8 research outputs found

    POLA KEMUNCULAN HANTU DAN DINAMIKA KETAKUTAN CERITA HOROR DALAM KUMPULAN CERPEN SIHIR PEREMPUAN KARYA INTAN PARAMADHITA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola kemunculan hantu dan dinamika ketakutan cerita horor dalam kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramadhita. Metode yang digunakan metode kualitatif dengan teknik analisis Naratologi, serta ditopang dengan teori strukturalisme naratologi yaitu mencakup tataran riwayat yang terdiri atas abtraksi - proposisi cerita, plot dan tataran teks yang terdiri atas pewaktuan aspek tempo. Dinamika ketakutan dilihat dari dua aspek ketakutan, yaitu phobia dan kecemasan (Anxiety). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemunculan hantu dan dinamika ketakutan yang terdapat pada kumpulan cerpen Sihir Perempuan, menunjukkan pola yang hampir sama, yaitu kemunculan hantu berada di akhir cerita dan dinamika ketakutan selalu memuncak di akhir cerita. Pola kemunculan hantu dan dinamika ketakutan dapat dilihat setelah membandingkan keseluruhan analisis kemunculan hantu dengan penahapan plot dan dinamika ketakutan dengan analisis tempo serta berdasarkan dua aspek ketakutan, yaitu phobia dan kecemasan. Dua cerpen karya Intan Paramadhita, seperti cerpen Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari dan Mak Ipah dan Bunga-bunga kemunculan hantu digantikan dengan tragedi sadisme, hal ini menunjukkan suatu penyimpangan dari cerita�cerita horor secara umum. Dinamika ketakutan yang ditemukan dari hasil penelitian ini antara lain semua cerita pada kumpulan cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramadhita memiliki dinamika yang sama, yaitu titik puncak ketakutan berada di akhir cerita. Akan tetapi, di berberapa cerpen karya Intan, memunculkan dua puncak ketakutan sekaligus. Ada lima cerpen yang termasuk kedalam rasa takut phobia dan enam cerpen yang termasuk kedalam rasa takut kecemasan (Anxiety)

    PENGAKUAN HASIL BELAJAR LAMPAU TENAGA PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DI KOTA BANDUNG

    Get PDF
    Upaya melaksanakan amanah Undang-undang yang memberikan pengakuan hasil belajar nonformal dan informal dilaksanakan pemerintah melalui program PPKHB (Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar) oleh beberapa Universitas di Indonesia. Pelaksanaan PPKHB secara kuantitatif memberikan kesempatan peningkatan kualitas SDM Tenaga Pendidik dan Kependidikan satuan Pendidikan Nonformal dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Oleh karenanya perlu dilakukan analisa kualitatif alur rekognisi pembelajaran lampau (RPL) melalui pembelajaran nonformal dan informal. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: mendeskripsikan mekanisme pengakuan hasil belajar lampau pada program PPKHB S1 PLS UPI dan mendeskripsikan faktor-faktor kelebihan dan kelemahan program PPKHB S1 PLS UPI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan kajian program rekognisi pembelajaran lampau yang telah dilaksanakan di PLS UPI pada tahun 2010 & 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program RPL dilaksanakan atas instruksi Direktorat Jenderal kepada universitas yang didasari oleh Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005, bahwa pendidik harus berkualifikasi S1 dengan alur kandidat mengajukan permohonan, Perguruan Tinggi membentuk Tim dan menetapkan kriteria profesi, identifikasi kandidat, pengumpulan berkas, asessmen, hasil asessmen, kegiatan perkuliahan, dan pemberian ijazah. Kelebihan dari program RPL yaitu mahasiswa bisa masuk ke Universitas tanpa melalui tes yang sulit dan biaya pendidikan diringankan oleh pemerintah serta batasan usia tidak menjadi syarat. Sedangkan kekurangan dari program RPL diantaranya, keterbatasan biaya baik dari mahasiswa maupun pemerintah dan berbagai bukti hasil belajar lampau harus bisa masuk dalam proses konversi. Adapun model rekomendasi yang diberikan yaitu model rekomendasi yang berbasis Perguruan Tinggi yang menjadikan Perguruan Tinggi sebagai fasilitator utama dan model rekognisi pembelajaran lampau berbasis Lembaga RPL yang menjadikan Lembaga RPL dalam hal ini bisa KNKI sebagai fasilitator utama

