30 research outputs found

    Faktor Determinan Perilaku Konservasi Energi dalam Skala Rumah Tangga dan Sektor Transportasi pada Konsumen Produk Elektronik Ramah Lingkungan dan BBM Non-Subsidi

    Get PDF
    Excessive energy consumption is the main cause of high emissions in our atmosphere, so that energy conservation remains a vital issue in combatting climate change. This research aimed to investigate determinant factors that supported conservation behaviour of green electronic products and non-subsidised petrol consumer. Energy conservation behaviour can be explained by two dimensions; psychological dimension, which is pro-environmental values and attitudes; and positional dimension, which is socioeconomic status. The research was conducted using social survey design by employing a combination of paper-based and online questionnaire. Involving 143 respondents, this research came into conclusion that key determinant factor which influenced energy conservation behaviour in household sector is external motivation or reducing household energy costs, so that it can be categorized as rational decision. Meanwhile in transportation sector, intrinsic motivation and pro-environmental values were important determinant factors that enticing energy consumption behaviour. Therefore, energy conservation behaviour in transportation sector is determined by internalfactors, so that it is mentioned as an idealistic decision

    Analisa Kebutuhan Teknis Peralatan dan Sarana Pendukung Bagi Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) “Simpati” Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat

    Get PDF
    IKM ”Simpati” telah beroperasi selama tiga bulan. Selama waktu tersebut seluruh biaya operasi disubsidi dari anggaran bantuan peralatan, dan hasil operasi seluruhnya diserap oleh pabrik makanan Unibis di medan. Namun Saat ini kondisi peralatan pengolahan coklat di IKM tersebut tidak lagi beroperasi. Hal ini disebabkan untuk mengoperasikan peralatan tersebut dibutuhkan infrastruktur dan biaya operasional yang cukup tinggi. Agar seluruh alat tersebut dapat beroperasional, maka setidaknya dibutuhkan daya Listrik sebesar 6500 watt – 7500 watt dengan biaya operasional 2 -3 juta rupiah perbulan. Biaya ini seharusnya dapat ditutupi oleh penjualan hasil produksi, namun rendahnya kapasitas kerja peralatan yang dihibahkan tersebut membuat operasi seluruh peralatan ini tidak ekonomis.Dari seluruh peralatan pengolahan kakao yang ada di IKM Simpati, kapasitas alat yang satu dengan yang lainnya tidak seragam. Pada alat alat seperti Alat Pemasta, Alat Pengempa, Alat Grinding/Kounching dan Alat pengayak kapasitas kerja alat hanya 600 – 1200gr/jam. Sedangkan pada peralatan lainnya, kapasitas kerja alat bervariasi antara 28 – 150 kg/jam. Dengan demikian maka akan terjadi ”Bottle Neck” (penyumbatan) pada alat-alat produksi dengan kapasitas kecil. Penyumbatan ini akan mengakibatkan bertumpuknya bahan baku pada fase tertentu dalam alur produksi sehingga waktu operasional alat bertambah dan mengakibatkan biaya produksi tidak ekonomis lagi. Untuk itu maka seluruh perlatan pengolahan kakao harus mempunyai kapasitas kerja yang seragam. Bagi peralatan dengan kapasitas kecil, maka jumlah alat harus ditambah atau alat diganti dengan kapasitas kerja yang lebih besar. Sebagai acuan kapasitas kerja yang digunakan adalah alat pengering dengan kapasitas kerja 1.5ton/hari atau 62.5kg/jam

    The Tale of Seeking Treatment: A Qualitative Study of Pulmonary Tuberculosis Patients

    Get PDF
    Aim: The aims of the study were unravelling patients’ health-seeking behaviour pathways to seek medication in healthcare facilities and key factors that determined patients’ immediacy in seeking medical treatment. Method: By involving 5 pulmonary TB patients who were undertaking treatment at Pegirian Primary Health Centre, Surabaya, Indonesia, the research was carried out using an explorative qualitative research design, and the chosen data collection technique was semi-structured interview. Results: The research findings demonstrated that all participants showed five rather similar health-seeking behaviour sequences, such as: (a) defining symptoms; (b) asking laypeople opinions on symptoms; (c) undertaking non-medical treatment to reduce the symptoms; (d) taking laypeople’s suggestions to visit healthcare facilities into consideration; (e) deciding to undergo treatment process. Several barriers that caused treatment delay were inaccurate symptom definition and poor health-related risk perception. Meanwhile, reinforcing factors were relatives’ appeal to seek treatment, the existence of comorbid/previous diseases, access to healthcare facilities, and increasing perceived severity of the symptoms. Conclusion: Research findings showed that participants performed similar health-seeking pathways. Hindering factors that caused treatment delay were mostly related to cultural-based illness definition and knowledge. Research findings would be potentially beneficial to local primary healthcare for designing interventions that encourage patients to seek professional help and reduce treatment delay

    Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Posyandu Lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

    Get PDF
    Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat. Dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam mencegah efek negatif dari stress. Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi. Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada lansia yang mengalami hipertensi di Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang. Variable independen (bebas) dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga dan Variable dependen (tergantung) dalam penelitian ini adalah tingkat stress. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan Spearman Rank untuk mengetahui hubungan antara variable independen dan dependen, yaitu dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi di posyadu lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Berdasarkan analisa Spearman, didapatkan hasil nilai koefisien korelasi (r) -6,84 dengan taraf signifikansi (p=0.000). hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan metode pengambilan data dengan lansia yang bersama keluarganya dan menggunakan lebih dari 1 tempat penelitian

    Faktor Determinan Perilaku Konservasi Energi dalam Skala Rumah Tangga dan Sektor Transportasi pada Konsumen Produk Elektronik Ramah Lingkungan dan BBM Non-Subsidi

    No full text
    Konsumsi energi yang berlebihan merupakan penyebab utama menumpuknya emisi karbon di atmosfir, sehingga isu mengenai konservasi energi menjadi isu yang penting untuk mengatasi perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor determinan yang berpengaruh pada perilaku konservasi energi pada pengguna produk elektronik ramah lingkungan dan bahan bakar non-subsidi. Perilaku konservasi energi dapat dijelaskan oleh dua dimensi; dimensi psikologis, yaitu nilai dan sikap pro-lingkungan; dan dimensi positional, yang mencakup status sosioekonomi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei cross-sectional dan menggunakan kombinasi kuesioner cetak dan daring yang diisi oleh 143 responden. Faktor determinan perilaku konservasi energi pada skala rumah tangga yang utama adalah motivasi eksternal, yaitu penghematan biaya belanja energi, sehingga dapat digolongkan sebagai keputusan rasional. Namun pada sektor transportasi, faktor determinan yang utama adalah motivasi intrinsik dan nilai pro-lingkungan. Artinya, perilaku konservasi dalam sektor transportasi ditimbulkan oleh faktor-faktor internal yang idealis, sehingga dapat dikategorikan sebagai keputusan idealis

    The pattern of collective memory denial experienced by the student victims’ mothers of 1998-1999 Trisakti-Semanggi Tragedy

    No full text
    This research aimed to uncover collective memory denial of the victims’ families of Students who died in Trisakti and Semanggi Tragedy 1998-1999. We described how this pattern of collective memory denial works. This research used the qualitative approach to the instrumental case study. The participants were three mothers of students who died in Trisakti and Semanggi tragedy. We carried out interviews and field note as data collecting technique. This data was analysed using thematic analysis technique. The result showed that there is a denial of collective memory which is experienced by victims’ families of students who died at Trisakti and Semanggi tragedy. The pattern is formed systematically, orderly, and deliberately. This denial showed that the government deliberately prevented the people to remember this tragedy. Collective memory denial causes so many negative effects, such as conspiracy of silence on the people and second victimization for victims’ families. Moreover, these effects included the form of prejudice, mistrust, aversion, and vengeance between the people. When social sharing continuously assembles, it will finish the emotional problem of a negative event. On the other hand, social sharing will develop subjective well-being of the people in that community, not only in short-term but also in long-term. Collective memory which is healthy distributed, motivates the community to discuss, express, and cope the painful trauma in the past

    Socio-Economic Profile and Monthly Income of Fishermen in Marang, Terengganu

    Full text link
    This study was carried out in Marang, Terengganu. The objective of this study is to analyse the socio-economic profile of fishermen and their monthly income. The Slovin’s formula was used to calculate the number of respondents in Marang and the data was collected through a survey involving 50 respondents consisting of Malay fishermen. The results of the study showed that the dominant types of fishing gear used were hooks and lines, gillnets and purse seines. The socio-economic profile showed that a majority of the fishermen (35%) were aged between 40-49 years, 36% of the fishermen had between 10-19 years of experience, and 55% of the fishermen had between 2-5 children. The average monthly income of the fishermen was MYR1853.49 for those using hooks and lines, MYR2105.09 for gillnets and MYR2595.39 for purse seines. It appears that the use of purse seines generated the highest income for the fishermen. Generally, the income was not fixed as it depended on the amount of catch for each fisherman’s trip, which was also affected by the season.</jats:p
    corecore