709 research outputs found
Living in The Veranda of Mecca Political Contestation and Religious Tolerance in Kelantan, Malaysia
Sebagai basis utama kebangkitan Islam di Malaysia sekaligus kubu terpenting Parti al-Islam Se-Malaysia (PAS), Kelantan secara populer sering digambarkan sebagai negara bagian yang miskin toleransi terhadap kaum non-Muslim. Namun, penggambaran ini menyesatkan. Isu utama di Kelantan adalah persaingan politik antara UMNO (United Malays National Organization, partai yang berkuasa di tingkat nasional) dan PAS, daripada perkara Muslim-non-Muslim. Kaum non-Muslim, yang diperkirakan berjumlah sekitar 6 persen dari total penduduk negara bagian Kelantan yang berjumlah sekitar 1,6 juta jiwa, dalam banyak hal menikmati toleransi kehidupan beragama. Artikel ini mendiskusikan bagaimana kaum non-Muslim memaknai toleransi beragama yang mereka nikmati itu. Alih-alih melihatnya sebagai sesuatu yang terberi, mereka memandangnya sebagai buah positif yang tidak sengaja muncul dari persaingan antara UMNO dan PAS. Kendati menjadi minoritas, suara mereka dalam pemilu sangat berarti dan bisa menentukan kemenangan satu pihak atas pihak yang lain karena persaingan antara UMNO dan PAS itu senantiasa berlangsung ketat. Itulah sebabnya guna mengambil hati mereka, baik UMNO maupun PAS sama-sama menawarkan jaminan perlindungan kepada mereka. Jaminan itulah yang pada gilirannya membentuk preferensi politik kaum non-Muslim dalam pemilihan umum. Dengan demikian sebagai minoritas mereka tidak harus menjadi yang tertindas atau yang menindas, karena suara mereka yang sangat signifikan dalam konstelasi politik yang ada.Kata kunci: kontestasi politik, toleransi keagamaan, Kelantan, Malaysia
Kekuatan Pembuktian Akta Notaris yang Mengandung Kesalahan dalam Penulisan Komparisi
Improvements in "comparition" writing errors (the act of present in the public officials) shall be in accordance with the procedures under applicable laws, since essentially what is contained in the authentic deed must be true, so that the authenticity of the Deed is evident can be maintained. This is the duty of the Notary, because he must ensure that documents of the constraints such as the identity and the evidence are true. The end of this paper concludes that (1) the composition of the deed is not in accordance with the provisions imposed by the law regulating the category of a violation, and (2) the civil notary liability on the deed made, in this case the responsibility to the material truth of the deed, in the construction of the act against the law, so that if from the mistake material or material damage occurs then the notary is obliged to repair or replace the loss.Perbaikan kesalahan penulisan "komparisi" harus sesuai dengan prosedur pada ketentuan yang berlaku di dalam perundang-undangan, karena pada dasarnya apa yang tertuang di dalam akta otentik haruslah benar, agar kekuatan Akta otentik sebagai alat bukti dapat dipertahankan. Ini merupakan tugas Notaris, dikarenakan dia harus menjamin bahwa dokumen dari para penghadap seperti identitas beserta bukti-bukti yang ada adalah benar. Akhir dari tulisan ini menyimpulkan bahwa (1) penulisan komparisi akta yang tidak sesuai dengan syarat ketentuan yang diberlakukan oleh hukum yang mengatur masuk dalam kategori suatu pelanggaran, dan (2) tanggung gugat notaris secara perdata atas akta yang dibuatnya, dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kebenaran materiil akta, dalam konstruksi perbuatan melawan hukum, sehingga apabila dari kesalahan tersebut terjadi kerugian materil atau inmateril maka notaris wajib untuk memperbaiki atau mengganti kerugiian tersebut
DARI CULTURAL LITERACY KE LITERASI BUDAYA: REFEKSI DARI KONTROVERSI PEMIKIRAN E.D. HIRSCH JR.
