252 research outputs found
PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA SMAN 7 SURABAYA
This research is a type of quantitative research using comparative experimental research methods or comparative research by comparing two independent variables. This study aims to look for differences in application between the project-based learning model (PjBL) and the problem-based learning model (PBL) in increasing the interest in learning history of students of SMAN 7 Surabaya. The location of this research is SMA Negeri 7 Surabaya, which is located on Jl. Ngaglik No.27-29, Kapasari, Kec. Genteng, SBY City, East Java 60273. The research proposal was prepared from November 2019 to the implementation of the research in March-May 2020 during the even semester of the 2019/2020 school year with subjects in this study namely XI MIA 1 class with 34 students as class PjBL models and class XI IIS 2 totaling 35 students as PBL classes. Data collection techniques in this study used a questionnaire or questionnaire and observation sheets of student learning achievement. Analysis of the data in this study using the T test or Independent sample t-Test, with the test requirements for normality and homogeneity. Based on the results of the test requirements that have been conducted by researchers in both groups, showing the data is homogeneous and normally distributed. Obtained Kolmogorov-Smirnov test results with H1 dataspecifications received with a value of sig> α = 0.05, note the value of sig = 0.8> 0.05. Based on the hypothesis testing that has been done shows the differences in the average interest in learning history of students, which are tested through the Independent sample T-test. The results of the final data analysis after conducting a comparison test between the two classes, obtained data that the PjBL class is higher than the PBL class with a score of 74% for the PjBL model and 68% for the PBL model.Keywords: project based learning (PjBL), problem based learning (PBL), interest student in learning histor
KUALITAS PELAYANAN PROSES PERKARA SERTIFIKAT GANDA DI PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA SURABAYA
Penelitian ini berangkat dari permasalahan banyaknya kasus yang ditangani oleh PTTUN Surabaya. Kasus yang ditangani PTTUN Surabaya dapat digolongkan menjadi beberapa kasus, yaitu perijinan, kepegawaian, lelang, kependudukan dan kewarganegaraan, partai politik, tender, pertanahan, dan kasus lain, termasuk di dalamnya adalah piutang. Kasus yang paling banyak ditangani pada periode 2011-2013 adalah kasus pertanahan, yaitu sebannyak 118 kasus. Di antara kasus pertanahan yang ditangani adalah kasus sertifikat ganda. Kualitas pelayanan menjadi kunci dalam penanganan kasus-kasus yang ada tersebut, oleh karena permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kualitas pelayanan pada penanganan kasus sengketa sertifikat ganda di Kantor Pengadilan Tinggi TUN Surabaya?”.
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah case study, yaitu metode penelitian kualitatif dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi, atau kelompok sosial), serta mengumpulkan informasi yang rinci dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu. Penelitian studi kasus dipilih karena penelitian ini memfokuskan pada dimensi kualitas pelayanan pada penangangan kasus sertifikat ganda di PTTUN Surabaya. Teknik penarikan informan penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik teknik accidental sampling, yaitu pihak yang sedang berperkara yang secara kebetulan dapat
ditemui oleh peneliti ketika melakukan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Dimensireliabilty sudah baik, hanya kesalahan kecil dalam proses pelayanan seperti salah ketik harus diminimalisir;DimensiAssurance cukup baik, hanya saja kemampuan komunikasi pegawai yang masih kurang perlu ditingkatkan dan keramahan pegawai juga perlu
ditingkatkan. Citra PTTUN sebagai sebuah lembaga peradilan yang bersih juga perlu ditingkatkan, Dimensitangibles sudah baik, hanya saja saja beberapa pegawai yang memakai sandal jepit setelah jam istirahat siang; Dimensiemphaty sudah baik, hanya saja diperlukan perhatian yang lebih bersifat personal kepada masing-masing orang yang datang ke PTTUN Surabaya untuk menciptakan pelayanan yang lebih baik; dan DimensiResponsiveness masih kurang, perlu kerja keras untuk meningkatkan dimensi responsifitas layanan di PTTUN Surabaya. Secara umum, kualitas layanan di PTTUN Surabaya masuk dalam kategori cukup baik
Kata kunci: Kualitas pelayanan, kasus, sertifikat gand
TAREKAT SEBAGAI ORGANISASI TASAWUF (Melacak Peran Tarekat Dalam Perkembangan Dakwah Islamiyah)
Tarekat yang semula berkiprah dalam bidang pendidikan spiritual muslim yang concern dalam pembentukan mental salih yang sering dipahami sebagai sebuah kelompok tertutup dan cenderung mengasingkan diri, maka pada abad ke-13 M menemui momentumnya untuk mengembangkan peran dan kiprahnya membentuk dalam sebuah organisasi yang militan. Hal itu, ditunjukkan ketika kekuatan politik Islam yang menjadi andalan dalam penyebaran Islam runtuh karena serangan dahsyat tentara Mongol, sehingga tarekat tampil menggantikan fungsi politik untuk memandu dan bertanggung jawab atas kelangsungan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, walaupun dengan menggunakan paradigma dan pendekatan dakwah yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai peran tarekat dalam mengembangkan dakwah Islam dengan berbagai macam cara diantaranya adalah dengan peran pendidikan, peran sosial dan ekonomi, serta peran sosial-politik dan militer. Kalau dilihat lingkup yang diperankan tarekat dalam panggung kehidupan sosial-historik ini cukup kompleks, dan juga berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman
UPAYA PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMULASARAAN JENAZAH DI WILAYAH KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG
Masalah penting yang terkait dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya salah satunya adalah masalah perawatan jenazah. Islam menaruh perhatian yang sangat serius dalam masalah ini, sehingga hal ini termasuk salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat manusia, khususnya umat Islam. Karya pengabdian ini bertujuan 1) Membekali modin, pengurus masjid, dan masyarakat Mijen dengan keterampilan mengurus jenazah secara baik dan benar. 2). Memberikan wawasan dan pengayaan pengetahuan mengenai perlakuan jenazah terutama jenazah yang teridap penyakit menular. Sedangkan manfaat yang akan dihasilkan adalah 1) Meningkatkan keterampilan masyarakat Mijen pada umumnya dalam mengurus jenazah secara baik dan benar, sehingga jika suatu saat dibutuhkan mereka siap. 2). Bertambahnya tenaga yang erampil dalam mengurus jenazah. 3). Meningkatnya keterampilan para Modin dalam mengurus jenazah. 4) Bisa mengoptimalkan pe-ngurus dan takmir masjid khususnya dalam merawat jenazah. 5). Menghilangkan fobia bagi masyarakat yang takut mengurus jenazah. 6). Terbentuk-nya Forum komunikasi Modin di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Hasil karya pengabdian tersebut adalah para modin, pengurus takmir dan majelis taklim di Kecamatan Mijen telah mampu mempraktekkan cara pengurusan jenazah secara baik dan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Mereka mampu mengurus jenazah yang mengidap penyakit menular secara baik sesuai dengan prinsip-prinsip keamanan dan kesehatan. Mereka juga telah mampu mengatasi fobia terhadap mayat, Sehingga tidak merasa takut lagi kalau mengurus jenazah
UPAYA PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMULASARAAN JENAZAH DI WILAYAH KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG
Masalah penting yang terkait dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya salah satunya adalah masalah perawatan jenazah. Islam menaruh perhatian yang sangat serius dalam masalah ini, sehingga hal ini termasuk salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat manusia, khususnya umat Islam. Karya pengabdian ini bertujuan 1) Membekali modin, pengurus masjid, dan masyarakat Mijen dengan keterampilan mengurus jenazah secara baik dan benar. 2). Memberikan wawasan dan pengayaan pengetahuan mengenai perlakuan jenazah terutama jenazah yang teridap penyakit menular. Sedangkan manfaat yang akan dihasilkan adalah 1) Meningkatkan keterampilan masyarakat Mijen pada umumnya dalam mengurus jenazah secara baik dan benar, sehingga jika suatu saat dibutuhkan mereka siap. 2). Bertambahnya tenaga yang erampil dalam mengurus jenazah. 3). Meningkatnya keterampilan para Modin dalam mengurus jenazah. 4) Bisa mengoptimalkan pe-ngurus dan takmir masjid khususnya dalam merawat jenazah. 5). Menghilangkan fobia bagi masyarakat yang takut mengurus jenazah. 6). Terbentuk-nya Forum komunikasi Modin di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Hasil karya pengabdian tersebut adalah para modin, pengurus takmir dan majelis taklim di Kecamatan Mijen telah mampu mempraktekkan cara pengurusan jenazah secara baik dan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Mereka mampu mengurus jenazah yang mengidap penyakit menular secara baik sesuai dengan prinsip-prinsip keamanan dan kesehatan. Mereka juga telah mampu mengatasi fobia terhadap mayat, Sehingga tidak merasa takut lagi kalau mengurus jenazah
Tradisi Keagamaan dan Proses Sosial pada Kaum Muslim Pedesaan
Religious ceremonies that are usually carried out by Javanese are inherited from the ancestors. There are two types of religious ceremonies in the form of salvation in Javanese society, namely life cycle salvation ceremonies and Islamic religious holidays. The research aims to find an understanding of the traditions of religious ceremonies and social processes for Muslims in Karangrayung District, Grobogan Regency. Data collection methods were obtained through observation, interviews, documentation and literature study. After that, the data is analyzed qualitatively-descriptive-interpretative. The results showed that there were seven religious ceremonies and social processes which until now were still commemorated by the Karangrayung people, namely: Sura (Muharam), Rajaban selametan, Mauludan selametan, Selametan Ruwahan, Selametan Likuran, Selametan Bodonan, and Selametan Besar which were held on the 10th Zulhijjah. The perception of the people of Karangrayung on religious ceremonies and social processes is a form of virtue that is recommended by Islamic teachings that contain values: 1) charity, 2) ukhwah Islamiyah, 3) help, and 4) share with other
Tradisi Keagamaan dan Proses Sosial pada Kaum Muslim Pedesaan
