502 research outputs found
ANALISIS APPRAISAL SYSTEM KUMPULAN WACANA“SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI” PADA SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan nilai-nilai bahasa evaluative
yang digunakan oleh pelibat wacana (appraiser) terhadap fenomena
kebahasaan dalam rubrik “Sungguh-Sungguh Terjadi” yang digunakan oleh
appraiser. Hasil yang diharapkan adalah seperangkat bahasa evaluative yang
digunakan dalam rubrik “Sungguh-Sungguh Terjadi” berdasarkan frekuensi
kemunculan tiap jenisnya. Diantaranya, jenis appraiser, appraised, affect,
judgement, appreciation, dan graduation. Jumlah rubrik dalam penelitian ini 150
wacana, terbit tahun 2010 bulan Januari sampai Agustus.
Penelitian ini menggunakan penelitian analisis konten, deskripsitif
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah wacana dalam “Sungguh-Sungguh
Terjadi” dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat. Obyek dalam penelitian ini
adalah analisis appraisal system. Instrumen dalam penelitian ini, yaitu human
instrument. Data diperoleh dengan metode simak dan dokumentasi, sementara
tehniknya menggunakan simak bebas libat cakap (SBLC). Keabsahan data
diperoleh melalui ketekunan pengamatan dan triangulasi data.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1) jenis appraisal
system terdiri atas bentuk appreciation 5.879 buah (82,97%), bentuk graduation
178 buah (2,51%), bentuk appraiser 154 buah (2,17%), bentuk engagement 100
buah (1,41%), bentuk affect 59 buah (0,83%), bentuk judgement 61 buah
(0,86%), dan bentuk appraised 655 buah (9,24%), jumlah bentuk appreciation
yang dominan terkait pada jenis appraisal system paling banyak digunakan
karena di dalam konteks tersebut banyak sekali yang dinilai oleh penutur,
diantaranya menilai suatu benda di sekitar penutur maupun lawan tutur; (2)
fungsi bahasa dalam wacana SST meliputi fungsi representasional sebanyak
101 tuturan (49,75%), fungsi personal 48 tuturan (23,64%), fungsi interaksional
sebanyak 16 tuturan (7,88%), fungsi heuristik sebanyak 16 tuturan (7,88%),
fungsi instrumental sebanyak 8 tuturan (3,94%), dan fungsi regulatoris sebanyak
6 tuturan (2,95%); fungsi representasional lebih dominan karena di dalam teks
tersebut memberikan informasi yang berkaitan dengan topik sebelumnya
Uji Protein Dan Organoleptik Es Krim Komposisi Kacang Merah Phaseolus Vulgaris Dan Susu Skim Dengan Penambahan Mangga Kuweni Mangifera Odorata
Ice cream is dairy products through the freezing process. The raw material is kidney bean ice cream, skim milk and mango kweni. Kidney bean contains 23.1 g protein, 59.5 g carbohydrate, 1.7 g fat and higher in fiber. The purpose of this study was to determine levels of protein, organoleptic quality and public acceptability composition of kidney bean ice cream and skim milk with the addition of mango kweni. The method used is experimental research with a completely randomized design (CRD) two factors, the first is composition of kidney beans: skim milk (25%: 75%, 50%: 50%, 75%: 25%, 100%: 0%) and factor two is mango kweni (10 g and 20 g) with two replications. Data were analyzed with descriptive qualitative and quantitative. Results showed the highest protein content of ice cream in the treatment M2K2 (50% skim milk, 50% kidney bean and 20% mango kweni), amounting to 3.0 g. While the low protein content of ice cream, the treatment M2K4 (0% skim milk, kidney bean 100%, and 20% mango kweni), 2.3 g. Ice cream with 100% of kidney bean extract treatment + 0% of skim milk +20% of mango kweni is ice cream that can be accepted by society
Pengembangan Karakter dalam Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Character Development in Sports and Physical Education. There are three approaches to character development, i.e. the social learning, structural development, and socio-psychological approaches. These underlie nine strategies to develop character through physical and sports activities. The strategies can be implemented by formulating characteristics of real sportspeople in a program, strengthening sportsmanlike behaviors, modeling good and appropriate behaviors, explaining why particular behaviors are good and acceptable, discussing moral dilemmas, actualize moral dilemmas in actual situations, teaching cooperative learning strategies, creating an atmosphere that motivates movement tasks, and transferring power from leaders to participants (members)
Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Perkuliahan
Membangun insan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berkarakter dan bermartabat berarti mengintegrasikan pendidikan karakter dalam seluruh kegiatan di kampus. Strategi implementasi pendidikan karakter di kampus mestinya menyasar kepada seluruh sivitas akademika: mahasiswa, dosen, dan pegawai yang dilakukan melalui perkuliahan, kegiatan mahasiswa, dan manajemen. Model Nested dapat digunakan untuk mengintegrasikan beberapa keterampilan belajar: keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir, dan juga soft skill. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam perkuliahan dapat dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai karakter dalam perencanaan (silabus dan RPP), bahan ajar dan media, implementasi di kelas, penilaian, monitoring, dan evaluasi kegiatan secara keseluruhan
