39 research outputs found
ANALISIS KANDUNGAN BORAKS PADA MAKANAN OLAHAN YANG DIPASARKAN DI SEKITAR KAMPUS
Abstrak Penggunaan borak sebagai zat tambahan pada makanan dapat berakibat buruk pada tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan boraks dalam berbagai jenis makanan olahan yang dipasarkan di lingkungan Kampus UNISA (Universitas Aisyiyah). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Pengukuran kandungan boraks dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan Univeritas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik purposive sampel. Metode analisis sampel yang digunakan adalah metode kualitatif menggunakan uji kertas turmerik, uji nyala dan uji borak menggunakan tes kit. Selain uji kualitatif, digunakan juga uji kuantitatif menggunakan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang diambil secara acak, terdapat 1 sampel makanan olahan yang mengandung boraks baik melalui uji kualitatif maupun kuantitatif. Kesimpulan penelitian ini adalah Pada uji kuantitatif boraks pada sampel No. 18 (Bakso 5) menggunakan metode titrasi alkalimetri diperoleh hasil bahwa kadar boraks sebagai asam borat pada sampel No. 18 adalah 3,82 ppm (mg/L).Abstract [ANALYSIS OF BORAKS CONTENT ON PROCESSED FOODS ASSOCIATED ON THE CAMPUS] The use of borax as an additive to food can have a negative effect on the body . The purpose of this study was to determine the presence of borax in various types of processed foods marketed in the UNISA Campus environment. The research design used in this study is qualitative. The measurement of borax content was carried out at the University of Aisyiyah Health Analyst Laboratory, Yogyakarta. The sampling technique was carried out by purposive sampling technique. The sample analysis method used is qualitative method using turmeric paper test, flame test and borak test using a kit test. In addition to the qualitative test, quantitative tests were also used using the titration method. The results showed that out of 20 samples taken randomly, there was 1 sample of processed food containing borax through both qualitative and quantitative tests. The conclusion of this study is the quantitative test of borax on sample No. 18 (Meatballs 5) using alkalimetric titration method obtained results that borax levels as boric acid in sample No. 18 is 3.82 ppm (mg / L).</p
Nilai Tumor Marker CA 15-3 dan Kadar Leukosit Pada Penderita Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penggunaan CA 15-3 sebagai penanda tumor dalam memantau efektivitas pengobatan pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data penelitian berupa data sekunder diperoleh 46 penderita yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel (100%) adalah perempuan, dengan 9 orang (19,6%) berusia dewasa, 26 orang (56,5%) pra-lansia, dan 11 orang (23,9%) lansia. Sebanyak 15 orang (32,6%) tidak memiliki riwayat keganasan kanker payudara dalam keluarga, sementara 31 orang (67,4%) memiliki riwayat keganasan kanker payudara dalam keluarga. Hasil pemeriksaan CA 15-3 menunjukkan bahwa 40 orang (87%) memiliki nilai di bawah 25 U/mL, sedangkan 6 orang (13%) memiliki nilai di atas 25 U/mL. Sementara itu, dalam hal kadar leukosit, 36 orang (76,1%) mengalami leukopenia, 10 orang (21,7%) memiliki kadar normal, dan 1 orang (2,2%) mengalami peningkatan kadar. Uji chi-square untuk kedua parameter menunjukkan nilai p value masing-masing 0,858 dan 0,919 (p < 0,05), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan hasil pemeriksaan CA 15-3 dan leukosit pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi
Analisis Kontrol Kualitas Ureum dan Kreatinin Menggunakan Grafik Levey-Jennings dan Sigma Metrik
