8 research outputs found

    Relation between nutrition intake, prediabetes, and central obesity with handgrip strength in Indonesian medical student

    Get PDF
    Background: Muscles are crucial in creating movement, stabilising body posture, and regulating body temperature. Muscle strength can be assessed using handgrip strength. Handgrip strength can predict muscle function, nutritional status, diabetes risk, and the risk of metabolic syndrome. Handgrip strength can be influenced by muscle mass, nutritional intake, fat mass, physical activity level, and metabolic syndrome. Objective: This research is to find relationship between handgrip strength and nutritional intake, muscle mass, and central obesity. Methods: The research was conducted as a cross-sectional study using observational analytical methods. The sample consisted of 53 individuals selected through purposive sampling. Handgrip strength can be measured using a hand dynamometer, nutritional intake using a 2x24 hour food recall, muscle mass using a body composition analyzer, central obesity using waist to hip ratio, and fasting blood sugar using a glucometer. Statistical data analysis employed the chi-square test and independent T-test. Results: The results indicated a relationship between central obesity and handgrip strength (p = 0.006). Researchers are interested in studying muscle strength and its predictors concerning central obesity, prediabetes, and nutritional status in medical students. The results indicated a relationship between handgrip strength and central obesity (p = 0.006), but no relationship was found between handgrip strength and energy intake (p = 0.235), protein intake (p = 0.524), and prediabetes (p = 0.272). Conclusion: There is a relationship between central obesity and handgrip strength. Future researchers are encouraged to consider additional factors, including physical activity, muscle mass index, and comorbidities

    The role of nutritional medical therapy on nutritional status, functional capacity and quality of life of pulmonary tuberculosis patients with difficulty

    No full text
    Pulmonary tuberculosis (pulmonary TB) is a chronic infectious disease with high levels of morbidity and mortality. Metabolic changes due to tuberculosis Mycobacterium infection and activation of the neurohormonal system contribute to the occurrence of malnutrition, which can have a negative effect on the prognosis of patients with pulmonary TB, as well as decreased functional capacity and quality of life. The provision of medical nutrition therapy from the beginning of diagnosis is upheld, supporting the recovery process of TB patients. In this series of cases, there were four cases of Pulmonary TB patients with difficulty, namely TB billion, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), and meningitis TB. At the beginning of the examination, there was a deficiency of macronutrients and micronutrients, hypoalbuminemia, anemia, and decreased functional capacity and quality of life. Medical nutrition therapy is administered individually, according to clinical conditions such as TB with mild, moderate and severe malnutrition, those are gradually weight loss and muscle wasting when the symptoms start until treated in intensive care unit (ICU) and hospital ward. According to laboratory parameters such as anemia, hypoalbuminemia, and a history of food intake analysis such as hypocaloric and starvation

    Program Pendampingan Hidup Sehat untuk Mencegah dan Mengendalikan Diabetes Mellitus di Posbindu Delima Depok

    No full text
    Data Posbindu Delima Bedahan Sawangan Depok pada tahun 2023 menunjukkan ada 10 warga dengan diabetes mellitus (DM) dan 8-13 warga yang tergolong prediabetes dari hasil pemeriksaan gula darah puasa setiap bulannya. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dalam bentuk Program Pendampingan Hidup Sehat dengan tujuan untuk memotivasi warga agar melakukan gaya hidup sehat. Kegiatan program terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: sosialisasi program termasuk cara mengisi logbook hidup sehat, edukasi melalui WhatsApp group, dan evaluasi. Sebelum dan sesudah mengikuti program, parameter kesehatan warga diukur. Implementasi gaya hidup sehat yang dilakukan oleh warga dievaluasi berdasarkan isian logbook. Kegiatan program yang berlangsung selama 5 minggu diikuti oleh sembilan warga berusia rata-rata 55,4 tahun, sebagian besar perempuan dengan indeks massa tubuh tergolong obese. Hasil PKM menunjukkan setelah melakukan gaya hidup sehat, terjadi perbaikan parameter kesehatan, yaitu penurunan kadar gula darah puasa, kolesterol total, tekanan darah, dan berat badan. Dapat disimpulkan bahwa Program Pendampingan Hidup Sehat ini berhasil mendorong warga untuk melakukan hidup sehat dalam mencegah dan mengendalikan DM

    PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN PERILAKU MELALUI EDUKASI MANFAAT ASAM FOLAT PADA WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL DI DESA RAJAIYANG

    No full text
    Pengabdian kepada masyarakat (PKM) mengenai edukasi manfaat asam folat bagi wanita usia subur dan ibu hamil di Desa Rajaiyang merupakan program yang berkelanjutan merujuk pada indikator Sustainable Development Goals (SDG) yaitu kehidupan sehat dan sejahtera, menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa. Seperti diketahui, pembentukan dan perkembangan otak sudah dimulai pada trimester awal kehamilan. Gangguan pertumbuhan otak selama kehamilan dapat disebabkan oleh kekurangan zat gizi esensial, salah satunya adalah asam folat. Asam folat merupakan mikronutrien (Vitamin B9) yang penting tetapi tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga kecukupannya diperoleh dari asupan makanan tinggi folat dan suplementasi asam folat. Asam folat penting pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel, pembentukan sel darah merah, dan mencegah anemia. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk memberikan edukasi pengetahuan dan perilaku mengenai manfaat asam folat. Edukasi dilakukan kepada 31 wanita usia subur (kader) dan ibu hamil di Desa Rajaiyang dengan tiga kali kunjungan. Saat pelaksanaan kegiatan, mitra diberikan kuesioner pre-test untuk mengukur pengetahuan tentang asam folat. Setelah mengisi pre-test, mitra diberikan edukasi secara langsung, selanjutnya diminta mengisi kuesiner post-test. Untuk menilai perilaku asupan asam folat, mitra diminta mengisi kuesioner food recall, dan food frequency. Saat pelaksanaan kegiatan juga dilakukan pemeriksaan kesehatan mencakup kadar hemoglobin, tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan. Hasil PKM ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku berkaitan dengan asupan asam folat pada wanita usia subur dan ibu hamil di Desa Rajaiyang. Kata Kunci: Asam folat; Ibu hamil; Pengetahuan; Perilaku; Wanita usia subu

    Program Pendampingan Hidup Sehat untuk Mencegah dan Mengendalikan Diabetes Mellitus di Posbindu Delima Depok

    Get PDF
    Data Posbindu Delima Bedahan Sawangan Depok pada tahun 2023 menunjukkan ada 10 warga dengan diabetes mellitus (DM) dan 8-13 warga yang tergolong prediabetes dari hasil pemeriksaan gula darah puasa setiap bulannya. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dalam bentuk Program Pendampingan Hidup Sehat dengan tujuan untuk memotivasi warga agar melakukan gaya hidup sehat. Kegiatan program terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: sosialisasi program termasuk cara mengisi logbook hidup sehat, edukasi melalui WhatsApp group, dan evaluasi. Sebelum dan sesudah mengikuti program, parameter kesehatan warga diukur. Implementasi gaya hidup sehat yang dilakukan oleh warga dievaluasi berdasarkan isian logbook. Kegiatan program yang berlangsung selama 5 minggu diikuti oleh sembilan warga berusia rata-rata 55,4 tahun, sebagian besar perempuan dengan indeks massa tubuh tergolong obese. Hasil PKM menunjukkan setelah melakukan gaya hidup sehat, terjadi perbaikan parameter kesehatan, yaitu penurunan kadar gula darah puasa, kolesterol total, tekanan darah, dan berat badan. Dapat disimpulkan bahwa Program Pendampingan Hidup Sehat ini berhasil mendorong warga untuk melakukan hidup sehat dalam mencegah dan mengendalikan DM

    Peningkatan Kapasitas Kader Posbindu Delima Kelurahan Bedahan, Sawangan Depok Dalam Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Mellitus

