219 research outputs found
APLIKASI METODE GEOLISTRIK DALAM PENDUGAAN KETEBALAN LAPISAN TANAH GAMBUT (STUDI KASUS: DAERAH DI SEKITAR JL. PERDANA, KOTA PONTIANAK)
ABSTRAK Tanah gambut merupakan jenis tanah yang tergolong memiliki daya dukung tanah yang lemah. Pendugaan ketebalan tanah gambut telah dilakukan dengan menerapkan metode geolistrik resistivitas. Konfigurasi yang digunakan pada metode ini yaitu konfiguruasi Wenner dengan spasi elektroda terkecil sebesar 3 m. Dalam pendugaan lapisan tanah gambut, lintasan survei geolistrik resistivitas dibuat berjumlah 2 buah lintasan dengan panjang tiap lintasan 72 m dan berjarak 15 m. Data lapangan selanjutnya diolah dan dilakukan inversi sehingga diperoleh penampang resisitivtas 2D lokasi penelitian. Dari penampang resisitivitas 2D, pada lokasi penelitian diduga memiliki rata-rata ketebalan gambut 3 m s.d. 4 m dengan nilai resisitivitas 55,3 ?m s.d. 369 ?m. Setelah lapisan gambut, mulai dari kedalaman 3 m s.d. 10 m diduga lapisan tanah lempung. Informasi ketebalan lapisan tanah gambut dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pembangunan khusunya daerah pemukiman dalam proses pembangunan rumah maupun gedung di Kota Pontianak. Kata kunci— geolistrik, resisitivitas, tanah gambut ABSTRACT Peat soil is a type of soil that has a weak soil bearing capacity. The estimation of the thickness of the peat soil can be done by applying the geoelectric resistivity method. The configuration used in this method is the Wenner configuration with the smallest electrode spacing of 3 m. In estimating the peat soil layer, the resistivity geoelectrical survey trajectory is made of 2 tracks with a length of each trajectory of 72 m and a distance of 15 m. The field data is then processed and inverted to obtain a 2D resistivity cross-section of the research location. From the 2D resistivity cross section, the research location is thought to have an average peat thickness of 3 m to 4 m with a resistivity value of 55.3 ?m to 369 ?m. After the peat layer, starting from a depth of 3 m to 10 m, it is assumed to be a layer of clay. Information on the thickness of the peat soil layer can be used for development planning, especially residential areas in the process of building houses and buildings in Pontianak City. Keywords—geoelectric, resistivity, peat soi
Implementasi Kebijakan Program Pendataan Keluarga Sejahtera Dalam Pendistribusian Alat Kontrasepsi Di Kabupaten Sintang
This study was questioning why there was this problem of distributing subsidized contraception to Pre Prosperous Families ( Pra KS) and Phase 1 Prosperous Families ( KS I). It was difficult obtaining subsidized intrauterine devices to Pre Prospeous and phase1 Prosperous Families The study indicated that that the data which had been collected on Family Planning were of questionable accuracy. This can be detected by examining the human resource, budget, facilities, basic facilities and geographical aspects
Mengenal Konsep Tawakal Ibnu ‘Athaillah Al-Sakandari
Tawaqal is one of the forms of submission of a servant to God (Allah). However, this kind of submission does not mean the absent of doing something, rather then doing something sincerely with only the hope of Allah's pleasure. This article aims to discuss the concept of submission of Ibn ‘Athaillah al-Sakandari. This study uses a qualitative method aimed at exploring the concept of Ibn ‘Athaillah al-Sakandari’s thought about tawaqqal. This study concludes that tawaqal can be achieved by focusing on the effort to enslave oneself to God as the obligations for every servant,so that Tawaqqal is regarded as a great state including physical and inner aspects of every human being. There is no reason for every one to exalt himself and look down on other servants, because the highest quality is only found in one existance, namely Allah SWT. Therefore, anyone who claims to be a servant of Allah, must surrender theirselves to Allah in all their condition. In cluding in their livelihood and other activitie
Delineasi Subcekungan Daerah Menggala dan Sekitarnya, Provinsi Lampung Berdasarkan Anomali Magnetik dan Gaya Berat
