46 research outputs found
Residing Tradition of Muslim Community in Java Northern Coastal
The development of globalization has been encouraged social changing of the city. TheĀ less socialĀ behaviour occured in the daily of urbanĀ community and has became a preferredĀ life style. This situation will be a seriouse threat forĀ the urban social life. A good city should be able to create many places for its people, that could make people feel comford and feel like home to live inside. A place expresses its local culture has potential to be a local identity. Locatity isĀ an imporant point that is needed by a nation to attrachĀ roles in globalization era.Ā Ā The characteristic of muslim city is a place to muslim community live in that do the Idlamic shariah well. Since in the 11āth century the region of north coast of Java has been known as an entranceĀ gate of Islam teaching in Indonesia. The region of Demak and Kudus are the old city which are saving many artefact and tradition of living of muslim community. Kauman is an important place related to this case.Ā The purpose of this paper is to describe the phenomena of Muslim residenceĀ present in Demak and Kudus, using descriptive qualitative methods. The resultĀ is that the existence of Muslim residence in this region occured becauseĀ of theĀ strong support of coastal economic. There is a considerable difference between the Muslim residenceĀ in Demak and in Kudus. The Muslim residence in Demak develops with the character of hierarchical, dependent society; while in Kudus develops an egalitarian and independent character of residence. In Kudus known the social kinship ofĀ 'Gusjigang', while in Demak emerged the Kasepuhan & Notobratan kinship which was the heir of Sunan Kalijaga. The characteristic of the two Muslim cities on the north coast of Java shows the uniqueness of Muslim cities that are not found in other areas
Pengembangan Desain Bak Celup untuk Proses Pencelupan, Lorotan, dan Pewarnaan pada Produksi Batik Semarangan
Pada proses produksi batik, proses pewarnaan terbagi menjadi dua tahapan yaitu: perendaman dengan cairan naptol dan pemberian warna. Pengrajin membolak-balik dan merendam kain dengan posisi tubuh yang kurang nyaman. Ketidaksesuaian antara tinggi badan dengan bak celup yang biasa menggunakan drum bekas mengakibatkan pengrajin melakukan proses pewarnaan dengan posisi membungkuk. Kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan dan mudah merasa lelah. Upaya perbaikan lingkungan kerja dalam kegiatan pengrajin batik di lingkungan UKM āBatik semarang 16ā dan Kelompok Binaan-nya āBatik Metesehā, dalam hal ini menjadi fokus usulan kegiatan pengabdian masyarakat program IbM ini. Penciptaan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan berkualitas akan dicapai melalui rancang bangun peralatan batik (bak celup perwarnaan dan lorotan) yang ergonomis
HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ALAM POSONG
Kabupaten Temanggung merupakan suatu wilayah yang terletak di tengah Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut membuat Kabupaten Temanggung berlokasi tepat di jalur utama Semarang-Purwokerto. Selain itu, Kabupaten Temanggung juga berada persis di tengah dua kabupaten dimana keduanya memiliki objek wisata yang cukup terkenal baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, yaitu Candi Borobudur di Kabupaten Magelang dan Dieng di Kabupaten Wonosobo. Meskipun didukung dengan potensi wisata yang cukup besar seperti wisata pegunungan, sejarah maupun tradisi, sebagian besar masih dalam tahap pengembangan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Untuk saat ini, Kabupaten Temanggung hanya dijadikan sebagai daerah kota ampiran atau Daerah Antar Tujuan Wisata (DATW) belum sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Namun tingginya minat wisatawan terhadap objek wisata yang ada tidak didukung oleh fasilitas akomodasi yang memadai. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi minat wisatawan yang terus meningkat dibutuhkan sebuah penginapan yang mampu memaksimalkan potensi wisata yang ada serta dapat dijadikan alternative rekreasi dan berlibur bagi para wisatawan yang menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari dan terletak cukup jauh dari pusat kota
Arsitektur organik dinilai sesuai dengan kondisi kontekstual tapak, dimana tapak berada di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh perkebunan kopi dengan iklim yang dingin disertai angin yang cukup kencang dan kontur tanah yang tidak rata. Dalam proses perancangnnya, karakteristik arsitektur organik diterapkan dalam bentuk atap, struktur, warna dan bahan bangunan. Selain itu dengan mengadaptasi bentuk-bentuk alam dari sekitar tapak, desain resort akan lebih menyatu dengan lingkungan sekitanya.
Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai hotel, jenis-jenis hotel, resort dan jenisnya, syarat pelayaan dan fasiitas hotel resort, pedoman perencanaan hotel resort, kemudian dilanjutkan dengan tinjauan arsitektur organik. Setelah itu dilakukan studi banding beberapa hotel resort dengan fungsi yang sama untuk mengetahui dan membandingkan aspek-aspek yang ada dalam merencanakan dan merancang hotel resort. Dilakukan juga tinjauan lokasi mengenai Kabupaten Temanggung pada umumnya dan Kawasan Wisata Alam Posong pada khususnya. Serta lokasi Kabupaten Temanggung menurut keadaan pariwisatanya. Akhirnya, seluruh hasil kajian dituangkan dalam bentuk program ruang dan konsep-konsep perancangan yang diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektu
TERITORIALITAS RUANG PADA JALUR PENGGAL JALAN KYAI H. AGUS SALIM KOTA SEMARANG āHubungan Perilaku Pengguna Teritori dengan Seting Jalur Jalan ā
Pemanfaatan ruang-ruang kota yang strategis untuk dapat menambah pendapatan/ penghasilan oleh masyarakat kota muncul sebagai hasil meningkatnya urbanisasi diperkotaan. Pedagang sektor non formal dan perparkiran merupakan bagian dari sektor yang muncul sebagai hasil meningkatnya urbanisasi tersebut.
Pedagang dan pemarkir pada suatu elemen-elemen ruang kota Penggal jalan Pasar Johar dan Pasar Yaik yang terletak di pusat kota Semarang merupakan fenomena perilaku pedagang/pemarkir. proses beraktivitas tersebut berlangsung secara terus menerus, perkembangannya sangat pesat memicu timbulnya klaim atas ruang-ruang pada penggal jalan tersebut. Pada akhirnya klaim atas ruang-ruang publik tersebut merupakan masalah antara perilaku pedagang dan pemarkir tersebut dan teritorinya.
Klaim ruang inilah yang merubah fungsi asal dari penggal jalan tersebut. Penggal jalan Kyai Hi. Agus Salim merupakan lokasi yang sangat strategis mengingat daerah tersebut merupakan sejarah awal pusat perdagangan di kota semarang. Kawasan Perdagangan Johar merupakan area pusat jual-beli di Kota Semarang yang terkenal dengan kelengkapan komoditinya dan menjadi salah satu pusat destinasi belanja masyarakat Semarang, sehingga ketertarikan pengunjung yang datang ke Semarang akan berkunjung kekolasi tersebut. keberadaan ruang yang sangat strategis inilah memicu meningkatnya pedagang di sektor informal dan juru parkir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian āDeduktif Kualitatifā, Penelitian ini berkaitan dengan pemaknaan ruang publik sebagai klaim ruang pribadi dalam konteks teritori secara fisik.
Setting Pedagang informal dan juru parkir tersebut menempati penggal jalan Kyai Hi. Agus Salim dengan meletakkan penanda teritori mereka sebagai bukti fisik, selain itu penanda tersebut dianggap sebagai pengakuan terhadap ruang teritori untuk kontrol dan personalisasi ruang.
Dengan memahami perilaku teritori, diharapkan pola pembentukan teritori dan faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dipahami, sehingga masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan klaim ruang-ruang pada penggal jalan oleh pedagang-pedagang/penjual dan juru parkir dapat diatasi
Kata Kunci: Teritorialtas Ruang, Penggal Jalan, Klaim Ruan
Rumah Susun Sederhana Milik KORPRI Kota Semarang
Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah. Sebagai kota terbesar di lingkup proinsi Jawa Tengah, Kota Semarng menjadi sasaran kegiatan pembangunan oleh pemerintah. Pembangunan dalam berbagai bidang/aspek ini tumbuh seiring dengan pertumbuhan penduduk di dalamnya. Semakin banyak manusia yang ditampung dalam suatu kota, semakin banyak juga kebutuhan ruang untuk berbagai macam aktivitasnya didukung oleh bangunan fisik dan infrastruktur yang memadai.
