10 research outputs found

    Adsorption Of Dye From Household Industrial Wastewater Of Samarinda Seberang Weaving Gloves Using Adsorbent From Activated Charcoal Lai Fruit Powder (Durio Kutejensis (Hassk.) Becc.)

    Get PDF
    Textile dyes include compounds that are difficult to decompose naturally. In the waters is a serious environmental problem because it can have a negative impact. This study aims to utilize lai fruit peel which is used as activated charcoal as an adsorbent to adsorb purple dyes in woven sarong waste water. The first stage of making activated charcoal is through carbonation in a furnace at 500oC for 30 minutes. Activation was carried out chemically by immersing it in 2 M H2SO4 solution for 24 hours. FTIR characterization of the resulting activated carbon was carried out to determine its functional groups and SEM characterization to determine its morphology. The results of FTIR characterization of activated carbon from lai fruit peel powder have functional groups -CO- and –OH, while SEM characterization of activated carbon from lai fruit peel powder is in the form of fibers with open pore surfaces that are spread on the surface and cavity walls of the activated charcoal of lai fruit peel powder. The adsorption process was carried out using the bath method and the concentration of the purple dye was determined using a UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the adsorption of purple dye by activated charcoal was optimal at contact time of 1 minute and at pH 8. Adsorption of purple dye followed by the Freundlich adsorption pattern and had a maximum chemical adsorption capacity of 55.209 mg/g

    KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN ANAK BINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KLAS 1 KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO

    Get PDF
    Analysis of the quality of educational services is very important for progress of educational organization to more improved service. This research aimed to analyse the quality of education equality program paket C in the LPKA Clas 1 Kutoarjo, and for look resistor and support factors in realizing quality educational service of equality program paket C in the LPKA Clas 1 Kutoarjo To obtain an answer from its intended destination, the research approach used is qualitative by using five dimensions of service quality that is tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy, and five factors inhibiting and supporting the quality of service that is a factor of awareness of employees, agencies/organizations, capacity/skills officer, employee interaction, climate and labor relations.The results showed that the quality of education services in equality Packet program c in LPKA Class 1 Kutoarjo is good enough, an outline of some of the dimensions of service quality are met such as educational facilities are available, atmosphere learning cozy, a place of education accessible, employee attitudes is set in the guidelines the treatment of children in LPKA educational requirements and procedures that apply to the conditions, a good employer responses concerned with students, conduct service management system a good education, education fair and non discriminate. Although there are some things that still has shortcomings such as the number of teaching staff, teacher attendance rates and other supporting facilities. Furthermore, to assurance a time education is still not good, the certainty of a teacher who can not be present on schedule, inhibits the teaching and learning activities. So the problem assurance a time education is still needing repair so that can give quality education service. As for resistor factor od service quality Education LPKA That provision factor Time from Organization And Officers ability factor, Few Obstacles from employe Interaction factor whit Children's. While Namely supports factor Awareness factors apparatus, employee interaction, and climate factorsworking relationship

    PEMANFAATAN LIMBAH BEKAS RUMAH TANGGA SEBAGAI MEDIA TANAM DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS WARGA DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Desa Ngrayung merupakan salah satu Desa di Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban dengan pemukiman penduduk lebih rapat antara satu keluarga dengan keluarga yang lain. Wilayah desa dengan pemukiman yang padat penduduk dan terbatasnya lahan pekarangan rumah menjadi salah satu kendala warga masyarakat kesulitan dalam melakukan budidaya tanaman pangan. Permasalahan lingkungan di masyarakat selanjutnya yang selalu menjadi isu besar hampir di seluruh wilayah adalah masalah sampah yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk  dan bertambahnya kegiatan manusia dalam lingkup rumah tangga berdampak terhadap peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Melihat kondisi yang ada, maka perlu sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan pelatihan pembuatan media tanam menggunakan barang bekas dari limbah rumah tangga. Diharapkan kegiatan ini menjadi jawaban atas permasalahan lingkungan yang ada di masyarakat Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban secara komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan di masa pandemi Covid-19.Permasalahan prioritas yang ingin segera ditangani dan diselesaikan oleh mitra dan telah disepakati bersama tim pengusul yaitu optimalisasi lahan pekarangan dengan melakukan pelatihan membuat  media tanam untuk membudidayakan tanaman dari barang bekas yang berasal dari limbah rumah tangga. Sebagai upaya transformasi informasi dan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan di Desa Ngrayung sebagai solusi alternatif pemanfaatan lahan pekarangan terbatas, untuk meningkatkan  kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam upaya mendukung produktifitas masyarakat di Desa Ngrayung

