436 research outputs found
Novel “Cinta di Ujung Sajadah” Karya Asma Nadia dalam Analisis Filsafat Etika
Abstract;This study discusses the novel "Cinta di Ujung Sajadah" by Asma Nadia in the analysis of ethical philosophy. In this novel there are many values of life, one of which is ethical values. This study examines the ethical values contained in the novel through an analysis of ethical philosophy. This type of research is library research, using a qualitative approach. The primary data source was taken from the novel Cinta di Ujung Sajadah by Asma Nadia, while the secondary data sources were taken from books, journals, theses, articles, and other research documents. The data analysis technique is using a descriptive-analytical approach. This study found that the ethical values in the novel Cinta di Ujung Sajadah by Asma Nadia in the analysis of ethical philosophy include several aspects that are shown through the lives of the characters in the novel, such as, first, the relationship between humans and Allah SWT which includes worship, gratitude, and tawakkal. Second, the human relationship with oneself includes an attitude of self-confidence and unyielding. And third, human relationships with fellow humans include helping, affection, friendly relations, visiting sick people, and caring for others.Keywords:Ethics; Novel; Philosophy of Ethics. Abstrak;Penelitian ini membahas tentang novel “Cinta di Ujung Sajadah” karya Asma Nadia dalam analisis filsafat etika. Dalam novel ini terdapat banyak nilai-nilai kehidupan, salah satunya yaitu nilai etika. Penelitian ini mengkaji nilai-nilai etika yang ada dalam novel tersebut melalui analisis filsafat etika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data primer diambil dari novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia, sedangkan sumber data sekunder diambil dari buku-buku, jurnal, skripsi, artikel, dan dokumen penelitian lainnya. Teknik analisis data ialah menggunakan pendekatan deskriptif-analisis. Penelitian ini mendapati bahwa nilai-nilai etika pada novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia dalam analisis filsafat etika meliputi beberapa macam aspek yang ditunjukkan melalui kehidupan tokoh didalam novel seperti, pertama hubungan manusia dengan Allah SWT yang meliputi ibadah, syukur, dan tawakkal. Kedua, hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi sikap percaya diri dan pantang menyerah. Dan yang ketiga, hubungan manusia dengan sesama manusia meliputi tolong-menolong, kasih sayang, hubungan persahabatan, menjenguk orang yang sakit, dan peduli terhadap sesama.Kata Kunci: Etika; Filsafat Etika; Novel
Peran Ibu Wali Murid dalam Pembinaan Mental Agama Anak (Studi Deskriptif di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang)
Seorang ibu, sarat akan makna. Betapa penting peran serta ibu dalam pembangunan mental seorang anak sehimgga pada muaranya nanti dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa jika sejak dini mental agama anak dapat dijalankan dengan baik. Peran ibu wali murid dalam pembinaan Mental Agama Anak pada dasarnya merupakan sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang pertama (dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa). Oleh karena itu, peranan keluarga dalam mendidik anak akan sempurna kalau didukung oleh lembaga pendidikan yang ikut mengajarkan prinsip-prinsip bagi pembentukan kepribadian anak. Mengajarkan tidak hanya sekedar mengisi akal dengan teori-teori pemikiran dan pemahaman itu, materi-materi yang akan diajarkan diutamakan menyangkut pendidikan anak sampai mengangkat pembentukan dan perkembangan kepribadian mereka.
Dari latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana peran ibu wali murid dalam pembinaan mental di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, bagaimana mental agama anak di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembinaan mental di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui peran ibu wali murid dalam pembinaan mental agama anak di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, untuk mengetahui mental agama anak di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan mental agama di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pembinaan mental agama anak.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian berupa penelitian lapangan (field research). Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran ibu wali murid, dalam hal ini karena ibu mempunyai fungsi ganda, tanpa mengesampingkan peran seorang ayah, maka ibu dengan segala tanggung jawab dan kewajibannya selaku orang tua sangat besar dalam pembinaan mental agama anak sangat penting karena perlakuan dan kebijakan ibu dalam kehidupan keluarga akan memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan mental para anggota keluarga, terutama anak. mental agama anak di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang sudah menunjukkan baik. Hal ini ditunjukkan oleh kesadaran ibu wali murid dalam melakukan pembinaan mental agama anak antara lain membentuk anak menjadi pribadi yang kuat, mandiri, peduli terhadap orang lain, dan berdaya kreativitas positif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan mental agama anak di TK Tunas Ceria Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang meliputi faktor lingkungan dan pembawaan. Mengingat mayoritas ibu yang ada di lingkungan