1,252 research outputs found
Model of Local Wisdom Legal Source and State Law in Aceh Government
The initial process of the peace agreement between Indonesian Government and Aceh Free Movement in 2005 was through sociological, philosophical, juridical and political considerations. The Free Aceh Movement attempted to reconstruct the source of local wisdom law in Law Number 11 the Year 2006 regarding Aceh Government. It means that the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia recognizes and respects Aceh's special government units. Essentially, the arrangement of placing the model of the source of the law of local wisdom exists to be enforced as a unity of law and facts cannot be separated. Consequently, law and implementation re-quire unity of will. Why does the Free Aceh Movement love the arrange ments and practices of the old constitution and tradition? Because the source of Islamic Shariah, the foundation of the Aceh community life is articulated in the modern perspective of democratic and responsible state government. Basic aspirations of the specificity of Acehnese religious community life not only in the field of custom, cultural, social and political, but provide legal certainty in all affairs. The main target responds to the failure of state challenges to uphold the law, democracy, freedom of human rights and justice. The study was limited to how their wishes to change the concept of legal arrangements and practices worked in the real world, linking the legal unity with the facts of society to the two sets of legal documents governing Aceh. The study used normative approach, legal history, and comparative law. Juridically, there are two main goals to be achieved from the implementation of the arrangements and practices in this study. First, it places the differences and equations of both models of the source of local wisdom law and the design of state law. Secondly, it turns out that the concept of Acehnese legal culture highly values pluralism
Analisis Pengaturan dan Praktik Pemisahan Kekuasaan Sistem Pemerintahan Presidensial Berdasarkan Konstitusi
The founding fathers is agreed to embrace a presidential government system. The founding fathers is formulated the vision and mission of the Indonesian nation on the understanding of nationalism. This article would like to answer how the separation of powers in the presidential system based on the 1945 Constitution. The separation of powers arrangements and practices in the parliamentary system has already been applied in Indonesia. Post-independence, the relationship between the President and the House of Representatives in the implementation of the legislative function is not harmonious. Indonesia during the Old Orde was a phase of liberal democracy, then re-enacted Pancasila democracy. Based on its development, political instability helped determine the weaknesses in the implementation of separation of powers in Indonesia
PENGALIHAN DANA ZAKAT MENJADI PINJAMAN MODAL USAHA OLEH BAZDA KOTA PADANG DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS
Abstract: Zakat is one of the pillars Islam which has great potential in poverty reduction, by optimizing the collection and utilization of zakat, infaq, shadaqah in the broadest sense. In the early of Islam, Zakat is one of the funding sources of country and very actively in empowering and building the welfare of the people, especially for economy. In Indonesia, there has been regulation about management zakat is Undang-Undang No 38 Years 1999 about management of zakat. Then, in Some areas, has issued a policy in the local authority to implement the regulation, including the people who manage the zakat. One of the area is the local goverment in Padang has issued a policy to be able to optimaze the potential of zakat in Padang. Optimization of zakat not only in terms of the collection of zakat in a manner required all civil servants in Padang, but also interms of distributions carried out by the local charity mile (BAZDA) Padang. In terms distribution fund zakat which is done by BAZDA Padang, beside that giving zakat without requirements to mustahiq Zakat, there is capital loans to mustahiq zakat who wants open trade .Keyword: Zakat; Amil Zakat; Mustahiq Zakat. Â Abstrak: Zakat adalah salah satu rukun Islam yang memiliki potensi besar dalam pengurangan kemiskinan, dengan mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, shadaqah dalam arti yang luas. Pada awal Islam, Zakat merupakan salah satu sumber pendanaan dari negara dan sangat aktif dalam memberdayakan dan membangun kesejahteraan rakyat, terutama bagi perekonomian. Di Indonesia, telah ada peraturan tentang zakat manajemen adalah Undang-Undang No 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Kemudian, di beberapa daerah, telah mengeluarkan kebijakan di pemerintah daerah untuk melaksanakan peraturan tersebut, termasuk orang-orang yang mengelola zakat. Salah satu daerah adalah pemerintah daerah di Padang telah mengeluarkan kebijakan untuk dapat mengoptimalkan potensi zakat di PadangKata Kunci: Zakat; Amil Zakat; Mustahiq Zaka
