7 research outputs found
PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN TERBATAS MELALUI BUDIDAYA LELE DALAM EMBER DAN KANGKUNG HIDROPONIK (PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA TLOGOWARU)
Peranan pemerintah daerah yang diwakili dinas terkait serta peranan akademisi dalam transfer ilmu kepada masyarakat sangat penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, serta keterampilan masyarakat baik untuk diri sendiri maupun guna masyarakat di sekitarnya yang diharapkan mampu menunjang sektor perekonomian ataupun menekan biaya pengeluaran kebutuhan rumah tangga. Sasaran utama dari pengabdian masyarakat kali ini adalah ibu rumah tangga. Hal tersebut didasari alasan bahwa ibu rumah tangga merupakan pondasi utama keluarga dalam menjamin kesehatan dan gizi keluarga, serta diharapkan mampu membantu menekan biaya belanja dengan membudidayakan lele secara mandiri di lahan terbatas. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah dengan sosialisasi serta mencontohkan tata cara budidaya dan penanaman secara langsung. Sosialisasi dilakukan oleh akademisi dan perwakilan dari dinas perikanan kabupaten Tuban Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah, Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah, untuk menambah wawasan masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan rumah
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Solusi Ketahanan Pangan Skala Rumah Tangga (Pengabdian Masyarakat Di Desa Tlogowaru)
Abstract: The purpose of this community service is to educate the public about the importance of healthy food and how to obtain it by utilizing household objects through the cultivation of catfish in buckets and hydroponic kale. Catfish is a freshwater fish that easily lives even in extreme water conditions, making it easier for people to raise it. Meanwhile, kale is one of the vegetables commonly consumed by people in Indonesia, which has high nutritional value and is easy to care for. Kale vegetables are able to live in juicy areas and still grow even without fertilization. The method used in this program is to educate the public through the process of preparing the media used in catfish cultivation and hydroponic kale which can be placed on a bucket. The process of raising catfish from seed to age ready for consumption takes about 3-4 months, while for kale, it can be harvested within a period of 3 weeks.Abstrak: Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya makanan sehat serta cara memperolehnya dengan memanfaatkan benda-benda rumah tangga melalui budidaya lele dalam ember serta kangkung hidroponik. Lele merupakan ikan air tawar yang mudah hidup dalam kondisi air ekstrim sekalipun, sehingga memudahkan masyarakat untuk memeliharanya. Sedangkan kangkung merupakan salah satu sayuran yang umum dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, yang memiliki nilai gizi tinggi serta mudah dalam perawatannya. Sayuran kangkung mampu hidup di area yang berair dan tetap tumbuh meski tanpa pemupukan. Metode yang digunakan dalam program ini adalah dengan mengedukasi masyarakat melalui proses persiapan media yang digunakan dalam budidaya lele serta kangkung hidroponik yang dapat diletakkan di atas ember. Proses pemeliharaan lele mulai dari benih sampai usia siap konsumsi membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan, sedangkan untuk kangkung, mampu dipanen dalam kurun waktu 3 minggu
HYDRODYNAMICS MODELING IN KENDARI BAY, SOUTHEAST SULAWESI, INDONESIA
Kendari Bay is coastal water in the center of the capital city of Southeast Sulawesi province. It is shaped like a pocket with a narrow mouth and there is an estuary of a large river, namely the Wanggu river, which makes the dynamics of its waters very interesting to study. The focus of the study is the hydrodynamic factors in the Kendari Bay and Wanggu River areas. This study aims to examine the hydrodynamic conditions of Kendari Bay, mainly due to the existence of reclamation and the influence of the Wanggu River which has not been studied previously. This research method uses a two-dimensional model based on bathymetric data, tides, and the flow of the Wanggu River with a simulation time of 15 days (1 March to 15 March 2020). The modeling results were then verified with PUSHIDROSAL tidal elevation data showing an RMSE value of 0.07 indicating that the model was well constructed. The mixed tidal type with a tendency to double daily is the tidal type of Kendari Bay waters based on the Formzahl number value of 0.51. The current pattern generally moves in and out from east to west and vice versa with a