    PENGARUH PARTISIPASI PESERTA DAN KEBERMAKNAAN PROGRAM PARENTING BERBASIS MOBILE LEARNING TERHADAP KUALITAS PENGASUHAN: Studi Deskriptif di Komunitas Ibu Profesional Kota Bandung

    Get PDF
    Penelitian ini didasari oleh aktivitas grup whatsapp yang digunakan dalam proses pembelajaran parenting di Kelas Bunda Sayang Batch 3 Institut Ibu Profesional Kota Bandung yang menunjukkan kurangnya partisipasi peserta yang diakibatkan oleh menumpuknya chat di grup whatsapp. Di sisi lain, peserta juga mengungkapkan bahwa Kelas Bunda Sayang ini dapat merubah sikap mereka kepada suami dan anak-anaknya yang disampaikan melalui kegiatan Jumat Hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi peserta terhadap kualitas pengasuhan, untuk mengetahui pengaruh kebermaknaan program terhadap kualitas pengasuhan, untuk mengetahui kualitas pengasuhan dalam keluarga setelah mengikuti program parenting berbasis mobile learning dan untuk mengetahui pengaruh partisipasi peserta dan kebermaknaan program terhadap kualitas pengasuhan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 55 peserta dengan jumlah populasi target sebanyak 65 responden. Data diambil menggunakan angket dalam bentuk google form. Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pengaruh partisipasi peserta di Kelas Bunda Sayang Batch 3 secara parsial sebesar 14,21%, sedangkan pengaruh kebermaknaan program Kelas Bunda Sayang Batch 3 secara parsial memiliki pengaruh sebesar 25,6%. Pengaruh partisipasi dan kebermaknaan program Kelas Bunda Sayang Batch 3 secara simultan memiliki pengaruh terhadap kualitas pengasuhan sebesar 28%.;-- This research is based on whatsapp group activity used in the parenting learning process at Bunda Sayang Class Batch 3 Institute Ibu Profesional Kota Bandung which shows the lack of participation of participants caused by the stacking of chat in whatsapp group. On the other hand, participants also revealed that the Bunda Sayang Class can change their attitudes to their husbands and children through Jumat Hangat activities. This research aims to determine the effect of participation of participants on the quality of care, to determine the effect of meaningfulness of the program on the quality of care, to know the quality of care in the family after participating in mobile-based parenting program and to determine the effect of participant participation and the significance of the program on the quality of care. The approach used in this research is a quantitative approach with descriptive method. The sample in this study were 55 participants with the target population of 65 respondents. Data taken using questionnaire in the form of google form. Participation of Bunda Sayang Class Batch 3 participants gets the "high" criterion, meaning that the overall participation of the Bunda Sayang Class participants tends to be good at participating in every learning activity. The significance of the Batch 3 Bunda Sayang program achieves the criteria "very high", meaning that the Bunda Sayang Class program is very meaningful for the participants and the program is in line with the needs of the participants. The quality of parenting of Bunda Sayang Class Batch 3 earns the criteria "very high", meaning that the quality of parenting participants tends to be very good with respect to the application of productive communication materials and training the independence of the children that participants learn in the Bunda Sayang program. The result of this research shows that the influence of the participation of the participants in Class Bunda Sayang Batch 3 is partially 14.21%, while the influence of the significance of the Bunda Sayang Batch 3 program partially has an influence of 25.6%. The influence of participation and the significance of the Bunda Sayang Units Batch 3 program simultaneously has an influence on the quality of care of 28%

