjanya berdasarkan prioritas menurut
penggunanya dan mempertahankan konsumennya, bahkan
meningkatkanjumlah penggunanya
Quality Control Analysis Using Statistical Quality Control (SQC) And Failure Mode Effect Analysis (FMEA) In The Production Process Of Za Plus Fertilizer
The company PT.XYZ is an industrial logistics entity that has a main division in the field of warehousing and MBU, with a special focus on fertilizer bagging activities. The problems faced by this company are related to defects that occur in the fertilizer bagging process. This research aims to identify the most common defects, the factors that cause defects, and develop proposed corrective actions to improve the quality of fertilizer bagging. The research methodology applied involves Statistical Quality Control (SQC) and Failure Mode Effect Analysis (FMEA), using tools such as check sheets, pareto diagrams, control maps, and fishbone diagrams. The results of the research using the Statistical Quality Control (SQC) method showed that the most significant defect in the fertilizer bagging process was the tear defect, reaching a percentage of 58%, followed by the seam defect at 27%, and the underweight defect at 15%. Meanwhile, analysis with the Failure Mode Effect Analysis (FMEA) method shows that the type of tear defect has the highest Risk Priority Number (RPN) value, caused by a lack of caution when carrying out the process of putting fertilizer into pallets. As a recommendation for improvement, it is recommended to organize training on work procedures for employees to improve their understanding of the work procedures that apply at PT.XYZ. This step is expected to address the main problems identified in the study, especially related to the lack of care in the process of bagging fertilizer into pallets, so as to improve the quality of fertilizer bagging in the company
PENYULUHAN LABEL KEMASAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI JUAL PRODUK PADA PELAKU UMKM IKAN ASIN
UMKM memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 61%. Oleh sebab itu perlu dilakukan dukungan secara serius dan mendalam, salah satunya dengan pembekalan ilmu pengetahuan dan ketrampilan untuk para pelaku usaha UMKM. Salah satunya adalah pelaku UMKM produk ikan asin di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Kemasan ikan asin dari UMKM di Sidayu ini masih seadanya, yaitu diberi label kertas fotokopi, dengan isi label yang kurang informatif, kemudian dikemas dalam plastik kemudian ditutup dengan staples. Kemasan tersebut kurang informatif dan kurang menarik minat dari konsumen, apalagi konsumen dari wisatawan yang ingin membeli ikan asin tersebut untuk keperluan oleh-oleh. Penyuluhan pelabelan kemasan ditujukan untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pelaku UMKM ikan asin di Sidayu terkait dengan desain kemasan agar para pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas maupun estetika kemasan produk ikan asin sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat konsumen dalam membeli produk tersebut
Development of the Sea Fishery Supply Chain Performance Measurement System: A Case Study
Good performance measurement system is required to assess the success of supply chain. However, choosing the most appropriate indicator is not easy as it depends on the systems characteristics. Sea fishery industry characterized as perishable products, seasonal in production, and highly dependence on nature (uncontrollable). Motivated by the uniqueness of the sea fishery industry, this work proposed a performance measurement system for the sea fishery supply chain. The performance of the proposed model is evaluated using Indonesian sea fishery supply chain case, mostly consists of small and medium enterprises (SME). This instrument has six dimensions; efficiency, flexibility, responsiveness, product quality, process quality, facilities, and government involvement. Beside having specific indicators of sea fishery industry, the proposed instrument also considers the involvement of government. Further, this instrument can be used not only for monitoring but also suggesting directions for improvement
Analysis of Inventory Control of Perishable Goods with Capital Constraints and Warehouse Capacity Using the Lagrange EOQ Method (Case Study UD. XYZ)
Inventory control is a company policy in managing goods in order to optimize the number of orders and minimize inventory costs. The object of this research is PT XYZ in Gresik city which produces tempeh and tofu. Several raw materials are needed in the production process, one of which is soybeans. As the main raw material for making tempeh and tofu, soybeans are perishable goods. Previously, the company used a method based on past usage data in controlling its inventory, resulting in bloated inventory costs and a buildup of raw materials in the warehouse. Therefore, researchers need a method that is economical and takes into account the limitations of the company. The Lagrange EOQ method is a model that measures the order quantity by looking at one or more restrictions. The results of the Lagrange EOQ method get an order quantity of 20 sacks of soybeans with an order frequency of 27 times a year, a total inventory cost of Rp. 665,575, an ROP of 12 sacks and a safety stock of 10 sacks
