71 research outputs found

    Keterkaitan Variasi Sinar Kosmik dengan Tutupan Awan

    Get PDF
    Sinar kosmik merupakan salah satu faktor dari luar angkasa yang mempengaruhi pemanasan global melalui pengaruhnya terhadap proses pembentukan tutupan awan. Sinar kosmik dapat mempengaruhi proses pembentukan tutupan awan melalui mekanisme ion-aerosol clear-air dan mekanisme ion-aerosol near-cloud. Sinar kosmik berperan sebagai sumber energi yang mengionisasi aerosol sehingga mempercepat pembentukan inti kondensasi awan. Sinar kosmik dikorelasikan dengan awan global menggunakan klasifikasi ISCCP yang membagi awan menjadi sembilan jenis dari tahun 1984 sampai 2008. Sinar kosmik memiliki korelasi positif dengan tutupan awan rendah (untuk jenis Stratocumulus dan Stratus) dan tutupan awan tinggi (untuk jenis Cirrus)

    Respons Curah Hujan Terhadap Fenomena Quasi Biennial Oscillation (QBO) di Kota Pontianak

    Get PDF
    Quasi Biennial Oscillation (QBO) merupakan fenomena atmosfer yang terjadi pada wilayah stratosfer di atas Ekuator, QBO ditandai dengan arah angin yang bergerak dari timur ke barat atau dari  barat ke timur dengan laju 1 km per bulan. Fenomena ini berpengaruh terhadap suhu udara di wilayah Ekuator karena adanya pergerakan angin zonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons curah hujan terhadap fenomena QBO di Kota Pontianak. Metode yang digunakan adalah transformasi wavelet dan cross wavelet. Metode transformasi wavelet digunakan untuk mengetahui kekuatan curah hujan dan QBO. Metode cross wavelet digunakan untuk mengetahui korelasi antara curah hujan dan indeks angin zonal. Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan dan indeks angin zonal selama 34 tahun. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh sinyal QBO di Kota Pontianak lebih dahulu merespons dari pada sinyal curah hujan selama 5 kejadian (1995 – 1999) dan sinyal curah hujan lebih dahulu merespons dari pada sinyal QBO selama 5 kejadian (2007 – 2011). Dapat disimpulkan bahwa fenomena QBO cukup mempengaruhi curah hujan di Kota Pontianak sebanding dengan fenomena QBO yang terjadi selama 10 kejadian dalam rentang waktu 34 tahun. Pengaruh yang disebabkan oleh fenomena QBO di Kota Pontianak adalah meningkatnya intensitas curah hujan pada saat fase baratan QBO dan menurunnya intensitas curah hujan pada saat fase timuran QBO

    Pemetaan Kerapatan Sambaran Petir di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kerapatan sambaran petir tiap kecamatan untuk setiap tahunnya di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya berdasarkan nilai kerapatan sambaran petir. Untuk menentukan kerapatan sambaran petir diperlukan data kejadian petir (2016-2020) dan data luas wilayah tiap kecamatan. Berdasarkan hasil perhitungan selama lima tahun, diperoleh bahwa nilai kerapatan sambaran petir tertinggi terjadi di Kecamatan Terentang yakni pada tahun 2016 sebesar 45,89 kali/km2. Sedangkan nilai kerapatan sambaran petir terendah terjadi di Kecamatan Batu Ampar dengan nilai 2,41 kali/km2 pada tahun 2017. Nilai kerapatan sambaran petir yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk peta kerapatan sambaran petir berdasarkan metode interpolasi IDW (Inverse Distance Weighted)

    Perhitungan Panjang Garis Pantai Kota Singkawang Menggunakan Dimensi Fraktal

    Get PDF
    Kota Singkawang merupakan salah satu kota di Kalimantan Barat yang berada di kawasan pesisir pantai. Kondisi kawasan pantai di Kota Singkawang yang tidak memiliki penyangga keamanan menyebabkan pantai menjadi rusak, sehingga dapat menyebabkan perubahan panjang garis pantai yang terjadi secara terus-menurus. Penelitian ini bertujuan untuk mendigitasi citra landsat yang telah dikoreksi, menghitung dimensi fraktal dan panjang garis pantai Kota Singkawang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data citra landsat Kota Singkawang pada tahun 2016. Data citra satelit hasil penginderaan jauh yang diperoleh diperbaiki melalui proses koreksi radiometrik dan geometrik. Citra yang sudah melalui proses perbaikan digunakan untuk mengidentifikasi garis pantai dan membedakan atau mengidentifikasi wilayah lautan dan daratan, sehingga proses digitasi dapat dilakukan. Hasil digitasi berupa garis yang dapat dihitung dimensi fraktalnya. Penggunaan metode box counting memperoleh nilai dimensi fraktal dari garis pantai Kota Singkawang yaitu 1,1762. Nilai dimensi fraktal dapat digunakan untuk menghitung panjang garis pantai Kota Singkawang pada tahun 2016 dan diperoleh hasil sebesar 26,609 km dengan nilai eror sebesar 0,99

    Perbandingan Metode Interpolasi Menggunakan Data CHIRPS Untuk Sebaran Curah Hujan Di Kabupaten Kubu Raya