This article is a reflection of the controversies on the thoughts of E.D. Hirsch Jr. concerning with the idea of Cultural Literacy. In his book, Cultural Literacy: What Every American Needs to Know (1987), he criticizes the education system in the US, which he perceives to have been too accommodating the racial and cultural pluralism; and he wants to make the education system return to the one which could produce a high degree of literacy on the roots of “western” civilization. It is in this sense Hirsch Jr. defines the concept of Cultural Literacy, i.e., a condition in which the whole US citizens are expected to have the knowledge and understanding on the roots of their modern civilization. This article attempts to draw what lessons can be taken from the controversies of Hirsch Jr.’s book for the making and implementation of the concept of “Literasi Budaya” in the Indonesian context. 
Fase Pragmatis Penggunaan Bahasa Binan pada Komunitas Gay
Fokus dari penelitian ini adalah tentang Fase Pragmatis Penggunaan Bahasa Binan Pada Komunitas Gay. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, metode ini hanya mendeskripsikan sebuah keadaan atau peristiwa penelitian, tetapi tidak mencari dan memberikan penjelasan tentang hubungan dan juga tidak ditujukan untuk memberi uji hipotesis atau membuat perkiraan atau prediksi. Teknik Purposive Sampling dipakai untuk menentukan informan. Sebagai subyek penelitian peneliti mengambil empat orang dari komunitas gay yang ada di Makassar dan mereka aktif menggunakan bahasa binan. Teknik peneliti dalam memperoleh data dari lapangan adalah dengan menggunakan teknik penelitian kepustakaan dan wawancara yang mendalam kepada informan. Dari kegiatan penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan fakta bahwa gay merasa sangat tertarik dengan bahasa binan, sehingga mereka memakai bahasa binan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menggunakan bahasa binan untuk saling komunikasi dengan sesama anggota komunitas gay. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa untuk saling komunikasi dengan orang bukan gay tetapi mengerti dengan bahasa binan mereka tetap memakai bahasa binan. Bahasa binan tidak seluruhnya dipakai dalam setiap kondisi dan daerah, karena terkadang istilah atau kata yang memiliki pengertian yang sama memiliki penyebutan yang berbeda. Pemakaian bahasa binan tidak menggunakan logat daerah tertentu, cara penyebutan kata yang sama dengan Bahasa Indonesia yang dipakai pada umumnya. Komunitas gay juga memakai media online ketika saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Bahasa binan memiliki peranan yang penting dalam komunitas gay, bukan hanya dari segi cara berkomunikasi tetapi juga dalam hal menjaga privasi dari anggota komunitas gay. Hambatan yang dihadapi komunitas gay ketika berkomunikasi adalah ketika ada perbedaan dalam pengaplikasian perbendaharaan kata atau istilah dari setiap daerah yang berbeda atau setiap komunitas gay yang berbeda.Kata Kunci : Komunikasi, Bahasa Binan, Ga
Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Terlantar: Tinjauan dan Evaluasi Penanganan di Kelurahan Bulogading
Kemiskinan dan masalah sosial di Indonesia meningkatkan jumlah anak terlantar, terutama di daerah urban seperti Kelurahan Bulogading, Makassar, yang menghadapi tantangan signifikan seperti akses terbatas pada pendidikan, masalah gizi, dan perilaku menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk kepedulian masyarakat terhadap anak-anak terlantar di Kelurahan Bulogading, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan bentuk-bentuk kepedulian masyarakat terhadap anak terlantar di Kelurahan Bulogading, Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif dengan teknik purposive sampling untuk memilih sampel yang representatif. Tiga RW dipilih sebagai sampel yang representatif untuk mewakili seluruh RW, dengan menentukan 20% dari total Kepala Keluarga (KK) yang mengasuh anak terlantar, menghasilkan 26 KK dari 128 KK. Sampel ini kemudian dibagi rata ke tiga RW yang telah ditentukan, dan seluruh KK sampel ini digunakan sebagai responden. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan metode tabulasi silang. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun kebutuhan dasar seperti makanan dan kesehatan anak-anak terlantar telah terpenuhi berkat solidaritas komunitas yang tinggi, perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan keterampilan hidup masih kurang. Hanya separuh responden yang memberikan bantuan pendidikan, dan faktor ekonomi menjadi hambatan utama dalam meningkatkan kepedulian sosial. Hal ini mengindikasikan perlunya intervensi yang lebih berkelanjutan dan holistik untuk meningkatkan prospek masa depan anak-anak tersebu
