14 research outputs found

    Analisa peran public relations dalam implementasi program csr (studi kasus pada program “tanjung lesung charity” periode januari 2015 – mei 2015)

    Get PDF
    (Adanya pandangan di masyarakat bahwa perusahaan hanya mementingkan keuntungannya saja). Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya perusahaan dianggap merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Dampak dari pemikiran masyarakat tersebut akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan. Melihat hal tersebut perusahaan menyadari pentingnya menjalin hubungan baik dan membangun rasa saling percaya di masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah melalui Corporate social responsibility. Melalui pelaksanaan CSR, perusahaan akan menunjukan kepeduliannya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Penerapan CSR yang baik tidak terlepas dari peran public relations yang ada didalamnya. PR dapat menghubungkan perusahaan dan masyarakat secara efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui PR dalam implementasi program CSR dari PT Tanjung Lesung Penelitian ini menggunakan teori dan konsep yang berkaitan dengan model perencanaan PR, yakni PR Manajemen Model oleh Cutlip, Center dan Broom, konsep Public Relations oleh Frassel dan Cutlip, Center dan Broom, serta konsepkonsep CSR lainnya oleh Kotler, Untung, Combs dan Halladay. Metode Penelitian yang dipakai adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada 3 narasumber yaitu public relations perancang program “Tanjung Lesung Charity” dan Public Relations pelaksanaan program “Tanjung lesung Charity”, serta seorang konsultan yang merupakan narasumber ahli dalam bidang Corporate Social Responsibility Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi program “Tanjung Lesung Charity” sudah terealisasikan dengan cukup baik hal ini terlihat dari respon masyarakat yang positif, walaupun jika diliat melalui model perencanaan PR Cutlip, Center dan Broom, program CSR “Tanjung Lesung Charity” belum dijalankan secara maksimal. Terdapat tahapan-tahapan yang tidak dijalankan ketika mengimplementasikan program. Selain itu implementasi program CSR “Tanjung Lesung Charity” tidak terlepas dari peran PR di dalamnya, yaitu sebagai expert prescriber dan communication facilitator. Maka dapat disimpulkan bahwa PR berperan penting di dalam implementasi program CSR, karena PR berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dengan masyarakatnya agar adanya hubungan saling menguntungkan diantara keduanya

    ANALISIS KINERJA IT DENGAN MENGGUNAKAN IT BSC (STUDI KASUS PADA CV. SINAR REJEKI JAYA)

    Get PDF
    The purpose of this research is to know how information system being implemented in CV Sinar Rejeki Jaya. The model that being used to analyze the system is the IT BSC (IT Balanced Scorecard). The results of this research found that the performance of Distribution Application at CV Sinar Rejeki Jaya considered as good, based on four perspective of IT BSC. From Corporate Contribution Perspective, the Distribution Application proved that it improves work efficiency, in term of time and financial efficiency. From User orientation Perspective, the Distribution Application could gives ease to operational process, user satisfaction, information needs, and has better performance. In perspective of Operation excellence, the application has operational advantages, security advantage, and ease of use. And the last perspective, which is Future orientation perspective, The Distribution Application fasten and improves the whole business process. It cuts unnecessary cost. By having this advantages, the company could emphasize and concentrate on the business development

    PENGARUH PENGUNGKAPAN ESG (ENVIRONMENTAL, SOSIAL, GOVERNANCE) TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS ESG LEADERS

    No full text
    This study aims to prove whether ESG (Environmental, Social, Governance) disclosure has an effect on company value. And to prove whether ESG (Environmental, Social, Governance) disclosure can affect the increase in foreign ownership. The data used is secondary data. The population in this study are companies listed on the ESGLeaders index for the period 18 September 2024 - 18 March 2025. The research period is in 2021-2023. The sampling technique used is the purposive sampling method and for the study of the effect of ESG disclosure on company value, 28 companies with 84 samples were obtained, but in this study an outliner of 16 samples was carried out to normalize the data so that the samples studied amounted to 68 samples. Hypothesis testing is carried out using multiple linear regression analysis. For the study of the effect of ESG on increasing foreign ownership, 24 companies with 72 samples were obtained. Hypothesis testing is carried out using logistic regression analysis. The results of the study show that environmental disclosure and social disclosure do not affect company value, but governance disclosure does affect company value. And environmental disclosure, social disclosure, and governance disclosure do not have an effect on increasing foreign ownership