varying elevation range following spring conditions of 1.75 m. The maximum tidal speed is 0.1784 m/s and the minimum value is 0.0057 m/s which is shown in the sample results of the model when the hing to low tide, and low to high tide. The results of the hydrodynamic modeling show that the current velocity increases when passing through a narrow path, namely the bay estuary and river estuary. The existence of the reclamation area affects the changes in the velocity of the current which is significantly larger and the direction of the current that undergoes a deflection follows the shape of the reclamation area. The current direction is to the southeast and then turns towards the northeast when low to high tide and eastward then turns towards the northeast when the high to low tide spring conditions compared to research before the reclamatio
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelihood Classification Algorithms on Landsat 8 Data
Classification technique on remote sensing images is an effort taken to identify the class of each pixel based on the spectral characteristics of various channels. Traditional classifications such as Maximum Likelihood are based on statistical parameters such as standard deviation and mean, which have a probability model of each pixel in each class. While the object-based classification method, one of which is the Decision Trees, is based on rules for each class with mathematical functions. This study compares the Decision Trees and Maximum Likelihood algorithms for land cover classification in the Surabaya and Bangkalan areas using Landsat 8 data. This research begins with creating Regions of Interest (ROIs) and Rules on images with greater than and less than functions for Decision Trees. The ROIs test was carried out using the Separability Index and matching each class using the Confusion Matrix. The experimental results show that the accuracy value resulting from the Confusion Matrix calculation is 90.48%, with a Kappa Coefficient Value of 0.87. The Decision Trees method produces land cover nigher to the actual condition than the Maximum Likelihood method. The difference in the class distribution of the two ways is not significant. This study is limited because the validation uses manual interpretation results. Future research is expected to use the large-scale classification results from the relevant agencies to verify the classification results and use field data, larger samples of ROIs, and the use of high-resolution imagery in order to improve the classification results
DISTRIBUTION OF SALINITY AND TEMPERATURE IN MUSI ESTUARY: USING VERTICAL SALINITY GRADIENT FOR ESTUARY CLASSIFICATION ZONE
Muara Musi merupakan muara sungai Telang dan Musi yang berbatasan langsung dengan Selat Bangka. Pada saat pasang (surut) kita melihat distribusi salinitas meningkat (menurun) yang diketahui melalui distribusi vertikal menggunakan CTD (Conductivity Temperature Depth). Diagram TS (Temperature-Salinity) digunakan untuk melihat karakteristik massa air di daerah penelitian. Metode DIVA (Data-Interpolating Variational Analysis) digunakan untuk interpolasi dan visualisasi data dari data vertikal dan spasial temperatur, salinitas dan densitas. Klasifikasi zona muara Musi diidentifikasi berdasarkan nilai sebaran salinitas yang memperhitungkan pertukaran salinitas yang bersirkulasi pada saat pasang dan surut. Densitas massa air secara signifikan dipengaruhi oleh salinitas yang terbukti bergradasi. Sementara distribusi suhu tidak berubah secara signifikan dengan kedalaman, distribusi spasial menunjukkan bahwa suhu di estuari lebih rendah daripada di daerah hulu dan laut. Distribusi spasial salinitas menunjukkan bahwa salinitas tinggi memasuki muara menuju sungai lebih jauh pada saat pasang dari pada saat surut. Distribusi salinitas berkisar antara 0,5–30 psu dan suhu antara 29–33 ℃ dari bagian horizontal dan vertikal. Pola sebaran salinitas di muara sungai Musi diidentifikasi, terdiri dari tiga zona yang mewakili kondisi salinitas di daerah penelitian, yaitu zona Polyhaline, Mesohaline, dan Olygohaline.Musi estuary is the mouth of the Telang and Musi rivers directly adjacent to the Bangka Strait. During flood (ebb) we see the distribution of salinity increases (decreases) which is known through the vertical distribution using CTD. The TS diagram is used to see the water mass characteristics the study area. Data-Interpolating Variational Analysis (DIVA) method is used to interpolate and visualize data from vertical and spatial temperature, salinity and density data. The classification of the Musi estuary zone