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman dengan berbagai aspek permasalahannya sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman dilaksanakan sebagai satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya dalam kerangka mendukung ketahannan nasional, mampu menjamin kelestarian lingkunganhidup dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia Indonesia dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perumahan dan permukiman, selain merupakan salah satu kebutuhan dasar, juga mempunyai fungsi yang strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, pembinaan generasi muda, tempat persemaian budaya, serta barang modal (capital goods).
Kebutuhan ruang untuk hunian menjadi suatu kebutuhan primer yang harus diakomodir oleh suatu kota. Selama ini pembangunan permukiman secaran horizontal, seperti landed house, telah berdampak berkurangnya lahan yang tersedia untuk kegiatan pembangunan lebih lanjut. Padahal pertumbuhan penduduk Kota Semarang terus meningkat dan berbanding lurus dengan kebutuhan rumah tinggal. Pusat kota sebagai Central Business District semakin padat oleh bangunan komersial dan perkantoran. Pasokan lahan di pusat kota pun semakin minim. Akibatnya pembangunan merambah daerah pinggiran kota/suburban. Hal ini disebut juga dengan urban sprawl
The Changes of Houseās Spatial Caused by The Userās Religiosity in Pondok Indah Housing Estate Semarang
Indonesia is a country with a majority Muslim population, which has been increasing its population every year. The increase in population is also accompanied by an increase in the need for residential houses. Residential houses that are now being developed are mostly located in a housing estate created by developers with the same physical form. This causes many phenomena to change the shape and spatial changes of the house due to the needs of different residents. One of those needs, is the need for religiosity to obey the teachings of religion. The example of places that experience the phenomenon of the change are Pondok Indah Housing Estate Semarang. Pondok Indah is a housing estate that has established for a long time and has undergone many changes in its houses. This research seeks to see how spatial changes occurs in Pondok Indah housing estate and how religiosity plays a role in these changes. Religiosity refers to the values of Muslim society based on the conception of Hablum Minallah, hablum minannas wa hablum minal āAlamien which means an islamic harmony of relations between humans and Allah, with each other, and with their natural environment. The retrieval of research data is done by interview and observation methods. In the changes in the spatial of houses in Pondok Indah Semarang housing estate there is an influence of religiosity on several aspects, including zoning, space, circulation, and spatial organization. These changes intentionally or not, have led to houses that are in accordance with the concepts of Islamic practice, namely Hablum Minallah, Hablum Minannas, and Hablum Minal āAlamin. The concept of Hablum Minallah's practice influences the changes in organizational and spatial aspects, Hablum Minannas influences the changes in zoning and spatial aspects, and Hablum Minal Alamin influences the change in aspects of circulation
TIPOLOGI RUMAH VERNAKULAR BERDASARKAN SISTEM FISIK DI KAMPUNG BANDAR PEKANBARU, RIAU
The development of the city of Pekanbaru originally came from a small hamlet on the edge of the Siak river. The development of Senapelan (Kampung Bandar now) is very closely related to the development of the Sri Indrapura Siak Kingdom which brought Malay culture and architecture to Bandar Village. To learn the characteristics of an architectural building one of them can be known by studying the typology of the building. Likewise with the characteristics of houses in a settlement, this can be known by examining the typology of the houses. The purpose of this study was to determine the typology of vernacular houses based on physical elements in Kampung Bandar Pekanbaru. The typology of this house will be discussed descriptively with qualitative methods. In this study, a strategy to determine the typology of vernacular houses uses physical system parameters that will discuss typologies based on the character of the material, typologies based on space constraints and typologies based on the structure of the house. The results of the study are expected to be a foundation for maintaining and preserving vernacular houses with Malay architecture in Pekanbaru. It also can be an input for the government to be able to develop the Bandar village area by continuing to emphasize the character of Malay architecture and advanced steps such as conservation so that it can be a positive impact on the city of Pekanbaru
Relokasi dan Pengembangan Terminal Tipe B Menjadi Tipe A di Cilacap
Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan suatu daerah adalah melalui potensi pada sektor perhubungan. Kota Cilacap mempunyai Terminal Eksisting yang dikategorikan sebagai Terminal Tipe B, Terminal ini merupakan titik simpul jaringan transportasi utama di Kota Cilacap. Seiring dengan perkembangan Kota, kebutuhan akan transportasi yang lebih memadai serta akses yang mudah sangat dibutuhkan. Terminal eksisting yang berada di tengah Kota Cilacap menyebabkan beberapa dampak yang kurang baik, terutama kemacetan yang sering terjadi pada jalur sekitar Terminal, terutama pada jam sibuk. Fasilitas dan kapasitas Terminal yang sudah tidak memadai lagi serta masuknya kendaraan bua AKAP, yang seharusnya dilayani oleh Terminal Tipe A menjadi alasan dilakukannya pengembangan Terminal. Namun dengan adanya Terminal eksisting yang berada di tengah Kota serta lahan yang hanya 3,5 Ha menuntut adanya relokasi. Penentuan letak Teriminal Tipe A ini disesuaikan dengan peraturan daerah setempat.