Meningkatkan Prestasi Dan Motivasi Belajar IPA Materi Bumi Dan Alam Semesta Dengan Menerapkan Pengajaran Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas 2 Sdn Kandat 2 Tahun Pelajaran 2014/2015
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pengajaran berbasis inkuiri? (b) Bagaimanakah pengaruh model pengajaran berbasis inkuiri terhadap motivasi belajar siswa?Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran IPA setelah diterapkannya pengajaran berbasis inkuiri. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pengajaran berbasis inkuiri.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Kandat 2 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (62,50%), siklus II (75,00%), siklus III (87,50%).Simpulan dari penelitian ini adalah metode pengajaran berbasis inkuiri dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa kelas 2 SDN Kandat 2 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran IPA
Evaluasi Kepatuhan Penulisan Obat Dalam Kartu Obat Penderita Rawat Inap Ruang Kutilang Terhadap Formularium Rumah Sakit Di Rsup Dr. Kariadi Semarang Periode 2007
Drug formularium is a method used by hospital medical staff to evaluate and choose a drug for patient treatments from various available drug trade name preparations within hospital. Objective of this study was to evaluate prescription compliance on drug cards of Kutilang in-patients ward towards Dr Kariadi Hospital Formularium during 2007. Non experimental, retrospective and non analytical observational study design was done. Sample collected by a proportional stratified random sampling from Kutilang in-patient drug card during 2007. Data were compared to Dr Kariadi Hospital Formularium. When prescription of drugs trade name different with formularium but generic name available, it was considered as non-formularium A and non-formularium B if either trade name or generic name drugs were not present. The results showed there were 56.1% female patients and 43.9% male patient hospitalized in Kutilang ward during 2007, in which 30.4% was belong to Internal medicine patients. Total number of drugs used were 613 items consist of 46.8% generic drugs and 53.2% trade name (patent) drugs. Overall agreement of drug used to the formularium was 77.7%. The rank of drug prescription agreement were as follows, anesthesiologist and psychiatry both were 100% agree to formularium, cardiologist was 14.8% agree to non-formularium A and dermato-venerologist was 40.9% belong to non-formularium B. The higest rank of prescription based on treatment classes were immunosuppressant (92.9%) among formularium, anti diabetics (32.2%) among non-formularium A and ENT drugs (83.3%) among non-formularium B
Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2012/2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan kemandirian menggunakan metode bermain peran pada pokok bahasan, memperagakan cara memasangkan kancing baju sendiri, membuka tali sepatu sendiri, mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, dapat makan bekal dan mencuci piring sendiri. Penerima tindakan adalah anak kelompok A TK BA Aisyiyah karangdowo Klaten yang berjumlah 12 anak. Subyek pelaksanaan tindakan adalah anak. Pelaksanaan ini dilaksanakan dalam 3 putaran. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Teknik analisis data secara deskriptif komparatif dengan analisis kritis terhadap kelemahan dan kelebihan kinerja anak dan guru dalam proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian adalah terjadi perkembangan kemandirian menggunakan metode bermain peran. Perkembangan kemandirian pada prasiklus 35,71%, siklus I Perkembangan kemandirian mencapai 54,46%, siklus II sebesar 64,58% dan siklus III mencapai 83,47%. Dengan demikian berdasarkan hipotesis metode bermain peran dapat mengembangkan kemampuan kemandirian di TK BA Aisyiyah Karangdowo
Miskonsepsi Kimia Yang Disebabkan Pernyataan Nonproposisi
: Results of a study about identification of chemical misconceptions were reported in the journal article shows that the results of research can be divided into two things, the percentage or number of students who have misconceptions and theirs conception. The focus of this study is the statement of the non proposition. Non proposition statement can be divided into several categories, namely: (1) prerequisite concepts was wrong and the new concept was true; (2) prerequisite concept was true and the new concept was wrong; and (3) both are wrong, whether prerequisite concepts or new concepts. To overcome misconception, it needed to enhance the understanding of prerequisite concepts and methods that can connect it with a new concept
- …