46 research outputs found

    PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

    Get PDF
    Penelitian telah dilaksanakan di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka dari tanggal 1 Desember 2016 sampai dengan 30 April 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai pemuliaan (NP) pejantan berdasarkan catatan bobot badan keturunannya pada puyuh  (Coturnix coturnix japonica). Puyuh sebanyak 487 ekor digunakan dalam penelitin ini yang terdiri atas pejantan 60 ekor yang dikawinkan dengan 120 ekor betina umur 9 minggu dengan sex ratio 1:2, yang menghasilkan 307 ekor puyuh betina. Metode penelitian menggunakan experimental paternal halfsib correlations dengan rancangan  pola tersarang (three way nested unequal subclass number). Pendugaan nilai heritabilitas (h2) pada bobot badan umur empat minggu lebih besar peranannya dibandingkan dengan pendugaan nilai heritabilitas (h2) pada bobot pertama kali bertelur yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. hasil penelitian menunjukan bahwa nilai heritabilitas bobot badan umur empat minggu 0,60 + 0,27, menunjukan faktor genetik lebih berperan dan akan diturunkan kepada keturunannya sebesar 60%, sedangkan nilai heritabilitas bobot pertama kali bertelur 31% dari nilai heritabilitas 0,31 + 0,24. Hal demikian menunjukan bahwa pendugaan nilai pemuliaan (NP) pejantan berdasarkan bobot badan anak betina keturunannya, lebih produktif bila dilakukan pada bobot badan umur empat minggu

    Pemanfaatan Limbah Kol sebagai Bahan Pakan Sumber Serat Kasar dalam Ransum Entog

    Get PDF
    Entog merupakan unggas air yang banyak dipelihara di pedesaan sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat dan sebagai sumber pendapatan bagi peternak. Kol dibutuhkan untuk menunjang kecepatan pertumbuhannya entog yang memerlukan pakan yang cukup banyak, berlimpah, harganya murah, dan cukup kandungan nutrientnya terutama serat kasar. Kol merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh manusia untuk dibuat makanan, tetapi mudah busuk, sehingga menghasilkan limbah yang bau dan mencemari lingkungan. kondisi ini sangat berbahaya, sehingga limbah kol harus dimanfaatkan, antara lain untuk pakan entog. Tujuan kegiatan yaitu memanfaatkan limbah kol untuk pakan ternak. Metode penyuluhan dilakukan dengan cara ceramah, diskusi, dan demplot dengan peserta peternak entog di Kecamatan Cigasong selama 30 hari. Monitoring evaluasi dilakukan dengan pembinaan yang berkesinambungan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peternak sangat tertarik dengan pemanfaatan limbah kol untuk ransum entog. Hasil pretest menunjukkan 5% peternak yang sudah mengetahui pemanfaatan limbah kol untuk ransum entog. Hasil posttest menunjukkan bahwa 100% peternak tertarik untuk menerapkan pemanfaatan limbah kol untuk ransum entog.  Kesimpulannya peserta memahami dan tertarik menerapkan pemanfaatan limbah kol menjadi ransum entog dengan baik

    APLIKASI RANSUM BERBASIS ECENG GONDOK SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERFORMAN ENTOG DAN PENDAPATAN PETERNAK DI KELURAHAN TONJONG MAJALENGKA

    Get PDF
    Muscovy duck is a meat-producing waterfowl that is mostly kept by the community, especially in rural areas. The high interest in raising muscovy duck is influenced by the fast growth, the meat is liked, and it is easy to maintain. Obstacles to raising muscovy duck include high consumption of muscovy duck rations so that production costs are also high. As a result, the income of farmers is reduced. The solution, among others, is to look for alternative feed ingredients that are cheap, easy to obtain, and do not compete with other livestock, for example water hyacinth. Water hyacinth is a plant that is easy to grow in water areas as weeds and waste from rice fields, fish ponds, and lakes. The use of water hyacinth as feed for mutton has various advantages, including high nutrient content, cheap, available, and environmentally friendly. The village of Tonjong Majalengka has the Cibudug river which flows all year round. The banks of the Cibudug river are very good for raising squid in the fish pond, which is overgrown with water hyacinth. Very good potential as a center for cattle breeding which is rich in feed sources. The purpose of community service is to apply water hyacinth-based rations as an effort to improve the performance of mutton and the income of farmers. The ingredients for the muscovy duck ration are water hyacinth and fine bran. Making rations using the square method. The method of community service is carried out by demonstration plots, counseling and continuous coaching for farmers and youth organizations in the Tonjong sub-district. Based on the results of the counseling, it was found that the goat breeders had the knowledge and practice of applying water hyacinth-based shrimp rations. In conclusion, water hyacinth is good to be used as a ration for muscovy duck