Kontrol kualitas merupakan sebuah prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi proses pemeriksaan laboratorium guna memastikan sistem manajemen mutu berjalan dengan baik sehingga hasil yang dikeluarkan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui akurasi, presisi, evaluasi grafik levey-jennings, dan sigma metrik terhadap pemeriksaan ureum dan kreatinin. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penilitian ini menggunakan data sekunder di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Data yang digunakan adalah data kontrol harian pemeriksaan ureum dan kreatinin pada bulan Oktober-Desember 2022. Hasil penelitian didapatkan nilai akurasi baik karena masih dibawah batas nilai maksimum ±10% begitu juga dengan nilai presisi yang menunjukan hasil baik karena tidak ditemukan nilai yang melewati CV% maksimum ureum 8% dan CV% maksimum kreatinin 6%. Evaluasi grafik levey-jennings dengan aturan westgard ditemukan beberapa pelanggaran serta peringatan di bulan Oktober-Desember untuk pemeriksaan ureum dan di bulan November untuk pemeriksaan kreatinin. Sigma metrik pada pemeriksaan ureum memiliki nilai buruk dan baik yaitu dari bulan Oktober-Desember 2022 berturut-turut adalah 2,54; 3,34; 4,14. Pemeriksaan kreatinin memiliki nilai sigma kelas dunia yaitu dari bulan Oktober-Desember 2022 berturut-turut adalah 8,6; 8,4; 16,13. Berdasarkan penelitian dibutuhkan peningkatan dan perbaikan strategi kontrol kualitas khususnya pada parameter pemeriksaan ureum
Karakteristik Fisik, Kandungan Gizi Tepung Kulit Pisang dan Perbandingannya terhadap Syarat Mutu Tepung Terigu
Dewasa ini, pangan fungsional merupakan hal yang banyak diperbincangkan. Alternatif sumber pangan berbahan dasar lokal merupakan suatu prioritas. Diantara berbagai jenis pangan fungsional, substituen tepung seperti tepung kulit pisang merupakan salah satu topik yang menarik karena kebutuhan masyarakat akan tepung terigu merupakan kebutuhan yang tak bisa terhindarkan. Penelitian ini bertujuan melakukan studi literature karakteristik fisik dan kandungan gizi pada berbagai jenis tepung kulit pisang. Metode penelitian ini adalah penelitian studi literatur dengan mencari referensi penelitian yang relevan dengan karakteristik fisik, kimia dan kandungan gizi berbagai jenis tepung kulit pisang. Sumber data yang digunakan berasal dari Google Scholar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan hasil penelitian, artikel jurnal, buku dan media elektronik. Hasil studi literatur menunjukkan secara umum, karakteristik tepung kulit pisang adalah berbentuk serbuk, berbau normal (khas pisang), memiliki rasa dekit getir dan berwarna coklat. Sedangkan, kandungan gizi tepung kulit pisang pada umumnya adalah mengandung karbohidrat, lemak, protein, air, abu, karoten, dan antosianin. Secara fitokimia, tepung kulit pisang juga memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Kesimpulan dari studi ini adalah tepung kulit pisang merupakan substituen tepung yang memiliki kandungan gizi memadai dengan karakter yang relatif baik jika digunakan sebagai pengganti tepung terigu
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN BILIRUBIN TOTAL SERUM BERDASARKAN WAKTU PENUNDAAN DAN SUHU PENYIMPANAN
Pemeriksaan laboratorium klinis, khususnya pada pemeriksaan glukosa darah dan
bilirubin total serum, memerlukan metode penyimpanan yang tepat saat dilakukan
penundaan pemeriksaan, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai waktu
penundaan dan suhu penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran hasil pemeriksaan glukosa darah dan bilirubin total serum berdasarkan
waktu penundaan dan suhu penyimpanan. Metode yang digunakan pada penelitian
ini yaitu literatur review dengan menggunakan 10 literatur jurnal yang
dipublikasikan 10 tahun terakhir dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil
olah data dari beberapa jurnal menunjukkan bahwa kadar glukosa darah mengalami
penurunan setelah penundaan pemeriksaan dan perlakuan suhu penyimpanan
dengan penurunan tertinggi sebesar 16,30% dengan penundaan pemeriksaan
selama 12 jam dengan suhu penyimpanan 2-8oC. Hal tersebut juga terjadi pada
bilirubin total serum, yang mengalami penurunan setelah penundaan pemeriksaan
dan perlakuan suhu penyimpanan dengan penurunan tertinggi sebesar 85,10%
dengan penundaan pemeriksaan selama empat hari dengan suhu penyimpanan 2-
8oC. Dapat disimpulkan bahwa penundaan pemeriksaan dan suhu penyimpanan
yang kurang tepat dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah dan bilirubin
total serum. Saran untuk penelitian selanjutnya dilakukan penelitian mengenai
penyimpanan sampel serum untuk pemeriksaan glukosa darah dan bilirubin total,
agar dapat menggunakan waktu dan suhu yang lebih bervariasi
GAMBARAN JUMLAH PASIEN TUBERKULOSIS DENGAN T ERAPI YANG M E NGALAMI PENINGKATAN ASPARTAT AMINOTRANSFERASE (AST) DAN ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT)