    PENYUPATAN SAPULEGER UNTUK ANAK KELAHIRAN WUKU WAYANG DI DESA CAHYOU RANDU LAMPUNG

    Get PDF
    Kelahiran anak adalah fenomena menarik di Bali apalagi bila lahir pada hari yang dianggap keramat yaitu pada Wuku Wayang. Dalam keyakinan umat Hindu di Bali, anak yang lahir pada hari keramat tersebut patutlah diupacarai penyupatan (lukatan) yang disebut Sapuh Leger. Penyupatan tersebut dimaksudkan supaya anak yang diupacarai terhindar dari gangguan (buruan) Dewa Kala. Bayuh Oton Sapuh Leger adalah upacara pembersihan diri yang berfungsi sebagai pembersihan secara spiritual. Upacara ini biasanya dilaksanakan pada anak yang baru berumur 7–10 tahun dengan tujuan agar pengaruh, derita dan celaka si anak dapat segera dinetralisir dan tidak terbawa sampai pada waktu dewasa nanti. Menariknya ritual penyupatan ini tidak hanya dilakukan oleh umat Hindu di Bali, melainkan juga umat Hindu di Desa Cahyou Randu Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat Propinsi Lampung

    KARAKTER SRIKANDI SEBAGAI SIMBOLISASI KETANGGUHAN SEORANG PEREMPUAN

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji simbolisme yang terkandung dalam karakter Srikandi Mahabharata, menerangi makna yang lebih dalam dan interpretasi alegoris. Tujuan studi ini adalah untuk menjelaskan makna simbolis dari karakteristik, perbuatan, dan hubungan Srikandi dalam cerita epik tersebut untuk memberikan pencerahan pada dimensi tematik dan filosofis Mahabharata yang lebih besar. Studi literatur yang digunakan dalam pendekatan pengumpulan data proyek ini berfokus pada peran Srikandi dalam simbolisme dan analisis karakter Mahabharata. Hasil penelitian ini adalah bahwa Srikandi, tokoh dari Mahabharata, mewakili keuletan perempuan. Dia menunjukkan keberanian, keuletan, dan kemampuan yang tak tergoyahkan untuk melewati batasan sosial sepanjang epik. Interaksi Mahabharata dengan tokoh lain semakin menonjolkan ketabahan Srikandi. Dia mengganggu peran tradisional yang diharapkan dimainkan oleh perempuan dengan menentang struktur patriarki dan mempromosikan kesetaraan gender. Keberadaannya dalam epik berfungsi sebagai metafora untuk ketabahan dan tekad yang dibutuhkan untuk memberontak terhadap norma sosial

    MANAJEMEN ORGANISASI BERBASIS ADMINISTRASI PUBLIK DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLUMBANGAN KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

    No full text
    Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra tentang manajerial organisasi berbasis administrasi publik dalam pengembangan desa wisata. Bukit Wonoproto adalah salah satu objek wisata yang terletak di Dukuh Glagahombo Desa Blumbang yang telah diresmikan oleh pemerintah daerah sebagai daerah ekowisata berbasis lingkungan alam sejak Nopember 2021. Diantara yang melatarbelakangi pentingnya dilakukan kegiatan kemitraan masyarakat ini adalah lemahnya pemahaman mitra tentang manajerial organisasi desa wisata dan administrasi berbasis kebijakan publik mitra di desa ini. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu observasi, pelatihan, dan pendampingan.  Tahap observasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan mitra dan perumusan solusi. Tahap pelatihan berisi sosialisasi dalam bentuk ceramah dan diskusi. Tahap pendampingan adalah tindak lanjut kegiatan pelatihan. Setelah kegiatan kemitraan ini dilaksanakan terjadi peningkatan pemahaman mitra dalam mengelola ekowisata Bukit Wonoproto di Desa Blumbang. Pendampingan terhadap mitra terus dilakukan untuk meningkatkan tata kelola desa wisata sehingga perekonomian masyarakat desa dapat meningkat

    KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN ANAK BINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KLAS 1 KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO

    No full text
    Analysis of the quality of educational services is very important for progress of educational organization to more improved service. This research aimed to analyse the quality of education equality program paket C in the LPKA Clas 1 Kutoarjo, and for look resistor and support factors in realizing quality educational service of equality program paket C in the LPKA Clas 1 Kutoarjo To obtain an answer from its intended destination, the research approach used is qualitative by using five dimensions of service quality that is tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy, and five factors inhibiting and supporting the quality of service that is a factor of awareness of employees, agencies/organizations, capacity/skills officer, employee interaction, climate and labor relations.The results showed that the quality of education services in equality Packet program c in LPKA Class 1 Kutoarjo is good enough, an outline of some of the dimensions of service quality are met such as educational facilities are available, atmosphere learning cozy, a place of education accessible, employee attitudes is set in the guidelines the treatment of children in LPKA educational requirements and procedures that apply to the conditions, a good employer responses concerned with students, conduct service management system a good education, education fair and non discriminate. Although there are some things that still has shortcomings such as the number of teaching staff, teacher attendance rates and other supporting facilities. Furthermore, to assurance a time education is still not good, the certainty of a teacher who can not be present on schedule, inhibits the teaching and learning activities. So the problem assurance a time education is still needing repair so that can give quality education service. As for resistor factor od service quality Education LPKA That provision factor Time from Organization And Officers ability factor, Few Obstacles from employe Interaction factor whit Children's. While Namely supports factor Awareness factors apparatus, employee interaction, and climate factorsworking relationship.</jats:p

    Digital-based home industry and MSMEs management in Sidowayah Village

    No full text
    Home industry and MSMEs in Sidowayah Village, Polanharjo District, Klaten Regency are not fully developed. There are several productions of processed food and household crafts that are less than optimal, both in terms of production and marketing. Some of the problems related to marketing are that there is no digitalization yet. Some MSMEs have to go out of business during the Covid-19 pandemic. Even though during the Covid-19 pandemic, there is great potential to increase sales and ensure the continuity of product marketing from community-owned businesses. The results of the socialization activities related to the management of the home industry and MSMEs made them understand the urgency of digitizing MSMEs as an effort to widen their industrial market and to improve welfare and economic recovery during the pandemic.</jats:p

    Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas di Desa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

    Full text link
    Kelompok masyarakat disabilitas merupakan warga negara yang harus mendapatkan hak yang sama, namun mereka sering terpinggirkan dan hidup kurang layak. Permasalahan disabilitas bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat saja, namun stakeholder lain juga bertanggung jawab. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa jauh peran yang dilakukan oleh stakeholder dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui collaborative governance yang dilakukan oleh pmerintah Desa Maron dengan Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo, Dinas Sosial Kabupaten Temanggung, KSM Tali Kasih serta pihak swasta yaitu komunitas lokal dalam pemberdayaan masyarakat disabilitas. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara dengan stakeholder yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat disabilitas serta dokumen sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa collaborative governance dalam pemberdayaan masyarakat disabilitas belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator collaborative governance menurut DeSeve yang belum tercapai yaitu belum adanya komitmen yang kuat pada semua stakeholder, belum adanya kepercayaan yang kuat antar stakeholder, belum adanya aturan resmi terkait kolaborasi pemberdayaan masyarakat disabilitas serta belum akses sumber daya yang masih terbatas terutama anggaran dan juga prasarana. Rekomendasi pada penelitian ini adalah pemerintah dapat membuat program bantuan nasional untuk disabilitas, pemerintah bekerjasama dengan UMKM untuk pemberdayaan disabilitas.</jats:p
    corecore