21 research outputs found
Money Politics and Horizontal Conflict in the Vehicle CH
Problems in village head elections are the occurrence of money politics, and even cause horizontal conflicts. Consequently, it does not produce village heads with capabilities and aspirations. Money politics by most politicians is considered an effective mode of influencing villagers in their political choices. Therefore, each candidate village head used the money to mobilize villagers in village head elections. The money politics mode is carried out with various activities that are labeled as food aid donations, contributing social facilities to the citizens. The practice of money politics, is very vulnerable to cause conflict between citizens who have different political choice affiliations, so it is very influential on the continuity of democratic village head elections. Keywords: Money politics, Horizontal conflict, Village Head Electio
PERBEDAAN PENGARUH MYOFASCIAL RELEASE DAN ISCHEMIC COMPRESSION TERHADAP PENURUNAN NYERI MYOFASCIAL SYNDROME OTOT LEVATOR SCAPULA
Abstrak
Latar belakang: Myofascial syndrome adalah salah satu gangguan musculoskeletal
yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia terutama pada wanita yang bekerja
dengan posisi statis, sehingga muncul rasa nyeri pada otot levator scapula terutama saat
aktifitas mengetik didepan layar komputer dan menggendong bayi. Tujuan: Untuk
mengetahui perbedaan pengaruh myofascial release dan ischemic compression terhadap
penurunan nyeri myofascial syndrome otot levator scapula. Metode penelitian:
Penelitian ini menggunakan experimental dengan pre dan post tes two group design.
Dilakukan bulan Mei – Juni 2017. Betempat di Jogonalan kidul, Tirtonirmolo Kasihan
Bantul. Total sampel adalah 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok dengan teknik
purposive sample. Kelompok 1 diberi intervensi myofascial release dengan dosis 5
selama menit dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Kelompok 2 diberi
intervensi ischemic compression dengan dosis selama 30 detik, dilakukan 3 kali
seminggu selama 2 minggu. Instrument penelitian berbentuk quisioner dan alat ukur
yang menggunakan skala Visual Analoque Scale. Uji normalitas dengan Shapiro wilk
test dan uji homogenitas data dengan Lavene’s test. Uji Paired sample t-test untuk
mengetahui penurunan nyeri kelompok I dan II serta Independet sample T-test untuk
menguji beda pengaruh intervensi kelompok I dan II.
Hasil: Hasil uji independent T test didapatkan nilai p = 0,032 (p <0,005) yang berarti
ada perbedaan pengaruh myofascial release dan ischemic compression terhadap
penurunan nyeri myofascial syndrome otot levator scapula. Kesimpulan: Ada
perbedaan pengaruh myofascial release dan ischemic compression terhadap penurunan
nyeri myofascial syndrome otot levator scapula. Saran: Penelitian selanjutnya
diharapkan mampu mengkaji lebih dalam terkait kondisi myofascial syndrome otot
levator scapula. Untuk responden diharapkan melakukan peregangan setelah beraktifitas
seperti mengetik di layar komputer dan menggendong bayi
KERAGAMAN PLANKTON DI WILAYAH PERAIRAN WADUK CENGKLIK BOYOLALI JAWA TENGAH
Penelitian mengenai keragaman plankton di wilayah perairan Waduk Cenglik Boyolali masih sangat sedikit. Penelitian bertujuan untuk: mengidentifiasi keragaman jenis plankton yang berada di wilayah perairan Waduk Cengklik Boyolali. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purpossive random sampling yaitu metode pengambilan sampel secara acak berdasarkan tujuan tertentu yang ditargetkan dalam penelitian. Pengambilan sampel akan dilakulan di bagian tepi waduk utama dekat pintu masuk waduk dan lokasi berikutnya adalah di bagian tengah waduk dengan menggunakan perahu. