36 research outputs found
PENGARUH PERBEDAAN METODE PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) TERHADAP NILAI LED PASIEN TERSANGKA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI UPT. KESEHATAN PARU MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN TAHUN 2015
Tuberculosis paru adalah radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Salah satu pemeriksaan laboratorium penunjang adalah pemeriksaan darah rutin, termasuk pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi saat ini, berbagai pemeriksaan laboratorium mengalami perbaikan dan kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan yang efisien, teliti dan cepat. Pemeriksaan Laju Endap Darah yang disarankan oleh International committee for standardization in hematology (ICSH) adalah Cara tegak lurus 90° (1 jam), namun dilapangan banyak digunakan cara miring 45° (7 menit). Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif cross sectional. Penelitian yang dilakukan terhadap 30 pasien tersangka penderita tuberculosis paru didapatkan bahwa pada pemeriksaan laju endap darah cara miring diperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan pada pemeriksaan Laju Endap Darah cara tegak lurus. Hal ini dikarenakan bahwa pada cara miring merupakan faktor yang mempengaruhi nilai Laju Endap Darah. Pada pemeriksaan Laju Endap Darah cara miring diperoleh nilai rata-rata sebesar 23.73 mm/jam, standart Deviasi 16.52 mm/jam, Koefisien Variasi 69.60% dan Standart Error 3.02 mm/jam. Pada pemeriksaan laju Endap Darah cara tegak lurus diperoleh nilai rata-rata sebesar 15.30 mm/jam, Standart Deviasi 10.37 mm/jam, Koefisien Variasi 67.77% dan Standart Error 1.89 mm/jam
PENENTUAN KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI UPT KESEHATAN PARU MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis complex yang diidentifikasi dari spesimen klinik (jaringan, cairan tubuh, usap tenggorokan) dan kultur. Pada umumnya penularan TB terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis. Pemeriksaan bilirubin total adalah salah satu pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit hati. Telah dilakukan penelitian tentang penentuan kadar bilirubin total pada penderita tuberkulosis paru di UPT Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni dengan metode Endpoint dengan menggunakan alat spektrofotometri. Sampel diperoleh dari UPT Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebanyak 20 sampel. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil kadar bilirubin yang meningkat sebanyak 4 pasien dengan persentase 20% dan kadar bilirubin yang normal sebanyak 16 pasien dengan persentase 80%. Maka dari hasil pemeriksaan kadar bilirubin total pada penderita Tuberkulosis di UPT Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara diketahui bahwa terdapat kadar bilirubin total yang meningkat dan yang normal
Penyuluhan Pencegahan Penyakit Menular HIV-Aids Pada Anak Remaja Di Kelurahan Dwikora Medan
Remaja merupakan masa dimana terjadinya peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Hal ini dapat dimulai saat terjadinya kematangan seksual pada usia 11 atau 12 tahun sampai dengan usia 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu virus yang dapat menyerang sel darah putih. Sementara Acquired immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kelanjutan dari virus HIV yang ditandai dengan munculnya berbagai penyakit Tanpa melihat resiko sebaiknya remaja sudah harus mendapatkan pembelajaran untuk melindungi diri sendiri terhadap infeksi HIV/AIDS dengan mencegah atau mengubah perilaku yang berhubungan dengan resiko HIV. Masyarakat khususnya di Kelurahan Dwikora Medan merupakan salah satu lingkungan yang banyak usia remaja yang belum pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan mengenai HIV-AIDS. Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman konsep penyakit menular HIV-AIDS pada kelompok remaja di Kelurahan Dwikora Medan. Pelatihan ini dilakukan dengan metode ceramah, praktek dan diakhiri dengan pemberian bingkisan serta foto bersama. Hasil kegiatan ini menunjukkan peserta memberikan respon positif terhadap penyuluhan ini dilihat dari peran aktif peserta. Berdasarkan hasil kegiatan ini, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini memiliki pengaruh positif terhadap pengetahuan dan pengalaman masyarakat khususnya remaja yang ada di Kelurahan Dwikora Medan serta telah terlaksana sesuai dengan rencana dan tujuan
PENENTUAN KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI UPT KESEHATAN PARU MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis complex yang diidentifikasi dari spesimen klinik (jaringan, cairan tubuh, usap tenggorokan) dan kultur. Pada umumnya penularan TB terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis. Pemeriksaan bilirubin total adalah salah satu pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit hati. Telah dilakukan penelitian tentang penentuan kadar bilirubin total pada penderita tuberkulosis paru di UPT Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni dengan metode Endpoint dengan menggunakan alat spektrofotometri. Sampel diperoleh dari UPT Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebanyak 20 sampel. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil kadar bilirubin yang meningkat sebanyak 4 pasien dengan persentase 20% dan kadar bilirubin yang normal sebanyak 16 pasien dengan persentase 80%. Maka dari hasil pemeriksaan kadar bilirubin total pada penderita Tuberkulosis di UPT Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara diketahui bahwa terdapat kadar bilirubin total yang meningkat dan yang normal
