30 research outputs found
PENGARUH PROBIOTIK TANGGUH NASA TERHADAP KELIMPAHAN ZOOPLANKTON PADA MEDIA AIR GAMBUT
Pakan hidup berperan penting dalam mendukung pembenihan ikan sebagai pakan larva yang sangat kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh probiotik TANGGUH NASA dalam meningkatkan kelimpahan zooplankton di air gambut, dan mengidentifikasi genus zooplankton yang tumbuh dalam penggunaan probiotik dan pupuk Nasa TON di air gambut. Penelitian dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) bulan sejak Agustus 2020 sampai dengan September 2020 di Laboratorium Perikanan, Peternakan, dan Teknologi Industri Pertanian Jalan H. Timang, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan yaitu Perlakuan A tanpa pemberian probiotik (kontrol), Perlakuan B pemberian probiotik 3 ppm, Perlakuan C pemberian probiotik 6 ppm, dan Perlakuan D pemberian probiotik probiotik 9ppm. Probiotik ditambahkan setiap 15 hari. Selanjutnya setiap hari dilakukan pemupukan dengan dosis 2 ppm dan pada hari ke-15 dosis pupuk dinaikkan menjadi 4 ppm. Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, ​​suhu, total padatan terlarut (TDS), oksigen terlarut (DO) dan amonium (NH4+). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelimpahan zooplankton meningkat pada awal penelitian dan mencapai puncaknya pada pengambilan sampel ke-3 (hari ke-11) kemudian menurun, namun kemudian meningkat hingga akhir pengamatan (hari ke-30). Parameter kualitas air seperti pH, suhu, TDS, DO dan NH4+ relatif stabil dan masing-masing masih memenuhi kriteria optimal untuk kehidupan zooplankton – berkisar antara 4,70 – 6,50, 20 – 29,50°C, 13 – 102 ppm , 2 - 5,4 mg/L dan 1,1 – 5,8 ppm. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan probiotik Nasa TANGGUH berpengaruh terhadap peningkatan kelimpahan zooplankton dengan kelimpahan tertinggi sebesar 28.500 ind/
PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis enzim papain yang optimal yang ditambahkan dalam pakan, terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan gabus (Channa striata). Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Bukit Raya XVB No. 7 Palangka Raya pada tanggal 1 September sampai 5 Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang diuji perbedaan dosis enzim papain; 0,0%/kg, 1,5%/kg, 3,0%/kg dan 4,5%/kg. Pakan diberikan 5% dari bobot tubuh 3 kali sehari (07.00, 11.30 dan 16.30 WIB) selama 28 hari. Hasil analisis uji one way (ANOVA) menunjukan bahwa enzim papain berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot dan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik hari ke 21 hingga hari ke 28, konversi pakan (P<0,05), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik hari ke 7 hingga hari ke 14 dan tingkat kelangsungan hidup ikan gabus (P>0,05). Hasil penelitian menunjukan perlakuan D dosis tertinggi memperoleh hasil terbaik pada semua parameter. Nilai tingkat kelangsungan hidup 100% pada semua perlakuan, pertambahan bobot berkisar pada 1,3 g – 2,3 g, pertambahan panjang berkisar pada 2,2 cm – 2,7 cm, laju pertumbuhan spesifik berkisar pada 0,26%/hari – 0,51%/hari, rasio konversi pakan berkisar 1,1 – 1,8. Selanjutnya, parameter kualitas air selama penelitian seperti suhu, pH dan DO masing-masing berkisar 27ºC - 29ºC, 7,2 – 7,8, dan 3,8 mg/L – 4,7 mg/L. Oleh karena itu dapat disumpulkan dosis enzim papain yang terbaik untuk benih ikan gabus adalah 4,5%/kg pakan
PENGGUNAAN HORMON TIROKSIN PADA PAKAN UNTUK MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik pemberian hormon tiroksin pada pakan pelet terhadap pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah Jurusan Perikanan Universitas Palangka Raya pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yaitu 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu perlakuan A (kontrol), perlakuan B (penambahan hormon tiroksin 0,9 mg/kg pakan), perlakuan C (penambahan hormon tiroksin 1,8 mg/kg pakan) dan perlakuan D (penambahan hormon tiroksin 2,7 mg/kg pakan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hormon tiroksin berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan berat mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik masing-masing sebesar 4,0 cm, 6,02 g, dan 4,06 %/hari. Perlakuan terbaik adalah perlakuan pemberian hormon tiroksin tertinggi dengan dosis 2,7 mg/kg pakan sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan dosis optimal