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi dan sore hari dengan harapan menemukan plankton yang terkategori fioplankton dan zooplankton. Sampel plankton kemudian diidentifikasi di laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UMS. Hasil yang didapatkan berupa jenis-jenis plankton yang terdiri dari fioplankton yang merupakan produsen di perairan dan zooplankton yang merupakan konsumen I di perairan. Indeks keanekaragaman zooplankton di Waduk Cengklik Boyolali didominasi oleh phylum Rotifera dan disusul oleh phylum Sarcomastigophora yang berkisar antara -3,30 sampai -3,35, sedangkan indeks keanekaragaman fioplankton didominasi oleh divisi acillariophyta yang berkisar antara -2,43 sampai -3,08 yang menunjukkan bahwa komunitas biota tidak stabil disebabkan karena kualitas air tercemar berat. Kuantitasi dan jenis plankton yang ada mengindikasikan kualitas perairan tersebut
Kualitas Perairan Sungai Anyar (Anak Sungai Bengawan Solo) Surakarta Ditinjau Dengan Indeks Keanekaragaman Fitoplankton
Activities around the Anyar River such as ongoing development projects, domestic waste, livestock, and fishing can affect changes in physical, chemical and biological conditions so as to affect water quality and biota survival in it. The purpose of this research is to know the water quality in Anyar River Surakarta based on phytoplankton diversity index. This research is a quantitative explorative research. The method used is purposive sampling by setting 3 stations that are Station A on the upstream with activities project development and domestic waste, Station B to the center of with activities domestic waste and fishing , and Station C on the downstream with activities development projects and livestock and research is conducted twice repetition. Phytoplankton identified 52 species of 39 genera and 6 main divisions of Chyanophyta (4 genera, 6 species), Bacillariophyta (17 genera, 27 species), Chrysophyta (3 genera, 4 species), Euglenophyta (2 genera, 2 species) Dinophyta (1 genus, 1 species), and Chlorophyta (10 genera 12 species). The diversity index (H ') ranges from -1.94 to -2.60 means the quality of the unstable biota and the quality of the polluted waters is heavy
Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Lanjut Usia di Desa Kangkung, Mranggen, Demak
Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kesehatan, mampu meningkatkan umur harapan hidup (life expectancy). Dengan meningkatnya angka harapan hidup lanjut usia yang semakin tinggi, maka dibutuhkan kualitas hidup yang lebih bermakna di bandingkan dengan kualitas hidup yang sekarang yang masih relatif rendah, khususnya masalah kesehatan. Untuk meningkatkan kesejahteraan khususnya sosial, ekonomi , kesehatan dan kemampuan lanjut usia, perlu di selenggarakan suatu suatu program yang berbentuk pelayanan dan pengembangan kelembagaan yang menangani masalah-masalah tersebut. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Lanjut Usia merupakan salah satu wadah yang dapat membantu masyarakat melakukan upaya peningkatan dan pencegahan terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia sehingga tercapai kualitas hidup yang optimal, tetapi pelaksanaannya seringkali tidak berjalan dengan baik karena dukungan masyarakat yang masih kurang, keterbatasan jumlah kader, sulitnya mencari kader yang memiliki waktu luang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia melalui rekruitmen dan pelatihan kader kesehatan. Kegiatan ini melibatkan pemerintah desa,tokoh masyarakat, kader kesehatan dan para lansia di dusun Karang, desa Kangkung, Mranggen, Demak. Kegiatan dilakukan dengan tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Perencanaan dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya posbindu lanjut usia dan penyakit yang lazim terjadi pada lanjut usia yang perlu penanganan khusus dan kontinyu. Pelaksanaan rekruitmen dan pelatihan kader untuk membekali kader dalam pelayanan posbindu. Kegiatan dilaksankan dengan baik dan mendapat respon kooperatif , antusias dan aktif setiap kegiatan dilakukan. pemerintah desa, masyarakat dan Puskesmas Mranggen I mendukung keberadaan posbindu. untuk mengendalikan dan mengontrol masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia khususnya penyakit degeneratif.
