374 research outputs found
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan membaca pemahaman bahasa Jerman siswa. Membaca pemahaman merupakan keterampilan yang memerlukan berbagai pengetahuan yang mendasar seperti menentukan tema dari teks, memahami isi teks, serta dapat menjawab pertanyaan yang ada berdasarkan teks bacaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bahasa Jerman siswa, dan mengetahui peningkatkan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran CIRC pada mata pelajaran bahasa Jerman. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dan desain penelitiannya pretes-postes. Populasi di dalam penelitian ini yaitu kelas XI dan sampelnya sebanyak 70 orang siswa, 35 siswa kelas eksperimen dan 35 siswa kelas kontrol dengan pemilihan sampel menggunakan teknik without random assigment kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan diacak. Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrumen penelitian berupa tes yaitu tes yang berbentuk 25 soal pilihan ganda. Untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran CIRC, maka dilakukan pretes dan postes. Hasil dari pretes menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 38,40 nilai terendah 24 dan nilai tertinggi 52. Hasil dari tes akhir menunjukkan kenaikan, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 82,17 nilai terendah 64 dan nilai tertinggi 96 dalam arti seluruh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar bahasa Jerman siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik dari hasil belajar bahasa Jerman siswa yang menggunakan pembelajaran kovensional dan peningkatan hasil belajar bahasa Jerman siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik dari siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran CIRC direkomendasikan sebagai salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Jerman siswa
THE COMPARATIVE STUDY BETWEEN STUDENTS’ COMPETENCE IN LEARNING VOCABULARY BY USING WORD SCRAMBLE AND CROSSWORD PUZZLE IN “WEATHER AND SEASON” AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 1 CILEDUG
SITI AMANAH: THE COMPARATIVE STUDY BETWEEN STUDENTS’
COMPETENCE IN VOCABULARY LEARNING BY
USING WORD SCRAMBLE AND CROSSWORD PUZZLE
IN “WEATHER AND SEASON” AT THE EIGHTH
GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 1 CILEDUG
Vocabulary is one of the important things in learning English because
vocabulary supports the four of language skills of speaking, listening, reading, and
writing. As a foreign language, English should be taught interactively and exciting. In
order that, the writer interested to do the research in vocabulary learning by using
word scramble and crossword puzzle. The aim of this research is to find out the
comparison between students’ competence in vocabulary learning by using word
scramble and crossword puzzle.
According to the study of Magnesen from Texas University, the human brain
more quickly captures information from a moving visual modality. Here is a detailed
research report. Percentage that we remember when reading 20%, hear 30%, seeing
40%, saying 50%, doing 60%, and seeing, speaking, and doing 90% (Chotib, 2009:
136-137)
The method of the research in writing this thesis is quantitative approach. The
population of this research is the eighth grade students of SMP Negeri 1 Ciledug,
while the sample of this research is class VIII A and VIII D as an experiment class
and a control class. The instruments are used in this research are interview,
observation, documentation, and test. The instrument test using objectives test namely
multiple choice. The technique of data analyzing by using t-test.
The result of the test shows that the average score of the students’ competence
in vocabulary learning by using word scramble (X1 variable) is 75. The average score
of the students’ competence in vocabulary learning by using word scramble (X2
variable) is 70. The result of the comparative study between students’ competence in
vocabulary learning with using word scramble and crossword puzzle is 3.245.
