613 research outputs found
Gambaran Faktor Pencetus Serangan Asma pada Pasien Asma di Poliklinik Paru dan Bangsal Paru RSU Dr. Soedarso Pontianak
Background?Asthma is a disease that has been becoming the community health problem, suffered by the children and adults from mild to severe disease, even can kill. House environment can contribute to asthma trigger factors, especially the existence of allergen and air pollution.Aim?To know the description of the asthma trigger factors among the asthmatic patients in lung clinic and lung care room dr. Soedarso Pontianak General Hospital.Methods?A kind of descriptive research by using cross-sectional study. Data was collected from medical record and interview of asthmatic patients during May to June 2011. Data was presented with frequency distribution table.Results?The asthma trigger factors among the asthmatic patients in lung clinic and lung care room dr. Soedarso Pontianak General Hospital were exercise (66,7%), dust (62,5%), tobacco smoke (52,0%), weather change (48,9%), emotional change (30,2%), and certain food (17,7%).Conclusion?The most common asthma trigger factor among the asthmatic patients in lung clinic and lung care room dr. Soedarso Pontianak General Hospital is exercise (66,7%). Great attention should be paid to avoid all potential trigger factors to prevent asthma attacks in individual asthmatic patients
Model Manajemen Bencana Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Secara geografis Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang beragam dari dataran sampai pegunungan tinggi. Hal ini menyebabkan Indonesia telah mengalami berbagai bencana yang menyebabkan kerugian jiwa dan materi yang besar yang akan terus berulang kejadiannya. Peta potensi bencana gempa di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zona-zona gempa yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi bencana letusan gunungapi, peta potensi bencana tsunami, peta potensi bencana banjir, dan lain-lain. Potensi bencana akibat kenaikan permukaan laut terhadap kondisi lingkungan bio-geofisik yang berantai yaitu dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir maka terjadi perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove, akibatnya akan meluas pula intrusi air laut yang mengancam kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, serta berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil. Upaya strategis untuk melindungi setiap warga negara dengan langkah-langkah penanggulangan bencana (manajemen bencana) baik sebelum, pada saat dan setelah bencana. Di samping itu, upaya pemberdayaaan komunitas agar memiliki informasi memadai, waspada, lebih aktif, serta memiliki kemampuan untuk berkoordinasi dan mendukung pemerintah dalam kegiatan prevensi maupun mitigasi. Komunitas lokal dapat memberikan dukungan dalam bentuk informasi, usulan maupun gagasan kepada pemerintah, bahkan sumber daya tertentu yang tidak dapat disediakan oleh pemerintah. Melibatkan komunitas dalam perencanaan manajemen bencana dan mendorong komunitas berpartisipasi akan memberikan nilai tambah
The Students' Reading Ability on Test of English as the Foreign Language (TOEFL)
The Purpose of this research was to find out students' ability in reading texts in Test of English for the Foreign Language (TOEFL) at English Education Department of Lancang Kuning University. Design of this research was survey design. Sample of the research was 23 students at the Seventh semester Students of English Education Department of Lancang Kuning University. The researcher used test as instrument that was reading texts in TOEFL in term of multiple choice. Test was analyzed by using ‘descriptive statistics'. The result of analyzing data showed that the students' scores was 1214, mode was 46, median was 52, variance was 157.35 and standard deviation was 12.54. Mean was 52.78 Thus, researcher concluded that students' ability in reading texts in TOEFL was categorized into wea
Factors Affecting the Problem of Guidance and Counseling Service Programs in High Schools
The implementation of guidance and counseling services cannot be separated from various factors that can influence. The purpose of this study is to study what factors can affect the implementation of guidance and counseling program services in high school. This study uses descriptive research with survey methods. Data collection techniques used through the instrument contained a questionnaire. The results of the study show that the guidance and counseling program has been well prepared. But the implementation of guidance and counseling is still not good, and this is characterized by high factors that influence the implementation of guidance and counseling service programs. The following are the percentages obtained, among others: personal factors consisting of the competence of the counselor get a percentage of 73% according to the high category; 71% depending