11 research outputs found
PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBANGUN CIVIC CONSCIENCE
The phenomenon at this time, we often find children no longer respect parents, anti-social attitudes that appear from everyday life both at school and society. In global competition, a nation needs to be an innovative nation to become a superior nation. Then the need for a strong order of values and policies so that the crisis of culture and national disintegration does not occur in Indonesia. Education in Indonesia must instill national character and spirit originating from the nation's cultural roots and based on Pancasila as the basis of country, philosophy, and noble values. Through, citizenship education learning is expected to be a solution in fostering citizens who have social awareness
KAJIAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TENTANG KARAKTER BANGSA DAN PENDIDIKAN KEBANGSAAN, 2017
Tesis ini berjudul
“Pemikiran
Ki Hajar Dewantara
tentang
karakter bangsa dan
pendidikan kebangsaan”. Penulis mengharapkan melalui hasil penelitian tesis
yang penulis buat mampu memberikan manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
umum mengenai
pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Metode yang digunakan adalah
metode historis, dengan pendekatan kualitatif, karena bertujuan menuangkan hasil
kajian berdasarkan argumentasi dan pemahaman yang mendalam secara deskripsi.
Metode historis adalah suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis
rekaman peninggalan masa lampau. Sehingga dalam hal ini, peneliti akan
melakukan pengujian dan analisis terhadap sumber-sumber yang berhubungan
dengan kajian yang peneliti bahas. Langkah-langkah dalam metode historis ini
terdiri dari, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Masalah utama
dalam tesis ini terbagi kedalam empat pertanyaan penelitian diantaranya, 1)
Bagaimana pokok-pokok pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang karakter dan
pendidikan kebangsaan di Indonesia?, 2)
Sumber-sumber pemikiran apa yang
menginspirasi pemikiran Ki Hajar Dewantara?, 3)
Bagaimana implementasi
pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang karakter dan pendidikan kebangsaan
terhadap pendidikan di Indonesia?, 4)
Bagaimana
relevansi pemikiran karakter
dan pendidikan kebangsaan Ki Hajar Dewantara dalam keilmuan pendidikan
kewarganegaraan?.
Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa, “pendidikan
nasional seharusnya menimbulkan rasa cinta terhadap kebudayaan dan kebatinan (mental culture) sendiri”. Beliau juga mengungkapkan bahwa, a) pengajaran
rakyat haruslah bersemangat keluhuran budi manusia; karenanya harus
mementingkan segala nilai kebatinan (
mental culture) dan menghidupkan
semangat idealism; b) pengajaran rakyat harus mendidik kearah kecerdasan budi
pekerti, yakni matangnya jiwa seutuhnya (character building); c) pengajaran
rakyat harus mendidik kearah kekeluargaan, yakni merasa bersama-sama hidup,
bersama-sama susah dan senang, bersama-sama tanggung jawab, dsb; mulai
kekeluargaan dalam
lingkungan kecil, sampai kekeluargaan yang besar (misalnya
kekeluargaan bangsa-bangsa).
Pendidikan karakter harus dilaksanakan dengan
ngerti-ngroso-nglakoni
(menyadari, menginsyafi, dan melakukan).
Ki Hajar
Dewantara menggunakan kata karakter dengan kata l
ain yakni budi-pekerti, yang
bermakna perpaduan gerak antara fikiran, perasaan dan kehendak yang
menghasilkan tenaga. Sedangkan pendidikan kebangsaan merupakan pendidikan
yang berlandaskan akan kebudayaan bangsa.