    Aktivitas marketing communication pt global adhi pratama

    Get PDF
    Keamanan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi pelaku usaha ataupun bisnis saat ini. Keamanan seringi menjadi tolak ukur dalam menentukan suatu bisnis dapat berkembang ataupun tidak. Diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat cukup besar di Indonesia khususnya kalangan menengah. Hal ini mendasari munculnya bisnis-bisnis kecil ataupun besar oleh para pelaku usaha. Dalam menjalankan bisnis tersebut para pelaku usaha mengutamakan keamanan sebagai prioritas dalam menjalankan bisnisnya agar bisnis pelaku usaha tersebut dapat berkembang. Melihat hal itu CCTV dipandang sebagai alat ampuh guna menjaga keamanan sesuai dengan fungsi CCTV sebagai alat untuk mengawasi. Melihat peluang besar itulah PT Global Adhi Pratama yang selanjutnya disingkat menjadi GAP memutuskan untuk terjun ke bidang CCTV agar dapat menjual produk-produk CCTV kepada customer dengan produk maupun pelayanan yang memuaskan. Oleh karena itu dibentuk JakartaCCTV yang merupakan bagian dari GAP untuk memenuhi kebutuhan customer pada produk CCTV. Dalam persaingan bisnis ini tentu GAP tidak berdiri sendiri dan banyak perusahaan yang menjadi competitor nya dan berusaha untuk menjadi yang terbaik di mata customer. Melihat hal tersebut GAP melalui JakartaCCTV memutuskan untuk memanfaatkan Marketing Communication dalam memenangkan persaingan. Aktivitas Marketing Communication yang dilakukan PT Global Adhi Pratama meliputi advertising, public relations, personal selling, direct marketing, dan sales promotion. Dalam praktik magang, penulis diberikan tugas untuk menjalankan beberapa aktivitas marketing communication antara lain direct marketing dan personal selling. Contohnya seperti mengadakan pertemuan dengan klien, melakukan presentasi ataupun menelpon klien, mengirimkan email dan brosur. Selama melakukan magang 2,5 bulan banyak pembelajaran dan pengalaman yang dapat dipetik. Sebagai Marketing Communication dituntut untuk dapat berpikir kreatif, menganalisa serta membuat perencaan yang efektif, tidak lupa memiliki kemampuan untuk menentukan alat apa yang digunakan dalam menyasar setiap orang yang berbeda-beda agar mendapatkan hasil yang efektif dengan biaya yang efisien. Dan yang terpenting dapat memanfaatkan segala alat yang ada didalam menjangkau lapisan customer. Yang pada akhirnya diharapkan para customer dapat mengenal, menjalin hubungan serta percaya kepada perusahaan. Kata kunci : Marketing Communication , Public Relations

    Pengujian Empiris Capital Asset Pricing Model dalam Menilai Risk dan Return pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

    No full text
    This research aims to find out the empirical validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) in determining risk and return in Indonesia Stock Exchange, wherein independent variable is beta (β). Population of this research is manufacture companies listed on Indonesia Stock Exchange for the period of 2012 until 2014. The research sample consisted of 104 companies with 312 data observations. Simple linear regression analysis was conducted to obtain an overview of the relationship between beta (β) and return. This study use secondary data from financial statements, annual report, and closing stock prices from Indonesia Stock Exchange Website, Yahoo Finance's site and Bank Indonesia's site. The conclusion of this research using a regression model shows that beta (β) did not explain return. Risk free and risk representated by beta (β) has no significant effect on stock returns. This means that the Capital Asset Pricing Model does not valid in Indonesian Stock Exchange. Keywords Beta (β), CAPM, Return, Risk Fre

    Aktivitas marketing communication pt global adhi pratama

    Get PDF
    Keamanan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi pelaku usaha ataupun bisnis saat ini. Keamanan seringi menjadi tolak ukur dalam menentukan suatu bisnis dapat berkembang ataupun tidak. Diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat cukup besar di Indonesia khususnya kalangan menengah. Hal ini mendasari munculnya bisnis-bisnis kecil ataupun besar oleh para pelaku usaha. Dalam menjalankan bisnis tersebut para pelaku usaha mengutamakan keamanan sebagai prioritas dalam menjalankan bisnisnya agar bisnis pelaku usaha tersebut dapat berkembang. Melihat hal itu CCTV dipandang sebagai alat ampuh guna menjaga keamanan sesuai dengan fungsi CCTV sebagai alat untuk mengawasi. Melihat peluang besar itulah PT Global Adhi Pratama yang selanjutnya disingkat menjadi GAP memutuskan untuk terjun ke bidang CCTV agar dapat menjual produk-produk CCTV kepada customer dengan produk maupun pelayanan yang memuaskan. Oleh karena itu dibentuk JakartaCCTV yang merupakan bagian dari GAP untuk memenuhi kebutuhan customer pada produk CCTV. Dalam persaingan bisnis ini tentu GAP tidak berdiri sendiri dan banyak perusahaan yang menjadi competitor nya dan berusaha untuk menjadi yang terbaik di mata customer. Melihat hal tersebut GAP melalui JakartaCCTV memutuskan untuk memanfaatkan Marketing Communication dalam memenangkan persaingan. Aktivitas Marketing Communication yang dilakukan PT Global Adhi Pratama meliputi advertising, public relations, personal selling, direct marketing, dan sales promotion. Dalam praktik magang, penulis diberikan tugas untuk menjalankan beberapa aktivitas marketing communication antara lain direct marketing dan personal selling. Contohnya seperti mengadakan pertemuan dengan klien, melakukan presentasi ataupun menelpon klien, mengirimkan email dan brosur. Selama melakukan magang 2,5 bulan banyak pembelajaran dan pengalaman yang dapat dipetik. Sebagai Marketing Communication dituntut untuk dapat berpikir kreatif, menganalisa serta membuat perencaan yang efektif, tidak lupa memiliki kemampuan untuk menentukan alat apa yang digunakan dalam menyasar setiap orang yang berbeda-beda agar mendapatkan hasil yang efektif dengan biaya yang efisien. Dan yang terpenting dapat memanfaatkan segala alat yang ada didalam menjangkau lapisan customer. Yang pada akhirnya diharapkan para customer dapat mengenal, menjalin hubungan serta percaya kepada perusahaan. Kata kunci : Marketing Communication , Public Relations