on the high category; homeroom teacher obtained a percentage of 79% in the high category; subject teachers earn a percentage of 75%. Non-personal factors consisting of the BK program obtained a percentage of 70 with a high category; Facilities and infrastructure have a percentage of 77% in the high category.The implementation of guidance and counseling services cannot be separated from various factors that can influence. The purpose of this study is to study what factors can affect the implementation of guidance and counseling program services in high school. This study uses descriptive research with survey methods. Data collection techniques used through the instrument contained a questionnaire. The results of the study show that the guidance and counseling program has been well prepared. But the implementation of guidance and counseling is still not good, and this is characterized by high factors that influence the implementation of guidance and counseling service programs. The following are the percentages obtained, among others: personal factors consisting of the competence of the counselor get a percentage of 73% according to the high category; 71% depending on the high category; homeroom teacher obtained a percentage of 79% in the high category; subject teachers earn a percentage of 75%. Non-personal factors consisting of the BK program obtained a percentage of 70 with a high category; Facilities and infrastructure have a percentage of 77% in the high category
Perbedaan Resiliensi Mahasiswa Rantau Ditinjau Berdasarkan Gegar Budaya
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan resiliensi mahasiswa rantau ditinjau berdasarkan gegar budaya di Universitas Negeri Jakarta. Sampel pada penelitian ini berjumlah 1000 mahasiswa, sebanyak 105 mahasiswa memiliki gegar budaya sangat tinggi, 225 mahasiswa memiliki gegar budaya tinggi, 357 mahasiswa memiliki gegar budaya sedang, 237 mahasiswa memiliki gegar budaya rendah, dan 76 mahasiswa memiliki gegar budaya sangat rendah. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan studi komparasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan Resilience Question Test dan Inventory Culture Shock. Analisis uji validitas instrumen menggunakan Product Moment Pearson dengan bantuan aplikasi IBM SPSS versi 26.0 hingga diperoleh 37 butir item valid pada Resilience Question Test dan diperoleh 23 butir item valid Inventory Culture Shock. Uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach hingga diperoleh koefisien sebesar 0.880 pada Resilience Question Test dan 0.929 pada Inventory Culture Shock yang berarti bahwa instrumen memiliki reliabilitas tinggi dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik Uji Kruskal Wallis Test dan diperoleh nilai Asymp. Sig sebesar 0.000 (<0.05). Hasil menunjukkan bahwa terdapat 7,6% mahasiswa rantau mengalami gegar budaya sangat rendah, 23,7% mahasiswa rantau mengalami gegar budaya rendah, sebanyak 35,7% mahasiswa rantau mengalami gegar budaya sedang, sebanyak 22,5% mahasiswa rantau mengalami gegar budaya tinggi, selanjutnya 10,5% mahasiswa rantau mengalami gegar budaya sangat tinggi. Sebagian besar resiliensi mahasiswa rantau berdasarkan gegar budaya berada pada kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiliensi mahasiswa rantau ditinjau berdasarkan gegar budaya. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi gegar budaya tidak hanya mengenai nostalgia kampung, disorientasi dan hilangnya kebiasaan, gaya hidup, bahasa, dan simbol. Namun, resiliensi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gegar budaya
PERANCANGAN LAYANAN SYSTEM INFORMASI DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS DESKTOP TINGKAT SMK
Counseling guidance is really needed in a school that can include data on student biodata information but it involves all important aspects such as grades, discipline, attendance, extracurricular activities, and so forth. Data management in counseling guidance is still manual, so it requires more time and more complicated processes. The use of computer application programs in managing student data can also improve school images. The use of computer application programs makes it easy for teachers to manage student data, especially in the management of counseling guidance. The Counseling Guidance Information System is intended to facilitate the Counseling Guidance teacher in registering students who have consulted. The stored data is expected to be utilized by the school in making conclusions and decisions regarding the problems and developments of students in the future. Regarding student privacy, there is a security system where not all teachers can have access to the system. The basic concept of information service systems (Hutahean, 2014) is a collection consisting of several components which are often referred to as building blocks, namely: a) input blocks, b) output blocks, c) technology blocks, d) model blocks, e ) database blocks, f) control blocks
