4 research outputs found
Does Gender Diversity Moderate the Relationship Between Profitability and Company Value ?
This study aims to analyze the influence of profitability on the value of companies with gender diversity as moderation variables whether able to strengthen or only weaken. The population used is property and real estate sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2017 to 2019. Sampling techniques use purposing sampling as many as 13 companies while hypothesis testing method using descriptive analysis techniques and classical assumption test and moderation regression analysis (MRA) with SPSS program. The results showed that the profitability of Return On Asset (ROA) and Return On Equity (ROE) had a positive and significant effect on the company's value. Gender diversity affects the value of the company and gender diversity is able to strengthen the relationship between profitability and the value of the company. This study supports the signaling theory
Does gender diversity moderate the relationship between profitability and company value?
This study aims to determine the effect of profitability on company value with gender diversity as a moderating variable. The population used is property and real estate sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2015 to 2019. The sampling technique used is a purposive sampling of 13 companies and the data analysis technique used is moderation regression analysis (MRA). Gender diversity is measured by looking at the proportion of the number of women from the total members of the board of directors. Company value is measured using Price to Book Value (PBV) and Profitability is measured using Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE). The results showed that profitability had a positive and significant effect on company value and gender diversity has a positive and significant effect on company value. Besides, the results of the study also show that gender diversity can strengthen the relationship between profitability and company value
PENGARUH KONSELING SOLUTION FOCUSED BRIEF THERAPY (SFBT) TERHADAP KONTROL DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 6 TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Solution Focused Brief Therapy (SFBT) Terhadap Kontrol Diri Dalam Berperilaku Seksual Siswa Kelas VIII di SMPN 6 Taliwang KSB Tahun Pelajaran 2018/2019. Adapun jenis rancangan yang digunakan adalah eksperimen dan salah satu bentuk eksperimennya adalah eksperimental-semu atau quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 6 Taliwang KSB yang mengalami masalah dalam kontrol diri dalam berperilaku seksusal yaitu 61 orang siswa dan sampel yang digunakan adalah 9 orang siswa. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket sebagai metode pokok. Untuk menganalisis data mengguanakan rumus t-test. Hasil penelitian yaitu: nilai t hitung sebesar 5,438 dan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (N-1) = 8 sebesar 2,306. Dengan demikian nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel (5,438>2,306), sehingga dapat disimpulkan “signifikan”. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) di terima. Maka kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah Ada Pengaruh Konseling Solution Focused Brief Therapy (SFBT) Terhadap Kontrol Diri Siswa Kelas VIII di SMPN 6 Taliwang KSB Tahun Pelajaran 2018/2019
Analisis perbedaan dan tingkat akurasi model Altman, Springate dan Zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan ritel Indonesia dan ritel Singapura
INDONESIA:
Kebangkrutan merupakan kondisi dimana kewajiban yang ditanggung perusahaan lebih besar daripada aset yang dimilikinya sehingga perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan prediksi untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan dengan menggunakan model prediksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prediksi antara model Altman, Springate dan Zmijewksi dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan ritel Indonesia dan ritel Singapura, dan untuk mengetahui model prediksi yang paling akurat.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa annual report yang telah dipublikasi perusahaan ritel Indonesia dan ritel Singapura periode 2015 sampai 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan 15 sampel ritel Indonesia dan 15 sampel ritel Singapura. Alat analisis yang digunakan menggunakan Uji One Way ANOVA dengan bantuan program SPSS.
Dari hasil perhitungan ketiga model prediksi menunjukkan bahwa terdapat beberapa perusahaan ritel Indonesia dan ritel Singapura diprediksi bangkrut. Hasil uji beda One Way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prediksi antara model Altman, Springate dan Zmijewksi yang diterapkan pada perusahaan ritel Indonesia dan ritel Singapura. Berdasarkan hasil tersebut, model prediksi yang memiliki tingkat akurasi tertinggi pada ritel Indonesia adalah model Zmijewski dengan presentase 87 % sedangkan pada ritel Singapura adalah model Altman dengan presentase 86 %, sehingga kedua model tersebut merupakan model yang paling sesuai untuk memprediksi perusahaan ritel.
ENGLISH:
Bankruptcy is a condition in which the liabilities borne by the company are greater than the assets it owns so that the company is unable to pay its debts at maturity. Therefore, companies need to make predictions to anticipate bankruptcy using prediction models. The purpose of this study is to determine whether there are differences in prediction between the Altman, Springate, and Zmijewksi models in predicting the bankruptcy of Indonesian retail companies and Singapore retail companies, and to determine the most accurate prediction model.
This study uses secondary data in the form of annual reports that have been published by Indonesian retail companies and Singapore retail companies for the period 2015 to 2019. The sampling technique used purposive sampling with 15 samples of Indonesian retail and 15 samples of Singapore retail. The analytical tool used is the One Way ANOVA test with the help of the SPSS program.
The results of the calculation of the three prediction models show that there are several retail companies in Indonesia and Singapore retail that are predicted to go bankrupt. The results of the One Way ANOVA difference test show that there are differences in predictions between the Altman, Springate, and Zmijewksi models applied to Indonesian retail companies and Singapore retail companies. Based on these results, the prediction model that has the highest level of accuracy in Indonesian retail is the Zmijewski model with a percentage of 87%, while in Singapore retail is the Altman model with a percentage of 86%, so that the two models are the most suitable models for predicting retail companies.
ARABIC:
الإفلاس هو شرط حيث المسؤولية التي تتحملها الشركة أكبر من الأصول التي لديها بحيث تكون الشركة غير قادرة على دفع التزاماتها عند الاستحقاق. تحتاج الشركات إلى تقديم تنبؤات لتوقع حدوث الإفلاس باستخدام نموذج التنبؤ. الغرض من هذه الدراسة هو معرفة ما إذا كان هناك اختلاف في التنبؤ بين نماذج ألتمان وسبرنجات و زيوميجكسي في التنبؤ بلافلاس شركات التجزئة الإندونيسية وتجارة التجزئة في سنغافورة ، ومعرفة نماذج التنبؤ الأكثر دقة للنماذج الثلاثة.
تستخدم هذه الدراسة بيانات ثانوية في شكل تقارير سنوية تم نشرها من قبل شركات التجزئة الإندونيسية وشركات التجزئة السنغافورية من 2015 إلى 2019. تقنيات أخذ العينات باستخدام أخذ العينات 15 عينة من التجزئة الإندونيسية و 15 عينة من سنغافورة. أدوات التحليل المستخدمة باستخدام ANOVA طريقة واحدة اختبار بمساعدة البرنامج SPSS.
من حساب النماذج الثلاثة التنبؤية تبين أن هناك العديد من شركات التجزئة الاندونيسية وسنغافورة التجزئة ومن المتوقع أن تفلس. تظهر نتائج الاختبارات المختلفة لـ ANOVA في One Way أن هناك اختلافات في التنبؤ بين نماذج ألتمان وسبرنجات وزيميجوكسي المطبقة على شركات التجزئة الإندونيسية وشركات التجزئة السنغافورية. وبناء على هذه النتائج، فإن نموذج التنبؤ الذي يحتوي على أعلى معدل دقة في تجارة التجزئة الإندونيسية هو نموذج زيوميجكسي بنسبة 87٪ بينما في سنغافورة للبيع بالتجزئة هو نموذج ألتمان بنسبة 86٪، لذلك فإن كلا النموذجين هما النموذجان الأكثر ملاءمة للتنبؤ بشركات البيع بالتجزئة