7 research outputs found
Hardness Analysis of Weld Metal Electrode Low Hydrogen Potassium E7016 and E7018
Electrodes for the Manual Metal Arc (MMA) welding process or welding electrodes are classified based on the type of coating which is informed by the last digit code of the electrode. Electrodes E7016 and E7018 are basic types of electrodes with a Low Hydrogen Potassium coating type which are widely used in welding heavy construction equipment and piping. This electrode has a minimum tensile value of 70 ksi (480 MPa) with a carbon content of 0.07% for E7018 and 0.08% for E7016. The difference in carbon content in the composition of the electrode will determine the hardness value of the resulting weld. In use in the field these two electrodes are often recommended and can even be exchanged according to the assumption that the minimum tensile value is relatively the same between the two electrodes. However, due to the difference in carbon content, it will affect the hardness of the weld (weld metal) after welding. Many studies have been carried out to determine the mechanical properties of the welded joints using these electrodes, but research on the specific mechanical properties of the welds of the two electrodes is very rarely carried out. The test method is carried out by making 2 test specimens each for currents of 80A, 100A, and 120A using E7016 and E7018 electrodes with a diameter of 3.2mm. The material used is SA.36. The hardness test was carried out using the Rockwell-C (HRC) method. The test results show that the hardness value of the basic low hydrogen potassium electrode E7018 has a higher hardness value than E7016 for the same current. At currents of 80A, 100A, and 120A, there was an increase in the hardness of the E7018 weld metal against E7016 by 2.0% each; 9.8%; and 6.7%. The highest hardness value is found at 80A of 42.3HRC for the E7018 electrode, and 41.5 HRC for the E7016 electrode. In E7016 the increase in current causes a decrease in hardness level of 8.2% from 80A to 100A; 12.3% from 100A to 120A. In E7018 the increase in current causes a 1.2% decrease in hardness from 80A to 100A; 14.7% from 100A to 120A</jats:p
Evaluasi Kenyamanan Termal dan Kualitas Estetika pada Beberapa Taman Kota Banda Aceh
Penelitian ini berfokus pada tiga taman kota di Kota Banda Aceh, yakni Taman Putroe Phang, Lapangan Blang Padang, dan Hutan Kota BNI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kondisi taman kota eksisting, menganalisis tingkat kenyamanan termal dan kualitas estetika, serta menyusun rekomendasi terhadap perbaikan taman kota pada waktu yang akan datang. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif melalui perhitungan Thermal Humidity Index (THI), Scenic Beauty Estimation (SBE), serta kuesioner terhadap persepsi dan preferensi pengunjung. Berdasarkan hasil perhitungan THI, tingkat kenyamanan termal pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori cukup nyaman. Bagian taman yang menghasilkan tingkat kenyamanan termal paling baik adalah area taman yang mempunyai vegetasi dominan berupa pohon. Berdasarkan hasil evaluasi kualitas estetika, terdapat faktor yang memengaruhi kualitas estetika pada ketiga lokasi penelitian, yaitu kerapihan; kombinasi elemen lanskap yang terdiri atas vegetasi, air, dan perkerasan; serta penataan lanskap yang melibatkan prinsip-prinsip desain. Berdasarkan kuesioner terhadap pengunjung, diketahui bahwa pengunjung menginginkan adanya penambahan fasilitas untuk menunjang aktivitas, serta penambahan penggunaan tanaman berbunga dan tanaman peneduh untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan taman kota.</p
Evaluasi Kesesuaian Elemen Taman terhadap Tujuan Pembangunan Taman Aktif di Kecamatan Bogor Utara
Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan. Taman kota dapat mengantisipasi dampak negatif yang akan timbul dengan perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Taman kota juga merupakan bagian dari ruang terbuka hijau (RTH), yang dapat meningkatkan kualitas hidup lingkungan perkotaan dengan berbagai fungsi sebagai atraksi, fungsi estetika, fungsi ekologis, dan nilai pendidikan. Saat ini, taman kota di Kota Bogor sedang dikembangkan, salah satunya, di Kecamatan Bogor Utara. Berdasarkan intensitas taman kota, taman terbagi menjadi taman aktif dan pasif. Dengan bertambahnya jumlah pengunjung, perlu dilakukan pemeliharaan, pengelolaan,dan evaluasi untuk mencegah penurunan kualitas dan fungsi taman. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dan berlokasi di dua taman kota di Kecamatan Bogor Utara, yaitu Taman Palupuh, dan Taman Corat-Coret. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian elemen taman terhadap tujuan pembangun Taman Palupuh, dan Taman Corat-Coret. Tahapan yang digunakan dalam penelitian adalah persiapan, inventarisasi/pengumpulan data, analisis data, sintesis,dan rekomendasi penyesuaian elemen taman dengan tujuan taman. Hasil akhir penelitian ini berupa rekomendasi yang diberikan pada masing-masing taman yang akan dijadikan acuan bagi pemerintah daerah dan pihak terkait, dalam pemeliharaan fasilitas dan vegetasi pada taman kota. Berdasarkan hasil penilaian terhadap vegetasi, Taman Palupuh memiliki skor kesesuaian 373 %, sedangkan Taman Corat-Coret memiliki skor kesesuaian 349%. Maka vegetasi pada kedua taman ini di nilai cukup sesuai. Selanjutnya, penilaian terhadap fasilitas, Taman Palupuh memiliki 12 fasilitas yang tersedia, lima diantaranya tidak berfungsi dengan baik (rusak). Taman Corat-Coret memiliki 9 fasilitas dan semua berfungsi dengan baik. Maka fasilitas yang terdapat pada kedua taman dinilai cukup sesuai, namun perlu perawatan yang intens agar semua fasilitas dapat berfungsi dan digunakan oleh pengunjung.</p