Interpreting Royal Discourse: Analyzing King Charles III’s Christmas Day Speech 2023
This paper examines the interpretation of King Charles III’s Christmas Day Speech 2023, utilizing the translation approaches proposed by Molina and Albir. The study aims to uncover the linguistic and cultural complexities involved in interpreting royal discourse and evaluate the effectiveness of these translation strategies in this context. Two primary objectives guide the analysis: first, to assess how Molina and Albir’s approaches enhance the interpretation’s linguistic fidelity, cultural adaptation, and communicative effectiveness; second, to identify the challenges and strategies in translating royal speeches and the applicability of these methodologies.Through a systematic examination of the speech, the study highlights the efficacy most of the techniques, such as adaptation, calque, modulation, transposition, variation, equivalent, linguistic amplification, generalization, and literal translation. The findings indicate that these strategies are instrumental in conveying the monarch’s intended message accurately and respectfully. The analysis also reveals the practical challenges faced by interpreters, such as managing culturally specific references and maintaining the speech’s solemn register, and demonstrates how Molina and Albir’s approaches address the issues. The study contributes to a deeper understanding of interpreting practices in the context of royal discourse, offering insights for interpreters, translators, and scholars alike. It underscores the importance of strategic techniques selection to achieve both accuracy and cultural resonance. Ultimately, this research endeavors to enrich the discourse on interpreting royal speeches by offering a nuanced analysis informed by established interpreting methodologies
Pembentukan 8-OHdG Dari Zat Toksik Pemicu Radikal Bebas
This study was conducted to observethe profile of DNA Adduct (8-OHdG) formation as DNA damage indicators, by using calf thymus DNA incubated with toxic and carcinogenic compounds. The compounds which could trigger free radicals in this research were PAH(Benzo[a]Pyrene), TiO2, and CuCl2. Calf thymus DNA was incubated with Benzo[a]Pyrene and CuCl2 compounds under pH and temperature variations. The incubation of calf thymus DNA with TiO2-UV radiation (254 nm) wasused to induce the formation of reactive oxygen species (ROS) in the process of oxidative DNA damage. From this research, all of compounds have potency to trigger the formation of DNA Adduct (8-OHdG). The ratio of absorbance to assess the purity of DNA at 260 nm and 280 nm (λ260/ λ280 ) was measured at ~1.9. The shifted peaks at λmax were indicating changes on structures of DNA as a result of calf thymus DNA incubation with B[a]P and CuCl2. The highest level of 8-OHdG results in calf thymus DNA incubation with B[a]P and CuCl2 under pH 8.5 and incubation temperature at 60°C, was about 120.856 μg/L. Calf thymus DNA incubation with TiO2-UV radiation (254 nm) under pH 8.5 resulting 8-OHdG level at 57.025 μg/L
Analysis Von Bertalanffy Equation With Variation Coefficient
Growth is the increase of size, both its length and weight at a specific time period. In studying the behavior of the growth of fish used a growth model that is Von Bertalanffy models. However Von Bertalanffy models showed that the growth rate is a constant function. Meanwhile these assumptions can only describe the dynamics of growth of marine life in an environment of constant and fail to describe the dynamics of the growth of marine organisms whose growth varies seasonally or by time. Von Bertalanffy models thus developed with a coefficient of variation which gives additional biological realism of Von Bertalanffy models into a population that enables the growth rate by changing the size of the body with seasonal variations. This study aims to find solutions of to the equations Von Bertalanffy Model with a coefficient of variation and actualize the model on Wader pari fish and skipjack, with the incorporation coefficient time varied significantly will increase the the ability of Von Bertalanffy’s model to describe the changes of fish’s body size up to the long asymtot by considering the growth factors such as temperature, water temperature and food availability that exist within the environment. Keywords: Growth, Von Bertalanffy, Varying Coefficient, actualizatio
- …