    Get PDF
    Kabupaten Kubu Raya memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang melimpah. Dengan kondisi topografi dan iklim yang ada sangat mendukung investasi dibidang pertanian. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kubu Raya dengan menggunakan data CHIRPS. Tujuan dari penelitian ini untuk mebandingkan metode interpolasi IDW, Kriging, dan Spline untuk mendapatkan metode interpolasi yang paling akurat dan baik. Hasil ketiga metode ini diuji validasi dengan data BMKG di Stasiun Meteorologi Supadio. Hasil interpolasi berdasarkan perbandingan hasil RMSE dari ketiga metode didapatkan masing-masing hasil interpolasi yang menunjukkan rata-rata nilai RMSE dari tahun 2016-2021 yaitu menggunakan metode IDW sebesar 87,41, metode Kriging sebesar 87,3 dan metode Spline 87,41. Oleh karena itu, hasil uji validasi RMSE metode Kriging yang paling akurat dalam pengolahan data curah hujan CHIRPS di Kabupaten Kubu Raya

    Studi Perbandingan Metode Penentuan Intensitas Curah Hujan Berdasarkan Karakteristik Curah Hujan Kalimantan Barat

    Get PDF
    Intensitas curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir. Intensitas hujan tinggi umumnya berlangsung dalam durasi yang singkat. Kejadian banjir yang sering terjadi di Kalimantan Barat akan memberikan dampak yang buruk terhadap kehidupan masyarakat sekitar sehingga diperlukan adanya perbaikan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mitigasi dini bencana. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu mendapatkan metode yang dapat diterapkan untuk menentukan intensitas hujan yang sesuai dengan karakteristik hujan di Kalimantan Barat. Penentuan intensitas curah hujan memerlukan data curah hujan harian maksimum. Metode perhitungan intensitas jangka pendek menggunakan metode Mononobe karena metode ini hanya memerlukan data curah hujan harian maksimum. Perhitungan pendekatan intensitas hujan menggunakan metode Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan tujuan menentukan metode intensitas hujan yang paling sesuai. Metode terpilih didasarkan pada nilai perbandingan minimum dengan uji peak-weighted root mean square error dan nilai korelasi maksimum yang ditentukan dengan membandingkan nilai intensitas metode Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan metode Mononobe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurva IDF (Intensitas, Durasi dan Frekuensi) metode intensitas hujan yang paling sesuai dengan karakteristik curah hujan Kalimantan Barat adalah metode Sherman untuk kala ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan dengan nilai error 0,00 dan nilai korelasi 1,00 untuk delapan stasiun pengamat curah hujan yang ada di Kalimantan Barat

    Penentuan Jenis Distribusi Probabilitas dan Intensitas Curah Hujan di Pulau Kalimantan

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian tentang penentuan jenis distribusi probabilitas dan intensitas curah hujan di Pulau Kalimantan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis distribusi probabilitas dan intensitas curah hujan di Pulau Kalimantan. Data yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum di Pulau Kalimantan periode tahun 1992-2021 pada 5 stasiun yaitu Stasiun Meteorologi Supadio, Stasiun Meteorologi Beringin, Stasiun Meteorologi Temindung, Stasiun Meteorologi Gusti Syamsir Alam, dan Stasiun Meteorologi Juwata. Penelitian ini menggunakan metode Mononobe untuk menghitung intensitas curah hujan dan penggambaran kurva Intensity Duration Frequency (IDF). Hasil penelitian ini menunjukkan jenis distribusi probabilitas yang sesuai dengan data curah hujan pada 5 stasiun yang ada di Pulau Kalimantan yaitu log pearson type III. Hasil kurva IDF menunjukkan bahwa intensitas tinggi terjadi pada durasi 5 menit dan selalu meningkat dari kala ulang 2 tahunan hingga 100 tahunan serta hujan deras berlangsung dalam waktu yang singkat, namun tidak deras berlangsung dalam waktu yang lama

    Pengaruh Transpor Uap Air Terhadap Kejadian Hujan Ekstrem di Supadio Kalimantan Barat

    Get PDF
    Cuaca ekstrem merupakan keadaan atau fenomena fisik atmosfer pada waktu tertentu, berskala jangka pendek dan bersifat ekstrem. Hujan ekstrem terjadi karena suhu permukaan air laut meningkat sehingga mempercepat terjadinya penguapan yang membentuk awan hujan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh transpor uap air terhadap kejadian hujan ekstrem di Supadio yang didukung dengan keterkaitan berdasarkan nilai korelasi antara uap air dan curah hujan bulanan pada saat hujan ekstrem di Kalimantan Barat. Data yang digunakan adalah data online Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) dan European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) ERA-5 yang divisualisasikan dengan kejadian hujan ekstrem, pola angin, transpor uap air, dan analisis korelasi uap air pada saat curah hujan ekstrem di Kalimantan Barat melalui perangkat lunak The Grid Analysis and Display System (GrADS). Hasil  dari analisis transpor uap air menunjukkan pengaruh transpor uap air pada saat kejadian hujan ekstrem disebabkan adanya pola pergerakan angin yang membawa uap air cukup basah sebesar  400-800 kg/(ms). Hasil analisis korelasi uap air dan curah hujan bulanan pada saat hujan ekstrem dominan berkorelasi positif. Uap air sangat berpengaruh terhadap curah hujan di Kalimantan Barat yang cenderung memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.2-0.8 dengan tingkat hubungan tinggi. Kata Kunci : Kejadian hujan ekstrem, Pola angin, Transpor uap air, Korelasi uap air dan curah huja
    • …
    corecore