31 research outputs found
Organisasi Pembelajar (Learning Organization)Dalam Pencapaian Diri Perawat RSI Jakarta Cempaka Putih
Learning organization is a group of people who expands their capability perpetually to create their desired outcome. The learning is able to construct their new thinking model, establish an accord of collective aspiration unreservedly, and build a learning process group repeatedly. The aim of this study was to analysize the relationship between learning organization and self improvement of nurses in RSI Jakarta Cempaka Putih . The design was aobsevasional analitic with crossectional approach. Using Sampling wassystematicrandom samplingwith anumber of228 people. Retrievalof data using aquestionnaireinstrument. The instruments ware learning organization and self improvement questionare. The finding indicated that 56,6% of the nurses perception of learning organization were good, and 62,7% of their improvement were excellence. It was concluded that there was a significance correlation between learning organization and self improvement. The learning organization perception of them had strong relationship with learning dynamic, empowering human resources, managing knowledge. According to the workforce powerful, the manager is supposed to set up a group of learning, organize learning dynamic through training and increase nurses role in order to gets their self achievement
The Preventive Control of White Root Rot Disease in Small Holder Rubber Plantation Using Botanical, Biological and Chemical Agents
The preventive control of white root rot disease in small holder plantation using botanical, biological, and chemical agents. A field and laboratory experiment were conducted from June 2008 to December 2009 in Panumangan, Tulang Bawang - Lampung. The field experiment was intended to evaluate the effect of botanical plants (Alpinia galanga, Sansiviera auranthii, and Marantha arundinacea), biological agents (organic matter and Trichoderma spp.), and chemical agents (lime and natural sulphur) on the incidence of white root rot disease and population of some soil microbes. The laboratory experiment was conducted to observe the mechanism of botanical agents in controlling white root rot disease. In the field experiment, the treatments were applied in the experimental plot with cassava plant infection as the indicator. The variables examined were the incidence of white root rot and population of soil microbes. In the laboratory experiment, culture of R. microporus was grown in PDA containing root exudate of the antagonistic plant (botanical agent). The variable examined was colony diameter of R. microporus growing in the PDA plates. The results of the field experiment showed that planting of the botanical agents, and application of Trichoderma spp., as well as natural sulphur, decreased the incidence of white root rot disease. The effectiveness of M. arundinacea and Trichoderma spp. was comparable to natural sulphur. The laboratory experiment showed only root exudate of A. galanga and S. auranthii that were significantly inhibit the growth of R. microporus
Pengaruh Ekstrak Kunyit, Kencur, Jahe, Dan Lengkuas Terhadap Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata)
Salah satu penyakit penting dalam budidaya jagung manis adalah penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang (kunyit, kencur, jahe, dan lengkuas) untuk mengendalikan penyakit bulai (P. maydis) pada tanaman jagung manis. Penelittian dilaksanakan dari Mei-Agustus 2012 di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Perlakuan dalam percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol berupa air steril (P0), ekstrak kunyit (P1), ekstrak kencur (P2), ekstrak jahe (P3), ekstrak lengkuas (P4), dan fungisida sintetik (dimetomorf 0,5 g/l) sebagai pembanding (P5). Peubah yang diamati adalah keterjadian penyakit, masa inkubasi, tinggi, bobot kering dan basah tanaman. Pengamatan dilakukan setiap hari selama tiga minggu. Data hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan sidik ragam. Hasil penelitian menunjukan ekstrak kunyit, kencur, jahe, dan lengkuas tidak efektif dalam menekan keterjadian penyakit bulai pada jagung manis
Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dengan Pupuk Kcl Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Pada Medium Gambut
Onion production which decreased in Riau province affected by the lack of interest and experience of farmers. Riau has extensive peatlands, efforts to increase the productivity of peat soil as crop production land can be done by combining the use of organic such as compost oil palm empty fruit bunches (EFB) and inorganic fertilizers such as manure KCl. This study aimed to determine the effect of the combination of composted manure TKKS with KCl and get a dose of compost TKKS combination with best KCl fertilizer which can improve the growth and yield of onion on the peat medium. The research was conducted in the House Kasa, the Experimental Farm of Agriculture Faculty, University of Riau, in November 2015 until February 2016. The research was conducted experimentall using on completely randomized design (CDR) with 4 treatments and 5 replications. The data were analyzed statistically by analysis of variance and tested further with Duncan's multiple range test at 5% level. The results showed that the administration of various doses of compost TKKS with KCl fertilizer can not increase the plant height parameters, number of tuber per hill and the circumference of the tuber however the good effects toward the tuber weight fresh and the tuber shelf weight per clump on onion crop. Giving compost TKKS with fertilizer KCl at a dose of 150 kg K2O / ha showed the best results because it can increase the tuber weight fresh and the tuber shelf weight per clump
Pengaruh Perlakuan Benih dengan Trichoderma Viride dan Pseudomonas Fluorescens terhadap Keterjadian Penyakit Bulai (Peronosclerospora Maydis) pada Berbagai Varietas Jagung (Zea Mays L.)
