162 research outputs found
KELEMBAGAAN PERTANIAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PANGAN (Agriculture Institutions Based on The Local Wisdom to Support Food Agribusiness Development)
ABSTRAK
Ketahanan pangan adalah terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Pengembangan kelembagaan pertanian dan sistem agribisnis mempunyai peran besar dalam menunjang
terwujudnya ketahanan pangan yang kokoh. Kelembagaan pertanian dalam pengembangannya perlu
diarahkan menjadi kelembagaan ekonomi dengan tujuan meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha, serta meningkatkan posisi dan kekuatan tawar petani. Melalui pembinaan kelembagaan ekonomi,
petani sebagai pelaku utama akan diorganisir dan ditingkatkan kemampuannya melalui pengembangan
kapasitas manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan (enterpreneur). Kelembagaan ekonomi petani
idealnya memenuhi prinsip spesifik lokal, prinsip pemberdayaan, dan prinsip kemandirian.
Pengembangan agribisnis pangan harus senantiasa memperhatikan masing-masing subsistem di
dalamnya, serta memperhatikan karakteristik usaha pada tingkat petani, termasuk kearifan lokal. Di
samping itu juga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan peranan dan tugas organisasi
kelembagaan pertanian, kemanfaatan peraturan dan regulasi pemerintah yang pro petani, serta
meningkatkan pemahaman petani melalui pelatihan (on job training).
Kata kunci: kelembagaan pertanian, kearifan lokal, agribisnis pangan
Sistem Penguasaan dan Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Desa Candi Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen
ABSTRAK
Penguasaan lahan merupakan sistem mengelola lahan khususnya lahan pertanian, baik lahan milik
sendiri dan atau milik petani lain. Penguasaan lahan berkembang pada usahatani padi karena
kepemilikan lahan petani semakin berkurang. Di dalam sistem penguasaan lahan berkaitan pula dengan
kelembagaan lahan pertanian, dimana kelembagaan merupakan norma atau kebiasaan yang terstruktur
dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang
terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Kelembagaan pertanian dalam dalam
kajian penelitian ini mangacu pada kelembagaan lahan pertanian usahatani padi. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan (1) untuk mengeksplorasi dan menjelaskan pengelolaan penguasaan lahan pertanian padi
(2) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penguasaan lahan pada usahatani
padi. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus. Lokasi penelitian adalah Desa Candi,
Kecamatan Karanganyar, Kebumen dengan pertimbangan system penguasaan lahan di desa. Ada 70
rumahtangga petani yang memiliki kerjasama di tanah kelembagaan sebagai responden, yakni 40 petani
pemilik penggarap, 20 petani penyewa dan 20 petani penyakap. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis penguasaan lahan oleh petani menghasilkan pendapatan yang tidak
sama. Disamping itu, di dalam sistem penguasaan lahan terdapat kerjasama di atas lahan pemilik, sewa
dan sakap. Berbagai faktor yang mempengaruhi penguasaan lahan di daerah kelembagaan adalah posisi
tawar petani yang bekerjasama, jarak lahan oleh petani, dan kekerabatan.
Kata kunci: petani pemilik, penguasaan lahan, petani penyakap, petani penyewa dan produktivita
Analisis Optimasi Cabang Usahatani Padi dan Kedelai Di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui biaya produksi, pendapatan, profitabilitas dan menganalisis optimasi usahatani padi dan kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Desa Nambuhan dan Genuksuran, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Metode penelitian menggunakan metode survei dan penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive. Penetapan jumlah responden dilakukan dengan kuota, karena tidak terdapat sampling frame. Pemilihan responden dilakukan berdasarkan kriteria yaitu petani yang melakukan pergiliran tanam padi dan kedelai. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara snowball. Ditetapkan 30 responden untuk masing-masing desa, sehingga total responden yang digunakan sebanyak 60 responden. Analisis data menggunakan perhitungan biaya produksi, pendapatan, profitabilitas dan linear programming. Hasil penelitian menunjukkan dengan luas lahan 0,59 hektar biaya produksi usahatani padi sebesar Rp 2.453.135/mt dan usahatani kedelai sebesar Rp 1.872.930/mt. Pendapatan usahatani padi sebesar Rp 12.243.532/mt dan usahatani kedelai sebesar Rp 5.932.070/mt. Profitabilitas usahatani padi sebesar 5,00% dan usahatani kedelai sebesar 3,20%. Perencanaan optimasi usahatani yang diperoleh sebesar Rp 55. 405.200 pada dua kali musim tanam. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa hasil usahatani lebih rendah dari hasil perencanaan.