Monitoring, Evaluation and Assessment of the Use of Personal Protective Equipment
Personal protective equipment (PPE) is a set of safety tools that are used by workers to protect themselves against the potential hazards of the work environment and accidents from occupational diseases. In practice, the use of PPE has not been optimized yet, and there are still many findings that the use of PPE is not yet appropriate, including in hospitals. One of the tasks of the Infection Prevention Control (IPC) team is to monitor, evaluate and assess the use of PPE. This study used a descriptive research design and was conducted in a hospital in Malang. There was a sample size of 50 respondents consisting of IPC nurses, IPC link nurses, and the person in charge of the shifts. Data were collected using a monitoring questionnaire, and an evaluation questionnaire using the context, input, process and product model proposed by Daniel Stuffebeams. 48% of the respondents stated that monitoring of use of PPE by the IPC team (IPC nurses, IPC link nurses, the person in charge of the shift) was insufficient. The activity of evaluating the use of PPE was considered poor (54%). Observation of the use of PPE was fairly good (35%). The monitoring, evaluation and assessment of the use of PPE carried out by the IPC team at the hospital was not optimal. However, the observations by the researchers showed that nurses’ obedience in using PPE was good.
Keywords: infection prevention control, infection, personal protective equipment, monitoring, evaluatio
KREATIVITAS & KEBANGSAAN : Seni Menuju Paruh Abad XXI - 17 Prosiding Seminar Dies Natalis ke-36 ISI Yogyakarta
Dalam suasana pandemi Covid-19 yang mendera seluruh negeri dan belahan dunia, ISI Yogyakarta pada 30 Mei 2020 merayakan Dies Natalis ke-36. Di tengah suasana keprihatinan, peringatan dies natalis diselenggarakan dengan cara yang sederhana dan sangat khusus, dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sidang senat, laporan rektor, dan pidato ilmiah diselenggarakan secara terbatas tanpa tamu undangan. Demikian juga pembatasan dan pengalihan media terjadi di berbagai agenda dies natalis, seperti pameran, pergelaran, dan seminar akademik. Berbagai agenda tersebut merupakan penanda yang tidak terpisahkan dari setiap peringatan dies natalis karena juga sebagai bentuk refleksi dan pertanggungjawaban pencapaian institusi yang harus disampaikan kepada semua stake holder.
Dies Natalis ke-36 ISI Yogyakarta tahun ini mengangkat tema “SDM Unggul: Kreatif, Inovatif, dan Berkebangsaan (Belajar dari Pandemi Corona)”. Adapun tema seminarnya adalah “Kreativitas dan Kebangsaan: Seni Menuju Paruh Abad XXI”. Tema ini diangkat sebagai respons atas berbagai kondisi nasional global dan sekaligus dengan merebaknya pandemi Covid-19 yang menghadang dengan persoalan multidimensinya. Dalam kondisi faktual penyiapan dan membangun SDM unggul merupakan keniscayaan untuk menghadapi perubahan zaman. Kreativitas merupakan modal utama dari berbagai produk yang dihasilkan oleh sumber daya manusia unggul. Demikian juga dalam tatanan kehidupan baru sekarang, tantangan inovasi sangat nyata dipengaruhi oleh teknologi informasi komunikasi dan digitalisasi. Perubahan tatanan kehidupan baru tersebut secara masif terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita, yang secara fundamental implementasinya terlihat lewat interaksi sosial dan komunikasi, transaksi ekonomi, model produksi, wacana kebudayaan, produksi pengetahuan, dan juga pada paradigma seni yang baru. Tanpa kita sadari penguasaan teknologi informasi dan digitalisasi sekarang menjadi syarat mutlak untuk semua aktivitas produktif pada masa pandemi Covid-19 ini. Kita menjadi belajar berbagai inovasi tersebut sebagai perilaku “kenormalan baru” dari pandemi ini.
Oleh karena itu, ISI Yogyakarta harus menatap masa depan secermat mungkin untuk merespons berbagai perubahan sosial dan kebudayaan tersebut. Dengan kompetensi pokok di bidang seni, ISI Yogyakarta bisa mengkaji berbagai hal yang terkait hubungan antarruang budaya, seni, dan nilai-nilai kreativitas. Menjadi penting dan mendesak juga, untuk mengaitkan semua kesadaran kreatif dan inovatif tersebut dalam ikatan nilai nasionalisme dan kebangsaan pada masa kegalauan pandemi ini. Untuk mendapatkan pemahaman antarwaktu bahkan permasalahan tersebut bisa dikaji selama paruh abad XXI, hubungan antarnilai-nilai tersebut menjadi penting untuk dikaji dan diajukan sebagai topik seminar menuju masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik.