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular dan penyebarannya melalui udara,
Pada tahun 2019, diperkirakan 10,0 juta (kisaran 8,9-11,0 juta) orang terserang TB
di seluruh dunia, diantaranya 5,6 juta adalah laki-laki, 3,2 juta adalah perempuan
dan 1,2 juta adalah anak-anak, masalah infeksi Tuberkulosis ini perlu ditindak
lanjuti seperti pengobatan, tujuan dari pengobatan ini adalah menyembuhkan
penderita Tuberkulosis, Pemberian obat anti Tuberkulosis ini seperti rifampisin,
isoniazid, pirazinamid dan ethambutol/streptomisin ini banyak ditemukan pengaruh
dari obat tersebut sehingga dapat menimbulkan komplikasi pada hati, sehingga
perlu dilakukan suatu pemeriksaan enzim hati yaitu enzim aspartat
aminotransferase dan alanin aminotransferase. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Persentase hasil pemeriksaan AST dan ALT pada pasien Tuberkulosis
dengan terapi obat. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode
literatur review yaitu dengan menggunakan 10 literatur jurnal yang dipublikasikan
10 tahun terakhir dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil
olah data dari beberapa jurnal menunjukkan bahwa jumlah pasien tuberkulosis
dengan terapi yang mengalami peningkatan aspartat aminotransferase dan alanin
aminotransferase sebanyak 19,75%, didapatkan juga jumlah pasien tuberkulosis
dengan terapi yang mengalami peningkatan aspartat aminotransferase dan alanin
aminotransferase fase awal sebanyak 28,5%, dan jumlah pasien tuberkulosis
dengan terapi yang mengalami peningkatan aspartat aminotransferase dan alanin
aminotransferase fase lanjut sebanyak 11%. Dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase pada
pasien yang menjalani terapi. Saran untuk penelitian selanjutnya supaya lebih
banyak penelitian yang mengangkat kasus kadar Aspartat aminotransferase dan
Alanin aminotransferase pada pasien tuberkulosis yang menjalani terapi obat fase
awal dan fase lanjut di Indonesia, supaya dapat dijadikan bahan literatur dan
pembelajaran untuk kedepannya
LITERATURE REVIEW: PERBANDINGAN KADAR NATRIUM, KALIUM, KLORIDA PRE DAN POST HEMODIALISIS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif
dan irreversible dimana tubuh tidak mampu memepertahankan metabolisme,
keseimbangan cairan dan elektrolit. Fungsi ginjal salah satunya adalah fungsi
ekskresi. Fungsi ini tentunya berkaitan erat dengan elektrolit-elektrolit yang ada
di dalam darah, seperti natrium, kalium, dan klorida. Pasien gagal ginjal kronik
perlu penanganan berupa terapi pengganti ginjal, salah satunya dengan metode
hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar
natrium, kalium, klorida pre dan post Hemodialisis pada pasien Gagal Ginjal
Kronik. Metode yang digunakan, yaitu metode literature review dengan
framework PICO (Population /Patients /Problem, Intervention, Compariso,
Outcome. Pemilihan literatur ini pada beberapa database antara lain (Pubmed,
Google schoolar, Willey Library Online) sesuai keyword yang telah ditentukan
dan mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi. Screening literatur dilakukan
dengan metode PRISMA (Preferred Reporting Items For Systematic Reviews
and Meta Analyses) yang kemudian dilakukan penilaian kritis artikel dan ulasan
narasi. Hasil dari keseluruhan pencarian artikel dari 3 database dengan keyword
yang telah ditentukan. Setelah dilakukan screening full text diperoleh 10 jurnal
digunakan sebagai sumber literatur dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang
membuktikan terdapat perbedaan kadar Natrium, Kalium, Klorida pre dan post
hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik
ANALISIS HASIL KONTROL KUALITAS PEMERIKSAAN ALBUMIN DAN PROTEIN TOTAL DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Latar Belakang: Laboratorium klinik merupakan bagian dari pelayanan yang
memiliki peranan penting dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit yang dilakukan
oleh klinisi berdasarkan analisis dan riwayat pasien.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi, presisi, dan grafik Levey-
Jennings menggunakan aturan Westgard pada analisis kontrol kualitas pemeriksaan
albumin dan protein total di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode: Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional.