Kata Kunci : luas lahan, biaya produksi, pendapatan, profitabilitas dan optimas
EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN
Abstrak
Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh faktor produksi terhadap produksi
padi dan menganalisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani padi
di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
sampai November 2016 di Kecamatan Wirosari. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode survai. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi penelitian adalah
secara purposive dan metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode simple
random sampling dengan jumlah responden 60 petani padi. Analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda dengan fungsi Cobb-Douglas dan perhitungan efisiensi
ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh terhadap
produksi padi adalah luas lahan, benih dan pupuk NPK. Penggunaan faktor produksi luas
lahan, pupuk kandang, pupuk NPK, tenaga kerja dan pestisida secara ekonomi belum
efisien. Penggunaan faktor produksi benih, pupuk urea dan tenaga kerja secara ekonomi
tidak efisien.
Kata Kunci : efisiensi, faktor produksi, produksi, pad
SOCIO-ECONOMIC FACTORS INFLUENCING DAIRY FARMERS' DECISION IN SELLING MILK AT GETASAN DISTRICT SEMARANG REGENCY
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS SALAK PONDOH (Salaca edulis) DI KECAMATAN BANJARMANGU KABUPATEN BANJARNEGARA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung pendapatan usahatani salak pondoh, menganalisis potensi produksi dan potensi pengembangan komoditas salak pondoh di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilaksanakan Bulan November hingga Desember 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah survey, pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan mengambil Desa Pekandangan dan Desa Sipedang di Kecamatan Banjarmangu yang paling banyak mengusahakan tanaman salak. Responden dalam penelitian ini berjumlah 80 responden yang terdiri dari 60 responden petani salak pada analisis pendapatan, 20 responden dalam analisis SWOT yang terdiri dari 6 dinas pemerintah, 10 petani salak, dan 4 pedagang. Metode analisis data menggunakan analisis pendapatan, analisis LQ dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani salak pondoh sebesar Rp 4.964.615/bulan. Produksi salak pondoh pada periode 2012 β 2016 merupakan komditas basis dengan nilai LQ > 1. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa skor pada matrik IFE 2,97 dan matrik EFE menunjukkan skor sebesar 2,76. Skor tersebut menunjukkan potensi pengembangan komoditas salak di Kecamatan Banjarmangu berada pada kuadran 1 yang menunjukkan bahwa komoditas salak pondoh memiliki kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Kata kunci: basis, pengembangan, potensi, salak pondoh
Analisis Pendapatan Usaha Penggilingan Padi di Kabupaten Pati
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha penggilingan padi di Kabupaten Pati. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2023 di Kabupaten Pati. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive random sampling dengan jumlah sebanyak 40 unit usaha penggilingan padi di Kabupaten Pati. Jenis data yang digunakan yaitu primer dan sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan yaitu analisis pendapatan dan analisis regresi linear berganda. Penelitian menunjukkan bahwa usaha penggilingan padi di Kabupaten Pati memiliki karakteristik antara lain: sebagian besar pengelola berumur 26 - 65 tahun, mayoritas tidak sekolah/tidak tamat sekolah, lama usaha 3 - 41 tahun dan status kepemilikan sewa serta milik sendiri. Penerimaan yang diperoleh usaha penggilingan padi sewa di Kabupaten Pati adalah Rp20.691.424.500/tahun, dan pendapatan usaha penggilingan padi sewa sebesar Rp90.970.063/tahun. Penerimaan yang diperoleh usaha penggilingan padi milik sendiri di Kabupaten Pati adalah Rp28.885.623.800/tahun, dan pendapatan usaha penggilingan padi sewa sebesar Rp210.259.968/tahun. Faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha penggilingan padi adalah jumlah gabah yang digiling, upah tenaga kerja tetap, dan upah tenaga kerja borongan. Faktor lain yang diuji yaitu umur mesin dan kapasitas mesin tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha penggilingan padi di Kabupaten Pati.The objective of this study is to analyze the income earned from rice milling businesses in the Pati Regency area. This study was conducted from November to December 2023 in Kabupaten Pati. The research method used was survey research method. Sampling applied a purposive sampling method of 40 rice milling business units spread across the Pati Regency area with predetermined criteria. The type of data used consists of primary and secondary data. Primary data were obtained through direct interviews with owners or managers of rice milling businesses using structured questionnaires, while secondary data were collected from relevant agency reports and relevant official documents. Descriptive and quantitative analysis was used to analyze the data. The quantitative analysis used in this study focuses on the calculation of business income, which includes revenue analysis, total production costs, and net income. The results showed that the total income obtained from rice milling businesses with a rental system in Pati Regency reached Rp20,691,424,500 per year per rice milling business unit, with an average net income of Rp90,970,063 per year per rice milling business unit. Meanwhile, self-owned rice milling businesses generate a total income of Rp28,885,623,800 per year per rice milling business unit, with an average net income of Rp210,259,968 per year per rice milling business unit