tempat penelitian adalah ibu-ibu rumah tanggga, mayoritas bapak-bapaknya mencari nafkah, sehingga proses perawatan dan pengasuhan anak lebih banyak dilaksanakan oleh ibu selaku orang tua. Di Kecamatan Warungasem faktor lingkungan ini bersifat dominan dalam mempengaruhi pembinaan mental agama anak. Faktor lingkungan meliputi, pertama, faktor lingkungan sosial seperti orang tua, pendidik, dan teman-teman pergaulan anak. Kedua, faktor lingkungan fisik seperti keadaan alam sekitar dan pola-pola pembelajaran yang diterapkan. Dan faktor pembawaan, faktor ini sering disebut faktor endogen, yang meliputi bentuk fisik anak dengan tanda dan ciri yang memiliki kesamaan dengan orang tua, baik fisik maupun psikis sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Faktor ini sering disebut sebagai keturunan
The Meaning Interpreted: The Concept of Barakah in Ziarah
This article deals with the socio-religious traditions of Javanese Muslims practicing ziarah rituals-visit to sacred tombs. Ziarah practice, especially to sacred tombs of Muslim Sufis, is regarded ibadah (pious acts). This article based on ziarah practice to Sunan Tembayat in Klaten, examines the notion of barakah (god's blessing), one of the most salient aspects of ziarah ritual, in the frame of popular beliefs. Focusing on the presence of the diverse interpretations of barakah, it evaluates changes in the way in which Javanese Muslim understand religion as reflected in their interpretation of barakah. It is argued by people who practice ziarah that barakah is the most important value of ziarab. When visitors to sacred tombs perform certain rituals, such as reciting Qur'ân, dhikr, tahlil, and meditation in their ziarah, they ask for barakah from the wali. However, people differ in the way in which they explain what the meaning of barakah. Some argue that the barakah is god's reward (pahala), transmitted through the wali. Other argues that the barakah derives from the wali, as he/she is close to God.DOI: 10.15408/sdi.v8i1.69
Mapping Radical Islam in Indonesia
This paper focuses on the emergence of groups that, according to their followers, want to apply Islamic teachings comprehensively (kaffah) and wholeheartedly. These groups have been variously described as fundamentalist, extremist, radical, and militant. Of course, they do not apply these labels to themselves. The labeling of certain groups has resulted in them gaining negative or pejorative images. It is important to note that the label "fundamentalism" initially applied to Christian-Protestant groups, actually has a neutral meaning. It refers to groups that attempt to return to their basic religious foundations.DOI: 10.15408/sdi.v10i3.62
In the Center of Meaning: Ziarah Tradition in Java
This essay describes the beliefs and practices associated with the notion of ziarah in a single community, that of Bayat, a small district (kecamatan) in Klaten between Yogyakarta and Surakarta. There are some of terms from Bayat in this text, because it is revealing to consider how key terms have been used within their culture of origin. In elucidating ziarah practices and its interpretations, visitors in Bayat refer to the cultural contexts with which they are familiar. The logic of ziarah thus reflects visitor's everyday life experiences. Applying vernacular terms used in Bayat entails taking this cultural context into consideration.DOI: 10.15408/sdi.v7i1.71
Indonesian Fundamentalism?
Islam in Southeast Asia provides an example of how a religion develops within a community with a wide variety of ethnic groups. Instead of pushing the local cultures and traditions aside, Islam opens up itself to them and incorporates them into the web of universal Islam. Now one can see the difference of Islamic expressions in Melayw, Aceh, Bugis, Banten, Java, Bugis, Sunda, Patani, Mindanau, Brunai, etc.DOI: 10.15408/sdi.v9i3.66
The Mainstreaming of Pesantrens and Madrasahs in Indonesia
The project of this article has focused on six strategic groups in pesantrens and madrasahs. These are: 1)Kyai (male religious leaders) and Nyai (female religious leaders) of pesantren salaf; 2) Kyai and Nyai of pesantren khalaf; 3) key community leaders; 4) principals ofmadrasah aliyahmadrasah aliyah; and 6) student leaders of madrasah aliyah.DOI: 10.15408/sdi.v12i2.59
Efektivitas Distribusi Raskin Di Pedesaan Dan Perkotaan Indonesia
This research aims to investigate effectiveness of rice for the poor program (Raskin) in rural and urban Indonesia based on the National Socio Economic Survey data (Susenas) collected by Central Bureau of Statistic (BPS) in 2007. Number of sample was 52,370 households. Effectiveness of Raskin Program was measured by target, quantity and price accuracy indexes. Logistic regression model was used to identify factors affecting probability of a household to receive raskin or not. The results of analysis show that raskin distribution was not yet accurately reach the target beneficiaries. Raskin distribution was also not accurate in quantity and price. Quantity accuracy index was 58 percent in rural, 53 percent in urban and 57 percent in Indonesia. Price quantity index was 68 percent in rural, 63 percent in urban and 67 percent in Indonesia. Probability of a household to receive raskin was affected by education, gender, age, household member, income, employment, floor condition and location
- …