Delineasi subcekungan daerah Menggala dan sekitarnya dilakukan berdasarkan anomali magnetik dan gravitasi. Data anomali magnetik dan anomali Bouguer yang digunakan sudah melewati proses koreksi. Subcekungan daerah Menggala diasosiasikan dengan nilai anomali magnetik dan gravitasi yang rendah. Berdasarkan hasil yang diperoleh, sebanyak 9 (sembilan) subcekungan dengan isian sedimen berupa tuff, lempung, endapan rawa dan mineral diamagnetik teridentifikasi. Setiap subcekungan dibatasi oleh batuan beku dengan kedalaman berkisar 1 km dari permukaan. Subcekungan yang diidentifikasi memiliki arah timurlaut, baratlaut dan barat-baratlaut ke timurtenggara. Batuan basement (dasar) daerah Menggala diduga berupa batuan granit yang memiliki nilai densitas dan suseptibilitas masing-masing 2,643 g/cm3 dan 0,033767 SI
Aplikasi Metode Geolistrik 3D untuk Mengetahui Struktur Bawah Permukaan (Studi Kasus : Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat)
Telah dilakukan penelitian tentang aplikasi metode geolistrik 3D yang bertujuan untuk mengetahui struktur bawah di lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner-Sclumberger. Pengukuran dilakukan secara 2D dan 3D dengan 2 lintasan yang saling berpotongan. Panjang lintasan pengukuran 2D adalah 235 m dengan spasi antar elektroda 5 m. Pengukuran secara 2D bertujuan untuk mengetahui struktur bawah permukaan dengan target kedalaman yang besar. Pengukuran 3D dilakukan pada grid berukuran 12 × 8 yang menempati lahan seluas 1.925 m2. Hasil dari penelitian secara 3D menunjukkan struktur lapisan bawah permukaan terdiri dari gambut, lempung dan lempung yang tersaturasi air tanah dengan nilai tahanan jenis dari 2,2 Ωm hingga 96,2 Ωm dan berada hingga kedalaman 15,9 m. Lebih lanjut, pada model 2D terdapat lapisan gambut, lempung dan lempung yang tersaturasi air tanah, lanau, tanah liat berpasir, dan pasir yang memiliki nilai tahanan jenis dari 14,5 Ωm hingga 181 Ωm terdapat pada kedalaman 1,25 m hingga 45,6 m.Kata kunci: Geolistrik 3D, Tahanan Jenis, Wenner-Sclumberger, Struktur Bawah Permukaa
Studi Sifat Fisika Pada Tanah Gambut di TPA Batu Layang Berdasarkan Tingkat Kematangan Tanah Gambut
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai sifat fisika tanah gambut di daerah sekitar TPA Batu Layang Pontianak, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah gambut berjumlah 10 sampel dilihat berdasarkan warnanya yaitu tanah gambut jenis hemik dan fibrik dengan pengeboran hingga kedalaman 5 m. Parameter yang diuji di laboratorium terdiri dari: bobot isi, porositas, permeabilitas dan konduktivitas. Hasil uji laboratorium menunjukan tanah gambut di TP1 dan TP3 jenis hemik memiliki bobot isi sebesar 0,21 g/cm3, 0,21 g/cm3, dengan porositas sebesar 86,27 %, 87,74 %, serta permeabilitas sebesar 2.97×10-5m/s, 6.01×10-5m/s dan konduktivitas sebesar 0.062 s/m, 0.156 s/m. Tanah gambut di TP1, TP2, dan TP3 memiliki sifat fisika jenis fibrik dengan bobot isi sebesar 0,16 g/cm3, 0,31 g/cm3, 0,18 g/cm3, serta porositas sebesar 92,92 %, 83,43%, 91,85, permeabilitas sebesar 7.05×10-5 m/s, 3.43×10-5 m/s, 8.31×10-5 m/s dan konduktivitas sebesar 0.025 s/m, 0.050 s/m, 0.200 s/m.Kata kunci: Jenis Tanah Gambut, Sifat Fisika Tanah
Identifikasi Ketebalan Lapisan Tanah Gambut Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis 3D (Studi Kasus : Daerah Parit Haji Husin II Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak)
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi ketebalan lapisan tanah gambut di Parit Haji Husin II Kecamatan Pontianak Tenggara dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger. Pengambilan data dilakukan pada 5 (lima) lintasan dengan panjang lintasan masing-masing 39 m. Hasil penampang tahanan jenis 2D pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa struktur bawah permukaan terdiri dari tanah gambut dan tanah lempung. Berdasarkan interpretasi tersebut, tanah gambut memiliki nilai tahanan jenis berkisar antara 57 Ωm sampai 288 Ωm dengan ketebalan (1,2 - 2,6 m), sedangkan tanah lempung memiliki nilai tahanan jenis 3,6 Ωm sampai 56 Ωm dengan ketebalan hingga 7,88 m. Interpretasi tersebut telah divalidasi berdasarkan data pengeboran sampel tanah pada lintasan 1. Hasil penampang citra 3D menunjukkan lapisan tanah gambut tersebar menutupi lokasi penelitian dengan gambut yang lebih tebal dominan ke arah Barat Laut dan Timur Laut
- …