132 research outputs found

    Profil Dan Kinerja Organisasi Publik Di Kabupaten Aceh Utara (Kasus Di Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Utara)

    Full text link
    Pengukuran kinerja terhadap suatu organisasi publik merupakan suatu isu pada beberapa tahun terakhir ini, terutama setelah banyaknya keluhan dari para pengguna jasa yang menyatakan bahwa kinerja organisasi publik adalah sumber kelambanan, pungli dan in-efisiensi. Format kebijakan otonomi daerah yang ada pada saat ini menandai awal dari suatu Perubahan fundamental dalam paradigma penyelenggaraan pemerintahan di negeri ini. Kalau pada pemerintahan orde baru, pembangunan menjadi misi terpenting pemerintah (developmentalism) dan pemerintah yang pada masa itu menjadikan dirinya sebagai pusat kendali proses pembangunan itu (sentralisasi di tingkat nasional), kini harus mereposisi diri sebagai pelayan dan pemberdaya masyarakat dan harus menyebarkan aktivitasnya ke berbagai pusat (plusentris) di tingkat lokal. Dengan kata lain arus baru kehidupan politik kita sekarang adalah realitas pergeseran kekuasaan dari pusat (sentral) menuju lokus-lokus daerah (desentral) dan berbasis pada kekuatan masyarakat sendiri (society) (Lembaga Informasi Nasional,2002). Dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah tersebut, Perubahan paradigma sekaligus juga ikut melepaskan makna hegemoni paham teknokrasi yang masih terus kita rasakan sekarang ini. Sebuah pemerintahan yang membuat konsep otda sulit melepaskan orientasi pembangunannya, dan kepercayaannya kepada peran negara sebagai mesin pembangunan tersebut (pembangunan oleh negara). Dengan satu tawaran paradigma baru, maka otonomi daerah tidak semata-mata sebagai kesiapan kepastian aparatur daerah, atau menyangkut kesuburan ekonomi pemerintah semata (misalnya: tercermin dalam PAD), tetapi juga soal akses keterlibatan masyarakat, fasilitas perkembangan ekonomi swasta (tercermin dalam PDRB), penegakan asas good governance, (partisipasi, transparansi dan akuntabilitas) dalam penyelenggaraan pemerintahan, dan lain sebagainya. Kata Kunci : Performance dan Good Governace Pendahuluan Pengukuran kinerja terhadap suatu organisasi publik merupakan suatu isu pada beberapa tahun terakhir ini, terutama setelah banyaknya keluhan dari para pengguna jasa yang menyatakan bahwa kinerja organisasi publik adalah sumber kelambanan, pungli dan in-efisiensi (Dwiyanto,1995). Lebih lanjut Dwiyanto menjelaskan bahwa citra organisasi publik di negara berkembang, termasuk Indonesia dalam melayani kepentingan masyarakat pada umumnya amat buruk jika dibandingkan dengan organisasi swasta. Karenanya tidaklah mengherankan kalau organisasi swasta seringkali dijadikan sebagai alternatif pilihan kebijakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.Berbicara masalah kinerja organisasi publik, terlebih setelah diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pada hakekatnya penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah secara aktif, meningkatkan peran dan fungsi DPRD

    Pengaruh Penggunaan Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik Kelas X di SMAN I Dekai Kabupaten Yahukimo

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui penggunaan media Teknologi Informasi Komunikasi peserta didik, Untuk mengetahui tingkat penguasaan media Teknologi Informasi Komunikasi para pendidik dalam memotivasi Peserta didik dan Untuk mengetahui hubungan penggunaan media Teknologi Informasi Komunikasi dengan motivasi belajar peserta didik kelas X SMA Negeri I Dekai Kabupaten Yahukimo. Hasil penelitian menunjukkan Bahwa penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Peserta didik berada pada kategori tinggi. (66,67%). Artinya bahwa penggunaan TIK memiliki manfaat yang sangat besar terhadap peningkatan penguasaan media internet para pendidik dalam memotivasi Peserta didik kelas X SMA Negeri I Dekai Kabupaten Yahukimo. Bahwa tingkat prestasi belajar bahasa inggris Peserta didik berada pada kategori tinggi. (53,34%) artinya bahwa selama ini peningkatan penguasaan media internet para pendidik dalam memotivasi Peserta didik kelas X SMA Negeri I Dekai Kabupaten Yahukimo adalah dengan gairah, semangat, dan keinginan untuk mempelajari media Teknologi Informasi Komunikasi tersebut. Penggunaan TIK mempunyai hubungan yang kuat dengan peningkatan penguasaan media internet para pendidik dalam memotivasi Peserta didik. Hal ini ditandai dengan nilai koefisien korelasi R = 0,861 (mendekati nilai angka 1). Artinya semakin diterpa penggunaan TIK pada mata pelajaran Bahasa Inggris maka semakin kuat peningkatan penguasaan media internet para pendidik dalam memotivasi Peserta didik kelas X SMA Negeri I Dekai Kabupaten Yahukimo tersebut

    Hubungan Kepemimpinan Dan Kinerja (Suatu Pendekatan Konsep)