Kata kunci:Ki Hajar Dewantara, Karakter, Pendidikan Kebangsaan;---
This thesis entitled "Ki HajarDewantara's thoughts on character and national awareness education". The authors expected through the thesis research,she could be able to provide benefits for students and the general public about the thoughts of Ki HajarDewantara. The method used was the historical method, using a qualitative approach, aimed to pour the results of the study based on intensive argumentation and in-depth understanding of a description. The historical method was a process of examining and critically analyzing the recording of the past relic. So in this case, researchers conducted testing and analysis of the sources related to the study that researchers discussed. The steps in this historical method consisted of, heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The main problem in this thesis was divided into four research questions i.e.: 1) How were the main points of Ki HajarDewantara’s thoughts about the character and education of nationhood in Indonesia?, 2) What sources of thought inspired Ki HajarDewantara's thinking?, 3) How to implemented thinking Ki HajarDewantara about the character and education of nationality towards education in Indonesia?, 4) How was the relevance of character thinking and national education Ki HajarDewantara in the scholarship of civic education?. Ki HajarDewantararevealsed that, "National education should generate a sense of love for culture and mental culture itself." He also revealsed that a) the teaching of the people must be passionate to the virtues of man; Therefore if must attach the importance to all the values of mental culture and enliven the spirit of idealism; b) the teaching of the people must educate towards the intelligence of character, the maturation of the whole soul (character building); c) the teaching of the people should educate them toward kinship, that was to feel together life, together with hard and happy, together responsibility, etc.; begin kinship in small environments, to large the families (eg, the kinship of nations). Character education should be done with ngerti-ngroso-nglakoni (realize, come to realize, and do).Ki HajarDewantara uses the word character in other words ie mind-pekerti, which means a blend of motion between the mind, feelings, and wills that generate energy. While the education of nationality was an education based on the nation's culture.
Keywords: Ki HajarDewantara, Character, National Awarness Educatio
KAJIAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TENTANG KARAKTER BANGSA DAN PENDIDIKAN KEBANGSAAN, 2017
Tesisiniberjudul“PemikiranKi HajarDewantaratentangkarakterbangsadanpendidikankebangsaan”. Penulismengharapkanmelaluihasilpenelitiantesis yang penulisbuatmampumemberikanmanfaatbagimahasiswadanmasyarakatumummengenaipemikiran Ki HajarDewantara. Metode yang digunakanadalahmetodehistoris, denganpendekatankualitatif, karenabertujuanmenuangkanhasilkajianberdasarkanargumentasidanpemahaman yang mendalamsecaradeskripsi. Metodehistorisadalahsuatu proses mengujidanmenganalisissecarakritisrekamanpeninggalan masa lampau. Sehinggadalamhalini, penelitiakanmelakukanpengujiandananalisisterhadapsumber-sumber yang berhubungandengankajian yang penelitibahas. Langkah-langkahdalammetodehistorisiniterdiridari, heuristik, kritiksumber, interpretasi, danhistoriografi. Masalahutamadalamtesisiniterbagikedalamempatpertanyaanpenelitiandiantaranya, 1) Bagaimanapokok-pokokpemikiran Ki HajarDewantaratentangkarakterdanpendidikankebangsaan di Indonesia?, 2) Sumber-sumberpemikiranapa yang menginspirasipemikiran Ki HajarDewantara?, 3) Bagaimanaimplementasipemikiran Ki HajarDewantaratentangkarakterdanpendidikankebangsaanterhadappendidikan di Indonesia?, 4) Bagaimanarelevansipemikirankarakterdanpendidikankebangsaan Ki HajarDewantaradalamkeilmuanpendidikankewarganegaraan?. Ki HajarDewantaramengungkapkanbahwa, “pendidikannasionalseharusnyamenimbulkan rasa cintaterhadapkebudayaandankebatinan (mental culture) sendiri”. Beliau juga mengungkapkanbahwa, a) pengajaranrakyatharuslahbersemangatkeluhuranbudimanusia; karenanyaharusmementingkansegalanilaikebatinan (mental culture) danmenghidupkansemangat idealism; b) pengajaranrakyatharusmendidikkearahkecerdasanbudipekerti, yaknimatangnyajiwaseutuhnya (character building); c) pengajaranrakyatharusmendidikkearahkekeluargaan, yaknimerasabersama-samahidup, bersama-samasusahdansenang, bersama-samatanggungjawab, dsb; mulaikekeluargaandalamlingkungankecil, sampaikekeluargaan yang besar (misalnyakekeluargaanbangsa-bangsa). Pendidikankarakterharusdilaksanakandenganngerti-ngroso-nglakoni (menyadari, menginsyafi, danmelakukan). Ki HajarDewantaramenggunakan kata karakterdengan kata lain yaknibudi-pekerti, yang bermaknaperpaduangerakantarafikiran, perasaandankehendak yang menghasilkantenaga. Sedangkanpendidikankebangsaanmerupakanpendidikan yang berlandaskanakankebudayaanbangsa.
