9 research outputs found

    PENGARUH DOSIS PUPUK BIOKOMPOS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata L.) VARIETAS F1 HIBRIDA TALENTA

    Get PDF
    Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L.) Varietas F1 Hibrida Talenta merupakan tanaman semusim, yang di panen muda. Dapat ditanam di lahan sawah maupun lahan tegal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2014, di, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur. Jenis tanah aluvial dengan ketinggian ± 195 meter diatas permukaan laut, serta pH tanah 6,7. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk Biokompos dan dosis pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L.) Varietas F1 Hibrida Talenta. Penelitian dilaksanakan secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Bio kompos (O) dengan 3 level yaitu : O1 = 2000 kg/ha, O2 = 3000 kg/ha, dan O3 = 4000 kg/ha. Faktor kedua adalah dosis pupuk SP-36(S) dengan 3 level yaitu : S1 = 100 kg/ha, S2 = 150 kg/ha, S3 = 200 kg/ha. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : 1). Terjadi interaksi yang nyata kombinasi antara perlakuan dosis pupuk Biokompos dan SP-36 pada variable pengamatan jumlah daun pada umur 49 has, diameter batang pada umur 49 hst, berat jagung berklobot dan berat jagung tanpa klobot. Dimana perlakuan O3S3 merupakan perlakuan yang dominan dan berkontribusi nyata dalam mempengaruhi variable tersebut. 2). Tidak terjadi interaksi yang nyata kombinasi antara perlakuan dosis pupuk Biokompos dan SP 36 pada variable pengamatan kadar kemanisan (% brix) pada jagung manis. bisa disebabkan oleh faktor genetik varietas F1 Hibrida Talenta yang lebih dominan, ataupun perlakuan kombinasi pemberian dosis pupuk yang kurang ekstrim. 3). Kombinasi perlakuan dosis pupuk biokompos 4000 kg/ha dan dosis pupuk SP 36 200 kg/ha (O3S3) memperoleh hasil yang paling tinggi pada variable pengamatan berat jagung berklobot 366,60 gram dan tanpa berklobot yakni 282,67gra

    PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA (16:16:16) DAN PUPUK ORGANIK MASHITAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS BANGKOK THAILAND

    Get PDF
    Percobaan ini dilakukan di Dusun Sumber Agung, Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri diatas ketinggian ±130 M diatas permukaan laut. Dengan jenis tanah glei atau aquep, mulai penelitian pada tanggal 28 Juli 2010 sampai dengan tanggal 5 Oktober 2010. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) factorial. Sebagai faktor pertama adalah perlakuan dosis Pupuk Organik MASHITAM (M) yang terdiri dari 4 level yaitu M0: tanpa perlakuan pupuk, M1: Pupuk Organik MASHITAM dengan dosis 450 kg/ha, M2: Pupuk Organik MASHITAM dengan dosis 500 kg/ha, dan M2: Pupuk Organik MASHITAM dengan dosis 550 kg/ha. Faktor perlakuan ke dua yaitu Pupuk Anorganik NPK MUTIARA (16:16:16) (N) terdiri dari 3 level yaitu: N1: Pupuk anorganik NPK MUTIARA (16:16:16) dengan dosis 150 kg/ha, N2: Pupuk anorganik NPK MUTIARA (16:16:16) dengan dosis 200 kg/ha, N3: Pupuk anorganik NPK MUTIARA (16:16:16) dengan dosis 250 kg/ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi dosis pupuk organik MASHITAM dan pupuk anorganik NPK MUTIARA (16:16:16) yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) varietas bangkok thailand. Berdasarkan hasil penelitian “Pengaruh Dosis Pupuk Anorganiki NPK Mutiara (16:16:16) Dan Pupuk Organik Mashitam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L) varietas Thailand” dapat disimpulkan bahwa : terjadi interaksi yang sangat nyata antara perlakuan dosis pupuk NPK Mutiara dan dosis pupuk organik Mashitam terhadap variabel tinggi tanaman umur 28 hst dan interaksi nyata terhadap variabel tinggi tanaman umur 42 hst dan jumlah daun umur 42 hst. Perlakuan dosis pupuk NPK Mutiara berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah anakan umur 28 hst dan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah anakan umur 42 hst. Perlakuan dosis pupuk organic Mashitam berpengaruh sangat nyata terhadap variabel berat basah umbi per-petak dan berpengaruh nyata terhadap variabel berat kering umbi per-petak. Produksi tertinggi dihasilkan pada perlakuan dosis pupuk organic Mashitam 550 kg/ha yaitu sebesar 2,34 kg umbi kering perpetak (11.700 kg/ha)