Pemisahan Kekuasaan Hubungan Presiden dan Dewan Perwakilan Daerah dalam Fungsi Legislasi
Masalah pemisahan kekuasaan terkait hubungan presiden dan Dewan Perwakilan Daerah, mengalami pasang surut di Indonesia. Penelitian ini ingin menjawab apakah dasar dan prosedur pemisahan kekuasaan dalam fungsi legislasi era Kabinet Kerja? Penelitian ini beranjak dari rekonstruksi kritis teori berkaitan pembagian fungsi kekuasaan dengan berfokus pada era Kabinet Kerja. Kabinet ini merupakan Transisi rezim reformasi. Pemisahan kekuasaan dalam pemerintahan Jokowi secara utuh baik lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif tidak mandiri serta saling menguasai melalui deal politik Koalisi Merah Putih dan Indonesia Hebat berakhir pada pengharapan membagi kekuasaan
Reappraising the Greed and Grievance Explanations for Violent Internal Conflict
Two phenomena have been recently utilised to explain conflict onset among rational choice analysts: greed and grievance. The former reflects elite competition over valuable natural resource rents. The latter argues that relative deprivation and the grievance it produces fuels conflict. Central to grievance are concepts of inter-ethnic or horizontal inequality. Identity formation is also crucial to intra-state conflict, as it overcomes the collective action problem. Conflict can rarely be explained by greed alone, yet, the greed versus grievance hypotheses may be complementary explanations for conflict. The greed explanation for conflict duration and secessionist wars works best in cross-country studies, but has to make way for grievance-based arguments in quantitative country-case studies. Grievances and horizontal inequalities may be better at explaining why conflicts begin, but not necessarily why they persist. Neither the presence of greed or grievance is sufficient for the outbreak of violent conflict, something which requires institutional breakdown which we describe as the failure of the social contract. The degradation of the social contract is more likely in the context of poverty and growth failure. The paper provides a synthesis of the greed and grievance hypotheses, ending with comments on post-conflict reconstruction.Conflict, civil war, greed versus grievance, social contract, post-conflict reconstruction
Performa Ayam Broiler yang Diberi Bahan Pakan Fermentasi Campuran Jagung, Dedak, dan Tepung Limbah Ikan Leubim Sebagai Substitusi Sebagian Ransum Komersil : (Performances of Broilers Fed the Commercial Diet Partly Substituted by Fermented Feed Based on the Mixing of Corn, Rice Bran, and Leubim Fish (Canthidermis maculata) Processing By-Product Meal)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan pakan fermentasi dengan campuran jagung, dedak padi, dan tepung limbah ikan leubim (Canthidermis maculata) sebagai substitusi sebagian ransum komersil terhadap performa dan income over feed and chick cost (IOFCC) ayam broiler. Penelitian ini menggunakan rancangan acak blok (randomized block design) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 blok. Setiap blok merupakan unit percobaan yang masing-masing terdiri dari 5 ekor anak ayam. Perlakuan adalah pemberian ransum komersil yang disubstitusi dengan bahan pakan fermentasi dari campuran jagung (45%), dedak padi (30%), dan tepung limbah ikan leubim (25%) sebanyak 0, 5, 10, 15, dan 20%. Hasil penelitian memperlihatkan substitusi ransum komersil dengan bahan pakan fermentasi campuran jagung (45%), dedak padi (30%), dan tepung limbah ikan leubim (25%) sampai 20% tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P>0,05) pada performa ayam broiler, akan tetapi biaya ransum berkurang dan IOFCC sangat meningkat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ransum komersil ayam broiler dapat disubstitusi dengan sebanyak-banyaknya 20% bahan pakan fermentasi yang tersusun dari campuran jagung 45% + dedak 30% + tepung limbah ikan leubim 15% tanpa menekan pertumbuhan ayam broiler dan meningkatkan IOFCC.
