3 research outputs found

    Stabilitas Termal Minuman Emulsi Dari Pekatan Karoten Minyak Sawit Merah Selama Penyimpanan

    Get PDF
    Minuman emulsi, sebagai produk dengan kadar air yang tinggi (30-40%, mudah untuk mengalami kerusakan akibat reaksi hidrolisis dan oksidasi, selanjutnya dapat menghasilkan produk lanjut berupa prooksidan dan radikal bebas yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan bersifat karsinogenik.Analisis terhadap kestabilan oksidatif- termal minuman emulsi perlu dilakukan untuk menentukan status keamanan pangan produk tersebut. Bilangan peroksida (PV) digunakan sebagai penanda tingkat oksidasi dan kerusakan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengetahui stabilitas oksidatif-termal minuman emulsi yang diproduksi dari minyak sawit merah dan mengetahui kinetika Perubahan bilangan peroksida selama penyimpanan. Penyimpanan dilakukan pada empat macam suhu (lemari es, suhu ruang, 30 oC, 40 oC, dan 50 oC) dan pengukuran PV dilakukan secara titrasi menggunakan 0,1N Na2S2O3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama penyimpanan, PV mengalami peningkatan signifikan, padahal dalam produk terkandung karoten (anti oksidan alami) yang tinggi. Laju peningkatan PV terendah teramati pada penyimpanan di suhu refrigerasi (9oC) yaitu 0.354 meq O2/kg produk/minggu dan meningkat dengan persamaan PV = PV0+ t.e(-827.8(1/T) + 1.866) sejalan dengan peningkatan suhu (T dalam Kalvin) dan masa simpan (t dalam minggu). Berdasarkan batas maksimum PV yang direkomendasi oleh Palm Oil Refiners Association of Malaysia (PORAM) produk pangan berminyak, yaitu 5 meq O2/kg produk, masa kadaluarsa minuman emulsi tiap suhu penyimpanan (refrigerasi, suhu kamar, dan suhu 30 oC, 40 oC, dan 50 oC) adalah 11.8; 5.0; 9.7; 9.5 and 8.6 minggu. Tingginya PV menunjukkan stabilitas oksidasi-termal relatif rendah

    Pengaruh Kompos Eceng Gondok dan Pupuk Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vignaradiata L.)

    Full text link
    The research aims to know the interaction and get the best dose of water hyacinth compost andphosphorus fertilizer to the growth and yieldof mung bean. This research conducted in UPT area of research farm in faculty of agriculture, Riau Universityfrom March 2015 until June 2015.This research used a randomized block design with 2 factors and three replications. The first factor is the dose of water hyacinth compostconsist of 4 levels (K0= 0 ton/ha, K1= 5 ton/ha, K3= 10 ton/ha, K4=15 ton/ha). The second factor is the dose of phosphorus fertilizer that consist of 5 level: (P0= 0 kg TSP/ha, P1= 25 kg TSP/ha, P2= 50 kg TSP/ha. P3= 75 kg TSP/ha, P4= 100 kg TSP/ha).Parameters measured were plant height, number of branch, flowering time, pods number per plot, the percentage of pithy pods, weight of 100 seeds and production per plot. Data were analyzed statistically using ANOVA and followed with DNMRT at level of 5%. The result showed the interaction between giving water hyacinth compost and the phosphorus fertilizer increasedpods number per plot, weight of 100 seeds and production per plot. Water hyacinth compost dose 15 ton/ha and phosphorus fertilizer dose 75 and 100 kg TSP/ha showed the best result inrate ofplant height, number of branch, pods number per plot, weight of 100 seeds and production per plot (1,5 m2) which is the best production per plot is 469,73 g/plot (3,1 ton/ha)

    Teknologi Pengolahan Gula Semut Aren pada Kelompok Tani di Kelurahan Penyengat Rendah Kota Jambi

    Full text link
    Tanaman aren (Arenga pinata)  merupakan salah satu tanaman yang diusahakan oleh masyarakat Kelurahan Penyengat Rendah Kecamatan Telanaipura Jambi. Terdapat sekitar 100 pohon aren tersebar di kawasan wilayah ini. Selama ini, nira aren dijual petani ke tempat usaha pembuatan tuak dan sebagian lagi olah menjadi gula aren cetak.  Gula semut merupakan salah satu produk olahan nira aren yang berbentuk kristal yang memiliki harga lebih tinggi dibandingkan dengan gula aren cetak. Tujuan  kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah agar   kelompok tani di Penyengat Rendah  memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan mengolah nira aren menjadi gula semut. Sasaran kegiatan ini adalah Kelompok Wanita Tani Cherry dan Kelompok Tani Galusia di daerah Penyengat Rendah. Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dan demonstrasi pembuatan gula semut. Kegiatan berjalan dengan lancar dan kelompok tani telah  membuat gula semut secara mandiri dan menjual produknya ke konsumen
    corecore