13 research outputs found
Penghilangan Noise Pada Citra Berwarna Dengan Metode Total Variation
Saat ini multimedia telah menjadi teknologi yang cukup dominan. Tukar menukar informasi dalam bentuk citra sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Citra dengan kualitas yang baik sangat diperlukan dalam penyajian informasi. Citra yang memiliki noise kurang baik digunakan sebagai sarana informasi, oleh karena itu diperlukan suatu metode untuk memperbaiki kualitas citra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode total variation untuk penghilangan noise yang dapat diterapkan untuk model warna nonlinier, yaitu Chromaticity-Brightness (CB) dan Hue-Saturation-Value (HSV). Filter total variation disebut filter yang bergantung pada data citra karena koefisien filternya diperoleh dari pemrosesan data citra dengan rumusan yang baku. Sehingga filter mask untuk masing-masing piksel memiliki kombinasi koefisien yang berbeda. Metode ini menggunakan proses iterasi untuk menyelesaikan persamaan dasar yang nonlinier. Uji coba dilakukan dengan menggunakan 30 data dengan berbagai jenis noise, yaitu gaussian, salt and pepper dan speckle. Uji coba pembandingan dengan metode filter median dan filter rata-rata. Dari percobaan ini menunjukkan bahwa metode total variation menghasilkan citra yang lebih baik daripada metode filter median maupun filter rata-rata, terutama pada citra yang terdegradasi dengan noise gaussian dan speckle
Design and Implementation of Markerless Augmented Reality Application for Cockroach Phobia Therapy Using Adaptive Threshold
Augmented reality (AR) technology is useful for treating several psychological problems, including phobias such as fear of flying, agoraphobia, claustrophobia, and phobia to insects and small animals. However, the currently existing applications for therapy of cockroach phobia that uses AR technology are still very dependent towards the presence of markers, which might lessen the feeling of being in an actual scenario from everyday lives. In this paper, we created a system that is able to use everyday things as a replacement for markers for phobia therapy for cockroach. There are five main processes: getting the live streaming feed from camera, preprocessing, extracting the center point of the objects, tracking the marker-substitute objects, and lastly, instantiating cockroaches randomly after user lifts the objects according to the number and mode of the cockroaches, whether it is moving or not, that are predetermined by the user. The evaluation in this paper includes eight participants that are carefully selected based on their Fear of Spiders Questionnaire (FSQ) score that is translated into Indonesian and modified to accommodate cockroaches instead of spiders. The results is that the system can induce anxiety level on participants with the highest score of 10, which is the highest score in Standard Unit of Discomfort scale (SUDs). While the presence and reality judgment of this paper has the highest score of 7 which is also the highest score in Slater-Usoh-Steed Questionnaire (SUS)
Konstruksi Bounding Volume Hierarchy dengan Metode Agglomerative Clustering untuk Meningkatkan Performa Ray Tracing
Ray Tracing sebagai algoritma rendering yang menghasilkan citra realistis memiliki beberapa kekurangan. Salah satu di antaranya adalah perhitungan persilangan ray-object pada tiap pixel yang memakan 75% waktu dari keseluruhan proses rendering. Penelitian ini menerapkan metode yang diharapkan dapat mempersingkat proses perhitungan persilangan ray-object dengan membangun struktur data berupa binary tree. Tree yang dibangun sering juga disebut sebagai Bounding Volume Hierarchy (BVH) di mana masing-masing node-nya adalah sebuah container. Struktur data tersebut akan dibangun dengan metode Approximate Agglomerative Clustering (AAC) yang merupakan metode bottom-up clustering dengan top-down preprocessing. Metode AAC dengan parameter yang baik dapat meningkatkan performa Ray Tracing. Metode-metode yang diterapkan sangat mudah diparalelkan sehingga performa algoritma meningkat jika dijalankan pada lingkungan paralel. Hasil uji coba menunjukkan peningkatan kecepatan hingga 3 kali lipat dibandingkan tanpa menerapkan paralelisme. Pada hasil uji coba, juga didapatkan dua jenis parameter yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri (6= cepat, 12= kualitas baik)
Ekstraksi Fitur Berdasarkan Deskriptor Bentuk Dan Titik Salien Untuk Klasifikasi Citra Ikan Tuna