BUDIDAYA ROTIFERA AIR TAWAR DI KOLAM TANAH GAMBUT
Pakan alami berperan penting untuk keberhasilan pembenihan ikan dengan larva yang berukuran sangat kecil. Salah satu pakanalami ini adalah rotifera air tawar. Penelitian ini bertujuan untuk menilai penggunaan kapur untuk mempertahankan pH air kolamgambut sebagai media kultur budidaya rotifera, dan menilai penggunaan pupuk POC Nasa dan probiotik Tangguh terhadappertumbuhan populasi rotifera pada kolam tanah gambut. Kolam yang digunakan berukuran 10 X 15 m2. Kapur yang digunakandengan dosis 0,75 mg/L. Sementara larutan pupuk POC Nasa dan Tangguh masing-masing dengan dosis 2 mL/m3 dan 3 mL/m3.Selanjutnya setiap hari dipupuk dengan POC Nasa dengan dosis 1 mL/kolam. Parameter kualitas air yang diukur adalah pH,suhu dan oksigen terlarut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepadatan rotifera meningkat pada awal kultur dan mencapaipuncak pada hari ke-7 kemudian menurun, tetapi kemudian meningkat perlahan hingga akhir pengamatan (hari ke-14). Kualitasair berupa pH, suhu dan oksigen terlarut relatif stabil dan masih memenuhi kriteria optimal untuk budidaya rotifera masing-masing berkisar 7,00 – 7,20, 28,32 – 28,50oC, dan 5,15 – 6,20 mg/L. Oleh karena itu, penggunaan kapur, pupuk POC Nasa dan probiotik Tangguh dapat meningkatkan populasi rotifera pada kolam tanah gambut
DEVELOPMENTS OF DIGESTIVE TRACT IN LARVAE OF CLIMBING PERCH, Anabas testudineus (Bloch)
Climbing perch, Anabas testudineus (Bloch) is a potential species for aquaculture in Kalimantan, Indonesia and belongs to Anabantidae family. The development of its digestive tract was evaluated on larvae reared under culture conditions of 28oC-30oC, from hatching to 30 days after hatching using histological and morphological methods. The larvae were kept in six 100-L tanks. They were fed with rotifers and microalgae from day 2nd after hatching to day 10th; Artemia nauplii from day 7th to day 15th; Artemia meta-nauplii from day 15th to day 20th; and Tubifex worm from day 20th onwards. The development of digestive tract in climbing perch followed the general pattern described for other species. Shortly after hatching, its digestive system was found to be consisted of an undifferentiated straight tube laying dorsally to the yolk sac. At first feeding (day 2nd), both mouth and anus had opened and the yolk sac was partially absorbed. On day 3, the digestive tract was fully differentiated into buccopharynx, esophagus, intestine and rectum. The two pyloric caeca appeared on day 25th after hatching, indicating the transition from larval to juvenile stage and acquisition of an adult type of digestion
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GABUS (Channa striata) DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME-4) PADA PAKAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik EM-4 (Effective microorganisme-4) pada pakan ikan terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan Gabus (Channa striata). Penelitian ini dilaksanakan selama 42 hari di Laboratorium Basah, Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu perlakuan A (Kontrol), perlakuan B (penambahan EM-4 sebanyak 10 ml), perlakuan C (penambahan EM-4 sebanyak 15 ml) dan perlakuan D (penambahan EM-4 sebanyak 20 ml) yang masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu menunjukan bahwa penambahan probiotik EM4 pada pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan Gabus (Channa striata) menghasilkan pertumbuhan panjang dan berat mutlak benih ikan Gabus (Channa striata) berbeda nyata sedangkan pada tingkat kelangsungan hidup sangat berbeda nyata. Pertumbuhan panjang dan berat mutlak benih ikan Gabus (Channa striata) yang terbaik pada perlakuan B sebesar 4,64 cm dan 4,69 g dan nilai terendah pada perlakuan C sebesar 3,77 cm dan 3,03 g. Tingkat kelangsungan hidup terbaik terdapat pada perlakuan B sebesar 96,6% dan terendah terdapat pada perakuan A sebesar 80%. Pada parameter kualitas air, selain dari parameter suhu (25oC hingga 29oC), parameter kualitas air lainnya seperti pH (4,6 hingga 7,8), DO (3,4 hingga 5,7), dan amoniak (0,09 hingga 19,7) belum mendukung untuk pertumbuhan ikan secara optimal
Perkembangan Aktivitas Enzim Pada Saluran Pencernaan Larva Ikan Betok, (Anabas Testudineus Bloch)