is identified based on the value of the distribution of salinity, which considers the exchange of circulating salinity at flood and ebb. The density of the water mass is significantly affected by the proven graded salinity. While the temperature distribution does not change significantly with depth, the spatial distribution indicates that the temperature in the estuary is lower than in the upstream and ocean areas. The spatial distribution of salinity indicates that high salinity enters the estuary towards the river further at flood than at ebb. Salinity distribution ranges from 0.5 to 30 psu and temperatures between 29 and 33 oC from horizontal and vertical sections. The pattern of salinity distribution in the Musi river estuary was identified, consisting of three zones representing salinity conditions in the study area, namely the Polyhaline, Mesohaline, and Olygohaline zones
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangasem Kecamatan Jenu
Abstract: The purpose of this study is to increase a solid understanding for teachers of SDN Karangasem, Jenu about the basic concepts of AI, including how AI works, the types of algorithms used and teachers can overcome their lack of knowledge in utilization in improving the quality of learning and preparing students to face an increasingly connected and technology-oriented world. The method used by an extension is to increase teacher understanding of the importance of PTK in improving the quality of education. And the implementation of socialization regarding the process and steps in making PTK with the help of AI technology through GPT Chat media. The results obtained that advances in Artificial Intelligence Technology help teachers to create a learning process that is more exciting/interesting and not boring with various applications available and eases the task of teachers in the evaluation or administration process.Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman yang solid bagi guru SDN Karangasem kec. Jenu tentang konsep dasar AI, termasuk bagaimana AI bekerja, jenis algoritma yang digunakan dan guru-guru dapat mengatasi kurangnya pengetahuan mereka dalam pemanfaatan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan persiapan siswa dalam menghadapi dunia yang semakin terhubung dan teknologi-orientasi. Metode yang digunakan suatu penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman guru terkait pentingnya PTK dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dan pelaksanaan sosialisasi mengenai proses dan langkah-langkah dalam pembuatan PTK dengan bantuan teknologi AI melalui media Chat GPT. Hasil yang diperoleh bahwa kemajuan Teknologi Kecerdasan Buatan mambantu guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih mengasikkan/menarik dan tidak membosankan dengan berbagai aplikasi yang tersedia serta meringankan tugas guru dalam proses evaluasi atau administrasi
Usaha Pengolahan Buah Mangrove Xylocarpus sp (Nyirih) Menjadi Lulur Kecantikan Di Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Ekosistem mangrove memiliki keanekaragaman dan kegunaan, antara lain sebagai penghasil bahan organik, tempat pemijahan berbagai jenis udang, ikan dan moluska. Sementara masyarakat tidak begitu memahami dan mengetahui tentang pemanfaatan dari buah mangrove. Pemanfaatan buah mangrove ini sudah banyak dimanfaatkan di Semarang, khususnya didaerah pesisir pantai yang terdapat ekosistem mangrove. Bahkan diluar Jawa seperti didaerah Maluku sudah memanfaatkan buah mangrove tersebut. Sebagai contoh yaitu yang dilakukan oleh Dosen – dosen FPIK Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, Indonesia. Didalam pengabdiannya disebutkan kegunaan buah Xylocarpus Sp (Nyirih) adalah untuk mengatasi kulit kusam, karena didalam buah tersebut mengandung anti oksidan. Sehingga sudah ada beberapa produk lulur kecantikan dari buah Xylocarpus Sp (Nyirih). Pemanfaatan dari buah Xylocarpus Sp (Nyirih) yang dijadikan sebagai lulur kecantikan ternyata sudah banyak dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan mangrove, berbentuk prodak (bubuk) dan dipasarkan. Pemasaran prodak tersebut melalui media online dan offline dengan harga per item Rp 25.000/100g. Hal tersebut dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat di Desa Brondong. Metode yang yang dilakukan yaitu dengan pendampingan bagi kelompok baru, memberikan pelatihan pengolahan prodak dan pemasaran via online dan offline. Secara kualitatif, hasil dari pelatihan memberikan skill dan pemahaman bagi kelompok, sehingga dapat diterapkan dan berguna bagi peningkatan pendapatan kelompok di Desa Brondong