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMELINESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011-2012

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris mengenai ada tidaknya keterkaitan leverage, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, opini auditor, dan reputasi Kantor Akuntan Publik dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness). Sampel yang dipilih adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2012. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengujian diawali dengan uji statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi). Setelah uji asumsi klasik dilakukan maka dilakukan uji F, uji t, dan koefisien determinasi. Hasil pengujian secara serentak menunjukkan bahwa leverage, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, opini auditor, dan reputasi Kantor Akuntan Publik dapat digunakan untuk memprediksi ketepatan waku pelaporan keuangan (timeliness). Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya ukuran perusahaan dan reputasi Kantor Akuntan Publik yang memiliki keterkaitan signifikan secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness), sedangkan leverage, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan opini auditor tidak memiliki keterkaitan signifikan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness)

    Tanggung jawab Australia atas pelanggaran prinsip non refoulement terhadap pencari suaka asal Sri Lanka ditinjau dari Konvensi Wina 1951 dan protokol 1967 /Stefanus Reynold Andika

    No full text
    Australia merupakan negara yang menjadi tujuan para pencari suaka dan pengungsi. Sebagai negara yang telah menandatangani Konvensi Pengungsi1951, Australia terikat pada kewajiban perlindungan pencari suaka dan pengungsi. Australia adalah negara yang telah berulang kali melanggar prinsip non refoulement. Melalui kebijakan operationsovereign borders, polisi dan Angkatan Laut Australia berpatroli di perbatasan laut dan mengusir para pendatang yang tidak berdokumen dan hendak masuk ke perairan Australia. Tindakan ini mendapat kecaman dari masyarakat internasional. Untuk itu peneliti telah merumuskan dua permasalahan yaitu bagaimana tanggung jawab Australia atas pelanggaran prinsip non refoulement terhadap pencari suaka asal Sri Lanka dan bagaimana akibat hukumnya. Dalam menganalisa permasalahan ini, peneliti menggunakan metode penelitian hukum normatif. Data hasil penelitian memperlihatkan bahwa ke 54 pencari suaka asal Sri Lanka diusir oleh otoritas Angkatan Laut dan Bea Cukai Australia secara sepihak dengan memberikan sejumlah uang dan memfasilitasi kapal yang tidak layak berlayar lalu kemudian tenggelam di perairan Pulau Landuti, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Atas tindakannya yang melanggar kewajiban hukum internasional dan merugikan Indonesia, Australia wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan memberikan ganti rugi (liability) kepada para pencari suaka dan kepada Indonesia serta memberikan permintaan maaf (satisfaction) kepada para pencari suaka dan kepada Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab yang diatur oleh hukum internasional. Walaupun Australia telah melanggar ketentuan prinsip non refoulement, di dalam rumusan Pasal 33 Ayat (1) Konvensi Pengungsi 1951 tidak terdapat secondary rules yang mengatur apabila kewajiban yang tertuang di dalam perjanjian dilanggar oleh negara pihak sehingga tidak ada akibat hukum bagi Australia atas pelanggaran tersebut. Hal inisejalan dengan doktrin dalam hukum internasional yaituinternational law is to be respected, not to be obeyed

    PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA LINTAS NEGARA MELALUI PERJANJIAN EKSTRADISI (SUATU CATATAN MENARIK UNTUK DISKUSI)

    No full text
    The establishment of an extradition treaty between the Government of the Republic of Indonesia and other countries is a strategic effort in order to increase cooperation in the field of law enforcement and the implementation of justice. With the formation of the extradition treaty, the perpetrators of crimes that are being sought and fleeing the country cannot escape easily from lawsuits. Although the extradition issue is basically seen as part of international law, the discussion cannot be emphasized only in terms of international law. Many things are not further regulated in extradition agreements, especially if the problem is a domestic problem of each country. This article discusses Law Enforcement Against Transnational Criminals through Extradition Agreements. This research is normative juridical and prescriptive. The results of the study conclude that Law Enforcement Against Transnational Crime Actors under the provisions of the United Nations Convention Against Transnational Organized Crime (UNTOC) is not fully implemented in the Indonesian legal system. Based on data until the 2017 period, it can be concluded that the implementation of extradition in Indonesia based on the provisions of UNTOC is still not fully implemented.</jats:p
    corecore