Based on the research has done, it can be concluded that the learning
vocabulary by using word scramble at 40 students of class VIII A of SMP Negeri 1
Ciledug is good. The learning vocabulary by using crossword puzzle at 39 students of
class VIII D of SMP Negeri 1 Ciledug is good. There is a significant comparison
between students’ competence in learning vocabulary by using word scramble and
crossword puzzle. In learning language should be communicative, fun, and interactive
because to motivate the students to learn enjoy
Makna Penyuluhan dan Transformasi Perilaku Manusia
Istilah penyuluhan seringkali diasosiasikan dengan penerangan atau propaganda oleh khalayak, padahal makna penyuluhan tidaklah sedangkal itu. Penyuluhan dapat dipandang sebagai sebuah ilmu dan tindakan praktis. Sebagai sebuah ilmu, pondasi ilmiah penyuluhan adalah ilmu tentang perilaku (behavioural science). Di dalamnya ditelaah pola pikir, tindak, dan sikap manusia dalam menghadapi kehidupan. Jadi, subyek telaah ilmu penyuluhan adalah manusia sebagai bagian dari sebuah sistem sosial, obyek materi ilmu penyuluhan adalah perilaku yang dihasilkan dari proses pendidikan dan atau pembelajaran, proses komunikasi dan sosial. Sebagai sebuah ilmu, penyuluhan merupakan organisasi yang tersusun dari bangunan pengetahuan dan pengembangan ilmu. Ilmu penyuluhan mampu menjelaskan secara ilmiah transformasi perilaku manusia yang dirancang dengan menerapkan pendekatan pendidikan orang dewasa, komunikasi, dan sesuai dengan struktur sosial, ekonomi, budaya masyarakat, dan lingkungan fisiknya
Personal Quality Management: Mengefektifkan Pengelolaan Diri dengan Mengaktifkan Empat Pilar Kualitas Pribadi
Buku ini terasa pas dengan kiat pengembangan diri yang menjadi bagian dalam upaya transformasi perilaku manusia. Diuraikan dalam buku bahwa perrjalanan dan upaya setiap individu untuk mewujudkan kualitas pribadi yang utuh merupakan proses sepanjang hidup. Hal ini berimplikasi bahwa mewujudkan Perubahan pada diri seseorang merupakan hal yang tidak mudah. Dalam hal ini, penulis buku menawarkan empat pilar yang perlu dijadikan pondasi untuk mewujudkan pengelolaan kualitas pribadi, yaitu: (i) kesadaran diri, (ii) pengaturan diri, (iii) pembiasaan diri, dan (iv) evaluasi diri
Resensi Buku : Leeuwis, Cees 2004. Communication for Rural Innovation: Rethinking Agricultural Extension. Blackwell Publishing, Oxford.
Pengantar Memperhatikan judul yang ditetapkan oleh penulis buku yakni Communication for Rural Innovation: Rethinking Agricultural Extension, kiranya dapat diprediksi seperti arah yang hendak penulis (Cee Leeuwis) capai. Sesungguhnya komunikasi tentu bukan semata untuk inovasi, bahkan komunikasi sudah merupakan kebutuhan bagi manusi
PENGARUH PEMBELAJARAN SUB POKOK BAHASAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP RINTISAN WIRAUSAHA SISWA SMA PURAGABAYA
Judul penelitian ini “Pengaruh Pembelajaran Sub Pokok Bahasan Konsep Kewirausahaan pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Rintisan Wirausaha Siswa SMA Puragabaya”. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam merintis usaha dan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dalam pembelajaran konsep kewirausahaan di SMA Puragabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Sampel dalam penelitian berjumlah 30 orang yaitu para siswa yang berwirausaha di sekolah. Analisis data yang digunakan adalah analisis verifikatif data melalui perhitungan rata-rata skor dengan bantuan IBM SPSS Statistics Version 21.0. Hasil penelitian rekapitulasi skor rata-rata tanggapan responden mengenai pembelajaran konsep kewirausahaan sebesar 4,44 dengan persentase 89,6% sedangkan mengenai rintisan wirausaha siswa sebesar 4,46% dengan persentase 89,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap pembelajaran konsep kewirausahaan dan rintisan wirausaha siswa “Baik”. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil penelitian pengaruh pembelajaran konsep kewirausahaan yaitu dilihat dari perhitungan koefisien determinasi dengan nilai R Square sebesar 0,743. Hal ini dinyatakan variabel X mempunyai pengaruh sebesar 74,3% terhadap variabel Y dan sisanya 25,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang memberikan pengaruh kepada variabel Y sebanyak 74,3% disebabkan oleh indikator variabel X berupa pembelajaran konsep kewirausahaan, karakteristik konsep kewirausahaan, evaluasi konsep kewirausahaan. Sebagai penutup, penulis menyampaikan saran kepada pembaca apabila terdapat siswa yang memiliki kelebihan dalam berinovatif berwirausaha sebaiknya guru memberikan motivasi agar siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dalam berwirausaha. Karena siswa dapat lebih mudah dalam menjalankan wirausaha tersebut.
