11 research outputs found
Penalaan Power System Stabilizer (PSS) untuk Perbaikan Stabilitas Dinamik pada Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Bat Algorithm (BA)
Gangguan dinamik pada sistem tenaga listrik terjadi karena adanya Perubahan beban secara tiba-tiba dan periodik. Gangguan dinamik pada sistem tenaga listik tidak dapat direspon dengan baik oleh generator sehingga dapat mempengaruhi kestabilan dinamik sistem. Hal ini menyebabkan timbulnya osilasi frekuensi pada generator. Respon yang kurang baik dapat menimbulkan osilasi frekuensi dalam periode yang lama. Hal itu akan mengakibatkan generator lepas sinkron. Untuk mengatasi hal tersebut, generator memerlukan kontroler tambahan yaitu Power System Stabilizer (PSS). Untuk mendapatkan koordinasi PSS yang tepat, Parameter pada PSS dioptimisasi menggunakan Bat Algorithm (BA). Hasil simulasi menunjukkan bahwa penalaan parameter PSS menggunakan BA untuk perbaikan stabilitas dinamik berfungsi untuk mempercepat settling time dan meredam overshoot respon Perubahan frekuensi dan respon Perubahan sudut rotor pada sistem tenaga listrik Single Machine Infinite Bus (SMI
Penalaan Parameter Superconducting Magnetic Energy Storage (SMES) Menggunakan Firefly Algorithm (FA) Pada Sistem Tenaga Listrik Multimesin
Energi listrik yang disuplai ke konsumen harus mempunyai stabilitas dan keandalan yang tinggi. Jika terjadi sebuah gangguan pada sistem tenaga listrik dapat mengakibatkan ketidakstabilan. Gangguan tersebut dapat berupa putus jaringan (transien) maupun Perubahan beban (dinamik). Perubahan beban yang terjadi secara tiba-tiba dan periodik tidak dapat direspon dengan baik oleh generator sehingga dapat mempengaruhi kestabilan dinamik sistem. Hal ini menyebabkan timbul osilasi frekuensi pada generator. Respon yang kurang baik dapat menimbulkan osilasi frekuensi dalam periode yang lama. Hal itu akan mengakibatkan pengurangan kekuatan transfer daya yang ada. Pada sistem tenaga listrik multimachine, semua mesin bekerja secara sinkron seÂhingga generator harus beroperasi pada frekuensi yang sama. Untuk meredam osilasi frekuensi yang terjadi dibutuhkan kontroler tambahan yaitu Superconducting Magnetic Energy Storage (SMES). Agar mendapatkan koordinasi controler yang baik maka parameter pada SMES dioptimisasi dengan Firefly Algorithm (FA). Tugas Akhir ini mengajukan konsep penalaan parameter SMES menggunakan FA pada sistem tenaga listrik multimesin. Dengan diajukan metode diatas diharapkan permasalahan osilasi frekuensi akibat terdapat Perubahan beban dapat diredam
Koordinasi Optimal Capacitive Energy Storage (CES) Dan Kontroler PID Menggunakan Differential Evolution Algorithm (DEA) Pada Sistem Tenaga Listrik
Peningkatan suplai daya listrik diperlukan untuk memenuhi kebutuhan daya listrik. Generator cenderung beroperasi dalam beban penuh.Hal ini berpengaruh pada keamanan generator dalam operasi sistem tenaga listrik.Salah satu masalah adalah osilasi frekuensi.Bila Perubahan beban terjadi, kontroler diperlukan untuk meredam osilasi frekuensi ini.Pada tugas akhir ini diusulkan sebuah koordinasi antara Kontroler Capacitive Energy Storage (CES) dan Kontroler PID. CES disini berfungsi untuk membantu kinerja Governor agar meredam osilasi frekuensi dengan cepat. Kontroler CES ini digunakan bersama dengan PID controller yang dioptimalkan dengan Differential Evolution Algorithm (DEA)
Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator Menggunakan Artificial Bee Colony
Distributed Generator (DG) merupakan pembangkit berkapasitas kecil yang terletak pada sistem distribusi tenaga listrik dan biasanya ditempatkan pada bus-bus yang terhubung langsung ke beban. Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam pemasangan DG antara lain level tegangan dan kerugian daya. Artificial Bee Colony (ABC) merupakan kecerdasan buatan yang menirukan perilaku sekumpulan lebah dalam mencari sari bunga (nectar). Pada tugas akhir ini dilakukan optimisasi penentuan letak dan kapasitas optimal DG dengan menggunakan algoritma ABC pada sistem distribusi radial IEEE 33 bus. Simulasi dilakukan menggunakan software MATLAB. Dari hasil simulasi yang diperoleh, pemasangan DG pada sistem distribusi dapat menaikkan level tegangan pada tiap bus dan mengurangi total kerugian daya pada sistem