Konsep yang diusung pada perancangan ini adalah menciptakan desain Resort Hotel sebagai tempat penyedia jasa penginapan yang memberikan kenyamanan, keamanan dan memberikan rasa tenteram di dalam hati yang juga memperhatikan lingkungan sekitar. Desain Resort Hotel di Magelang akan mentikberatkan pada desain asitektur tropis yang akan dipadukan dengan kosep modern serta potensi kekayaan kearifan lokal setempat, dimana tema āarsitektur tropisā serta modern menjadi fokus utama.
Kajian diawali dengan mempelajari definisi tentang Terminal, klasifikasi, tipologi dan jenis, ruang, orientasi bangunan, kriteria, lokasi yang semua berkaitan dengan Terminal Tipe A, serta tinjauan tentang arsitektur tropis. Kemudian dilanjutkan dengan studi banding dengan beberapa Terminal Tipe A yang berada di daerah sekitarnya sebagai bahan komparasi mengenai aspek ā aspek perencanaan dan perancangan Terminal Tipe A. Selain itu, dilakukan tinjauan lokasi Kabupaten Cilacap dan kebijakan tata ruang wilayahnya. Dilakukan pula tinjauan mengenai Terminal Eksisting untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada. Kemudian dilakukan pendekatan melalui aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur untuk memperoleh program ruang dan konsep-konsep perancangan Terminal Tipe A yang pada akhirnya diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektu
Pengembangan Wisata Air Panjalu Joyoboyo di Kediri sebagai Riverfront Area
Kawasan Wisata Air Panjalu Joyoboyo di Kediri merupakan salah satu ruang publik kota yang masih kurang terpelihara, belum adanya pengelola pusat dan sistem drainase air yang baik mengakibatkan tempat wisata ini sulit berkembang. Namun demikian, budaya lokal masyarakat di kawasan ini masih terlihat dan memberikan karakter khas di kawasan ini.lokasi wisata di tepi bantaran sungai ini sering dimanfaatkan untuk festival budaya dan terdapat kafe tepi sungai untuk menikmati pemandangan sungai berlatar belakang Kota Kediri yang indah.
Sungai Brantas merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa.Bagi masyarakat Kota Kediri, keberadaan Sungai Brantas memiliki peran yang besar dan menjadi inti kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik untuk saluran irigasi sawah, saluran pembuangan air dan suplai air untuk industri. Oleh karena itu keberlanjutan sungai ini sangat penting, baik bagi masa saai ini maupun bagi generasi yang akan datang. Permasalahan terlihat ketika perkembangan kota tidak didukung dengan insfrastruktur yang baik.
Kawasan Wisata Air Panjalu Joyoboyo ini berbatasan langsung dengan pemukiman menengah kebawah yang kurang peduli terhadap kualitas air Sungai Brantas. Sistem pembuangan limbah pemukiman dan limbah dari kawasan wisata ini langsung dibuang ke sungai tanpa adanya pengolahan. Belum lagi pembuangan sampah yang tidak terkendali dari kawasan wisata akan berdampak buruk bagi keberlangsungan sungai dan ekosistem air sungai. Pengolahan limbah baik cair maupun padat memiliki peran penting bagi terpeliharanya kualitas air sungai dan memberikan citra kawasan kota yang kuat. Dengan adanya sistem pengolahan limbah yang baik dan kondisi sungai yang terjaga, mampu meningkatkan nilai jual kawasan wisata