Kata kunci:Ki HajarDewantara, Karakter, PendidikanKebangsaan;---
This thesis entitled "Ki HajarDewantara's thoughts on character and national awareness education". The authors expected through the thesis research,she could be able to provide benefits for students and the general public about the thoughts of Ki HajarDewantara. The method used was the historical method, using a qualitative approach, aimed to pour the results of the study based on intensive argumentation and in-depth understanding of a description. The historical method was a process of examining and critically analyzing the recording of the past relic. So in this case, researchers conducted testing and analysis of the sources related to the study that researchers discussed. The steps in this historical method consisted of, heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The main problem in this thesis was divided into four research questions i.e.: 1) How were the main points of Ki HajarDewantara’s thoughts about the character and education of nationhood in Indonesia?, 2) What sources of thought inspired Ki HajarDewantara's thinking?, 3) How to implemented thinking Ki HajarDewantara about the character and education of nationality towards education in Indonesia?, 4) How was the relevance of character thinking and national education Ki HajarDewantara in the scholarship of civic education?. Ki HajarDewantararevealsed that, "National education should generate a sense of love for culture and mental culture itself." He also revealsed that a) the teaching of the people must be passionate to the virtues of man; Therefore if must attach the importance to all the values of mental culture and enliven the spirit of idealism; b) the teaching of the people must educate towards the intelligence of character, the maturation of the whole soul (character building); c) the teaching of the people should educate them toward kinship, that was to feel together life, together with hard and happy, together responsibility, etc.; begin kinship in small environments, to large the families (eg, the kinship of nations). Character education should be done with ngerti-ngroso-nglakoni (realize, come to realize, and do).Ki HajarDewantara uses the word character in other words ie mind-pekerti, which means a blend of motion between the mind, feelings, and wills that generate energy. While the education of nationality was an education based on the nation's culture.
Keywords: Ki HajarDewantara, Character, National Awarness Educatio
Peran Pembelajaran PPKn dalam Membentuk Sikap Demokratis untuk Meningkatkan Civic Disposition Siswa
This research aimed to describe and analyze the role of civic education learning in shaping the democratic attitude to increase civic disposition students in Senior High School 4 Kotabumi. The method used a descriptive method with a quantitative approach. The population was 680, and the samples were taken by 10% amounting to 68 students. Data collection techniques were using polls. Data analysis techniques were using a percentage formula, simple regression and double regression processed with SPSS applications. Result showed there was a role of learning civic education in shaping the democratic attitude to increase the civic disposition students in Senior high School 4 Kotabumi.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran pembelajaran PPKn dalam membentuk sikap demokratis untuk meningkatkan civic disposition siswa di SMA Negeri 4 Kotabumi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi sebanyak 680 siswa, dengan sampel diambil sebesar 10% berjumlah 68 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase, regresi sederhana dan regresi ganda diolah dengan aplikasi SPSS. Hasil yang didapat menunjukkan adanya peran pembelajaran PPKn dalam membentuk sikap demokratis untuk meningkatkan civic disposition siswa di SMA Negeri 4 Kotabumi.Kata Kunci: Peran Pembelajaran PPKn, Sikap Demokratis, Civic Dispositio
Analisis Pengembangan Civic Skills Peserta Didik Oleh Guru Ppkn Di MTS Al – Ikhlas Tanjung Bintang Lampung selatan
