3 research outputs found
PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SMP NEGERI KOTA PAYAKUMBUH BERDASARKAN INDEKS INKLUSIF
This research is about the inclusive education. Inclusive education is education for all which accommodates all students needs regardless their disabilities. This research is applied in four inclusive state junior high schools in Payakumbuh. The purpose of this research is to find out the implementation of the inclusive education in four state junior high schools in Payakumbuh (inclusive culture, inclusive policies and the inclusive practices).
The research method used is mixed method using sequential explanatorydesign. The result of this research shows that the implementation of the inclusive education is considered good because all data collected is between 61%-80%.While the qualitative data collected shows that the inclusive culture, inclusive policies and the inclusive practices haven’t been implemented well. However, the four schools observed are trying to provide the best inclusive education. The recommendation of this result for the schools are to provide the expert in special needs education, pay more attention to the accessibility for all students especially those who are having impairments.
Penelitian ini tentang pelaksanaan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif merupakan pendidikan untuk semua yang mengakomodasi seluruh kebutuhan anak tanpa membeda-bedakannya, baik itu anak yang mengalami hambatan, maupun yang tidak serta melayani peserta didik sesuai kebutuhannya. Penelitian ini di lakukan di empat SMP Negeri yang berada di kota Payakumbuh yang telah inklusif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan inklusif di SMP Negeri kota Payakumbuh (budaya inklusif, kebijakan inklusif, dan praktek inklusif). Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian campuran atau yang lebih dikenal dengan mixed method. Sedangkan desain yang digunakan dalam penenelitiannya adalah sequential explanatory. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan inklusif tergolong ke dalam kategori yang baik karena semua data yang diperoleh berada dalam rentang 61%-80%. Sedangkan data kualitatif yang didapat menunjukkan bahwa budaya, kebijakan, dan praktek inklusif belum terlaksana dengan sempurna.Tetapi keempat sekolah yang diteliti telah berusaha untuk melaksanakan pendidikan inklusif yang terbaik. Rekomendasi dari penelitian ini khususnya bagi sekolah adalah menyediakan tenaga ahli di bidang ilmu pendidikan khusus atau GPK, lebih memperhatikan lagi aksesibilitas bagi semua siswa khususnya siswa yang mengalami hambatan
EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN TATA TERTIB BERWUDHU BAGI ANAK DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL
Penelitian ini dilakukan pada seorang anak dengan hambatan intelektual yang ringan. Hasil pengamatan awal ditemui ada anak dalam melakukan wudhu belum sempurna, dan tidak berurutan. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan tata tertib berwudhu anak dengan hambatan intelektual sesuai tata tertib berwudhu melalui metode demonstrasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research dengan desain A – B. Ukuran target behaviornya dengan persentase. sedangkan data dianalisis menggunakan analisis visual grafik yang terdiri dari analisis dalam kondisi dan antar kondisi. Setelah data dianalisis, maka didapat persentase tata tertib berwudhu yang tertinggi pada kondisi baseline adalah 54,16 %. Sedangkan pada kondisi intervensi persentase tata tertib berwudhu yang didapat adalah 95,83 %, artinya bahwa kemampuan tata tertib berwudhu anak jauh lebih meningkat. Pada kondisi baseline tingkat level perubahan tata tertib berwudhu adalah 12,50 % (+) artinya menunjukkan ke arah positif bahwa persentase tata tertib berwudhu yang di dapat selama kondisi baseline sedikit naik namun persentasenya masih rendah. Sedangkan untuk intervensi tingkat level perubahannya adalah 29,83 % (+) artinya menunjukkan ke arah yang positif bahwa persentase tata tertib berwudhu yang didapat selama kondisi intervensi jauh meningkat dibandingkan dengan kondisi baseline. Sedangkan untuk persentase overlapenya didapat 0 %, artinya semakin kecil persentase overlape maka semakin baik pengaruh intervensi terhadap target behaviour. Dengan demikian hipotesis yang dikemukakan sebelumnya dapat diterima
DESKRIPSI KEMAMPUAN BAHASA ANAK DOWN SYNDROME USIA 3 TAHUN DALAM MEMPERSIAPKAN LAYANAN TERAPI WICARA
Down syndrome merupakan kelainan kromosomal genetik karena terjadi penambahan kromosom pada kromosom 21, dan adanya gangguan pembelahan kromosom yang disebut non–disjungsi. Kondisi Down Syndrome berdampak pada gangguan perkembangan bahasa. Riset terbaru tahun 2018 menunjukkan data kecacatan sejak lahir anak usia 24 hingga 59 bulan sebanyak 0, 41 persen. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, terdapat lima anak downsyndrom dan hanya tiga orang yang memenuhi kriteria permasalahan pada penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi kemampuan bahasa anak Down syndrome usia 3 tahun dalam mempersiapkan layanan terapi wicara. Desain dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan tes. Subjek penelitian ini adalah anak Down Syndrome yang berjumlah tiga orang. Data penelitian ini di analisis secara kuantitatif menggunakan tes kemudian hasilnya dipersentasekan, sedangkan data kualitatifnya dalam bentuk deskirpsi dan narasi dari hasil persentase data kuantitatif. Dari hasil penelitian berdasarkan kuisioner pragmatic ceklist didapatkan respon “tidak ada” sebanyak 40 item, “menggunakan gesture” sebanyak 5 item. Jadi, dapat disimpulkan deskripsi perkembangan kemampuan bahasa pada anak Down syndrome yaitu untuk sindrom bahasa ditemukan kemampuan pre linguistik, bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yang tidak setara dengan usia kronologis