1 research outputs found

    Konsep Land Sharing sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

    Full text link
    Permukiman nelayan di Gunung Anyar Tambak termasuk kawasan kumuh di Surabaya. Kekumuhan permukiman nelayan ditunjukkan dengan struktur bangunan dari kayu dan asbes, luas rata-rata 6m2, dan tata letak bangunan yang tidak teratur. Urgensi dari penataan permukiman kumuh adalah dampak-dampak yang ditimbulkan adanya permukiman kumuh dari segi lingkungan, kesehatan, dan kemananan, sehingga perlu penataan yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan arahan penataan permukiman nelayan di Gunung Anyar Tambak Surabaya dengan konsep land sharing. Penelitian ini melalui tiga tahap analisis. Tahap pertama dengan analisis statistik deskriptif dan mapping untuk menganalisis karakteristik permukiman nelayan di permukiman nelayan Gunung Anyar Tambak. Tahap kedua menggunakan teknik analisis RRA (Rapid Rural Assessment) untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan konsep land sharing di permukiman nelayan Gunung Anyar Tambak. Selanjutnya Perumusan arahan penataan permukiman nelayan dengan konsep land sharing dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu membagi lahan atas kesepakatan pemilik lahan dan penghuni lahan, 60 persen untuk pemilik lahan dan 40 persen untuk penghuni lahan, atau 70 persen untuk pemilik lahan dan 30 persen untuk penghuni lahan. Rekonstruksi bangunan non permanen dengan pola permukiman grid. Kepadatan bangunan permukiman nelayan direncanakan tetap 85 bangunan/Ha. Kondisi fisik bangunan permukiman dibangun sesuai kemampuan finansial pemilik lahan. Status kepemilikan lahan terdiri dari dibeli secara kredit atau sewa yang dibayar perbulan
    corecore