Religious ceremonies that are usually carried out by Javanese are inherited from the ancestors. There are two types of religious ceremonies in the form of salvation in Javanese society, namely life cycle salvation ceremonies and Islamic religious holidays. The research aims to find an understanding of the traditions of religious ceremonies and social processes for Muslims in Karangrayung District, Grobogan Regency. Data collection methods were obtained through observation, interviews, documentation and literature study. After that, the data is analyzed qualitatively-descriptive-interpretative. The results showed that there were seven religious ceremonies and social processes which until now were still commemorated by the Karangrayung people, namely: Sura (Muharam), Rajaban selametan, Mauludan selametan, Selametan Ruwahan, Selametan Likuran, Selametan Bodonan, and Selametan Besar which were held on the 10th Zulhijjah. The perception of the people of Karangrayung on religious ceremonies and social processes is a form of virtue that is recommended by Islamic teachings that contain values: 1) charity, 2) ukhwah Islamiyah, 3) help, and 4) share with other
PENGEMBANGAN MASYARAKAT LOKAL BERBASIS MAJELIS TAKLIM DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG
Majlis taklim is a vehicle for strong interaction and communication between ordinary people with the mualim (teacher), and between fellow members of the assemblies taklim without being limited by place and time. Thus the majlis taklim become an alternative religious education institution for those who do not have enough energy, time, and opportunity to study the religion in formal education. This is what makes the majlis taklim has its own value compared to other religious institutions. Therefore, the development of teaching-based community-based society gives emphasis on process-oriented goals (process goals) where the community in this case is the board and teachers majelis taklim tried to be integrated and developed capacity in an effort to prevent their own problems and problems in the community, comparatively based on the willingness and ability to help oneself (self help) in accordance with democratic principles. The stages used to conduct community development based on majelis taklim through several stages, namely; preliminary study on the picture of majelis taklim, identification of problem and potential of majelis taklim, preparation of alternative action plan, structuring and implementation of action program, and evaluation****Majelis taklim merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jamaah majelis taklim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Dengan demikian majelis taklim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternatif bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama dijalur pandidikan formal. Inilah yang menjadikan majelis taklim memiliki nilai tersendiri dibanding lembaga-lembaga keagamaan lainnya. Oleh karena itu pengembangan masyarakat berbasis majelis taklim memberikan penekanan pada tujuan yang berorientasi pada proses (process goal) dimana masyarakat yang dalam hal ini adalah para pengurus dan pengajar majelis taklim dicoba untuk diintegrasikan serta dikembangkan kapasitasnya dalam upaya mencegah masalah mereka sendiri serta masalah di masyarakat, secara komparatif berdasarkan kemauan dan kemampuan menolong diri sendiri (self help) sesuai dengan prinsip-prinsip demokratis. Adapun tahapan-tahapan yang digunakan untuk melakukan pengembangan masyarakat berbasis pada majelis taklim melalui beberapa tahapan, yaitu; studi pandahuluan tentang gambaran majelis taklim, identifikasi masalah dan potensi majelis taklim, penyusunan alternative rencana aksi, penataan dan pelaksanaan program aksi, dan evaluasi
Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif Dalam Perspektif Bank Islam
Tulisan ini menganalisis tentang peluang pengelolaan zakat melalui bank syariah. Zakat produktif disadari memiliki peranan penting dalam mengentaskan kemiskinan dari pada zakat konsumtif. Argument tulisan ini adalah bahwa zakat produtif akan lebih efektij jika dikelola oleh bank syariah. Sebagai institusi berbasis Islam, bank syariah bisa mengelola dana zakat dengan produk bank yang bebas riba. Lembaga dan organisasi perbankan syariah yang sehat akan mampu mengelola zakat secara professional. Proses pengelolaan zakat produktif bisa dilakukan dengan tiga cara: penerima zakat menjadi kreditur dan debitur sekaligus; transaksi dicatat dalam sistem bagi hasil; zakat diserahkan secara penuh.Kata Kunci: Menejemen, Zakat, Perbankan.MANAGEMENT OF PRODUCTIVE ZAKAT IN THE PERSPECTIVE OF ISLAMIC BANKING. This article analyzes the probability of zakat management by sharia banking. Productive Zakat considered having a big role in alleviating poverty than consumptive zakat. This article argues that it will be more effective if administered by Islam banking. Islam banking as an economic missionary institution can manage productive zakat through banking products free of usury. Moreover, a good organization and balance of Islamic banking makes it potential to manage zakat professionally. The management process of productive zakat can be done by three alternatives; the recipient of zakat at the same time serves as creditor as well as debtor, creditor clients are included in the transaction of profit share, or that the zakat of debtor under the bank assistance is fully given
- …