Pemilihan Perusahaan Truk Pengangkut Gas Untuk Mengoptimalkan Pengiriman Gas
Tingginya kasus ledakan tabung gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) berukuran 3 kg dari pemerintahberpengaruh terhadap tingginya permintaan terhadap gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) di PT. BGI. Haltersebut menyebabkan padatnya jadwal pengiriman gas LPG. PT. BGI akan memilih perusahaan penyewaantruk (PPT) setiap akan melakukan pengiriman sehinggahal tersebut tidak efisien dan dapat menyebabkanketerlambatan pengiriman. Selain itu, standar safety dari pengiriman juga harus diperhatikan karena produkyang dikirim mudah meledak. Dalam pemilihan PPT, PT. BGI harus lebih selektifdengan melibatkan banyakkriteria, sehingga dilakukan pemilihan PPT dengan metode AHP. Terdapat lima kriteria dalam memilih PPT,yakni Kondisi truk, Tahun truk, Harga, Standar safety truk, dan Ketepatan waktu pengiriman. PPT yang akandibandingkan kinerjanya adalah PPT NR, PPT S dan PPT AF. Dari hasil penelitian telah didapatkan bobotdari lima kriteria, yaitu Kondisi truk (0,537), Tahun truk (0,221), Harga (0,122), Standar safety truk (0,074),dan Ketepata waktu pengiriman (0,041). Untuk PPT dengan hasil penilaian terbaik adalah PPT NR dengannilai 0,5602. PPT kedua adalah S (0,2746), dan yang nilainya paling rendah adalah PPT 3 yaitu AF (0,1653)
Analysis of the Effectiveness of Automatic Lathes Using the OEE and FMEA Methods
UD AMJ Jaya Teknik is a manufacturing company that produces various kinds of construction products and spare parts, one of which is boshing products made using an automatic lathe. This research aims to identify the performance of automatic lathe machines to measure the productivity of automatic lathe machines using Overall Equipment Effectiveness and using the Failure Mode and Effect Analysis method. Based on the advantages of OEE, further analysis is carried out to calculate the six big losses. The results obtained from the OEE calculation of 68.22%, this value does not meet the standard ideal OEE value of 85.00%. Meanwhile, the results of the six big loss calculations obtained large values and influenced the effectiveness of the lathe to be minimized, namely process defect loss, reduce speed loss, idling and minor stoppages, and setup and adjustment loss. For the results of the FMEA analysis, the largest RPN value was obtained, namely 336 for the Man factor, with the failure mode that occurred being workers who lacked focus and lack of experience. From the research results of the above calculations, it can be seen that the effectiveness of the UD AMJ Jaya Teknik workshop still needs to be improved, where UD AMJ Jaya Teknik can find out and take corrective action in aspects of machine maintenance and workforce awareness
Pengukuran Kinerja Kartu Seluler Smart Berdasarkan Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggannya di Kota Surakarta
Abstrak
Bagi perusahaan jasa, keberhasilan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan merupakan salah satu kunci sukses. Komitmen akan kualitas pelayanan yang berorientasi pada pelanggan merupakan prasyarat utama dalam menunjang keberhasilan bisnis, terutama industri jasa. Perusahaan harus memberikan pelayanan sesuai dengan harapan dan kebutuhan konsumen agar konsumen merasa puas, sehingga perusahaan akan dinilai memiliki kinerja yang baik atau optimal menurut perspektif pelanggan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kartu seluler Smart berdasarkan perspektif penggunanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah meliputi empat tahap, yaitu (1). identifikasi atribut-atribut kepuasan pengguna kartu seluler, (2). penghitungan gap persepsi-ekspektasi dan penghitungan Customer Satisfaction Index (CSI), (3). analisis faktor menggunakan SPSS, dan (4). pemetaan tingkat kepentingan kinerja (IPA) untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diprioitaskan untuk perbaikan. Dari hasil identifikasi atribut didapatkan 47 atribut kepuasan pengguna kartu seluler. Faktor yang terbentuk berjumlah sembilan faktor, yaitu keandalan pelayanan informasi, kualitas pelayanan Gallery Smart, kualitas fasilitas utama, tarif, masa aktif dan tenggang kartu, kelengkapan fasilitas pendukung, kewajaran harga dan kualitas layanan, akses internet dan bonus, promosi dan ketersediaan pulsa, dan keandalan layanan pendukung. Sedangkan nilai CSI diperoleh rata-rata -0,152 artinya secara keseluruhan kinerja kartu seluler Smart masih buruk atau belum memuaskan konsumen. Hal-hal yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu jangkauan (coverage) area yang luas, kualitas sinyal sangat bagus, jarang terjadi error, dan Gallery Smart tersebar merata.
Kata kunci : Kinerja Pelayanan, Kepuasan, Analisis Faktor, Kartu Smart