PENGARUH PERBEDAAN METODE PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) TERHADAP NILAI LED PASIEN TERSANGKA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI UPT. KESEHATAN PARU MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN TAHUN 2015
Tuberculosis paru adalah radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Salah satu pemeriksaan laboratorium penunjang adalah pemeriksaan darah rutin, termasuk pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi saat ini, berbagai pemeriksaan laboratorium mengalami perbaikan dan kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan yang efisien, teliti dan cepat. Pemeriksaan Laju Endap Darah yang disarankan oleh International committee for standardization in hematology (ICSH) adalah Cara tegak lurus 90° (1 jam), namun dilapangan banyak digunakan cara miring 45° (7 menit). Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif cross sectional. Penelitian yang dilakukan terhadap 30 pasien tersangka penderita tuberculosis paru didapatkan bahwa pada pemeriksaan laju endap darah cara miring diperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan pada pemeriksaan Laju Endap Darah cara tegak lurus. Hal ini dikarenakan bahwa pada cara miring merupakan faktor yang mempengaruhi nilai Laju Endap Darah. Pada pemeriksaan Laju Endap Darah cara miring diperoleh nilai rata-rata sebesar 23.73 mm/jam, standart Deviasi 16.52 mm/jam, Koefisien Variasi 69.60% dan Standart Error 3.02 mm/jam. Pada pemeriksaan laju Endap Darah cara tegak lurus diperoleh nilai rata-rata sebesar 15.30 mm/jam, Standart Deviasi 10.37 mm/jam, Koefisien Variasi 67.77% dan Standart Error 1.89 mm/jam
Penyuluhan Pencegahan Penyakit Menular HIV-Aids Pada Anak Remaja Di Kelurahan Dwikora Medan
Remaja merupakan masa dimana terjadinya peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Hal ini dapat dimulai saat terjadinya kematangan seksual pada usia 11 atau 12 tahun sampai dengan usia 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu virus yang dapat menyerang sel darah putih. Sementara Acquired immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kelanjutan dari virus HIV yang ditandai dengan munculnya berbagai penyakit Tanpa melihat resiko sebaiknya remaja sudah harus mendapatkan pembelajaran untuk melindungi diri sendiri terhadap infeksi HIV/AIDS dengan mencegah atau mengubah perilaku yang berhubungan dengan resiko HIV. Masyarakat khususnya di Kelurahan Dwikora Medan merupakan salah satu lingkungan yang banyak usia remaja yang belum pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan mengenai HIV-AIDS. Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman konsep penyakit menular HIV-AIDS pada kelompok remaja di Kelurahan Dwikora Medan. Pelatihan ini dilakukan dengan metode ceramah, praktek dan diakhiri dengan pemberian bingkisan serta foto bersama. Hasil kegiatan ini menunjukkan peserta memberikan respon positif terhadap penyuluhan ini dilihat dari peran aktif peserta. Berdasarkan hasil kegiatan ini, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini memiliki pengaruh positif terhadap pengetahuan dan pengalaman masyarakat khususnya remaja yang ada di Kelurahan Dwikora Medan serta telah terlaksana sesuai dengan rencana dan tujuan
Pemeriksaan Tekanan Darah Dan Kesehatan Paru Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu
Kegiatan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari sebaiknya tidak terlepas dari keselamatan kerja. Hal ini sebaiknya dapat lebih diperhatikan serta diiringi bersamaan dengan kesehatan kerja. Desa Namo Bintang adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Pancur Batu. Pekerjaan sehari-hari masyarakat Desa Namo Bintang mayoritas adalah pengepul sampah, hal ini menyebabkan masyarakat kurang memperhatikan kesehatan diri mereka dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk datang ke fasilitas kesehatan. Selain itu masih banyak masyarakat yang merokok serta pola makan yang kurang higienis. Hal ini menjadi alasan utama perlunya dilakukan kegiatan promotif-preventif untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan memberikan pengetahuan, pencegahan dan pelayanan kesehatan tentang penyakit hipertensi dan kesehatan paru pada kelompok masyarakat di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu. Penyuluhan ini dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, pemeriksaan kesehatan dan diakhiri dengan pemberian bingkisan serta foto bersama. Dalam kegiatan pengabdian pemeriksaan kesehatan ini, dapat dilihat peserta memberikan respon yang baik dan positif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta yang antusias serta berinisiatif untuk memeriksakan kesehatan dirinya pada kegiatan penyuluhan ini. Berdasarkan hasil kegiatan ini, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan ini terlaksana dengan baik sesuai harapan terhadap pengetahuan dan kesehatan pada masyarakat yang ada di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Bat