New Group Counseling Competencies Scale-Short Form to Supervise Group Counselor Candidates
Abstract: Assessment of Group Counseling Competencies Scale (AGCCS) is one of the questionnaires important to assess group counseling competencies. The objective of this study is to adopt and test the psychometric properties of New Group Counseling Competencies Scale-Short Form (NGCCS-SF). This study used a new instrument adaptation procedure. A total of 73 candidates of group counselors from twoStudy Program of Guidance and Counseling in Indonesia were the participants of this study. The data of group counseling competencies were measured using NGCCS-SF. Operationally, data analysis used Rasch Model 3.75. The results of the study show that NGCCS-SF has satisfying psychometric properties. NGCCS-SF can be used as an effective and valid assessment tool for group counselor candidates in counselor education and supervision in Indonesia.Abstrak: AGCCS menjadi salah satu kuesioner yang penting untuk menilai kompetensi konseling kelompok. Tujuan penelitian ini untuk mengadaptasi dan menguji properti psikometrik NGCCS-SF. Penelitian ini menggunakan prosedur adaptasi instrumen baru. Sebanyak 73 calon konselor kelompok dari dua Program Studi Bimbingan dan Konseling di Indonesia menjadi partisipan penelitian. Data kompetensi konseling kelompok diukur menggunakan NGCCS-SF. Secara operasional, analisis data menggunakan Rasch Model 3.75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NGCCS-SF memiliki properti psikometrik yang memuaskan. NGCCS-SF dapat menjadi alat asesmen calon konselor kelompok yang efisien dan valid dalam pendidikan dan supervisi konselor di Indonesia
Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Sosial dengan Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah Pertama
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Cibadak. Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 165 siswa kelas IX. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan tiga instrumen penelitian, yaitu instrumen Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang merupakan hasil adaptasi dari Ramadanti (2021), sedangkan instrumen General Self-Efficacy Scale (GSES) dan instrumen Procrastination Assessment Scale-Student (PASS) diadaptasi oleh peneliti. Hasil uji validitas menunjukkan semua butir valid. Uji reliabilitas pada GSES sebesar 0.720, MSPSS sebesar 0.864 dan pada PASS sebesar 0,902. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik, hal ini menjelaskan bahwa efikasi diri dan dukungan sosial tidak terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik
Hubungan antara Resiliensi dan Dukungan Sosial dengan Stress Akademik Mahasiswa Baru di Jakarta pada Masa Pandemi Covid-19
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan stress akademik mahasiswa baru di Jakarta pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi. Sampel penelitian berjumlah 470 mahasiswa baru di Universitas Negeri Jakarta yang ditentukan dengan teknik insidental. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner the Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS), dan Student Stress Inventory (SSI). Data dianalisis menggunakan uji korelasi berganda. Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara resilliensi dan dukungan sosial dengan stress akademik pada mahasiswa baru UNJ dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar -0.309 serta didapatkan nilai Sig. F Change sejumlah 0,000 < 0,05 yang berarti berkorelasi dan signifikan. Artinya, resiliensi dan dukungan sosial terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi stress akademik. Hasil penelitian dapat memberikan informasi mengenai kondisi psikologis terkait resiliensi, dukungan sosial, serta stress akademik pada mahasiswa baru dan dijadikan sebagai bahan acuan untuk memberikan layanan psikologis bagi mahasiswa baru UNJ
STUDI KEPUSTAKAAN MENGENAI KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Schools are formal institutions that are specifically formed to provide education for community members. The direction of the formation of this institution is to provide ease of achieving optimal development of students. To achieve optimal self-development in school institutions is realized by the existence of the field of educational services, one of which is the Guidance and Counseling service in schools. Guidance and counseling is a service provided to students to develop their potential optimally. cooperation is needed between guidance and counseling teachers, homeroom teachers, and also school principals in shaping professional counselor performance, namely by providing facilities and infrastructure, in the form of adequate BK space, and also to improve the performance of guidance and counseling teachers, a counselor must have an undergraduate background in educational guidance and counseling
- …