47 research outputs found

    IGITAL MARKETING BAGI KELOMPOK MASYARAKAT PEMBATIK KARANG WREDA PANDU DEWANATA DI DESA RANDUAGUNG KECAMATAN SINGOSARI

    Get PDF
    ABSTRAKKelompok masyarakat pembatik Karang Wreda Pandu Dewanata di dirikan pada Tanggal 2 Oktober 2018 di Desa Randuagung Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Kegiatan utama kelompok ini adalah membatik tulis. Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi yang ada di kelompok pembatik ini, terdapat berbagai permasalah diantaranya: (1) Pemasaran yang dilakukan hanya mengandalkan jika ada yang berkunjung ke Desa Randuagung (menanti kunjungan), (2) Minimnya peralatan membatik sehingga masih membutuhkan tambahan peralatan agar proses produksi semakin lancar, (3) Tempat untuk menaruh batik jadi, dan (4) Pembatik yang mempunya modal usaha terbatas. Dari keempat permasalahan tersebut diatas, solusi di tahun pertama untuk meningkatkan penjualan adalah dengan mengadakan pelatihan pemasaran secara digital karena kondisi covid 19. Pelatihan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi SDM pembatik dalam membuat teknologi pemasaran secara online, seperti membuat media sosial. Tahapan yang akan dilaksanakan untuk untuk membantu mitra dalam mengatasi permasalahannya pertama tentang pemasaran digital adalah sebagai berikut adalah Tahap I adalah sosialisasi kegiatan dengan cara memberikan gambaran mengenai program yang dilaksanakan. Tahap II  adalah pemilihan peserta yang akan dilatih pemasaran, dan Tahap III adalah pelatihan Digital marketing. Tahap IV adalah monitoring dan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan program. Tahap V adalah penyusunan laporan. Di butuhkan waktu 3 bulan untuk melaksanakan kegiatan ini. Di harapkan kegiatan ini dapat meningkatkan penjualan batik dan sehingga dapat menggerekan pertumbuhan ekonomi disekitar lokasi Batik. Hasil pengabdian yang dilakukan adalah pelatihan digital marketing dengan tujuan menambah penjualan batik sehingga dapat menambah kesejahteraan masyarakat di Desa Randuagung.

    PENGEMBANGAN VERTICAL GARDEN URBAN FARMING UNTUK KETAHANAN PANGAN DI POKTAN KBP

    Get PDF
    Ketahanan pangan menjadi kunci utama dalam kondisi Covid-19, dimana masyarakat di Kota Malang yang mempunyai lahan terbatas di harapkan memberdayakan berbagai potensi yang ada di lingkungan sekitar. Salah satu konsep pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan di Kelurahan Polowijen adalah berdirinya Kampung Budaya Polowijen sejak 2 April 2017 yang mempunyai berbagai aktivitas dengan tujuan memberdayakan masyarakat. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kampung Budaya Polowijen RW 02 saat ini sedang berupaya menanam berbagai sayur mayur sebagai upaya ketahanan pangan dimasa pandemic ini. Permasalahan utama yang dihadapi Poktan (KBP) adalah masih sedikitnya tanaman karena terbatasnya sumbangan sosial warga sehingga infrastrukturnya pun masih terbatas. Selain itu masalah lain yang terjadi adalah masalah manajerial dalam pengelolaan kampung. Tujuan utamayang ingin dicapai dari program ini adalah menjadikan mitra sebagai kelompok masyarakat yang tangguh dalam hal ketahanan pangan dengan cara mengembangkan vertical garden urban farming sehingga dapat menghasilkan sayur mayur yang akan dimanfaatkan oleh warga sekitar. Harapannya dengan adanya teknologi ini masyarakat KBP semakin berdaya dan sejahtera. Solusi yang akan dilakasanakan untuk mengatasi permasalahan utama adalah penambahan infrastruktur guna mengoptimalkan hasil panen sayur. Luaran wajib program adalah produk berupa penambahan infrastruktur dan bibit sayur mayur. Sedangkan target luaran tambahan adalah publikasi pada Proseding Nasional Ciastech diUniversitas Widyagama Malang. Sedangkan target tambahan bagi masyarakat adalah meningkatnya pemberdayaan masyarakat di sekitar KBP

    PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG BAGI KELOMPOK KRIYA BATIK DI KAMPUNG BUDAYA POLOWIJEN

    Get PDF
    Kampung Budaya Polowijen (KBP) berada di Kelurahan Polowijen didirikan yang telah diresmikan oleh Waliokota Malang sebagai salah satu Kampung Tematik di Kota Malang pada tanggal 02 April 2017 di Polowijen. Terdapat tiga kegiatan utama yang ada di KBP yaitu Kriya Batik, Kriya Topeng dan Tari Topeng.  Namun, pada pengabdian ini tim akan fokus pada pengabdian kelompok krita batik. Berdasarkan hasil observasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh kelompok kriya batik adalah  (1) Produksi terbatas, dikarenakan kurangnya jumlah pembatik yang kompeten,( 2) Penjualan dan Pemasaran produk hanya mengandalkan wisatawan yang berkunjung ke KBP, (3) Minimnya peralatan membatik sehingga menghambat produksi batik KBP, (4) Showroom untuk menaruh hasil batik yang sudah jadi, dan (5) Terbatasnya modal, untuk pengembangan usaha batik KBP. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan jumlah produksi dan penjulan batik KBP. Selain itu dengan adanya program ini diharapkan mampu menciptakan ekonomi kreatif dimana batik merupakan salah satu kriya yang menjadi bagian dari sub sector ekonomi kreatif. Serta mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi disekitar lokasi KBP dan dapat menambah kesejateraan masyarakat di KBP. Metode pengabdian yang dilakukan oleh tim yakni itu dengan mengadakan sosialisasi serta pelatihan tentang memproduksi batik dan strategi untuk memasarkan serta menjual produk batik KBP.  Diharapkan dengan adanya pelatihan ini nantinya  akan mampu menambah pembatik yang handal dan berkompeten sehingga produksi batik akan tersedia secara continue dan berkelanjutan

    ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH

    Get PDF
    The purpose of this research is to describe the process consistency and the result of planning and budgeting in Malang City. Besides that it also formulates the recommendation for increasing participative effectiveness and planning process eficiency, budgeting and transparenq). Based on the document of development planning which has been elaborated earlier and the result of survey and inferential researcher analysis, i, appears that there are sotne inconsistencies in planning process and budgeting in the area of Malang City. Budgeting planning process of the area are said to be effective when all are related to the specified program priority, the intention can be reached in timely mean and matched with regulation. Based on the result of survey to 50 respondents, they said that inconsistencies have occurred. These are due to the goods that are not totally related to the regulation (product punished). It is also due to the time of doing the budgeting process. From 6 steps in budgeting planning process, they are in consistency. It is found that budgeting planning process in Malang City is not yet effective. Meanwhile, budgeting planning process of the area are said to be eficient if some of the proposals from Musrenbang (the conformity of planning and developrnent) are accommodated in APBD. It can be generalized that very few proposals are agreed due to the limited budget

    STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI EKONOMI KREATIF BERBASIS KEARIFAN LOKAL

    Get PDF
    Kearifan lokal pada intinya kegiatan yang melindungi dan melestarikan alam dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji dan melestarikan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat. Karena Kearifan lokal terbentuk sebagai proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya. Walaupun kearifan lokal bersifat lokal tapi mengandung nilai-nilai moral universal. Terbukti industri kreatif  memiliki peran yang cukup signifikat terhadap perkembangan PDB Nasional. Pada tahun 2017 industri kreatif mampu menyumbang sekitar Rp 952 triliun atau 7,28% terhadap total PDB Nasional. Industri ekonomi kreatif tumbuh 4,95% pada tahun 2017, angka tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2016 yang hanya tumbuh sebesar 4,41%. Kontribusi terbesar berasal dari sektor kuliner sebanyak 41%, mode atau fashion 17% dan kerajinan 14,9%. Terkait pariwisata yang merupakan bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif, oleh karena itu para pelaku ekonomi kreatif harus menciptakan daya tarik tersendiri. Tujuan dari penilitian ini adalah merumuskan strategi pemberdayaan masyarakat pada pelaku ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal (batik) di Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah anasilis AHP dan ANP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batik dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang menjajikan serta sebagai wadah pembelajaran dan pelestarian budaya dengan terciptanya motif batik berbasis kearifan lokal. Serta tumbuhnya ekonomi kreatif ditengah-tengah masyarakat tentunya sangat berdampak pada kehidupan masyarakat khususnya dalam segi perekonomiannya

    PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG BAGI KELOMPOK KRIYA TOPENG DI KAMPUNG BUDAYA POLOWIJEN

    Get PDF
    Kriya Topeng menjadi salah satu Icon di Kampung Budaya Polowijen. Hal ini disebabkan Polowijen mempunyai tokoh pendiri topeng yang dikenal sebagai maestro yaitu Mbah Reni.  Kampung Budaya Polowijen ini diresmikan oleh Walikota Malang sebagai kampung tematik pada 02 April 2017.  Sampai saat ini Kampung Budaya Polowijen (KBP) berhasil membuat kerajian topeng kurang lebih 20 buah dengan berbagai karakter tokoh topeng setiap bulannya. Berdasarkan hasil dari  observasi yang telah dilakukan oleh tim peneliti di KBP, maka permasalah yang sedang dihadapi oleh para pengrajin yakni: (1) Pemasaran, hingga sekarang topeng KBP hanya mengandalkan promosi kepada para wisatawan yang berkunjung ke KBP, (2) Produksi topeng yang masih terbatas, dikarenakan kurangnya SDM untuk memahat topeng, (3) tidak tersedianya Showroom yang difungsikan untuk menaruh topeng yang sudah jadi, (4) Keterbatasan modal untuk pengembangan topeng. Dari permasalahan tersebut tim pengabdian memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pengrajin topeng KBP. Pada tahun pertama yang apat dilakukan oleh tim adalah memperkuat promosi pada penjualan topeng KBP dengan cara mengadakan sosialisasi dan pelatihan tentang pemasaran produk. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatankan ekonomi masyarakat sekitar KBP, meningkatkan jumlah penjualan topeng KBP serta membantu mitra untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang  dihaapinya. Selain itu, diharapkan pula dengan kegiatan ini dapat menciptakan ekonomi kreatif dimana topeng merupakan salah satu kriya yang menjadi bagian dari sub sector ekonomi kreatif. Dengan bekal ekonomi kreatif yang mampu menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar lokasi KBP. Serta diharapkan pula dengan adanya program ini dapat menambah kesejateraan masyarakat di KBP

    EKRAF BATIK MALANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL

    Get PDF
    Keberhasilan Ekonomi kreatif dalam sebuah negara telah terbukti dengan banyaknya kontribusi yang disumbangkan dalam PDB termasuk di Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2015 adalah Rp 642 triliun dan pada 2016 menjadi Rp 922,59. Berangkat dari poin inilah, ekonomi kreatif berkembang pesat di Indonesia tak terkecuali di Malang Raya. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal (budaya lokal) yang menjadi kekhasan di pada masing-masing wilayah Malang Raya yakni  Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini yakni menemukan sub ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal pada batik Malang untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global. Berdasarkan hasil penelitian di tahun sebelumnya terdapat 3 subsektor ekonomi kreatif  yang memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi di Malang Raya yaitu subsektor kriya, fashion dan kuliner. Dari tiga subsektor tersebut peneliti akan fokus pada pengembangan ekonomi kretif berbasis kearifan lokal baik di Kota Malang, Kabupaten Malang, maupun di Kota Batu. Setelah dilakukan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Batik masuk kedalam tiga subsektor ekonomi kreatif diantaranya subsektor kriya, fashion dan desain produk

    KELOMPOK INDUSTRI RUMAH TANGGA KERING KENTANG ”KRENYEZZ-KRENYEZZ” ENAK GURIH PEDAS MANIS DI KELURAHAN BUNULREJO KOTA MALANG