Evaluasi Kenyamanan Termal dan Kualitas Estetika pada Beberapa Taman Kota Banda Aceh
Penelitian ini berfokus pada tiga taman kota di Kota Banda Aceh, yakni Taman Putroe Phang, Lapangan Blang Padang, dan Hutan Kota BNI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kondisi taman kota eksisting, menganalisis tingkat kenyamanan termal dan kualitas estetika, serta menyusun rekomendasi terhadap perbaikan taman kota pada waktu yang akan datang. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif melalui perhitungan Thermal Humidity Index (THI), Scenic Beauty Estimation (SBE), serta kuesioner terhadap persepsi dan preferensi pengunjung. Berdasarkan hasil perhitungan THI, tingkat kenyamanan termal pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori cukup nyaman. Bagian taman yang menghasilkan tingkat kenyamanan termal paling baik adalah area taman yang mempunyai vegetasi dominan berupa pohon. Berdasarkan hasil evaluasi kualitas estetika, terdapat faktor yang memengaruhi kualitas estetika pada ketiga lokasi penelitian, yaitu kerapihan; kombinasi elemen lanskap yang terdiri atas vegetasi, air, dan perkerasan; serta penataan lanskap yang melibatkan prinsip-prinsip desain. Berdasarkan kuesioner terhadap pengunjung, diketahui bahwa pengunjung menginginkan adanya penambahan fasilitas untuk menunjang aktivitas, serta penambahan penggunaan tanaman berbunga dan tanaman peneduh untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan taman kota.</p
Evaluasi Kenyamanan Termal dan Kualitas Estetika pada Beberapa Taman Kota Banda Aceh
Penelitian ini berfokus pada tiga taman kota di Kota Banda Aceh, yakni Taman Putroe Phang, Lapangan Blang Padang, dan Hutan Kota BNI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kondisi taman kota eksisting, menganalisis tingkat kenyamanan termal dan kualitas estetika, serta menyusun rekomendasi terhadap perbaikan taman kota pada waktu yang akan datang. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif melalui perhitungan Thermal Humidity Index (THI), Scenic Beauty Estimation (SBE), serta kuesioner terhadap persepsi dan preferensi pengunjung. Berdasarkan hasil perhitungan THI, tingkat kenyamanan termal pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori cukup nyaman. Bagian taman yang menghasilkan tingkat kenyamanan termal paling baik adalah area taman yang mempunyai vegetasi dominan berupa pohon. Berdasarkan hasil evaluasi kualitas estetika, terdapat faktor yang memengaruhi kualitas estetika pada ketiga lokasi penelitian, yaitu kerapihan; kombinasi elemen lanskap yang terdiri atas vegetasi, air, dan perkerasan; serta penataan lanskap yang melibatkan prinsipprinsip desain. Berdasarkan kuesioner terhadap pengunjung, diketahui bahwa pengunjung menginginkan adanya penambahan fasilitas untuk menunjang aktivitas, serta penambahan penggunaan tanaman berbunga dan tanaman peneduh untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan taman kota.</p
Design and Development of Four Link Bar Mechanism For Transplanting Wet Rice Seedlings
Abstract
Indonesia is a great area for the development of sustainable agricultural cultivation technology. Wet rice cultivation management system and method is still done traditionally. These activities are requiring the expertise of a very high order to obtain a uniform spacing and planting. Heterogeneity of plant spacing will have an impact on seed propagation delays planting, the farmer difficult when doing weeding, fertilizing and spraying. Transplanting of seedlings is a labour-intensive operation in the cultivation of rice. There exists a need to mechanize for this operation. This study aims to determine the design parameters of the mechanism design four link bar for modelling mechanism in order to obtain the optimum parameters of the locus of planting. Design tools rice growers using the four-link bar mechanism able to work mechanically to take the rice seedlings from hoper and planted with uniform spacing, closing the planting hole, reducing the time of planting and operational costs. The method used in this research is the design of the prototype and design of functional and structural approaches. Research has produced a prototype component of the combined mechanisms of rice cultivation four link bar mechanism which can move the locus of decision-continuous form of seeds and planting seeds for the six rows.</jats:p
Evaluation of Welding Distortion and Hardness in the A36 Steel Plate Joints Using Different Cooling Media
The temperature difference in the weld area during the process of welding, cooling the welded product, and post-welding affect the formation of distortion. Therefore, this study aims to evaluate the distortion formed and hardness behavior on the ASTM A36 (EN S275) steel plate while welding using different cooling media including air, water, and ice. This involved using the MAG (Metal Active Gas) method, which used the AWS A5.18 ER70S-6 electrode with a 1 mm diameter and an 8 mm plate thickness. The value of distortion on the MAG-welded steel plate was measured using a digital dial indicator and evenly distributed by first making a grid. Moreover, the measuring points from the transverse and longitudinal directions were placed at 20 and 8 rows with a distance of 10 mm between points for each variation of the cooling media, such that 10 mm each was allowed left-right and top-down. The results showed that the highest distortion value of 3.13 was formed on the second row of the air cooling media, and this media was also used to determine the contours and distortion profiles.</jats:p