76 research outputs found

    Pengaruh Variasi Waktu Penahanan Proses Kalsinasi Terhadap Prekursor Bahan Katoda Lithium Ferrophospate (LFP)

    Get PDF
    Pada penelitian ini dilakukan sintesis partikel bahan katoda lithium ferrophospate (LFP), dengan variasi waktu penahanan proses kalsinasi 700°C yaitu 8,10,12, dan 15 jam. Bahan dasar prekursor ion-ion mineral material katoda LFP adalah FeCl3.6H2O, (NH4)2HPO4, dan Li2CO3. Pembuatan bahan LFP ini dilakukan dengan menggunakan metode kopresipitasi dan solid state reaction. Berdasarkan analisa karakterisasi fasa dengan instrumen X-Ray Diffractometer (XRD), ukuran partikel dengan Particle Size Analyzer (PSA), mikrostruktur menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), dan pengujian konduktivitas listrik dengan two probe menunjukkan hasil, pada waktu penahanan kalsinasi 10 jam terbentuk 2 fasa utama yaitu olivine (LiFePO4) dan Nasicon (Li3Fe2(PO4)3) dengan masing-masing prosentase fasa sebesar 35% dan 56%. Hasil analisa menunjukkan bahwa semakin lama waktu penahanan kalsinasi terjadi peningkatan fasa konduktif (olivine+Nasicon), dimana fasa konduktif tertinggi terjadi pada waktu penahanan selama 12 jam dengan terbentuknya fasa konduktif sebesar 90% dan nilai konduktivitas listrik tertinggi yaitu sebesar 0,087 S/cm. Sedangkan pengaruh lamanya waktu penahanan terhadap dimensi partikel menunjukkan adanya peningkatan dimensi partikel dengan ukuran terkecil 0,8 µm pada waktu penahanan 8 jam dan meningkat menjadi 1,4 µm pada waktu penahanan 12 jam. Rentang dimensi partikel tersebut dalam orde mikro dan nilai konduktivitas listrik dari material katoda LFP sudah dapat dikategorikan sebagai material katoda baterai ion lithium

    Pengaruh Perlakuan Panas pada Anoda Korban Aluminium Galvalum III terhadap Laju Korosi Pelat Baja Karbon ASTM A380 Grade C

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh perlakuan panas pada anoda korban aluminium galvalum III terhadap laju korosi pelat baja karbon ASTM A380 grade C dengan perlakuan panas sintering pada temperatur 460°C selama 15 menit, kemudian dilakukan aging dengan variasi temperatur 180°C, 200°C, 220°C, 240°C dan lama penahanan (holding time) 1 jam, 3 jam, 5 jam. Proses aging dilakukan untuk menambah kekerasan pada aluminium galvalum III agar dapat meningkatkan kualitasnya sebagai anoda korban. Eksperimen dilakukan dengan metode uji celup spesimen pelat baja dengan diberi anoda korban yang telah dilakukan proses pemanasan sebelumnya untuk mendapatkan selisih berat dari spesimen pelat baja, kemudian dihitung dan didapatkan nilai laju korosi. Laju korosi tertinggi dihasilkan oleh spesimen pelat baja tanpa anoda korban dengan rata-rata sebesar 0,24 mm/y dan laju korosi terendah dihasilkan oleh spesimen pelat baja dengan anoda korban yang telah di aging dengan temperatur 220°C dengan waktu penahanan selama 3 jam dengan rata-rata sebesar 0,01 mm/y. Karakteristik dari spesimen pelat baja yang telah dilakukan pencelupan pada media air laut selama 10 hari diamati dengan SEM dan XRD. Fasa yang terbentuk adalah Fe dan Fe2O3. Karakteristik dari aluminium yang telah diberi perlakuan panas dengan mikroskop optik dan microhardness tester. Dari semua hasil karakterisasi menunjukkan bahwa perlakuan panas pada anoda korban aluminium galvalum III sangat berpengaruh terhadap laju korosi pelat baja karbon ASTM A380 grade C

    Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl2O4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

    Full text link
    Penelitian tentang karakteristik bentuk partikel SiC yang dilapisi dengan (MgAl2O4) berdasarkan variabel konsentrasi ion logam telah dilakukan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ion logam pada permukaan SiC dan mengetahui bentuk permukaan SiC yang sudah terlapisi dengan spinel. Dalam penelitian ini menggunakan metode kopresipitasi dan menggunakan perbedaan konsentrasi Mg 0.6 gram, 1.2 gram, dan 3 gram. Karakterisasi dan identifikasi partikel SiC menggunakan XRD, SEM, dan EDX . Berdasarkan hasil penelitian bahwa pertambahan konsentrasi meningkatkan kekasaran permukaan dan luas kontak permukaan tetapi tidak mempengaruhi kesimetrian dari partikel SiC sehingga wetabbility partikel SiC ketika dipergunakan pada komposit akan meningkat