The purpose ofthe research was to know the efforts of Civic Education teacher in the development of students civic skills at MTs Al – Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan. This research used qualitative descriptive methods. The determination of the informant or the subject in this research used a purposive sampling technique. The results showed that development of students civic skills by Civic Education teachers at MTs Al – Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan conducted with efforts based on teacherscompetencies. Hardskills included professional competence and pedagogic competence of teachers, while softskills included personality competence and social competence of teachers. The competency of teachers at MTs Al – Ikhlas Tanjung Bintang has been adequate in teaching and cultivating religious values for the development of civic skills. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru PPKn dalam pengembangan civic skills peserta didik di MTs Al – Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penentuan informan atau subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengembangan civic skills peserta didik oleh guru PPKn di MTs Al – Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan dilakukan dengan upaya berdasarkan kompetensi-kompetensi guru yang dimilikinya. Kemampuan hardskills mencakup kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru, sedangkan kemampuan softskills mencakup kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru. Kompetensi guru di MTs Al – Ikhlas Tanjung Bintang sudah memadai dalam mengajar dan menanamkan nilai – nilai religius untuk pengembangan civic skills. Kata kunci : Guru PPKn, Kompetensi Guru, Pengembangan, Civic Skill
Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Program Bantuan Pendidikan
The purpose of research was to know how the effectiveness of implementation Bupati regulation number 24 years 2016 about the education assistance program in helping students continue to the college in Tulang Bawang Barat. The research method used in this research was quantitative descriptive method with the recipient research subject of the education assistance program of 2015-2017 generation. The samples in this research amounted to 26 respondents. Data collection techniques used questionnaires technique while interviews and documentation as supporting techniques. The results of the reasearch, according to the recipient of Education Assistance Program Bupati Regulation Number 24 year 2016 about the education assistance program in helping students continue to college with a percentage of 57.7% the category is quite effective, it should be notice in order to increase its effectiveness. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2016 tentang Program Bantuan Pendidikan dalam membantu peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di Tulang Bawang Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian penerima program bantuan pendidikan angkatan 2015-2017. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket sebagai teknik pokok sedangkan wawancara dan dokumentasi sebagai teknik penunjang. Hasil penelitian diketahui bahwa, menurut penerima program bantuan pendidikan pelaksanaan peraturan bupati nomor 24 tahun 2016 tentang program bantuan pendidikan dalam membantu peserta didik melanjutkan ke perguruan tinggi di Kabupaten Tulang Bawang Barat masuk dengan persentase 57,7%. dalam kategori cukup efektif, ini menjadi hal yang harus diperhatikan agar ke depannya dapat meningkat efektivitasnya.Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, Program Bantuan Pendidika
KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
AbstractThe fact in math education is the student’s adaptive reasoning ability that is still low. Adaptive reasoning ability are influenced by some factors, one of them is student’s learning style. Therefore, adaptive reasoning ability should be analyzed based on student’s learning style. This research aim to describe the adaptive reasoning ability based on learning style in arithmetic sequence and series at SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak. The research method use descriptive method with case study. The subject in this research are eight student’s from all learning style. The result of data analysis showed that the adaptive reasoning ability are different depending on their learning style. Student’s who have diverger learning style can fulfill one indicator of adaptive reasoning ability such as propose hypothesis or conjecture. Student’s who have assimilator learning style can fulfill three indicators of adaptive reasoning ability such as propose hypothesis or conjecture, give reason of the given answer, and make conclusion from a statement. Student’s who have converger learning style can fulfill all indicators of adaptive reasoning ability. Student’s who have accomodator learning style can fulfill one indicator of adaptive reasoning ability such as make conclusion from a statement. Keywords: Adaptive Reasoning Ability, Learning Style, Arithmetic Sequence and                  Series