Dalam buku ini, persoalan kreativitas, kebangsaan, dan pandemi Covid-19 menjadi permasalahan yang banyak dikupas. Demikian juga ada banyak topik tentang seni dengan berbagai pendekatannya. Seni sebagai bagian yang inheren dalam kehidupan manusia, bisa memperindah dengan kedalaman dan ketajaman perspektif yang dipakai dalam menelaah kehidupan. Atau juga seni akan menunjukkan nilai kagunan-nya langsung untuk memberikan pemecahan dalam permasalahan kehidupan. Seni bisa menjadi strategi, mengubah persoalan menjadi peluang, mampu memberi hiburan, atau juga bisa menggugah kesadaran dan kreativitas baru pada setiap orang.
Dalam persoalan lain, pandemi juga telah membongkar batas-batas geografi dan geopolitik antarnegara. Oleh karena itu, situasi internasional menjadi problem tersendiri, seperti halnya persoalan perang senjata hingga perang virus yang menjadi polemik berkepanjangan. Kondisi tersebut mengakibatkan makna pertalian antarbangsa menjadi sukar ditelisik dan diprediksi. Lebih jauh lagi kebutuhan pangan, sandang, transportasi, hingga pertahanan dan keamanan negara juga memerlukan kajian yang mendalam. Hal itu tentu juga berakibat pada makna isu kebangsaan. Dalam kondisi demikian, bagaimanakah kreativitas dan kesenian bisa menjadi bagian yang secara faktual memberikan pencerahan dan pemecahan masalah?
Dengan memahami sejumlah persilangan bidang disiplin dan konteksnya, buku atau prosiding ini diharapkan bisa menginspirasi berbagai pemikiran dan kebijakan lembaga atau publik. Seberapa pun hasil yang diwujudkan dalam sebuah buku tentu akan tetap mempunyai nilai dan makna sosial. Sejumlah artikel yang mengungkapkan musik, teater, seni lukis, sejarah patung, batik, seni tradisi, atau persoalan festival yang terjadi di sejumlah kota yang terhubung dengan isu kebangsaan dalam buku ini akan bermanfaat untuk melihat jati diri bangsa. Sejumlah karya seni rupa, seni pertunjukan, dan seni media rekam karya mahasiswa dan dosen ISI Yogyakarta yang dikompilasi dalam buku ini juga ikut mewarnai opini dan berbagai pemaknaan di tengah pandemi ini.
Dalam program seminar ini, panitia telah bekerja keras untuk mewujudkan tema tersebut secara menarik. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, seminar tidak dilakukan secara langsung dalam pertemuan fisik, tetapi cukup diwujudkan dalam bentuk buku prosiding seminar. Program ini melibatkan banyak penulis dari sejumlah universitas di Indonesia dan beberapa dari luar negeri. Dalam buku ini terdapat sejumlah penulis utama, yaitu Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia), Dr. Nasir Tamara (Ketua Umum Satupena), dan Farah Wardani, M.A. (kurator dan arsiparis). Di samping penulis utama, tersaji 53 penulis penyerta yang terkumpul dari ISI Yogyakarta dan sejumlah penulis dari beberapa perguruan tinggi lainnya, seperti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Indonesia Jakarta, ITB, ISBI Bandung, dan perguruan tinggi lainnya. Selain itu, ada penulis dari University Technology Mara, Machang, Malaysia dan seorang penulis lulusan dari Museum Studies, School of Art and Science New York University.
Disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua penulis utama dan para penulis penyerta sehingga buku prosiding seminar ini dapat terwujud dengan baik. Semoga kerja keras editor, para penulis, penerbit, panitia, serta kerja sama dengan berbagai pihak dan universitas akan menjadi inspirasi dan semangat bagi ISI Yogyakarta dan seluruh sivitas akademika. Demikian juga dengan peluncuran buku ini pada hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, semoga dapat menjadi semangat untuk kita dan generasi mendatang dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Terima kasih dan salam budaya