Strategi Pengembangan Umbi Mini Bawang Merah True Shallot Seed di Kabupaten Grobogan
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan serta strategi pengembangan usahatani umbi mini bawang merah True Shallot Seed di Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September β November 2017 di Desa Penawangan dan Winong, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan. Metode penelitian menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel responden sebanyak 86 orang. Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan adalah analisis regresi linier berganda dan SWOT (strenghts, weaknesses, opportunities, threats). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani umbi mini bawang merah True Shallot Seed sebesar Rp. 241.056.245 /hektar/musim tanam dengan rata-rata biaya sebesar Rp. 60.827.317/hektar/musim tanam. Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel yang dianalisis meliputi biaya benih, biaya pupuk kimia, biaya pupuk hayati, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani umbi mini bawang merah True Shallot Seed dengan nilai signifikansi pada taraf 5 % sedangkan variabel biaya sewa lahan dan biaya screen house tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan umbi mini bawang merah True Shallot Seed. Hasil analisis SWOT diperoleh koordinat (0,609 : 0, 271) yang mana koordinat ini berada pada kuadran I yang artinya Strategi Agresif. Strategi ini menunjukkan posisi usahatani umbi mini bawang merah True shallot seed yang kuat dan berpeluang. Implikasi penelitian ini adalah biaya benih dan biaya pupuk hayati yang tinggi dalam proses usahatani sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani, peningkatan umbi mini True Shallot Seed dengan mengoptimalkan strategi produksi, peningkatan sumber daya manusia dan teknologi, dan peningkatan peran lembaga pendukung
Keywords
pendapatan, strategi, swot, true shallot see
EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
ABSTRAK
Penelitian survey yang telah dilaksanakan dari bulan Agustus-Oktober 2013 di Kawasan
Usaha Peternakan (KUNAK) Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor yang bertujuan untuk
mengetahui efisiensi ekonomi peternakan sapi perah. Penentuan lokasi penelitian yang digunakan
adalah metode purposive. Jumlah responden dalam penelitian 80 orang. Teknik sampling yang
digunakan adalah teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata penerimaan yang diperoleh di lokasi penelitian sebesar Rp. 120.669.157,-/tahun. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan di lokasi penelitian sebesar Rp. 76.592.157,-/tahun. Pendapatan ratarata usaha ternak sapi perah di lokasi penelitian adalah Rp. 44.077.000,-/tahun. Variabel harga pakan konsentrat, harga obat-obatan dan upah tenaga kerja secara ekonomi tidak efisien, sedangkan untuk variabel harga pakan hijauan secara ekonomi belum efisien. Variabel upah inseminasi buatan secara ekonomi sudah efisien
The optimation of cow-calf beef cattle and paddy farming integration on farmer household
Abstract
Farmer households generally operate food crops and livestock subsectors that have not fully implemented well, so an optimal farming has not been achieved. This study aimed to analyze optimation of cow-calf beef cattle and paddy farming integration and simulation changing in input prices and the usage of resources to the optimal model. Survey method was used in the research in Grobogan Regency by determining Wirosari District and Purwodadi District. Quota sampling method is used to determine the number of respondents without counting the population as a sampling frame. The number of respondents in each district was 40 farmers so the total respondent was 80 farmers. Data were analyzed using linear programing. Results showed that optimum conditions of integration were achieved in 0.45 ha land, 2.75 AU of cow-calf beef cattle with maximum income of IDR 52,112,440/year. The simulation results regarding in changing in input usege indicated that the addition of 0.25% land area gives a change in scale of cow-calf beef cattle by 0.018% and income of 14.78%. In conclusion, integration optimation was achieved on 0.4 5ha land, 2.75 UT cow-calf beef cattle and optimal solution simulations indicated that farmers have the ability to develop their farming.
Keywords: beef cattle; integration; income; optimation; padd
- β¦