Implementasi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi
Artikel bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) implementasi pendidikan karakter pada jenjang pendidikan tinggi; (2) nilai-niali karakter yang terinternalisasi dalam perkuliahan; dan (3) pola serta wadah implementasi pendidikan karakter pada jenjang pendidikan tinggi. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data di lakukan  melalui observasi dan studi literatur. Analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) implementasi pendidikan karakter pada jenjang pendidikan tinggi, diantaranya pada kegiatan ko-kurikuler dan ektrakurikuler, (2) nilai-nilai karakter yang terinternalisasi dalam perkuliahan, terutama pada mata kuliah tertentu seperti pendidikan etika dan kearifan lokal, pendidikan integritas dan anti korupsi, serta pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan, (3) pola serta wadah implementasi pendidikan karakter pada jenjang pendidikan tinggi, khususnya di Universitas Lampung Nampak dari beberapa kebijakan kampus diantaranya kebijakan parker terpadu, green campus, pasar rakyat, dan penerapan kartu parkir
INTERNALISASI NILAI-NILAI NASIONALISME DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN KABUPATEN PESISIR BARAT
Indonesia is a country with various types of uniqueness, ranging from ethnicity, religion, culture, and race. Indonesia is a place of diversity wrapped in great unity and integrity and full of meaning in real life. Of course, this diversity must be maintained properly and should not just fade away. Therefore, a greatly nationalist attitude is needed. The spirit of Nationalism is the more significant implication that the Indonesian nation must have in facing challenges, threats, obstacles, and disturbances both within and outside the country. The aim of this research was as a way or method to fight radicalism not only in Islamic boarding schools in Pesisir Barat Regency but in all Islamic boarding schools in Indonesia by developing activities in Islamic boarding schools that can internalize the values of Nationalism. Pondok Pesantren Pesiisr Barat Regency does not have a especially program of activities for internalizing the values of nationalism, but only through daily activities in the pesantren, in instilling the norms of nationalism. The form of these activities consists of intracurricular activities, namely; the Koran, and rihlah ilmiyah and extracurricular activities, namely; khitobah and hadroh.Keywords:Â Diversity, Nationalism, RadicalismIndonesia merupakan Negara dengan berbagai macam keunikan di dalamnya, mulai dari suku, agama, budaya, dan ras. Indonesia menjadi tempat keberagaman yang dibungkus dengan persatuan dan kesatuan yang kuat dan penuh dengan makna dikehidupan kenyataan. Tentu adanya keberagaman ini harus dijaga dengan baik dan tidak boleh luntur begitu saja. Maka dari itu dibutuhkanya sikap nasionalisme yang kuat. Jiwa Nasionalisme merupakan implikasi penting yang harus dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam dan luar negeri. Namun, muncul berbagai masalah sosial yang mengganggu keutuhan bangsa Indonesia. Salah satu masalah yang berkembang di masyarakat Indonesia saat ini adalah penyebaran radikalisme. Paham ini berpotensi besar diterapkan pada generasi muda di lingkungan akademik terutama di lembaga pendidikan pondok pesantren di Indonesia. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah sebagai cara atau metode untuk melawan radikalisme tidak hanya di pondok pesantren Kabupaten Pesisir Barat tetapi di seluruh lembaga pendidikan pesantren di Indonesia dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan di pondok pesantren yang dapat menginternalisasi nilai-nilai Nasionalisme.Kata Kunci: Keberagaman, Nasionalisme, Radikalisme
Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Microteaching Prodi PPKn berbasis Project Based Learning
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bahan ajar mata kuliah microteaching prodi ppkn berbasis project based learning. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix methode dengan desain action research. Penelitian ini menggunakan model penelitian kurt lewin yang terdiri dari 4 tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa PPKn yang mengambil mata kulian Micro teaching. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan penilaian tes tertulis. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan alternatif dalam pembelajaran di kelas