ANALISA KADAR SERUM GLUTAMIC OXALOACAETIC TRANSAMINASE PADA PENDERITA TB PARU YANG MENDAPAT TERAPI PENGOBATAN DOTS SELAMA LEBIH DARI 6 BULAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS (UPT) KESEHATAN PARU MASYARAKAT (KPM) MEDAN
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman Mycobacterium tuberculosis yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan pewarna dan metode khusus, berwarna merah berbentuk batang, tahan asam disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini terutama menyerang paru. Strategi DOTS (Directly Observed Treatmeant Short-course) yang bertujuan untuk pengobatan pasien yang diberikan dalam pengawasan yang benar dan dijamin kesembuhannya. Hepatotoksisitas merupakan komplikasi potensial yang hampir selalu ada pada obat yang diberikan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kerusakan jaringan sel hati. Untuk melihat kelainan pada jaringan sel hati ada aminotranferase yang paling sering diukur yaitu Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan Serum Glutamat Pyruvic Transaminase. Telah dilakukan penelitian di Laboratorium UPT Kesehatan Paru Masyarakat (KPM) Medan dengan metode pemeriksaan secara kinetik UV yang telah direkomendasikan oleh IFCC. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan Serum Glutamat Pyruvic Transaminase pada penderita TB Paru yang mendapat terapi pengobatan DOTS selama lebih dari 6 bulan di UPT Kesehatan Paru Masyarakat (KPM) Medan Tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan cara persentase data disimpulkan bahwa dari 20 sampel penderita TB Paru yang mengkonsumsi obat selama lebih dari 6 bulan ditemukan 7 sampel (35%) nilai SGPT dan SGOT yang meningkat dan 13 sampel (65%) nilai SGPT dan SGOT normal. Kesimpulan bahwa pada penderita TB Paru yang berobat selama lebih dari 6 bulan didapatkan nilai aktivitas SGPT dan SGOT normal
SOSIALISASI KANDUNGAN EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria) BERKHASIAT SEBAGAI ANTIBAKTERI
Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai beranekaragam tanaman, salah satunya tanaman mangkokan (Polyscias scutellaria). Tanaman mangkokan mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, polifonil, lemak. Selain itu, tanaman mangkokan (Polyscias scutellaria) berkhasiat sebagai antibakteri. Salah satunya bakteri yang dapat menimbulkan jerawat. Jerawat muncul pada saat kelenjar minyak kulit terlalu aktif, sehingga pori-pori kulit akan tersumbat oleh timbunan itu bercampur dengan keringat, debu dan kotoran lain, maka akan menyebabkan timbunan lemak dengan bintik hitam diatasnya yang disebut komedo.Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan informasi dan sosialisasi kandungan ekstrak etanol daun mangkokan yang berkhasiat sebagai antibakteri. Hasil kegiatan pelaksanaan program pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat ekstrak etanol daun mangkokan yang berkhasiat sebagai antibakteri. Kesimpulan bahwa penyuluhan terlaksana sesuai pelaksanaan dan rencana, mendapat sambutan yang baik dari pemerintah setempat Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, masyarakat sekitar mendapatkan informasi serta pengetahuan dan menerapkan informasi tersebut bagi keluarga dan masyarakat lainnya
Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bandar Khalipah
Anemia is a problem that is generally experienced by pregnant women, changes in the composition of the content also affect the body's metabolism. Pregnant women tend to get anemia due to increased circulation changes to the placenta and the fetus also accumulates iron reserves. In addition, the relationship between iron and anemia is also continuous with morbidity in pregnant women. Bleeding due to anemia is the main factor in maternal mortality, which is 31.25%. The type of research used in this study is descriptive analytic. This research was conducted at Bandar Khalipah Public Health Center from May to July 2022. This examination was carried out on 10 pregnant women using the Sahli method. Based on the results of the examination, it was found that 7 people (70%) Haemoglobin increased and 3 people (30%) others did not increase. Based on the results of the examination on pregnant women who have been given Fe tablets, it can be concluded that the increase in hemoglobin levels is due to consuming iron (Fe) tablets containing iron and folic acid. Meanwhile, the hemoglobin level did not increase even though they had consumed Fe tablets because pregnant women had not received a balanced intake and diet. Pregnant women can adjust their diet, take prenatal vitamins which usually contain iron and folic acid which are good for the blood and take Fe tablets so that hemoglobin remains stable during pregnancy