    No full text
    Di Posbindu Delima RW 11, Kelurahan Bedahan Sawangan Depok tercatat ada 10 orang penyandang diabetes mellitus (DM) dan 8-13 orang dengan kadar gula darah yang dikategorikan sebagai prediabetes. Berdasarkan permasalahan kesehatan tersebut dilakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tujuan agar kader Posbindu Delima mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam upaya pencegahan dan pengendalian DM. Kader diminta untuk mengisi kuesioner pre-test untuk mengukur pengetahuannya tentang DM, sebelum diberikan edukasi.  Selanjutnya Tim PKM mendemonstrasikan cara mengukur gula darah menggunakan glukometer, kemudian meminta setiap kader untuk berlatih hingga terampil mengukur gula darah. Edukasi juga diberikan menggunakan sosial media (WhatsApp, Instagram, dan Youtube) secara bertahap selama dua minggu, sebelum kader diminta mengisi kuesioner post-test. Hasil PKM menunjukkan pengetahuan kader meningkat signifikan dan 8 dari 10 kader sudah terampil mengukur gula darah. Kader dapat mengimplementasikan pengetahuannya tentang DM untuk mengedukasi warga melalui sosial media menggunakan flyer dan video, serta mengimplementasikan keterampilan mengukur gula darah dalam kegiatan rutin Posbindu. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM berhasil meningkatkan kapasitas kader dalam pencegahan dan pengendalian D

    Peningkatan Kapasitas Kader Posbindu Delima Kelurahan Bedahan, Sawangan Depok Dalam Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Mellitus

    Get PDF
    Di Posbindu Delima RW 11, Kelurahan Bedahan Sawangan Depok tercatat ada 10 orang penyandang diabetes mellitus (DM) dan 8-13 orang dengan kadar gula darah yang dikategorikan sebagai prediabetes. Berdasarkan permasalahan kesehatan tersebut dilakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tujuan agar kader Posbindu Delima mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam upaya pencegahan dan pengendalian DM. Kader diminta untuk mengisi kuesioner pre-test untuk mengukur pengetahuannya tentang DM, sebelum diberikan edukasi.  Selanjutnya Tim PKM mendemonstrasikan cara mengukur gula darah menggunakan glukometer, kemudian meminta setiap kader untuk berlatih hingga terampil mengukur gula darah. Edukasi juga diberikan menggunakan sosial media (WhatsApp, Instagram, dan Youtube) secara bertahap selama dua minggu, sebelum kader diminta mengisi kuesioner post-test. Hasil PKM menunjukkan pengetahuan kader meningkat signifikan dan 8 dari 10 kader sudah terampil mengukur gula darah. Kader dapat mengimplementasikan pengetahuannya tentang DM untuk mengedukasi warga melalui sosial media menggunakan flyer dan video, serta mengimplementasikan keterampilan mengukur gula darah dalam kegiatan rutin Posbindu. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM berhasil meningkatkan kapasitas kader dalam pencegahan dan pengendalian D

    JADILAH RAMADHAN INI LEBIH BAIK, SEHAT, DAN BAHAGIA

    No full text
    Kesehatan adalah kunci kebahagiaan, dan apa yang kita konsumsi secara langsung mempengaruhi kesehatan kita. Islam mendorong umat Islam untuk memastikan bahwa mereka memperhatikan kesehatan mereka termasuk bepuasa. Pada hari Minggu, 3 April 2022 M / 1 Ramadhan 1443 H, mengadakan seminar daring dengan judul Webinar Nasional Make This Ramadhan Better, Healthier, and Happier. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuanpeserta mengenai gizi seimbang selama puasa. Tahapan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat memiliki 3 (tiga) tahap, tahap pertama yaitu dengan memberikan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta sebelum mendapatkan materi dari tim pengabdian, tahap selanjutnya tahap kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan pemaparan materi dengan media power point, terakhir tahap pasca kegiatan dilakukan dengan memberikan pos-test yang bertujuan untuk mengetahui wawasan atau pengetahuan akhir peserta setelah mendapatkan edukasi dari tim pengabdian. Berdasarkan hasil evaluasi atau post-test yang dilakukan terlihat pengetahuan peserta penyuluhan semakin bertambah, ini terlihat dengan hasil jawaban peserta dalam menjawab soal persentase kebenarannya lebih meningkat dibanding jawaban saat pre-test. Hal ini dikarenakan banyak peserta yang mulai memahami dengan hasil Pre_Test menunjukkan hasil rerata nilai adalah 70 dan rerata nilai post test adalah 90
    corecore