Penyakit bulai (downy mildew) yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis merupakan penyakit yang banyak merusak tanaman jagung dan dapat menimbulkan kehilangan hasil sampai 100%. Salah satu alternatif pengendalian yang mulai dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan agensia hayati. Trichoderma spp. dan bakteri Pseudomonas fluorescens memiliki potensi sebagai agensia hayati. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jamur T. viride, bakteri P. fluorescens, dan kombinasi keduanya terhadap keterjadian penyakit bulai (P. maydis) pada varietas jagung lokal, jagung hibrida, dan jagung manis melalui perlakuan benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur T. viride, bakteri P. fluorescens, serta kombinasi keduanya tidak berpengaruh terhadap keterjadian penyakit bulai pada tanaman jagung melalui perlakuan benih. Namun perbedaan varietas jagung berpengaruh nyata terhadap keterjadian penyakit bulai, varietas lokal mempunyai sifatketahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya
Pengaruh Kitosan Dan Trichoderma SP. Terhadap Keparahan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum Capsici (Syd.) Butl. Et Bisby) Pada Buah Cabai (Capsicum Annuum L.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kitosan dan Trichoderma sp. terhadap keparahan penyakit antraknosa (C. capsici) pada buah cabai (C. annuum L.). Hipotesis yang diajukan ialah bahwa aplikasi kitosan dan Trichoderma sp. dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, terdapat perbedaan pengaruh antara perlakuan kitosan, dan Trichoderma sp. terhadap keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, dan kitosan tidak berbeda jauh dengan fungisida berbahan aktif kaptan dalam menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai. Penelitian inidilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Mei hingga Agustus 2012. Percobaan ini terdiri atas 5 perlakuan, yaitu kontrol (P1), kitosan (P2), kitosan+Trichoderma sp. (P3), Trichoderma sp. (P4), dan fungisida berbahan aktif kaptan (P5). Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan masing-masing perlakuan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam kemudian untuk melihat perbedaan antar perlakuan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan, kitosan+Trichoderma sp. dan fungisida sintetis berbahan aktif kaptan dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai. Trichoderma sp. saja tidak dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, dan pengaruh kitosan dalam menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai sebanding dengan fungisida sintetis berbahan aktif kaptan
Keefektifan Beberapa Spesies Trichoderma Dalam Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum Musae) Pada Buah Pisang Cavendish
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan beberapa spesies Trichoderma dalam mengendalikan Colletotrichum musae, penyebab penyakit antraknosa pada buah pisang cavendish. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2014. Percobaan dilakukan dengan 2 tahap yaitu secara in vitro dan in vivo. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, yaitu Kontrol,Trichoderma viride, Trichoderma koningii, danTrichoderma harzianum. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 10 hari. Peubah yang diamati adalah persentase penghambatan dan keparahan penyakit. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNT pada taraf nyata 1%. Hasil pengujian secara in vitro dan in vivo, perlakuanT. viride, T. koningii, dan T. harzianum. efektif menghambat pertumbuhan koloni jamur C. musae serta intensitas penyakit antraknosa.T. viride, T. koningii, dan T. harzianum memiliki kemampuan yang sama dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur C. musae, baik secara in vitro maupun secara in vivo