. The manual classification of fish causes problems on accuracy and execution time. In the image of tuna, beside the shape feature, local features is also necessary to differentiate the types of fish especially which have a similar shape. The purpose of this study is to develop a new feature extraction system which integrates point of saline and the shape of descriptor to classify the image of tuna. The input image is then transformed into HSV format. Hue channel is selected for the segmentation process. Shape descriptors are extracted by using Fourier Descriptor (FD) and the saline points are extracted using Speeded Up Robust Features (SURF). The results of local features are performed by Bag of Feature (BOF). Feature integration combines shape descriptor and saline features with appropriate weight. Experimental results show that by integrating features, the classification problems of fish with similar shape can be resolved with an accuracy of classification acquired by 83.33%
Parameter Sigmoid Transform Contrast Enhancement for Dental Radiograph Classification and Numbering System
Dental record is a method that is used to identify a person. The identification process needs a system that could recognize each individual tooth automatically. The similar intensity level between the teeth and the gums is one of the main problem in tooth identification in a dental radiograph. The intensity problem could influence the segmentation process of the system. In this paper, we proposed a new contrast enhancement by using parameter sigmoid transform to increase the segmentation accuracy. There are five main steps in this method. The first step is to fix the contrast of the image with the proposed method. The next steps are to segment the teeth using horizontal and vertical integral projection, feature extraction, and classification using Support Vector Machine (SVM). The last step is teeth numbering. The experiment result using the proposed method have an accuracy rate of 88% for classification and 73% for teeth numbering
Segmentasi Citra Panoramik Gigi Menggunakan Similaritas Antar Gray Level Berdasarkan Index of Fuzziness
Metode segmentasi citra berdasarkan teori fuzzy dan similaritas antar gray level mampu mengatasi masalah ambiguitas gray level dan pencahayaan yang tidak merata yang biasa ditemui pada citra medis. Namun, segmentasi dengan penentuan initial seeds-nya berdasarkan jumlah piksel minimum menghasilkan citra yang kurang baik saat diterapkan pada citra dengan kontras yang rendah, seperti yang terdapat pada citra panoramik gigi. Pada penelitian ini diusulkan metode segmentasi citra panoramik gigi dengan penentuan initial seeds berdasarkan index of fuzziness terbesar pada histogram. Histogram dibagi kedalam tiga daerah berdasarkan posisi dari pusat fuzzy region. Kemudian, proses pengukuran similaritas antar gray level yang berada pada fuzzy region dilakukan untuk menemukan threshold yang optimal. Performa metode yang diusulkan diuji menggunakan citra panoramik gigi. Evaluasi performa dilakukan dengan menghitung nilai Misclassification Error antara citra hasil segmentasi dengan citra ground truth. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hasil segmentasi metode yang diusulkan pada citra panoramik gigi memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan hasil segmentasi dari metode Otsu
Rancang Bangun Aplikasi Faceshift Menggunakan Motion Capture pada Wajah dengan Teknologi Intel Realsense
Perkembangan olah citra digital telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada awal tahun 2010. Sebelumnya, citra digital khususnya animasi komputer pertama kali bersifat sederhana. Dengan majunya teknologi komputer, Citra digital telah dapat membuat film animasi dengan kualitas gambar yang mendekati nyata. Terdapat 2 cara membuat ekspresi wajah pada film animasi yaitu dengan manual dan menggunakan set kamera animator dengan biaya terbilang mahal. Intel Realsense 3D Camera adalah teknologi kamera yang mampu merespon tangan, lengan, dan gerakan kepala serta ekspresi wajah. Kemampuan kamera Intel Realsense ini dapat mendeteksi kedalaman objek secara 3 Dimensi. Pada Tugas akhir ini, Penulis membuat aplikasi faceshift dengan menggunakan teknologi Intel Realsense. Aplikasi ini mendeteksi wajah menambahkan poin landmark pada wajah pengguna kemudian data wajah disimpan dan kemudian digunakan untuk menggerakan wajah karakter. Selain itu tugas akhir ini juga dapat mendeteksi dan menampilkan ekspresi dari pengguna melalui pergerakan emosi pada wajah. Dari hasil ujicoba terhadap berberapa koresponden pada aplikasi ini, aplikasi yang dibangun berhasil memberikan pengalaman baru kepada pengguna. Aplikasi ini dapat mendeteksi dan menggerakan karakter sesuai dengan pergerakan pengguna. Selain itu aplikasi ini juga sudah dapat mendeteksi emosi dari pengguna walaupun akurasi masih harus ditingkatkan lagi pada hardware kamera intel realsense. Dengan dikembangkan aplikasi ini, diharapkan bisa memudahkan pengguna untuk membuat ekspresi wajah karakter yang lebih baik dan lebih natural