37 research outputs found
Kajian Kohesi Gramatikal Substitusi Dan Elipsis Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata
There are several factors that influence a literary work, especially the novel became a best seller beside the content of the story. One of them is the technique of writing. The purpose of this study is to describe and analyze the aspects of cohesion grammatical substitution and ellipsis in the novel of Laskar Pelangi. The research method is qualitative analysis technique to characterize descriptive presentation of data obtained by the research. The results showed the use of language elements such as words, phrases, clauses, and sentences as part of the referrer two sentences in pairs to determine the cohesive relationship has not been evenly distributed. The percentage of grammatical cohesion in the aspect of substitution which includes (1) the substitution of the noun (replacing objects) as many as 31 pairs of sentences or 24,03%; (2) substitution of verbal (replacement verb) in 1 pairs of sentences of 0,78%; (3) substitution clause (clause replacement), the substitution clause consists of a nominal clause as many as 16 pairs of sentences, or 12,4%, verbal clause as much as 4 pairs of sentences, or 3,1%, adjective clause as much as 8 pairs of sentences, or 6,2%, adverbial substitution as many as 17 pairs of sentences, or 13,2%, as many as 1 pair preposional clause sentences or 0.78%, clause numeral as many as 11 pairs of sentences or 8,53%, and aspects of the ellipsis which include nominal ellipsis (deletion of objects) as many as 25 pairs of sentences or 11,38%, verbal ellipsis as much as 2 pairs of sentences, or 1,55%, and ellipsis clause by as much as 4 pairs of sentences or 3,10%. There are 10 pairs of sentences or 7,75% there is no cohesion and declared zero (0)
KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP NEGERI 254 JAKARTA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan sintaksis pada karangan eksposisi siswa kelas IX SMP Negeri 254 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis karangan eksposisi tersebut adalah metode analisis isi (content analysis) dengan pendekatan kualitatif. Karangan eksposisi siswa yang diteliti berjumlah 34 karangan. Jenis kesalahan sintaksis yang ditemukan terdiri atas kesalahan pada ketidaktepatan bentuk kata sebanyak 103 kalimat atau 27,8%, kalimat yang tidak tepat dalam pilihan kata/diksi sebanyak 88 kalimat atau 23,7%, kalimat mubazir atau pleonasme sebanyak 87 kalimat atau 23,4%, kalimat yang berstruktur tidak baku sebanyak 42 kalimat atau 11,3%, kalimat yang ambigu sebanyak 20 kalimat atau 5,4%, kalimat yang tidak memiliki logika atau mengalami kesalahan nalar sebanyak 17 kalimat atau 4,6%, dan kontaminasi atau kerancuan kalimat sebanyak 14 kalimat atau 3,8%. Berdasarkan persentase hasil temuan, dapat disimpulkan bahwa siswa masih menggunakan pilihan kata/diksi yang kurang tepat, struktur kalimat yang tidak baku, bentuk kata yang tidak tepat, kalimat mubazir, kalimat rancu, dan kalimat ambigu. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menentukan langkah-langkah dalam proses pembelajaran, menyusun materi pembelajaran secara bertahap dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang rumit, dan sebagainya.Kata Kunci: kesalahan sintaksis, karangan eksposisiABSTRACT The purpose of this study is to analyze the syntax error on the exposition of grade IX student in SMP Negeri 254 Jakarta. The method used to analyze the exposition is content analysis method with qualitative approach. The exposition who research amounted to 34. In the exposition are found in 140 sentences with 371 syntax error. Types of errors found consisting of syntax errors in the in appropriateness of the sentence of 103 sentences or 27,8 %, a sentence that is not appropriate in the choice of words/ diction as many as 88 sentences or 23,7%, redundant sentences or sentence or redundancy as much as 87 sentences or 23,4 %, non-standard sentence structure as much as 42 sentences or 11,3%, an ambiguous sentence of 20 sentences or 5,4%, the sentence that has