    Full text link
    Penulisan artikel ini berjuan untuk menjelaskan konseptual kerangka kerja yang menggambarkan hubungan variabel-variabel kepemimpinan, budaya, strategi, dan kinerja. Artikel ini membahas beberapa konsep teori dari Perilaku Organisasi, Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Manajemen Strategik. Akhirnya beberapa tujuan penelitian yang mengamati tentang hubungan variabel-variabel kepemimpinan, budaya, strategi, dan kinerja sangatlah diharapkan untuk mengembangkan tujuan penelitian.Kata kunci: Kepemimpinan, Budaya, Strategi dan Kinerja PendahuluanOrganisasi adalah sekumpulan dari orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Organisasi terbagi pada dua kelompok besar berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu : (1) Organisasi Sosial yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya; (2) Organisasi Bisnis yaitu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai/memperoleh keuntungan. Pendekatan lain untuk membedakan suatu bentuk organisasi (organisasi sosial dan organisasi bisnis) adalah dari perkembangan organisasi itu berdasar pada fase pengembangannya. Orgnisasi sosial cenderung mengikuti fase pertumbuhan organisasi yang di kemukakan oleh Greiner, L. (1972), sebagaimana dijelaskan dalam buku Teori Organisasi (Organization Theory) oleh Hatch, M. J. (1997: 173-177). Konsep teori 5 (lima) fase pertumbuhan organisasi yang dikemukakan oleh Greiner sangatlah terkenal bagi para ilmuwan manajemen.Konsep tersebut menjelaskan bahwa fase 1(satu) mengawali organisasi itu ada dikarenakan oleh kreatifitas beberapa individu yang ingin memiliki wadah bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Pada fase pertama ini, individu anggota organisasi dihadapkan pada suatu kondisi yang kritis, kondisi antara organisasi terus ada (bisa terwujudkan) ataukah organisasi itu tidak terwujudkan, atau organisasi tersebut melebur menjadi tidak ada (bubar), di mana krisis tersebut ditandai dengan kondisi setiap individu dihadapkan pada pemilihan pimpinan, siapa yang disepakati untuk menjadi pemimpin. Bila kesepakatan untuk memilih pimpinan telah terwujudkan maka organisasi telah lolos dari fase kritis tersebut

    Pelayanan Pada Putaran Arus Lalulintas (U-turn) Di Jalan Achmad Yani Palembang

    Get PDF
    Jalan Achmad Yani merupakan jalan arteri yang sangat penting dalam melayani arus lalulintas dari pusat kota Palembang (Seberang Ilir) ke Plaju-Kayu Agung (Seberang Ulu). Selain itu banyak aktifitas kota di kiri dan kanan ruas jalan ini sehingga pada jam-jam tertentu terjadi kemacetan ruas jalan. Salah satu penyebab kemacetan adalah penggunaan putaran arus lalulintas (U-turn). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi karekteristik lalulintas pada wilayah sebelum U-turn, menentukan waktu manuver kendaraan pada lajur U-turn serta menentukan apakah U-turn dapat dipakai atau tidak ( on atau off ). Metoda yang dipakai adalah survey kendaraan langsung di daearah operasi U-turn. Dari hasil penelitian diperoleh jalan Achmad Yani harus ada Perubahan pisik jalan karena nilai tingkat pelayanan (DS) > 0,75. Manuver kendaraan diputaran Balik arah (U-turn) merupakan tundaan bagi kendaraan dengan rata-rata 9 detik untuk arah ke Plaju dan 12 detik untuk arah ke Kertapati. Untuk menjamin kelancaran arus lalintas, U-turn di depan Kampus UMP yang ada sekarang, harus dipindahkan/digeser kearah Plaju ± 200 meter yang akan mengurangi separuh dari konflik yang ad

    Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Konstruktivistik Berbantuan Media Pembelajaran

    Full text link
    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain Kemmis & Taggart, yang terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian kelas VIII-D SMP Negeri 1 Sentolo pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014, berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu: observasi, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif untuk menghitung nilai rata-rata hasil belajar, selanjutnya nilai rata-rata tersebut dibandingkan antara siklus I dengan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa adalah 59,41 (ketuntasan 0%), dengan tindakan siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 70,31 (ketuntasan 62,50%), pada siklus II meningkat lagi menjadi 82,66 (ketuntasan 93,75%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran konstruktivistik berbantuan media dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 1 Sentolo Kulon Progo

    Geographical Influences on the Language Skill of Elementary School Students in Lae-Lae Island Makassar City

    Get PDF
    This article describes how geographic factor influences students\u27 language skill which in this case is the mastery of vocabularies. This study is a quantitative research with sociolinguistic approach. The respondents of this study were elementary school students that live in Lae-Lae Island, Makassar City, and as for the comparison the researcher took other respondents from other elementary schools in urban areas. The researcher selected 30 students from each school. The techniques used in this study were a vocabulary mastery test, observations, and interviews. The data analysis technique is descriptive analysis and independent sample t test. The result indicates that there are significant geographical factors on the students\u27 vocabulary mastery. Elementary students in urban area have higher skill in mastering vocabularies than those in Lae-Lae Island. In addition, the geographical factors also influence the type of their vocabularies mastered by the students. The students from Lae-Lae Island are better in mastering marine vocabularies than those of urban areas