    Get PDF
    Usaha kering kentang ini dilakukan mitra sejak 5 tahun yang lalu. Akan tetapi mitra memiliki tiga permasalahan selama proses produksi. Permasalahn pertama  adalah pada saat proses produksi terakhir, yaitu proses penirisan minyak. Kedua mitra melakukan penirisan secara manual, dan hal ini berdampak pada hasil produksi yang kadar minyaknya masih cukup banyak sehingga mudah mlempem, kualitas produksi menjadi tidak bagus. Permasalahan kedua adalah pada penggunaan peralatan produksi yang bergantian, sehingga dengan semakin bertambahnya permintaan seringkali mitra tidak mampu melayani kebutuhan permintaan. Bahkan penolakan atas permintaan konsumen pernah dilakukan.  Dalam jangka panjang penolakan permintaan konsumen ini bisa berdampak pada beralihnya konsumen kepada pesaing yang lain dan mitra kehilangan pelanggan. Permasalahan yang ketiga adalah pada saat pengemasan. Kedua mitra masih melakukan pengemasan secara manual, sehingga proses pengemasan cukup lama, dan kadang kadang tampak kurang menarik. Untuk menyelesaikan beberapa permasalahan mitra tersebut, maka target/luaran dari program ini adalah : pertama, merancang alat peniris minyak (spinner) yang disesuaikan dengan kapasitas produksi kedua mitra, sehingga kualitas produksi tampak lebih bagus, lebih higienis dan tidak mudah mlempem. Yang kedua adalah menambah beberapa peralatan produksi untuk mitra supaya kontinuitas produksi tidak terganggu. Yang ketiga adalah, merancang alat pengemas produk, berupa kontinus sealer, sehingga proses pengemasan menjadi lebih mudah, cepat, dengan biaya yang lebih murah dan menarik. Dari aspek manajemen, target atau luaran adalah pelatihan di bidang pemasaran supaya mitra memahami metode pemasaran produknya secara efektif dan memberikan pelatihan yang terkait dengan pengelolaan keuangan usaha secara baik dan pencatatan akuntansi secara sederhana untuk UMKM

    PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

    Get PDF
    Pembangunan yang bersifat partisipatif, dan transparansi sebagai bentuk program pemerintah yang menjadikan desa mandiri dengan adanya Alokasi Dana Desa (ADD). Dana ADD yang digunakan sebesar 30% untuk biaya operasional Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 70% untuk pemberdayaan masyarakat dan Pemerintah Desa. Tujuan dari penelitian mendiskripsikan dan menganalisis berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban serta faktor penghambat mengenai ADD. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode analisis Sugiyono. Hasil penelitian menunjukkan bahwaPerangkat Desa masih memerlukan pembinaan tentang sosialisasi dan administrasi pengelolaan keuangan desa untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan dan perundang-undangannya. Faktor penghambat berupa kualitas sumber daya manusia dalam hal pengetahuan dan pemahaman Undang- Undang Desa dan kurangnya pelatihan dan pendampingan perangkat desa

    Creative Economic Development Strategy in Malang City

    Get PDF
    Creative economy is a growing concept based on creative assets that potentially generate economic growth and progress. It contributes significantly to the economic growth of Malang City. The main purpose of this research was to develop the strategy of creative economy development in Malang City. The other purpose also updated the sub-sector creative economic data, identifying the challenging problems in development of creative economy. This research method used descriptive qualitative approach with SWOT analysis. The populations of this research were MSMEs (UMKM) that was engaged in creative economy. The results represented that from 1100 MSMEs in Malang City, 620 were engaged in the creative economy. Other research results indicated that the challenging problems in development of creative economy between sub-sectors somewhat varied. In general, among others, business model of creative industry has not yet been optimal, lack of appreciation to local creativity, limited marketing distribution, the susceptible creative industry institutions, and limited capital development. Given these shortcomings, this research has succeeded in formulating general development and each sector strategies.     Keywords: creative economy, creative industry, UMKM, SWOT analysis, Malang Cit
    corecore