    PENGEMBANGAN UKBM DENGAN PENDEKATAN ENGINEERING DESIGN PROCESS (EDP) UNTUK MENINGKATKAN LITERASI STEM SISWA SMA

    Get PDF
    UKBM is a learning tool using the Semester Credit System (SKS) and is a small learning unit that is arranged sequentially by involving study time units. This research is focused on developing UKBM with the Engineering Design Process (EDP) approach in learning physics in high school. The purpose of this study was to produce a valid UKBM and determine the effectiveness of UKBM through increasing students' STEM literacy after using the EDP-based UKBM. This study uses a research and development (R&D) model with the ADDIE model consisting of five stages, namely: Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation. The results of the validity of product development are declared valid by the three validators with an average percentage of 88%, so that product development can be implemented in schools. The results of the effectiveness obtained from analyzing the results of the pre-test and post-test N-gain with the acquisition of N-Gain of 76.96% so that it is in the high category. The development of UKBM with the Engineering Design Process (EDP) Approach to improve STEM literacy of high school students was declared valid and effective

    Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif berbasi Macromedia Flash 8 Pokok Bahasan Interferensi Pada Mahasiswa Pendidikan Fisika

    Get PDF
    Pengembangan media pembelajaran interaktif Macromedia Flash 8 Pokok Bahasan Interferensi pada Mahasiswa Pendidikan Fisika. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui minat belajar mahasiswa pendidikan fisika dan bagaimana respon mahasiswa terkait pengembangan media pembelajaran interaktif macromedia flash 8 pokok bahasan interferensi pada mahasiswa pendidikan fisika.  Metode penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (Research and Development ,R&D) dengan mengacu pada model pengembangan ADDIE, yaitu analisis (Analysis), desain (Design), pengembangan (Development), implementasi (Implementation), dan evaluasi (Evaluation). Media pembelajaran ini dibuat dengan menggunakan softaware macromedia flash 8. Uji coba produk yang berupa media pembelajaran dilakukan kepada mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember yaitu pada mahasiswa yang menempuh mata kuliah Fisika Dasar 3 pada tahun ajaran 2020 – 2021. Untuk mengetahui respon mahasiswa fisika terhadap media pembelajaran uji coba dilakukan dan untuk mengetahui respon tersebut maka digunakan kusioner berupa angket. Berdasarkan hasil analisis data respon mahasiswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan memiliki nilai presentase sebesar 81,64 % dalam kategori baik. Hasil tersebut menunjukan bahwa media pembelajaran mempunyai respon positif pada saat digunakan oleh mahasiswa fisika

    PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

    Get PDF
    1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata dewasa ini semakin mendapatkan prioritas utama sebagai penghasil devisa selain minyak dan gas yang memiliki pertumbuhan paling pesat dalam bidang perekonomian. Pariwisata menyumbang 9,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, pada saat ini dan akan tumbuh menjadi 10,1% ditahun 2007. Dengan semakin jenuhnya pasar konsumen wisata yang diakibatkan oleh kurang dikenalnya potensi alam sebagai daya tarik wisata maka perlu diupayakan adanya tema baru sebagai daya tarik wisata. Ketetapan pemerintah Indonesia sejak decade 1980-an dengan mendudukkan sector pariwisata sebagai sector prioritas bagi penerimaan devisa, telah menempatkannya pada posisi ideal untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan ini. Jawa tengah merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai asset di sector pariwisata. Jawa Tengah yang termasuk dalam wilayah pengembangan pariwisata B, memberi penekanan pengembangan pariwisata yang bertujuan untuk memanfaatkan serta mengembangkan potensi sumber daya alam dan budaya sehingga dapat meningkatkan dan memantapkan citra produk Jawa Tengah di pasaran wisata dalam negeri maupun wisata luar negeri. Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang secara riil merupakan titik tolak yang sangat strategis bagi daerah untuk dapat menggali, mengembangkan, dan mengelola asset-aset maupun potensi sumber daya yang dimiliki serta memberdayakan untuk pembangunan perekonomian daerah setempat. Oleh karena itu perlu mencermati sector strategis yang memiliki potensi kuat untuk menopang pembangunan daerah masing-masing. Kabupaten Semarang merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Jawa Tengah yang sangat potensial di bidang kepariwisataan sehingga Kabupaten Semarang menempatkan sector “INTAN PARI” (Industri, pertanian dan pariwisata) sebagai pelaksanaan UU No.22 tahun Otonomi Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah. Wilayah Kabupaten Semarang memiliki obyek dan daya tarik wisata yang cukup bervariasi seperti panorama keindahan alam yang mempesona, klimatologi yang mendukung untuk keperluan peristirahatan, suasana kehidupan pedesaan, kesenian tradisional, industri kerajinan, peninggalan sejarah dan purbakala, hutan wisata, wisata tirta dan wisata pertanian. Dalam bidang wisata dan rekreasi Kabupaten Semarang memiliki potensi yang menjanjikan. Dari berbagai macam potensi objek dan daya tarik wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Semarang, diantaranya Wana Wisata Penggaron, Kopeng, Bandungan, Rawa Pening, dan sebagainya. Kawasan wisata pemandian Tirto argo merupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Semarang yang bercorak alam, memiliki peluang dan kekuatan yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Kelebihan yang dimiliki objek wisata ini antara lain: Memiliki potensi yang unik dan menarik, potensi yang dimiliki yaitu adanya sumber air dari gunung ungaran, serta suasana pedesaan yang masih alami. Adanya event padusan, pada acara ini umat islam dari dalam dan luar Kabupaten Semarang datang untuk melaksanakan ritual ini, sehingga mengalami ledakan pengunjung. Lokasi objek berdekatan dengan objek wisata lain, sehingga dapat menjadi sebuah paket wisata yang menarik. Didekat pemandian sudah ada fasilitas pendukung berupa pemancingan dan penginapan Puri Indrakila. Selain itu juga didukung dengan peningkatan arus kunjungan wisatawan, hal ini dapat menjadi sebuah peluang yang bagus. Dibalik potensi dan peluang tersebut terdapat sejumlah factor kelemahan yang menjadi kendala bagi perkembangan Objek Wisata Tirto Argo, antara lain : Masih terbatasnya dukungan fasilitas penunjang wisata baik secara kuantitas maupun kualitas. Masih terbatasnya upaya pengelolaan antraksi yang terdapat di dalam kawasan ini. Belum tersedianya konsep dan arahan untuk penataan dan pengembangan. Berdasar data diatas, tirto argo sebagai salah satu objek wisata yang memiliki prospek yang cerah, maka diperlukan penataan kawasan wisata yang terpadu dengan melakukan penataan dan penambahan kualitas maupun kuantitas, serta fungsi luar dan komposisi masa bangunan. Diharapkan dengan penataan kawasan objek rekreasi tirto argo dapat mewadahi kegiatan-kegiatan wisata yang dapat menarik wisatawan untuk dapat berwisata dengan nyaman serta mampu memberi kepuasan bagi pengunjungnya. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembahasan adalah melakukan perencanaan pengembangan Kawasan Wisata Tirto Argo dengan menggali, mengumpulkan dan mengidentifikasi permasalahan yang ada untuk memperoleh solusi penataan dan pengembangan yang mampu menjadikan kawasan rekreasi ini menjadi tempat rekreasi yang nyaman. Sasaran yang hendak dicapai adalah mendapatkan landasan program perencanaan dan perancangan Pengembangan Kawasan Tirto Argo di Ungaran yang mampu mewadahi kegiatan rekreasi. 