    ANALISA SENYAWA BIOAKTIF ANTIOKSIDAN DAN ZAT GIZI TERHADAP BUAH TERUNG POKAK (Solanum torvum) SEBAGAI BAHAN PANGAN FUNGSIONAL

    Get PDF
    Solanum torvum has potential as a functional food ingredient because it contains bioactive antioxidant compounds which are quite high and are proven as herbal medicines in China and are a popular food in Florida, Alabama, West India, Malaysia, Thailand, Mexico, Central America, South America, Brazil. The study aims to analyze the components of bioactive antioxidant compounds and nutrients in qualitative and quantitative methods and functional groups in fresh Solanum torvum. The research method used phytochemical screening, quantitative tests, chemical identification with LCMS, FTIR, AAS. The results of phytochemical screening studies, the Solanum torvum contains few alkaloids, while it contains a great number of saponins, steroids, glycosides. The quantitative test showed that the fruit contains 36.31 mg /g phenol, 0.62 mg/g tannin content, 2.76 mg/g flavonoid content and antioxidant activity (% DPPH inhibition) of 84.55%, 82.77% water content, 1.63% ash content, 2.73% fat content,  9.78% protein, 3.69% carbohydrates, 3.77% vitamin C, 0.97% phosphorus, 0.13% potassium, Ca 36.64 ppm, Mg 79.1 ppm, Fe 2.34 ppm. Chemical tests with LCMS contain 13 types of components namely (1) chlorogenic acid, (2) 4-O-caffeoylquinic, (3) 3-O-caffeoylquinic, (4) 4-O-caffeoylquinic, (5) 3-O-feruloylquinic acid, (6) 5-O-feruloylquinic acid, (7) 3-O-dicaffeoylquinic acid, (8) 4-O-dicaffeoylquinic acid, (9) 3-5-O-dicaffeoylquinic acid, (10) 3-O -feruloylquinic acid, (11) 5-O-feruloquinic acid, (12) putative dicaffeoylquiniacid, (13) putativedicaffeoylquinic acid. The functional groups of Solanum torvum have seven types namely phenol (OH), Alkane (C-H), Alkene (C = C), aromatic ring, Nitro (NO2), Amine and Amide (C-N), Alcohol (C-O). Thus, fresh Solanum torvum contains potential antioxidant compounds and nutrients that function for health and functional food

    PENGARUH JENIS MULSA DAN DOSIS PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KUBIS BUNGA (BRASSICA OLARECAE L.) VARIETAS PM 126 F1

    Get PDF
    Kubis bunga merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek pengembangan karena mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Permintaannya semakin meningkat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk meningkatkan mutu dan hasil kubis bunga dengan cara pemasangan mulsa bertujuan untuk meminimalisir persaingan unsur hara antara tanaman kubis bunga dan gulma. Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai April 2016 di Desa Watugede Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri dengan ketinggian tempat 213 m dpl, beriklim tropis dengan suhu rata – rata 27°C, jenis tanah regosol, pH tanah rata – rata 6,00. Penelitian dilakukan secara faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari dua faktor dengan tiga level. Faktor pertama penggunaan Jenis Mulsa yang terdiri dari Mulsa Plastik Hitam Perak (M1), Mulsa Plastik Putih Perak (M2), dan Mulsa Jerami (M3). Faktor kedua dosis pupuk NPK Mutiara 300 kg/Ha (D1),400 kg/Ha (D2),500 kg/Ha (M3). Sehingga dari kedua faktor tersebut diperoleh sembilan kombinasi perlakuan. Dari hasil penelitian terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan jenis mulsa dan dosis pupuk NPK Mutiara terhadap berat massa bunga yaitu pada kombinasi perlakuan M2D3. Perlakuan jenis mulsa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 21 hst dan 35 hst serta lingkar massa bunga pada umur 60 hst. Serta perlakuan dosis pupuk NPK mutiara berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 hst dan 35 hst, berpengaruh sangat nyata pada jumlah daun umur 21 hst dan 35 hst, lingkar massa bunga umur 60 hst