Kata Kunci : Pembelajaran Konsep Kewirausahaan, Rintisan Wirausaha Siswa
CARITA MAUNG PADJAJARAN: STRUKTUR, PROSES PENCIPTAAN, KONTEKS PENUTURAN, FUNGSI, DAN MAKNA
AbstrakCarita Maung Padjajaran (CMP) merupakan versi cerita Prabu Siliwangi yang terdapat di Kecamatan Surade dengan karakteristik yang khas. Kekhasan tersebut disebabkan adanya kaitan CMP dengan tempat-tempat di sekitar Surade. CMP dianalisis berdasar lima aspek, yaitu struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi dan makna. Analisisnya dengan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan kritik sastra lisan. Hasil penelitian tiga versi CMP menunjukkan struktur intertektual CMP berwujud ekspansi dan konversi, Hal tersebut ditunjukkan melalui alur, tokoh dan latarnya. Proses penciptaan didasarkan pada pola skema. Artinya, dalam proses penciptaanya tercipta tiga pola utama yakni bagian awal, tengah, dan akhir. Konteks penuturan disesuaikan dengan kedudukan cerita serta kondisi masyarakat Surade. Secara umum konteks penuturan menggambarkan kaitan CMP dengan masyarakat Surade. Fungsi yang terdapat dalam CMP terutama fungsi pendidikan moral serta pemaksa norma di masyarakat yang berhubungan dengan pelestarian alam. Makna yang terdapat dalam CMP umumnya tentang kearifan hidup, diantaranya mengenai hubungan manusia dengan manusia yang digambarkan melalui para tokoh dalam CMP. Kata Kunci: cmp, struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, makna, skema, surade
Strengthening Rural Extension Services to Facilitate Community Towards Sustainable Development Goals in Three Districts in Indonesia
Rural areas in Indonesia vary in terms of socio-economics and cultural background, the landscape, physical climate, the resources, and the accessibility to extension services. Rural extension services play an important role in facilitating community development from on-farm to off farm activities. Rural extension systems have to address the increased demand for the services and to nd innovative approaches and strategies to facilitate community in the era of globalization. The paper aims to analyse the current status of rural extension systems in Indonesia, to analyse the role of stakeholders involved in extension systems, and to formulate plan and actions to strengthen rural extension systems. Assessment of rural extension systems was conducted by using a logical framework analysis models involving representatives from rural community groups and resource persons. Stakeholder dialogues and group discussions were conducted to gather information and to discuss the issues on rural extension. Data were analysed using stakeholders analysis to formulate strategy to strengthen rural extension systems. The results indicate that rural areas have shown changes in terms of socio-ecological aspects, land-uses, sources of income, and availability of resources. The changes are due to population increases that result in the need for more food, housing, education, jobs, and other public facilities. Community groups run small enterprise in rural areas for income generating activities. Engaging community and related stakeholders in the systems has positive effects for successful rural extension services. Stakeholder analysis showed that better collaborative extension services from service providers is needed to facilitate community. In terms of sustainable development goals, rural extension systems need the issues of food, health, water, gender, poverty and environment to be integrated into the services. Existing supports from local government, business sectors, civil society organizations, and universities are essentials to facilitate transformative changes in communities
- …