    Spermatozoa Quality of Pasundan Cattle Frozen Semen at Various Thawing Temperatures and Durations

    Get PDF
    Pasundan cattle are West Java's indigenous Genetic Resources, and the proper frozen semen thawing technique is necessary for successful artificial insemination (AI) to increase the cattle population. This study aimed to evaluate the quality of spermatozoa of Pasundan cattle frozen semen post-thawing at various temperatures and thawing duration. A total of 24 frozen semen samples were thawed with two treatment factors: temperature (27 and 37°C) and thawing duration (15, 20, 25, and 30 seconds). The observed variables included motility, viability, and plasma membrane integrity. Data were analyzed using the General Linear Model (GLM) for these variables, followed by the Tukey test for multiple comparisons. The results showed no interaction between temperature and thawing time on the observed variables. There was no significant difference (p>0.05) in sperm motility between treatments, with values ​​between 45.30±0.78 and 52.57±3.59%. Furthermore, the sperm viability rate was significantly different (p<0.05) due to temperature and thawing time. Sperm viability was higher in the 37°C thawing group for 15 seconds. In contrast to the integrity of the sperm plasma membrane, the 27°C temperature treatment group had a higher rate than the 37°C treatment group. It can be concluded that thawing frozen semen of Pasundan cattle at 27 or 37°C with a duration of 15-30 seconds produces normal spermatozoa quality, and a temperature of 37°C for 30 seconds is recommended for the thawing process. These findings contribute to optimizing thawing protocols in artificial insemination practices, enhancing the reproductive success of Pasundan cattle

    Performance of Broiler Chicken that Gives Ration Containing Fermentation of Catfish Waste (Clarias sp.) Using Red Guava MOL (Psidium guajava L.)

    Get PDF
    The research was conducted at Faculty of Agriculture Laboratory Majalengka University. The objective of the research was to get  the level use of catfish waste as a source of animal protein in broiler chicken rations.   This reseach uses a completely randomized design (CRD) with four treatments  R0 (0%), R1 (8%), R2 (16) and  R3 (24%) waste catfish and each treatment was repeated five times. Observed variables were body weight increase, feed consumption and feed conversion. The results showed that the use of fermented catfish waste as much as 16% in the ration resulted in the best performance of broiler chickens, namely body weight gain 1097.75 grams, ration consumption 2143.75 grams, and conversion ration 1.95

    PENGARUH PENAMBAHAN MOL JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava L.) SEBAGAI BIOSTARTER TERHADAP KUALITAS FERMENTASI LIMBAH IKAN LELE (Clarias sp)

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul pengaruh penambahan mol jambu biji merah (MJBM) sebagai biostarter terhadap kualitas fermentasi limbah ikan lele (LIL) telah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas yang paling baik dari pengolahan limbah ikan lele (LIL) secara fermentasi. Percobaan fermentasi LIL dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan M0 (LIL + 2% EM4), M1 (LIL + 1,5% EM4 + 0,5% MOL jambu biji), M2 (LIL + 1% EM4 + 1% MOL jambu biji merah), M3 (LIL + 0,5% EM4 + 1,5% MOL jambu biji merah) dan M4 (LIL + 2% MOL jambu biji merah) setiap perlakuan diulang 4 kali. Peubah yang diamati meliputi kadar protein kasar, khitin, lemak kasar,  abu dan energi metabolis. Kualitas LIL diuji menggunakan analisis proksimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas fermentasi yang paling baik terdapat pada M1 (LIL + 1,5% EM4 + 0,5% MOL jambu biji merah) yang mengandung protein kasar 60,28 %, khitin 12,88 %, lemak kasar 11,42 %, abu 71,24 %, dan energy 4017, 09 kkal/kg. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan mol limbah jambu biji merah dan EM4 sebagai biostarter berpengaruh nyata meningkatkan kualitas limbah ikan lele.Kata Kunci :  Fermentasi, Limbah Ikan Lele, Jambu Biji Merah

