4 research outputs found

    Dental modification on the skull found during basement construction at Balai Pemuda building, Indonesia

    Get PDF
    Two skulls have been found during basement construction of Balai Pemuda Building in the depth of 6-7 meters from the ground. Those skulls have been coded as skull 16089 and 16090. The maxillary teeth of skull 16090 was almost in complete formation and there was an evidence of dental modification similar to dental modification found in Java. To identify the pattern of dental modification, macroscopic observation is needed. Also, the comparative study will be used to find the link between the pattern of dental modifications. The result is that the pattern of dental modification on the skull 160690 is hexagon-like shaped. The ā€œhexagon-likeā€ pattern is very similar to what was found in Kedaton Temple and Upas Well which had diamond-like pattern

    Dental modification on the skull found during basement construction at Balai Pemuda building, Indonesia

    Get PDF
    Two skulls have been found during basement construction of Balai Pemuda Building in the depth of 6-7 meters from the ground. Those skulls have been coded as skull 16089 and 16090. The maxillary teeth of skull 16090 was almost in complete formation and there was an evidence of dental modification similar to dental modification found in Java. To identify the pattern of dental modification, macroscopic observation is needed. Also, the comparative study will be used to find the link between the pattern of dental modifications. The result is that the pattern of dental modification on the skull 160690 is hexagon-like shaped. The ā€œhexagon-likeā€ pattern is very similar to what was found in Kedaton Temple and Upas Well which had diamond-like pattern

    Positive Identification on the Skull From Colonial Era in Balai Pemuda, Surabaya

    Get PDF
    Dua tengkorak manusia ditemukan saat pembangunan ruang bawah tanah pada 30 November 2016 hingga 1 Desember 2016, di Balai Pemuda, Surabaya, salah satu bangunan peninggalan masa kolonial di Indonesia. Penemuan dua tengkorak menimbulkan pertanyaan, seperti identitas dan konteks keberadaannya. Kedua tengkorak tersebut diberi kode identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 berdasarkan prosedur identifikasi positif antropologi forensik. Penelitian ini menggunakan metode prosedur identifikasi antropologi forensik. Metode ini diterapkan secara berurutan, pertama umur, kedua jenis kelamin, ketiga afiliasi populasi, keempat tinggi badan, dan terakhir karakteristik individu. Menariknya, karakteristik individu tengkorak 160690 ditemukan sejumlah bukti berbeda yang menjelaskan identitasnya, yaitu, modifikasi gigi, jejak penyakit, dan bentuk kepala asimetris. Berdasarkan hasil identifikasi positif pada tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 menunjukkan bahwa kedua tengkorak tersebut berjenis kelamin perempuan dan berafiliasi dengan populasi ras Mongoloid. Terakhir, karakteristik individu dan deformasi pada daerah oksipital mengindikasikan deformasi yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tekanan terus menerus pada sisi kiri daerah oksipital. Plagiocephaly bisa jadi akibat dari posisi tidur yang salah selama masa kanak-kanak. Two human skulls were found during basement construction from November 30th, 2016, to December 1st, 2016, in Balai Pemuda, Surabaya, one of Indonesia's colonial-era buildings. The discovery of two skulls raised questions, such as the identity and its context of existence. Both skulls were coded as skull 160689 and 160690. This research aimed to reveal the identity of skull 160689 and 160690 based on the positive identification procedure of forensic anthropology. This research applies the method of the forensic anthropology identification procedure. This method was used sequentially, firstly age, secondly gender, thirdly population affiliation, fourthly stature, and lastly, individual characteristics. Interestingly, the individual characteristics of skull 160690 have distinct evidence for explaining its identity, for instance, dental modification, disease markers, and asymmetrical head shape. Based on the positive identification results on skull 160689 and 160690 showed both skulls were female and affiliated with Mongoloid population. At last, individual characteristics and deformation on the occipital area were indicated as an unintentional deformation caused by pressure continuously on the left side of the occipital area. Plagiocephaly could be a result of incorrect sleeping position during childhood

    IDENTIFIKASI TEMUAN MOLUSKA SITUS SONG GENTONG (Temuan Hasil Ekskavasi Kuliah Lapangan Mata Kuliah Paleoantropologi Universitas Airlangga Tahun 2011-2018)

    Get PDF
    Situs Song Gentong terletak di Desa Besole, Campurdarat, Tulungagung. Situs ini pertama kali diselidiki pada tahun 1995 dan diindikasikan sebagai gua tempat tinggal sejak masa Praneolitik - Neolitik. Beberapa temuan penelitian pada tahun 1995 adalah rangka manusia, alat-alat batu dan tulang, gerabah, sisa-sisa rangka vertebrata dan moluska dalam jumlah besar. Beberapa penelitian di Situs Song Gentong dilakukan pada 2011-2018 oleh Departemen Antropologi, Universitas Airlangga, bekerja sama dengan Laboratorium Paleoanthropologi dan Bioantropologi, Universitas Gadjah Mada, juga Pusat Penelitian Arkeologi Nasional terutama mengenai sosialisasi temuan selama penelitian dan fokus penelitiannya karena itu penting bagi masyarakat di Desa Besole. Poin penting dalam skirpsi ini akan menjelaskan temuan cangkang moluska dari penelitian tahun 2011-2018 yang merupakan jumlah temuan paling banyak. Bahan untuk penelitian ini adalah temuan fragmen cangkang moluska dari penelitian Song Gentong pada tahun 2011-2018. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan cara mengidentifikasi secara makroskopis dan metris. Identifikasi makroskopis dilakukan dengan cara mengamati morfologi dan ornamen-ornamen cangkang moluska berdasarkan literatur yang menjelaskan tentang macam-macam jenis dan spesies moluska. Pada identifikasi secara metris dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar cangkang. Hasil identifikasi menunjukkan variasi spesies yang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu moluska air tawar dan moluska laut. Beberapa fragmen cangkang moluska baik air tawar dan laut yang menunjukkan noda hitam dari aktivitas pembakaran, mengindikasikan penggunaan moluska sebagai bagian dari makanan. Temuan fragmen moluska lainnya menunjukkan indikasi pemanfaatan untuk tujuan lain, yaitu, sebagai alat kerang
    corecore