Dewasa ini, pembenihan ikan betok (Anabas testudineus (Bloch) telah mulai berkembang, tapi masih banyak kendala yang ditemui, terutama masih rendahnya kelangsungan hidup larva (<20%). Oleh karena itu, kajian tentang perkembangan fisiologis selama fase perkembangan awal larva telahdilakukan untuk memperoleh informasi dasar dalam mengatasi rendahnya kelangsungan hidup. Dalam studi ini, pengujian aktivitas enzim saluran pencernaan pada larva ikan betok dilakukan, dimulai sejak larva menetas (D0) sampai ikan berumur 30 hari (D30) menggunakan teknik biokimia. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa hampir semua aktivitas enzim pencernaan terdeteksi sejak mulut larva terbuka pada D2 walaupun aktivitas maksimum bervariasi antar masing-masing enzim. Enzim amilase dan lipase keduanya terdeteksi sejak larva ikan menetas. Enzim protease yang alkalin (tripsin dankimotripsin) dengan aktivitas yang maksimum terdeteksi sejak D2 sampai D4 dan pada D12. Aktivitas enzim protease yang asam (pepsin) baru terdeteksi sejak D16, menunjukkan dimulainya stadia juvenil dan sempurnanya sistem pencernaan ikan betok. Aktivitas semua enzim relatif stabil sejak D25, yangbersamaan dengan terdeteksinya filorik kaeka, dan sejak itu direkomendasi untuk diberi pakan buatan
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA(Carica papaya L.) DAN PROBIOTIK EM4 (Effective Microorganism-4) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung biji pepaya (Carica papaya L,) dan Probiotik EM4 (Effective Microorganism-4) dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Penelitian dilaksanakan Selama 42 hari di Laboratorium Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palagka Raya (UPR), Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung biji pepaya dan Probiotik EM4 terhadap pertumbuhan benih ikan nila terdapat perbedaan yang nyata. Perlakuan D dengan kombinasi tepung biji pepaya sebanyak 5 g/kg pakan dan Probiotik EM4 sebanyak 20 ml/kg pakan merupakan perlakuan terbaik untuk pertumbuhan berat mutlak dan panjang mutlak benih ikan nila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
STUDI PERKEMBANGAN GONAD BETINA IKAN GABUS (Channa striata)
Vitamin E memiliki fungsi untuk melindungi asam lemak tidak jenuh pada fosfolipid dalam membran sel dan sebagai penetralisir radikal bebas dalam tubuh ikan sehingga vitamin E dapat meningkatkan perkembangan gonad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan vitamin E pada pakan terhadap pertumbuhan berat spesifik ikan uji, perkembangan berat hati, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Gonado Somatic Index (GSI), dan sebaran diameter telur ikan uji. Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan paket teknologi reproduksi induk betina ikan gabus dengan penambahan vitamin E pada pakan, dan sebagai bahan informasi pada reproduksi ikan gabus betina. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan meliputi, perlakuan A (kontrol) tanpa penambahan vitamin E, perlakuan B (250 mg/kg pakan), perlakuan C (350 mg/kg pakan), perlakuan D (450 mg/kg pakan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin E sebanyak 250 mg/kg pakan dapat meningkatkan TKG rata-rata pada tahap IV (matang), dan sebaran diameter telur ikan gabus dengan ukuran >1,1 mm sebanyak 83 butir, didukung kualitas air selama penelitian
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN MAGGOT BASAH DAN MAGGOT KERING TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian pakan maggot basah dan maggot kering berpengaruh terhadap pertumbuhan benih Ikan Gabus (Channa striata). Selain itu, juga untuk mengetahui perlakuan mana yang paling baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan benih Ikan Gabus (Channa striata). Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah A (pakan maggot basah 100%), B (pakan maggot basah 50% dan maggot kering 50%), dan C (pakan maggot kering 100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeberian pakan maggot basah dan maggot kering berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berat benih Ikan Gabus (Channa striata), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup benih Ikan Gabus (Channa striata). Dengan perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan B dengan hasil pertumbuhan panjang sebesar 3,93 cm, pertumbuhan berat sebesar 4,03 g, tingkat kelangsungan hidup sebesar 93,33%, serta konversi pakan (FCR) sebesar 1,22