Hasil: Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data sekunder yang diambil pada
bulan Juli-Desember 2019. Kemudian data tersebut dianalisis dengan cara menghitung
rerata (mean), Standard Deviation (SD), akurasi, presisi, koefisien variasi (KV) serta
melihat grafik Levey-Jennings berdasarkan aturan Westgard. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perbedaan hasil kontrol kualitas albumin dan protein total di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Juli-Desember ada perbedaan. Hasil
kontrol kualitas pemeriksaaan albumin bahwa semua nilai kontrol tidak ada yang
keluar dari nilai KV maksimum, sedangkan hasil kontrol kualitas pemeriksaan protein
total pada bulan Juli-Desember 2019 semuanya keluar dari nilai KV maksimum. Nilai
KVِmaksimumِuntukِalbuminِyaituِ≤6ِsedangkanِproteinِtotalِyaituِ≤3.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil akurasi sangat baik yaitu pada rentang 90-110%, hasil presisi untuk kontrol
albumin semua nilai tidak ada yang keluar dari nilai KV maksimum, sedangkan
kontrol protein total semua nilai keluar dari nilai rentang, serta hasil evaluasi grafik
Levey-Jennings berdasarkan aturan Westgard tidak ada nilai kontrol yang mengikuti
aturan 12s, 13s, 22s, R4s, dan 10
Literature review: perbandingan hasil tes cepat molekuler (TCM) kultur dan metode loop-mediated isothermal amplification (LAMP) dalam mendeteksi mycobacterium tuberculosis
Tuberkulosis merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis. Tingginya jumlah kasus tuberculosis di seluruh
dunia membutuhkan pemeriksaan yang cepat dan akurat. Pemeriksaan TCM dan
kultur merupakan pemeriksaan yang saat ini banyak digunakan dalam pedeteksian
Mycobacterium tuberculosis pada kasus tuberculosis. Namun, kedua metode ini
membutuhkan waktu lebih lama, fasilitas yang kompleks, dan biaya yang mahal.
LAMP hadir sebagai metode pemeriksaan alternatif yang memiliki keunggulan
yaitu menggunakan suhu tetap dan alat yang sederhana serta waktu pemeriksaan
yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
sensitivitas dan spesifisitas metode TCM, Kultur dan LAMP dalam mendeteksi
Mycobacterium tuberculosis. Metode yang digunakan, yaitu metode literature
review. Pemilihan literatur ini pada beberapa database antara lain Pubmed, Google
Scholar, dan Science Direct. Terdapat 15 jurnal yang digunakan sebagai sumber
literatur dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil sensitivitas dan
spesifisitas tertinggi yang didapatkan adalah TCM sensitivitas 93% dengan rata�rata 83% spesifisitas 100% dengan rata-rata 86%, kultur sensitivitas 100% dengan
rata-rata 71% spesifiistas 100% dengan rata-rata 90,6%, dan LAMP sensitivitas
99% dengan rata-rata 88% dan spesifisitas 100% dengan rata-rata 97,6%.
Disimpulkan bahwa sensitivitas dan spesifisitas tertinggi dari ketiga metode yaitu
metode LAMP
Kualitas air sumur gali berdasarkan parameter bakteriologis di kabupaten bantul
Sumur gali adalah salah satu sumber air bersih yang paling umum di daerah
pedesaan karena mudah dibangun dan dirawat. Sumur gali menyediakan air yang
berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah. Oleh karena
itu, sumur gali sangat mudah terkontaminasi melalui rembesan. Pemeriksaan
kualitas air sumur gali dapat dilakukan dengan uji hitung jumlah bakteri dengan
metode Most Probable Number (MPN). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kualitas bakteriologis air sumur gali di Kabupaten Bantul. Metode
yang digunakan yaitu pengambilan data sekunder dari Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Bantul dan Puskesmas Pandak I. Teknik Penelitian ini
menggunakan sampling purposive. Analisis data menggunakan deskriptif. Jumlah
tertinggi sumur gali yang tidak memenuhi syarat Permenkes RI No.
416/Menkes/per/IX/1990 yaitu Puskesmas Pandak I. Terdapat 133 sumur gali di
Puskesmas Pandak I kualitas air sumur galinya menunjukan bahwa 51 sumur gali
(38,34%) memenuhi syarat dengan total Coliform < 50/100mL dan 82 sumur gali
(61,66%) tidak memenuhi syarat dengan total Coliform ˃50/100 mL. Desa
Wijirejo dengan sumur gali yang memenuhi syarat 25 sumur gali (49,01%) dan
tidak memenuhi syarat 26 sumur gali (50,99%) dan desa Gilangharjo dengan
sumur gali yang memenuhi syarat 27 sumur gali (32,92%) dan tidak memenuhi
syarat 55 sumur gali (67,08%). Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diharapkan
memberikan perhatian dan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya
perbaikan kondisi fisik sumur gali, sehingga dapat tersedianya kondisi fisik sumur
gali dengan kualitas dan kuantitas yang memenuhi syarat kesehatan