no logic or reasoning errors as much as 17 sentences or 4,6 %, and contamination or confusion sentence of 14 sentences or 3,8%. Based on the percentage of findings, can be concluded that students still use not appropriate in the choice of words/diction, nonstandard sentence, consisting of syntax errors in the in appropriateness of the sentence, redundant sentences or sentence or redundancy , the sentence that has no logic or reasoning , contamination 3n or confusion , and an ambiguous sentences. We hope this research can be used to determine the steps in the learning process, preparing learning materials gradually from easy to difficult, from simple to complex, and so forth. Keywords: syntax error, exposition articl
PERAN MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara bahasa Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian suvai dengan populasi peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri di Jakarta Selatan. Sampel diambil dengan teknik random sampling sebanyak 80 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket, tes, dan berpidato. Analisis data menggunakan regresi korelasi ganda. Dari pengolahan data diperoleh hasil: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama terhadap keterampilan berbicara; (2) tidak ada pengaruh minat membaca terhadap keterampilan berbicara bahasa Indonesia; (3) terdapat pengaruh yang positif dan sangat signifikan penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara.Kata Kunci: minat membaca, penguasaan kosakata, keterampilan berbicara bahasa Indonesi
Kemampuan Memahami Padanan Kata Bahasa Indonesia pada Peserta Kuis Olimpiade Indonesia Cerdas Season 2 di Rajawali Televisi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan memahami padanan kata bahasa Indonesia siswa SMA peserta kuis Olimpiade Indonesia Cerdas season 2 (OIC). Penelitian ini adalah penelitian survei dengan populasi peserta kuis OIC di Rajawali Televisi (RTV) yang berasal dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Solo, dan Yogyakarta sebanyak 18 sekolah. Sampel diambil dengan teknik seleksi penyisihan sebanyak 54 orang pada babak penyisihan 1 dan 2. Instrumen yang digunakan adalah tes pada babak cepat tepat. Analisis data menggunakan teknik kualitatif. Dari analisis data diperoleh hasil: (1) kemampuan padanan kata para peserta kuis di bawah rata-rata; (2) jawaban benar oleh peserta adalah padanan kata yang berhubungan dengan bidang komunikasi, baik media cetak maupun elektronik.Kata Kunci: kemampuan pemahaman, padanan kata bahasa Indonesi
PENGARUH PERSEPSI ATAS METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGARANG NARASI SISWA SMK 57 JAKARTA
Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh persepsi atas metode pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan mengarang narasi siswa. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap kemampuan mengarang narasi siswa, mengetahui pengaruh persepsi atas metode pembelajaran kontekstual dan media pembelajaran terhadap kemampuan mengarang narasi siswa.Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Sampel berukuran 80 orang siswa yang dipilih secara random dari kelas XI pada jurusanAkomodasi Perhotelan dan Usaha Jasa Pariwisata di Sekolah Menengah Kejuruan SMK 57 Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik pengamatan langsung dan dengan penyebaran angket. Analisis data dengan metode statistik deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, koefisien regresi berganda dan uji F. Uji statistik dipergunakan uji t dan uji F. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016sampai dengan bulan Maret 2017.Hasil penelitian menunjukkan pengaruh persepsi atas metode pembelajaran kontekstual terhadap Kemampuan mengarang narasi siswa melalui nilai t hitung untuk persepsi atas metode pembelajaran kontekstual (X1) sebesar 4,525 sedangkan t tabel adalah sebesar 1,900, jadi nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 4,525 > 1,900, pengaruh media pembelajaran terhadap kemampuan mengarang narasi siswa melalui nilai t hitung untuk media pembelajaran(X2) sebesar 6,916 sedangkan t tabel adalah sebesar 1,900, dan pengaruh persepsi atas metode pembelajaran kontekstual dan media pembelajaran terhadap kemampuan mengarang narasi siswa melalui nilai R2 = 0,602 dengan nilai uji F = 58,355. Kata Kunci: Persepsi atas metode pembelajaran kontekstual, Latar Belakang Pendidikan Orangtua, Kemampuan mengarang narasi siswa