    Mentoring dan Sosialisasi Teknologi Pengemasan Olahan Nanas di Desa Babadan Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

    Get PDF
    Tanaman nanas yang banyak ditanam di kecamatan Ngancar, kabupaten Kediri merupakan produk unggulan petani. Penanganan pasca panen dan teknologi pengemasan buah nanas masih jarang dilakukan oleh petani nanas di desa Babadan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong minat dan kemampuan dalam melakukan usaha bisnis nanas segar dan olahan  yang bermutu  yang dikemas baik agar aman dan menarik. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan cara penyuluhan tentang penanganan pasca panen dan teknologi pengemasan olahan nanas, dan pendampingan kepada kelompok PKK. Pelatihan dihadiri 20 orang dari desa Babadan, selama 2 hari mulai tanggal 20 sampai 21 Agustus 2021 berlokasi di balai desa Babadan mulai pukul 10.00 sampai 12.00. Peserta pelatihan didampingi dan didukung oleh anggota pengurus koperasi pertanian Langgeng Mulyo dan bapak kepala desa Babadan untuk mewujudkan usaha agribisnis. Hasil kegiatan menunjukan adanya respon positif dari peserta untuk mengembangkan menjadi UKM pengolahan nanas dengan dukungan akademisi, pemerintah, pihak swasta serta bank yang siap memberi kredit usaha bisnis nanas. Kerjasama dengan akademisi dilakukan dengan pusat kajian inkubator bisnis Fakultas Pertanian  Universitas Islam Kadiri, Kediri

    PERAN PUPUK ORGANIK CAIR URIN KELINCI PADA TANAMAN PAKCOY(Brassica rapa L)

    Get PDF
    The aimed this study was to determine the effect of rabbit urine liquid organic fertilizer on N uptake, growth, and yield of pakcoy plants and to determine the dose of rabbit urine liquid organic fertilizer on pakcoy plants. This research used a randomized block design which repeated four times. Treatment factor: administration of rabbit urine concentration consisting of 6 treatments: U0 = 0 ml/Plant (Control or no treatment), U1 = 25 ml/Plant, U2 = 30 ml/Plant, U3 = 35 ml/Plant, U4 = 40 ml/ Plant, U5 = 45 ml/ Plant. Two phases of observation parameters were observed in this study, namely the vegetative phase which includes the height of the pakcoy plants in cm units, the number of pakcoy leaves (strands), and the area of the leaves using the length x width times the constant method. The generative phase was observed fresh weight of the plants and the total N uptake at harvest. There are significant differences in the parameters of plant height, number of leaves, and leaf area. Meanwhile, there was no significant difference in the fresh weight of the plants. There were differences in the percentage of nitrogen uptake in each treatment, the highest uptake was in treatment U5, namely using rabbit urine 45 ml/plant, and the lowest in treatment U4, namely using rabbit urine 40 ml/plant

    RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS BAUJI TERHADAP PERLAKUAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NPK