Kata kunci: fermentasi, leubim, performa, IOFCC, broiler
 
PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN WAKTU KERJA MENGGUNAKAN METODE SWAT DAN WORK SAMPLING (STUDI KASUS PT LHOKNGA BETON ACEH BESAR)
PT Lhoknga Beton merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi beton cair dengan menggunakan sistem make to order, di PT Lhoknga Beton divisi bengkel ada banyak pekerjaan menumpuk yang belum diselesaikan oleh pekerjanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat beban mental pekerja di PT Lhoknga Beton di divisi bengkel dan untuk mengetahui waktu standar untuk melakukan pekerjaan perbaikan truk. Metode SWAT digunakan untuk mengetahui tingkat beban mental dengan menggunakan kuisieoner terhadap 12 pekerja di bengkel, dan pengamatan langsung untuk mengetahui waktu standar perbaikan truk dengan menggunakan metode work sampling, pengamatan dilakukan terhadap 4 pekerja di bengkel selama 7 hari terhadap aktifitas kerja yang dilakukan secara acak. Hasil akhir dari penelitian ini tingkat beban mental pekerja tergolong tinggi dengan skor rata-rata mencapai 74,3 sedangkan waktu standar yang diperoleh untuk pekerja 1 sebesar 2,124 menit, pekerja 2 sebesar 2,151 menit, pekerja 3 sebesar 2,025 menit dan pekerja 4 sebesar 2,221 menit sehingga total waktu standar sebesar 8,521 menit.Kata kunci : Beban Mental, SWAT, Waktu Standar, Work Samplin
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN SIKAP KESIAPSIAGAAN BENCANA DI DESA LAMBUNG KOTA BANDA ACEH
ABSTRAKKesiapsiagaan bencana merupakan salah satu komponen penting yang harus diketatui oleh seluruh lapisan masyarakat dalam hal manajemen bencana. Kurangnya pengetahuan akan kesiapsiagaan bencana akan berdampak langsung pada sikap seseorang dalam hal menanggapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat dengan sikap kesiapsiagaan bencana di Desa lambung Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa lambung Kota Banda Aceh dengan sampel sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square ( =0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat desa Lambung telah memiliki pengetahuan kesiapsiagaan bencana cukup baik dengan tingkatan dari tinggi ke rendah adalah sedang (63,0%) dan baik (37,0%). Sikap siswa menunjukkan persentase tertinggi adalah sedang (69,0%) dan diikuti baik (31,0%) dalam hal kesiapsiagaan bencana. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan masyarakat dengan sikap kesiapsiagaan bencana tentang kesiapsiagaan bencana (p=0,01). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan sikap kesiapsiagaan bencana di Desa Lambung Kota Banda Aceh.Kata Kunci: Kesiapsiagaan bencana, pengetahuan, sikap, masyarakatABSTRACTDisaster preparedness is one of the important components that should be well understood by all elements of society in terms of disaster management including commununity. Lack of knowledge of disaster preparedness will have a direct impact on attitude in responding to the disaster. The aims of this study is to determine the relationship between knowledge and attitude to the preparedness at village community Lambung of Banda Aceh. This ia an analytic research with cross sectional approach involved 100 village community Lambung. The data was collected using questionnaires. Data analysis was performed with univariate and bivariate analysis using chi-square. The results shows that 63,0 have moderate level and 37.0% on disaster preparedness and 69,0% have a moderate level of attitude, 31,0%, respectively in terms of disaster preparedness. There was a significant relationship between knowledge of the attitudes about disaster preparedness (p-value = 0.01). It could be concluded that there was a relationshipbetween knowledge and attitude of village community Lambung of Banda Aceh.Keywords: Disaster preparedness, knowledge, attitude, communit
DETEKSI PEMALSUAN CITRA DENGAN TEKNIK COPY-MOVE MENGGUNAKAN METODE ORDINAL MEASURE KOEFISIEN DISCRETE COSINE TRANSFORM
Kemajuan teknologi pengolahan citra digital saat ini telah memberi dampak positif dan negatif bagi suatu citra. Salah satu dampak negatif adalah munculnya citra-citra digital palsu yang dihasilkan oleh teknik pengolahan citra. Salah satu teknik tersebut adalah copy-move. Teknik ini dipakai untuk menciptakan citra palsu dengan cara menduplikasi suatu objek dalam citra asli dan menempelkannya pada bagian tertentu dalam citra yang sama dengan tujuan untuk menggandakan objek tersebut dalam citra. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi citra palsu yang dihasilkan oleh teknik copy-move dan citra palsu copy-move yang telah dimodifikasi dengan operasi rotasi dan ekualisasi histogram. Fitur yang digunakan untuk pendeteksian adalah ordinal measure dari koefisien Discrete Cosine Transform (OM-DCT). Pendeteksian dimulai dengan membagi citra ke dalam blok berukuran BXB (B=64, 32 dan 16). DCT dua dimensi diterapkan pada setiap blok citra tersebut. Jarak fitur antara citra palsu dan asli dihitung dengan persamaan jarak Euclidean. Setiap blok yang memiliki nilai jarak lebih kecil dari threshold (T) akan ditandai sebagai bagian yang di-copy-move. Hasil pendeteksian menunjukkan bahwa ditemukan adanya blok-blok pada citra palsu yang terdeteksi pada objek copy-move dengan jumlah yang bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa fitur ordinal measure dari koefisien Discrete Cosine Transform mampu mendeteksi pemalsuan citra yang dihasilkan oleh teknik copy-move.Kata kunci : copy-move, ordinal measure dari DCT, rotasi, ekualisasi histogram
PERBARENGAN (CONCURSUS) PADA RNTINDAK PIDANA PEMBUNUHAN RN(SUATU PERBANDINGAN MENURUT KUHP DAN HUKUM ISLAM)
- …