    Representasi Tindak Tutur Calon Gubernur Sulawesi Selatan: Analisis Wacana Kesopanan Berbahasa

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis, yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitubulan April, Mei, Juni dan Juli. Data yang berupa tuturan para politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan. Kata Kunci : tindak tutur, teori kesopanan berbahasa, pemilihan gubernur Sulawesi Selata

    Representasi Tindak Tutur Calon Gubernur Sulawesi Selatan: Analisis Wacana Kesopanan Berbahasa

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis, yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitubulan April, Mei, Juni dan Juli. Data yang berupa tuturan para politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan. &nbsp

    Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Ddi Sibatua Pangkajene

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemahaman siswa tentang notasi aljabar melalui kemampuan. Pemahaman dalam penelitian ini berarti kemampuan menerjemahkan (translasi), kemampuan menafsirkan (interpretasi), dan kemampuan untuk melakukan ekstrapolasi (ekstrapolasi). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 5 di sekolah dasar, terdiri dari 2 siswa dengan kemampuan verbal tinggi yang disebut subjek verbal tinggi (SVT), 1 siswa dengan subjek verbal menengah (SVS), dan 1 siswa dengan subjek verbal rendah (SVR ). Fokus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemahaman siswa tentang notasi aljabar berdasarkan kemampuan verbal mereka dalam terjemahan, interpretasi, dan ekstrapolasi. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara berbasis uji coba dengan subyek penelitian. Data penelitian divalidasi dengan metode triangulasi, yaitu wawancara dengan menggunakan pertanyaan utama seperti pertanyaan yang tercantum dalam TPNA. Data penelitian dianalisis dengan (a) mempelajari data subjek dan membandingkan data yang diwawancarai untuk mendapatkan data yang valid, (b) melakukan reduksi data dengan membuat abstraksi, (c) mengklasifikasi dan mengidentifikasi data untuk menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemahaman notasi aljabar dengan subjek verbal tinggi (SVT): (a) pemahaman simbol yang termasuk dalam pemahaman translate (translasi), (b) memahami konsep simbol tapi Blum mampu membedakan antara simbol dan variabel, (c) mampu menafsirkan makna notasi aljabar (simbol dan tanda) dengan baik; (2) pemahaman notasi aljabar medium verbal subject (SVS): (a) pemahaman simbol yang termasuk dalam pemahaman translate (translasi), (b) mengenali simbol namun belum dapat membedakan simbol dan variabelnya, c) mampu menafsirkan makna notasi aljabar (simbol dan tanda) dengan baik; (3) pemahaman notasi aljabar dengan subjek verbal rendah (SVR): (a) pemahaman simbol yang termasuk dalam pemahaman translasi (translasi), (b) mengenali simbol namun belum dapat membedakan simbol dan variabelnya, c) belum bisa menafsirkan makna notasi aljabar (simbol, variabel, dan tanda) dengan baik. Kata Kunci: Memahami Aljabar Notasi, Aljabar Notasi, Kemampuan Verbal. Abstract The purpose of the study is to describe the students' understanding on algebraic notation through abilities. The understanding in this study means the ability to translate (translation), the ability to interpret (interpretation), and the ability to extrapolate (extrapolation). This study is a qualitative research. The subjects of this study are 4 fifth grade students in elementary school, consisted of 2 students with high verbal ability called as high verbal subject (SVT), 1 student with medium verbal subject (SVS), and 1 student with low verbal subject (SVR). The focus of this research is to describe the students' understanding on algebraic notation based on their verbal abilities in translation, interpretation, and extrapolation. The data were collected by conducting test-based interview to the research subjects. The research data were validated by conducting triangulation method, namely interview using major questions as the questions stated in TPNA. Research data were analyzed by (a) studying the subject data and comparing interviewed data to obtain the valid one, (b) conducting data reduction by making the abstraction, (c) classifying and identifying the data to draw the conclusion. The results of the study reveals that (1) the understanding of algebraic notation of high verbal subject (SVT): (a) understanding of the symbols included in the comprehension translate (translation), (b) understand the concept of the symbol but Blum was able to distinguish between symbols and variables, ( c) able to interpret the meaning of algebraic notation (symbols and signs) well; (2) the understanding of algebraic notation of medium verbal subject (SVS): (a) understanding of the symbols included in the comprehension translate (translation), (b) recognize symbols but have not been able to distinguish the symbols and variables, (c) is able to interpret the meaning of the notation algebra (symbols and signs) well; (3) the understanding of algebraic notation of low verbal subject (SVR): (a) understanding of the symbols included in the comprehension translate (translation), (b) recognize symbols but have not been able to distinguish the symbols and variables, (c) has not been able to interpret the meaning of algebraic notation (symbol, variable, and marks) well. Keyword: Understanding the Algebraic Notation, Algebraic Notation, Verbal Ability
    • …
    corecore