    No full text
    These trials were conducted in Puhjarak Village, District Plemahan, Kediri at an altitude of ± 138 M above sea level. With this type of Gromosol soil, with a pH of 5.8. The study was conducted on 14 September 2015 until November 5, 2015. The experimental design used was a randomized block design (RAK) factorial. As the first factor is the dosage of cow manure (K) consists of four levels, namely Ko: no fertilizer treatment, K1: cow manure 5 tons / ha, K2: cow manure 7.5 tonnes / ha, and K2: Manure cattle 10 tons / ha. A second treatment factor NPK (N) consists of three levels: N1: NPK fertilizer with a dose of 150 kg / ha, N2: NPK fertilizer with a dose of 200 kg / ha, N3: NPK fertilizer with a dose of 250 kg / ha. This study aims to determine the response of growth and yield of onion (Allium ascalonicum L) varieties Bauji against sapidan dosage of NPK fertilizer manure. Based on the results of the study "Response Growth and Production of onion (Allium ascalonicum L.) varieties Bauji Against Cattle Manure Treatment Dosage And NPK" it can be concluded that: a very real interactions occur between dosage of cow manure and NPK fertilizer to variable plant height age 28 hst and real interaction on plant height variable age 42 HST and the number of leaf age 42 HST. Dosage of cow manure very significant effect on the variable-wet weight of tuber per plot and the real impact on variable dry weight of tuber per plot. The highest production was generated in the cowshed dose treatment of 7.5 tonnes / ha in the amount of 2.34 kg of dried tubers perpetak (11,700 kg / ha). Dosage of NPK fertilizer very significant effect on the variable number of tillers age 28 hst and significantly affect a variable number of tillers age 42 HS

    Pelatihan Mahasiswa dalam Pembuatan Mie Ayam Spesial di Laboratorium Agroteknologi UNISKA

    No full text
    Mie ayam adalah olahan pangan yang mengandung gizi dan rasanya nikmat serta digemari masyarakat sebagai kuliner yang populer. Potensi bisnis mie ayam sangat menguntungkan karena harga jual terjangkau dan merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, serat dan vitamin. Tujuan Pelatihan bagi mahasiswa adalah menambah wawasan ilmu bisnis dan ketrampilan yang bermanfaat untuk memotivasi terbentuknya UMKM, Industri Rumah Tangga sehingga meningkatkan pendapatan atau nilai ekonomi dikalangan masyarakat. Metode pelaksanaan yaitu menggunakan penyuluhan materi dilanjutkan dengan pelatihan ketrampian hingga uji organoleptik produk. Parameter yang diukur adalah rasa, penampakan, aroma dari mie ayam spesial yang disajikan secara lengkap dengan tambahan bakso, somay,  ayam, sayuran sawi, acar mentimun. Hasil Kegiatan pelatihan menyatakan semua mahasiswa menyukai dan uji organoleptik pada produk menghasilkan kesimpulan menyukai mie ayam 80% dan sangat menyukai 20%. Menyukai Bakso 75%, sangat menyukai bakso 25%, menyukai somay 85%, sangat menyukai 15%. Jadi pelatihan  pengolahan mie ayam spesial dapat meningkatkan ketrampilan dan memotivasi mahasiswa menjadi wirausaha yang dapat meningkatkan nilai ekonomi

    Pelatihan dan Pendampingan Pengembangan Kapasitas Usaha Klasterisasi Pengolahan Buah Nanas Menjadi Sari Buah dan Selai Nanas

    No full text
    Pineapple was a potential commodity in Kediri Regency, favored because of its sweet taste mixed with acid which contains nutrients and antioxidants. The community service activity involves Faculty of Agriculture UNISKA in collaboration with the Pineapple Farmer Group and PT. PNM Kediri Branch. The purpose of the activity was identifying problems with pineapple farmers through survey activities, solving problems through training activities. Pineapple processing in Kediri district was not yet fully implemented. Still maintaining sales in fresh form so it was necessary to add value to the product. The training was held in September 2019. The tools and materials used were a set of cooking utensils and pineapple fruit. The expected output of activities was in the form of a cluster map of pineapple plant farmers in Kediri district and product diversification from pineapple plants. The results obtained were that farmers can produce fruit juice, pineapple jam and pineapple business assistance
    corecore