Optimisasi Parameter Interline Power Flow Controller (IPFC) Menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA)
Interline Power Flow Controller (IPFC) merupakan alat kendali daya aktif dan reaktif antara beberapa saluran dengan mentransfer daya dari saluran yang mengalami kelebihan beban (overload) ke saluran yang kekurangan beban (underload). IPFC menggunakan dua buah Voltage Sourced Converters (VSCs) yang dihubungkan dengan saluran DC (DC link). Pada penelitian ini dilakukan optimisasi parameter pada IPFC dengan menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA) berdasarkan model steady state untuk meminimalkan rugi-rugi transmisi pada jaring. Simulasi yang dilakukan adalah penerapan optimisasi parameter IPFC dengan menggunakan ICA pada sistem kelistrikan Jawa Bali 500 kV. Pada simulasi tersebut dibandingkan antara kinerja sistem tanpa IPFC, sistem dengan IPFC tapi tanpa optimisasi, dan dengan sistem yang menggunakan IPFC yang telah dioptimisasi dengan menggunakan ICA. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan ICA pada optimisasi parameter IPFC dapat meminimalkan rugi-rugi transmisi pada jaringan
Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm
Setiap unit pembangkit yang beroperasi untuk memenuhi permintaan beban mempunyai jadwal operasi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik input-output yang khas dari setiap unit. Untuk memperoleh biaya total pembangkitan yang ekonomis dibutuhkan penjadwalan nyala-padam unit pembangkit yang terhubung pada sistem tenaga listrik, yang dikenal sebagai unit commitment (UC). Penjadwalan unit pembangkit pada suatu sistem tenaga listrik memiliki banyak pertimbangan, seperti cadangan berputar (spinning reserve), waktu menyala minimal (minimum up time), waktu padam minimal (minimum down time), rentang daya output unit pembangkit dan lain-lain. Selain itu, fungsi biaya pembangkitan unit yang mengoperasikan katup uap untuk mengimbangi Perubahan beban menyebabkan persamaan fungsi biaya menjadi tidak mulus. Fungsi biaya tidak mulus mempersulit penjadwalan ekonomis unit pembangkit. Tugas akhir ini mengajukan Firefly Algorithm (FA) untuk menyelesaikan penjadwalan UC. FA merupakan algoritma yang sederhana, tetapi handal dalam menyelesaikan permasalahan optimisasi. UC yang diajukan menggunakan fungsi biaya tidak mulus. Dengan metode tersebut, diharapkan permasalahan penjadwalan unit pembangkit dapat terselesaikan dengan baik dan optimal sehingga memperoleh biaya total pembangkitan yang ekonomis
Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Quadratic Programming
Economic dispatch (ED) dapat diterapkan untuk mengatasi masalah penjadwalan pembangkit secara optimal ekonomi, namum jika digunakan pada sistem dengan beban dalam rentang waktu tertentu, akan ada beberapa pembangkitan yang melewati batas dari parameter ramp rate pembangkit. Dengan parameter ramp rate, ED tidak dapat diselesaikan pada satu level beban. Dynamic economic dispatch (DED) merupakan pengembangan dari economic dispatch konvensional karena memperhitungkan batasan ramp rate dari unit pembangkit. DED dapat digunakan untuk menentukan pembagian pembebanan unit pembangkit secara ekonomis dalam rentang waktu tertentu tanpa melanggar batasan ramp rate dari unit pembangkit. Pada tugas akhir ini digunakan quadratic programming untuk menyelesaikan dynamic economic dispatch. Hasil simulasi menunjukkan bahwa quadratic programming yang digunakan dapat menyelesaikan DED tanpa melanggar parameter ramp rate yang ditentukan. Pada percobaan dengan 3-unit pembangkit pada 4 profil beban berbeda dan percobaan dengan 10-unit pembangkit menujukkan bahwa parameter ramp rate menyebabkan pembagian pembebanan pada satu waktu tertentu akan mempengaruhi pembagian pembebanan pada waktu lain serta terdapat variasi pembangkitan yang berbeda antara economic dispatch dan dynamic economic dispatch. Parameter ramp rate juga menyebabkan total biaya pembangkitan pada dynamic economic dispatch menjadi lebih mahal jika dibandingkan dengan economic dispatch
Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Mobil Listrik Menggunakan Bidirectional Buck-Boost Cascade Converter Berbasis Fuzzy Logic Controller
Penggunaan mobil listrik secara umum terkendala pada beban, kecepatan aktual, serta efisiensi energi. Pemanfaatan Fuzzy Logic Controller untuk pengaturan kecepatan motor DC pada mobil listrik diperlukan untuk meraih kecepatan aktual yang lebih presisi sehingga diperoleh efisiensi energi. Selain itu perlu juga menggunakan Bidirectional Buck-Boost Cascade Converter untuk pengaturan motor DC secara bidirectional, yakni pengaturan saat motoring dan saat pengereman regeneratif (regenerative braking). Hal ini berdasar pada energi yang terbuang percuma, baik itu rugi elektris maupun rugi mekanis saat pengereman
Wind-Electric Power Potential Assessment for Three Locations in East Java-Indonesia
This paper reports our effort to asses wind energy potentials for three locations in East Java. We used wind speed data over a period of almost 3 years, i.e. in period of June 2006 – August 2008. Data were taken from direct measurement in locations in East Java Province, i.e. Sampang (Madura), Juanda (Surabaya), and Sawahan (Nganjuk). The short-term of wind speed mean in monthly signifies to wind-speed value ”which parallels to the wind turbine power curve value” were used to estimate the annual energy output for a 1 MW installed capacity wind farm on the each site 100 of 10kW rated wind turbines were used in the analysis. The short term of wind speed mean at Surabaya and Nganjuk were 2.34, 3.03 and 1.97 m/s at 2 m Above Ground Level (AGL), respectively. In both locations, wind speeds were observed during the day time between 04.00 and 18.00 and relatively smaller ones between 19.00 and 03.00 period. Meanwhile, in Sampang (Madura) the higher wind speeds were observed between 20.00 and 06.00, and relatively smaller between 07.00 and 19.00 period. The 1 MW windfarm at Sampang, Surabaya and Nganjuk can produce 1.284; 1.199 and 1.008 MWh of electricity yearly, taking into consideration of the temperature adjustment coefficien of about 6 %. The plant capacity factor at Sampang, Surabaya and Nganjuk were found to be 30.02 %, 30.00 % and 30.01 % respectively. Additionally, it is noticed that these site can contribute to the avoidance of 0.904; 0.846 and 0.709 tons/year of CO2 equivalent Green House Gases (GHG) from entering into the local atmosphere, thus creating a clean and healthy athmosphere for local inhabitants
Dynamic Optimal Power Flow (DOPF) Dengan Kurva Biaya Pembangkitan Yang Tidak Mulus Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO)
Dynamic optimal power flow memiliki peranan penting dalam perencanaan sistem tenaga listrik. Dynamic optimal power flow (DOPF) adalah sebuah metode untuk penjadwalan output generator online untuk memenuhi permintaan beban dalam jangka waktu tertentu agar sistem tenaga listrik dapat beroperasi dengan ekonomis. DOPF merupakan pengembangan dari Optimal Power Flow (OPF) konvensional dengan menambahkan ramp rate generator sebagai konstrain. Generator memiliki permasalahan dalam hal pembangkitan yang diakibatkan oleh pembukaan katup uap untuk menambah putaran turbin generator. Pembukaan katup uap pada generator ini disebut efek valve point. Efek valve point dapat mempengaruhi biaya pembangkitan yang menyebabkan munculnya kurva biaya yang tidak mulus. Tugas Akhir ini membahas mengenai DOPF yang memiliki kurva biaya pembangkitan yang tidak mulus dengan menggunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO). Algoritma PSO terinspirasi dari populasi swarm dalam mencari lokasi makanan yang terbaik. Swarm menentukan lokasi makanan yang terbaik berdasarkan pengalaman sendiri dan swarm lain. Penyelesaian permasalahan DOPF menggunakan metode PSO ini diharapkan memiliki hasil yang dapat dipakai sebagai acuan dalam operasi pembangkitan dan penyaluran daya yang optimal, terutama mengenai biaya pembangkitan pada setiap saat