Pemberdayaan Dasawisma dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan Keramat Jati Jakarta Timur Melalui Layanan Informasi Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Sosial Masyarakat di Masa Pandemi
Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan layanan informasi terkait dengan meningkatkan kesadaran sosial warga RW 001 Kramat Jati Jakarta Timur. Adapun kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui metode ceramah yang dikombinasikan dengan penampilan gambar. Sasaran dari kegiatan abdimas ini adalah warga RW 001 Kramat Jati Jakarta Timur. Implikasi dari kegiatan ini adalah (1). Warga RW 001 dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan terkait dengan kesadaran sosial berkenaan dengan kebermanfaatan dari kesadaran sosial pada pandemik ini; (2). Warga RW 001 dapat memperoleh keterampilan mengenai pentingnya kesadaran sosial yang baik sesuai dengan kebutuhan warga RW 001 pada saat ini; (3). Memungkinkan para warga RW 001 memperoleh kebermaknaan nilai terkait dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat di masa pandemik ini sehingga kesadaran sosial warga RW 001 diperlukan; (4). Melalui pemberian layanan informasi ini warga RW 001 ini mendapatkan sikap sosial yang baik sehingga dalam kebermasyarakatannya warga RW 001 mampu melewati masa pandemik dengan baik dalam upaya menjaga kesehatan mental masyarakat untuk penanggulangan covid-19 ini.Kata Kunci: Program dasawisma, Layanan informasi, Masa pandemic, Kesadaran sosia
Representasi Kesetaraan Gender pada Iklan (Tinjauan Semiotika Citra Laki-Laki dalam Keluarga pada Iklan Televisi)
Keluarga Indonesia pada umumnya, orangtua atau lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung telah menyosialisasikan peran anak laki-laki dan perempuannya secara berbeda. Anak laki-laki diminta membantu orang tua dalam hal-hal tertentu saja, bahkan seringkali diberi kebebasan untuk bermain dan tidak dibebani tanggung jawab tertentu. Anak perempuan sebaliknya, diberi tanggung jawab untuk membantu pekerjaan yang menyangkut urusan rumah. Sebagai hasil bentukan sosial, peran gender dapat berubah-ubah dalam waktu, kondisi, dan tempat yang berbeda sehingga peran laki-laki dan perempuan mungkin dapat dipertukarkan. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah peran yang bisa dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan, sehingga dapat bertukar tempat tanpa menyalahi kodrat. Pada penelitian ini, penulis menganalisis citra laki-laki dalam keluarga dalam konteks kesetaraan gender pada beberapa iklan di televisi yang pernah ditayangkan. Televisi menjadi salah satu media yang dapat memengaruhi kehidupan manusia melalui simbol pada iklannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya deskriptif dan menggunakan teknik analisis semiotika model Charles Sanders Pierce. Iklan yang diteliti yaitu iklan Mama Lemon (Choky Sitohang), Supermie Ayam Bawang Jamur Yummy, Rapika Pelicin Pakaian, Sharp Sayang Listrik Super Aquamagic, Hilo (Ayah dan Anak), Belvita Breakfast, Pepsodent (Ayah Adi dan Dika), Susu SGM 3 (Pohon Strawberry), Ultra Milk Ultra Passion (Diajak ke Peternakan), Oreo (Hadirkan Keceriaan Masa Kecil), Soklin Lantai (Keluarga Bahagia Keluarga Soklin Lantai), Blue Band (Ibu Tahu yang Terbaik), SOS Pembersih Lantai (Bapak dan Anak), La Fonte Pasta (Ayah Memasak). Hasilnya kegiatan rumah tangga yang dilakukan oleh laki-laki dalam iklan-iklan tersebut yaitu bermain bersama anak sebanyak 26,6%, melakukan kegiatan bersama anak dan keluarga sebanyak 35,5%, melakukan pekerjaan rumah tangga (mengepel lantai, mencuci baju, mengoperasikan mesin cuci, mengangkat baju kering yang dijemur, menyetrika, mencuci piring, memasak, menyiapkan sarapan) sebanyak 33,3%, dan memijat isteri sebanyak 2,22%