5 research outputs found

    Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi Drama siswa kelas IV dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Drama melalui metode bermain peran. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya yang berjumlah 21 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan model alur.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman materi Drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan bermain drama. Berdasarkan data tes siklus I setelah pelaksanaan tindakan dari 21 siswa kelas IV yang mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode bermain peran yaitu, prosentase keuntasan 57,14% sebanyak 12 siswa mampu mencapai standar KKM (70). Hasil tes siklus II setelah pelaksanaan tindakan, dari 21 siswa kelas IV yang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode bermain peran prosentase ketuntasan mencapai 80,95% atau 17 siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan siswa.Hasil yang telah dicapai pada siklus I dan II di mana telah memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian ini dianggap telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan pemahaman materi Drama siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012

    Jumlah Eosinofil Darah Tepi Dan Mukosa Hidung Pada Penderita Rhinitis Alergika Di RS Dr. Muwardi Solo

    Full text link
    Eosinophile is an alergic indicator especially in rhinitis alergic disease found increase an eosinophile on either capillary blood or nasal mucosa dominantly. The aim of this research was to know the correlation of the capillary blood and nasal mucosa eosinophil amount. The reseach conducted in Muwardi hospital, Surakarta with 70 samples that consist of 40 rhinitis allergica and 30 controls. The data analyzed by chi square test and correlation by Pearson product moment. The result of this research showed there was an eosinophil amount difference between samples and controls significantly (p < 0,05). The amount of eosinophile on capillary blood positive correlated with nasal mucosa significantly (p< 0,05). The conclusion of this research was the increasing amount of eosinophile on capillary blood followed by increasing on nasal mucosa

    Karakteristik Sifat Mekanik Bioplastik Pati Singkong/pva dengan Penambahan Pulp Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Asam Sitrat Teraktivasi

    Full text link
    Bioplastik pati singkong telah banyak dilirik sebagai alternatif pengganti plastik non-degradasi. Namun sifat mekanik yang rendah mengharuskan dilakukannya penambahan bahan adiktif seperti polivinil alkohol (PVA) dan dimodifikasi dengan penambahan pulp tandan kosong kelapa sawit (TKKS) maupun dengan asam sitrat teraktivasi (AS). Komposisi optimum bioplastik terplastisasi/ PVA yang didapat yaitu sebanyak 5,5 gram pati singkong, 0,275 gram gliserol, dan 5,5 gram PVA. Pada pembuatannya pati singkong dengan bahan aditif lainnya dicampur pada suhu 75 oC dan dituangkan pada cetakkan, kemudian dikeringan pada suhu ruang. Nilai kuat tarik dan presentase elongasi dilihat sebagai indikasi sifat mekanik. Pada penelitian ini dihasilkan penambahan komposisi 0,055 gram TKKS menghasilkan kuat tarik 14,248 N/mm2 dan presentase elongasi sebesar 29,596% dibandingkan dengan penambahan AS teraktivasi sebanyak 0,825 gram dengan nilai kuat tarik 14,512 N/mm2 dan presentase elongasi sebesar 16,932%. Gugus fungsi O–H, C–H, C=O, dan C–O mengindikasikan interaksi komposit bioplastik yang terkonfirmasi menggunakan spektroskopi FTIR. Menurut tes differential scanning colorimetry (DSC) ditunjukkan adanya puncak endotermik yang merupakan kondisi peleburan dari pengaruh interaksi komposisi dalam bioplastik selama proses pemanasan. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa bioplastik terplastisasi/ PVA dengan penambahan TKKS mampu meningkatkan sifat mekanik dan dapat digunakan sebagai acuan pembuatan bioplastik, khususnya sebagai kemasan

    Karakteristik Sifat Mekanik Bioplastik Pati Singkong/pva dengan Penambahan Pulp Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Asam Sitrat Teraktivasi

    Full text link
    Bioplastik pati singkong telah banyak dilirik sebagai alternatif pengganti plastik non-degradasi. Namun sifat mekanik yang rendah mengharuskan dilakukannya penambahan bahan adiktif seperti polivinil alkohol (PVA) dan dimodifikasi dengan penambahan pulp tandan kosong kelapa sawit (TKKS) maupun dengan asam sitrat teraktivasi (AS). Komposisi optimum bioplastik terplastisasi/ PVA yang didapat yaitu sebanyak 5,5 gram pati singkong, 0,275 gram gliserol, dan 5,5 gram PVA. Pada pembuatannya pati singkong dengan bahan aditif lainnya dicampur pada suhu 75 oC dan dituangkan pada cetakkan, kemudian dikeringan pada suhu ruang. Nilai kuat tarik dan presentase elongasi dilihat sebagai indikasi sifat mekanik. Pada penelitian ini dihasilkan penambahan komposisi 0,055 gram TKKS menghasilkan kuat tarik 14,248 N/mm2 dan presentase elongasi sebesar 29,596% dibandingkan dengan penambahan AS teraktivasi sebanyak 0,825 gram dengan nilai kuat tarik 14,512 N/mm2 dan presentase elongasi sebesar 16,932%. Gugus fungsi O–H, C–H, C=O, dan C–O mengindikasikan interaksi komposit bioplastik yang terkonfirmasi menggunakan spektroskopi FTIR. Menurut tes differential scanning colorimetry (DSC) ditunjukkan adanya puncak endotermik yang merupakan kondisi peleburan dari pengaruh interaksi komposisi dalam bioplastik selama proses pemanasan. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa bioplastik terplastisasi/ PVA dengan penambahan TKKS mampu meningkatkan sifat mekanik dan dapat digunakan sebagai acuan pembuatan bioplastik, khususnya sebagai kemasan

    Modifikasi dan Karakterisasi Pati Batang Kelapa Sawit secara Hidrolisis sebagai Bahan Baku Bioplastik

    Full text link
    Batang kelapa sawit mengandung kadar pati yang tinggi sehingga memiliki potensi digunakan sebagai bahan baku bioplastik. Kadar amilosa dalam pati batang kelapa sawit dapat dinaikkan melalui proses modifikasi dengan pelarut asetat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sifat kimia (kadar amilosa) dan termal pati batang kelapa sawit melalui proses modifikasi sebagai bahan baku bioplastik. Dalam penelitian ini, pati batang kelapa sawit diperoleh melalui proses ekstraksi. Modifikasi pati batang kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan larutan asetat (CH3COOH+CH3COONa) pH 7. Karakterisasi pati batang sawit dilakukan dengan melihat komposisi kimia (kadar air, abu, protein, lemak, amilosa, dan amilopektin), analisis gugus , dan karakteristik termal. Hasil karakterisasi komposisi kimia pati batang kelapa sawit termodifikasi menunjukkan peningkatan kadar amilosa dari 26% menjadi 29%. Kandungan rantai lurus dalam amilosa yang semakin banyak akan meningkatkan kestabilan pati. Hasil Thermal Gravimetry Analysis (TGA) menunjukkan bahwa pati batang kelapa sawit termodifikasi lebih cepat terdegradasi dibandingkan pati batang kelapa sawit tidak termodifikasi/alami, sedangkan data Derivative Thermal Gravimetry (DTG) dan analisis Differential Scanning Calorimetry (DSC) menunjukkan pengurangan massa pati batang kelapa sawit termodifikasi lebih kecil dari pati batang kelapa sawit tidak termodifikasi/alami serta pati batang kelapa sawit termodifikasi mempunyai Tg (Gelatinization Temperature) yang lebih rendah. Hasil penelitian pati batang kelapa sawit termodifikasi ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai bahan baku bioplastik yang ramah lingkungan
    corecore