    Pengaruh Variasi Temperatur Kalsinasi SiO2 Terhadap Sifat Kebasahan Pada Permukaan Hidrofobik

    Full text link
    Terinspirasi dengan biomimetic dari daun talas, permukaan hydrophobic dalam penelitian ini dibuat dengan modifikasi kekasaran dari SiO2 (Silika). TEOS (Tetraethyl Orthosilicate) digunakan sebagai sumber silika yang menghasilkan prekursor SiO2 dengan kemurnian 98,3±0,020 %. Prekursor silika diperoleh dari metode sol gel dengan HCL 0,1 M sebagai katalis. Hasil sintesis ini menghasilkan fasa amorf dengan distribusi ukuran partikel 1232 nm. Prekursor SiO2 diberi perlakuan panas dengan variasi temperatur kalsinasi 800, 1000, 1100, 1150, dan 1200 °C dengan waktu tahan selama 2 jam. Fasa silika hasil dari kalsinasi yaitu semua amorphous dengan puncak berada pada sudut ±21 °2θ. Lapisan hydrophobic diperoleh dengan menggunakan spray gun dengan fasa filler silika hasil kalsinasi berupa fasa amorf. Distribusi ukuran partikel filler silika hasil kalsinasi temperatur 800, 1000, 1100, 1150, dan 1200 °C berturut-turut sebesar 534,9 nm, 538,3 nm, 792,7 nm, 564,3 nm, dan 680,9 nm. Sedangkan permukaan dengan sudut kontak air dengan filler silika hasil kalsinasi temperatur 800, 1000, 1100, 1150, dan 1200 °C berturut-turut sebesar 96,86°, 90,71°, 80,33°, 92,52°, dan 90,61°

    Desain Double Layer Radar Absorbing Materials Dengan Metode Dallenbach Layer Berbasis Bahan Magnetik Alam Tanah Laut Dan Polianilin

    Full text link
    Pelapisan double layer dengan menggunakan material PANi, BaM, dan komposit PB telah berhasil disintesis sebagai Radar Absorbing Material (RAM). Barium M-Heksaferit (BaFe11,7Zn0,3O19) dan PANi masing-masing disintesis dengan metode kopresipitasi dan reaksi kimiawi. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa PANi, BaM, dan komposit PB memiliki nilai konduktivitas listrik sebesar 0,2371 Scm-1, 6x10-6 Scm-1, dan 7,5x10-3 Scm-1. Rugi refleksi single layer (BaM, PANi) dan double layer (P-B, P-PB, B-PB) diukur menggunakan VNA. Desain double layer menghasilkan nilai rugi refleksi terbesar dibandingkan dengan desain single layer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa double layer P-PB memiliki rugi refleksi maksimum yaitu sebesar -49,6 dB dengan energi gelombang mikro yang diserap ~99,89%. Double layer efektif memperlebar pita penyerapan pada rentang frekuensi X-Band dengan karakteristik membentuk puncak serapan pada frekuensi tertentu yaitu lapisan BaM 8,6-10 GHz, PANi 8,0-9,3GHz, P-B 8,1-9,64 GHz, B-PB 8,5-9,98 GHz, dan P-PB 8,2-10 GHz. Pelebaran pita penyerapan paling optimal adalah pada pelapisan double layer P-PB dengan lebar frekuensi penyerapan sebesar 1,8 GHz

    Pelapisan Single Layer Penyerap Gelombang Radar Dispersi Barium M-Heksaferit / Polianilin Pada Rentang X-Band

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian dengan judul Pelapisan Single Layer Pemyerap Gelombang Radar Dispersi Barium M-Heksaferit/Polianilin pada rentang X-Band bertujuan untuk mensintesis Barium M-Heksaferit (BAM) dengan metode solid state dan mengetahui pengaruh variasi massa Polianilin(PANI) terhadap rugi refleksi dengan pelapisan single layer material penyerap gelombang radar pada frekuensi 8-12 GHz. Barium M-Heksaferit disintesis dengan didoping ion Zn2+ menggunakan metode solid state. Sintesis material Barium M-Heksaferit dengan metode solid state doping Zn menghasilkan komposisi fasa BAM 83,68 % dan ZnFe2O4 16,32 % dengan struktur dominan heksagonal. Hasil pengujian VNA pada pelapisan single layer rentang X-band dengan variasi komposisi Polianilin pada perbandingan Barium M-Heksaferit : Polianilin didapatkan nilai Reflection Loss untuk perbandingan 1:0,5 , 1:1 , 1:1,5 , 1:2 dan 1:2,5 berturut-turut adalah -14,53 dB, -19,86 dB, 20,67 dB, -21,28 dB, dan -28,71 dB. Nilai Reflection Loss tertinggi pada perbandingan 1 : 2,5 sehingga dapat disimpulkan semakin meningkat komposisi PANI maka semakin negatif nilai Reflection Lossnya artinya semakin bagus penyerapannya