1.3. Manfaat Manfaat yang diperoleh dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Secara Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, dan sebagai pegangan serta acuan selanjutnya dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tugas Akhir. 2) Manfaat Secara Objektif Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baik bagi penyusun maupun bagi mahasiswa lain serta bermanfaat untuk masyarakat umum. 1.4. Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan secara subtansial dititik beratkan pada lingkup ilmu arsitektur terutama penataan kawasan yang berkaitan dengan Penataan Kawasan Wisata Tirto Argo. Hal-hal diluar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang hal tersebut masih relevan. Ruang lingkup pembahasan secara spasial tapak berada di Kelurahan Nyatnyono, kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, 1.5. Metoda Pembahasan Metoda pembahasan yang digunakan dalam penyusunan LP3A ini adalah dengan metode deskriptif sebagai cara untuk memperoleh gambaran tentang kondisi dan karakteristik suatu keadaan atau peristiwa dengan secermat-cermatnya. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan studi pustaka dan pengamatan di lapangan. Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dengan cara : Wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dengan topic pembahasan. Studi pustaka, dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder. Dalam hal ini termasuk studi pustaka tentang pariwisata, penataan kawasan, maupun untuk pengumpulan data dari instansi terkait. Observasi lapangan, dilakukan pengamatan langsung di Kawasan Wisata Tirto Argo. Studi banding, dipilih objek yang memiliki kemiripan karakteristik dengan kawasan Wisata Tirto Argo. Setelah diperoleh data-data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan konsep dasar perencanaan dan perancangan. 1.6. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang tema secara umum penataan Kawasan Wisata Tirto Argo yang didalamnya berisi penjelasan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup pembahasan, metoda pembahasan yang digunakan, serta sistematika pembahasan yang berisi pokok pikiran pada setiap bab yang ada. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan untuk mendukung perencanaan dan perancangan Kawasan Wisata Tirto Argo. BAB III TINJAUAN KAWASAN REKREASI TIRTO ARGO Dalam bab ini berisi tentang diskripsi kondisi dan potensi kawasan wisata tirto argo baik secara fisik maupun non fisik.Uraian didahului dengan kebijakan pariwisata Propinsi Jawa Tengah, kemudian gambaran umum Kabupaten Semarang, dan tinjauan Kawasan Wisata Tirto Argo. BAB IV ANALISIS KAWASAN TIRTO ARGO Bab ini diuraikan analisa-analisa yang bersifat penajaman terhadap materi dan dikaitkan dengan konteks lahan perencanaan. Materi yang akan dianalisa meliputi jenis wisata, pelaku, dan aktivitas, fasilitas, pencapaian, kapasitas, besaran ruang, sedangkan analisa fisik kawasan yang meliputi struktur kawasan, elemen pembentuk kawasan, citra kawasan serta style arsitektur bangunan. BAB V BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang batasan dan anggapan yang dihasilkan dari analisis dan diterapkan pada pendekatan program perencanaan dan perancangan

    Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android ”Opera Juragan” pada Materi Operasi Hitung di Sekolah Dasar

    No full text
    Penelitian dilatarbelakangi oleh analisis kebutuhan berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga. Proses pembelajaran saat mata pelajaran matematika, guru hanya menggunakan media pembelajaran seperti video, dan buku paket. Oleh karena itu, peserta didik beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sulit dan membosankan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis android pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas 3 SD; (2) menguji tingkat kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D), dengan mengadaptasi model pengembangan ADDIE. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan media “OPERA JURAGAN” adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil validitas yang diberikan validator, yaitu dengan cara menghitung nilai validasi. Hasil validasi media “OPERA JURAGAN” memperoleh skor sebesar 91% dari ahli materi; 92% dari ahli media; dan 77% dari praktisi (guru). Hal ini menunjukkan bahwa media “OPERA JURAGAN” memperoleh kriteria sangat valid sehingga layak digunakan sebagai media pembelajaran materi operasi hitung kelas III Sekolah Dasar
    corecore