    Karakterisasi Sifat Separator Komposit PVDF/poli(dimetilsiloksan) Dengan Metode Pencampuran Membran (Blending Membrane)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan membuat bahan separator komposit polivinilidene flouride (PVDF) dan poli(dimetilsiloksan) (PDMS) dengan metode pencampuran membran (blending membrane). Perbandingan variasi komposisi PVDF/PDMS yaitu 10:0, 9:1, 8:2, dan 7:3. Tujuan dari peningkatan fraksi konsentrasi dari PDMS terhadap PVDF untuk meningkatkan performa separator komposit yang meliputi dimensi porositas, kerapatan pori, dan konduktivitas listriknya. Berdasarkan analisa kristalografi dengan menggunkan XRD, peningkatan konsentrasi PDMS mengakibatkan menurunnya derajat kristalinitas, dimana derajat kristalinitas tertinggi dicapai pada perbandingan 10:0 sebesar 63,84% dan terendah pada perbandingan 7:3 sebesar 29,26%, dan berdasarkan interpretasi data FTIR material tersebut termasuk kedalam kriteria bahan komposit karena kedua fasa dari bahan tersebut masih bisa dibedakan bilangan gelombang vibrasi molekuler masing-masing bahan penyusunnya. Hasil analisa XRD fasa kristalin PVDF termasuk kriteria jenis fasa α-PVDF. Semakin tinggi konsentrasi PDMS mengakibatkan penurunan dimensi porositas dan meningkatkan kerapatan porositasnya, dengan dimensi pori terkecil sebesar 1,71 µm dan kerapatan pori sebesar 4,07x1011 count/m2 pada perbandingan 7:3. Pada perbandingan komposisi 7:3 mempunyai nilai konduktivitas listrik sebesar 3,45 x 10-4 S/cm dan resistansi meningkat hingga 80% pada penambahan PDMS. Berdasarkan kriteria diatas, material ini dapat dikategorikan sebagai bahan separator pada baterai ion lithium

    Sintesis Dan Karakterisasi Lapisan Radar Absorbing Material (RAM) Berbahan Dasar BaM/PANi Pada Rentang Gelombang X-Band Dengan Variasi Ketebalan

    Full text link
    Sintesis dan Karakterisasi Lapisan Radar Absorbing Material (RAM) telah berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat magnetik dari Barium M-Heksaferit yang didoping dengan ion Zn (Seng).Campuran dari Polianilin dan Barium M-Heksaferit digunakan sebagai Radar Absorbing Material (RAM). Prekursor dari ion besi dapat diperoleh dari maerial alamiah yakni pasir besi dari Tanah Laut Kalimantan Selatan. Dalam penelitian ini lapisan RAM terbuat dari komposit BaM/PANi dimana material BaM disintesis dengan menggunakan metode kopresipitasi. Komposit BaM/PANi yang telah dicampur dengan cat, dilapiskan pada permukaan baja AH36. Dalam penelitian ini variasi yang digunakan yaitu ketebalan lapisan (1 mm; 1,5 mm; 2 mm; 2,5 mm; dan 3 mm). Dari penelitian ini diperoleh material Barium M-Heksaferit yang bersifat hard magnetik dapat tereduksi setelah adanya pendopingan, hal tersebut dibuktikan dengan nilai medan koersivitas yang menurun yaitu sebesar 0,25 T. Material PANI dapat dikatakan polimer konduktif dikarenakan PANi memiliki nilai konduktivitas yang paling tinggi yakni sebesar 0,165 s/m. Nilai reflection loss terbesar dihasilkan oleh pelapisan single layer dengan ketebalan 3 mm yaitu sebesar -21,231 dB pada frekuensi 11,5 GHz. Pengaruh ketebalan terhadap nilai reflection loss yaitu semakin tebal lapisan komposit BaM/PANi yang dilapiskan pada plat baja maka akan semakin besar nilai reflection lossnya
    • …
    corecore