    Meningkatkan Persepsi Remaja Terhadap Susu Melalui Edukasi Kandungan Gizi Susu di Kabupaten Majalengka

    Get PDF
    Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai gizi lengkap. Susu perlu dikonsumsi secara teratur demi peningkatan kualitas gizi masyarakat, terutama remaja. Tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia sebesar 16,23 liter/kapita/tahun masih tergolong rendah di Asia Tenggara. Beberapa tahun belakangan ini, minum kopi, minuman coklat, susu, atau minuman berbahan dasar susu di cafe menjadi tren di hampir sebagian besar kalangan remaja. Permasalahan yang muncul dilapangan adalah intensi atau niat remaja datang ke café dan mengkonsumsi susu atau minuman berbahan dasar susu adalah untuk kesenangan. Remaja belum memahami pentingnya minum susu untuk tumbuh kembang tubuhnya dan alasan kesehatan Tujuan dari Kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan meningkatkan persepsi dan pemahaman remaja terhadap kandungan gizi yang terdapat dalam susu. Metode dalam kegiatan ini adalah metode edukasi, diskusi interaktif dan tanya jawab. Hasil kajian menunjukan bahwa remaja mengetahui manfaat dan kandungan gizi yang terdapat dalam susu yang baik untuk Kesehatan meski tidak mendalam. Bagi remaja, minum susu belum menjadi kebiasaan dan dikonsumsi secara teratur

    PRODUKTIVITAS DAN UJI ORGANOLEPTIK ITIK JANTAN YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG LIMBAH IKAN LELE (Clarias sp) SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN

    No full text
    Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daging limbah ikan lele sebagi pengganti tepung ikan dalam ransum terhadap produktivitas dan uji organoleptic itik jantan lokal telah dilaksanakan di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka dari tanggal 1 September sampai dengan 25 Oktober 2017. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan ternak percobaan sebanyak 125 ekor itik jantan lokal yang dibagi secara acak ke dalam lima perlakuan ransum, yaitu R0 (ransum mengandung tepung limbah ikan lele 0%), R1 (ransum mengandung tepung limbah ikan lele 5%), R2 (ransum mengandung tepung limbah ikan lele 10%), R3 (ransum mengandung tepung limbah ikan lele 15%), dan R4  (ransum mengandung tepung limbah ikan lele 20%), setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Peubah yang diamati meliputi produktivitas (bobot potong, persentase karkas, persentase  daging) dan nilai uji organoleptik (bau dan rasa daging). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tepung daging limbah ikan lele sepenuhnya dapat menggantikan tepung ikan tanpa mempengaruhi bobot potong, namun pemberian tepung daging limbah ikan lele yang dikombinasikan dengan tepung ikan menghasilkan bobot potong yang sangat nyata lebih tinggi daripada ransum yang hanya mengandung tepung limbah ikan lele saja dan sama dengan ransum kontrol yang sepenuhnya menggunakan tepung ikan. Peubah lainnya tidak dipengaruhi oleh perlakuan ransum. Kata Kunci : tepung limbah ikan lele, produktivitas, uji organoleptic, itikk jantan loka

    Qualitative Traits of Muscovy duck (Cairina moschata) in Ciayumajakuning, West Java, Indonesia

    No full text
    Qualitative traits can be used as a reference for entog development and conservation. Qualitative traits are indispensable for selection based on phenotypics such as plumage color, beak color, and shank color. The research objective was studied the qualitative traits of entog in Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). This research uses survey method with sampling technique of multistage probability random sampling. The research object observed are 673 Muscovy ducks consisting of 309 drake and 364 duck. Data analysis applies descriptive qualitative analysis method. The results of research show that duck Muscovy ducks plumage colors are dominated by black and white (44.78%), only white (28.30%), and only black (17.86%); while drake are dominated by only white (45%), black and white (35.9%), and gray (7, 77%). The duck beak colors are dominated by black (25.82%), black and white (20.60%), and pink (23.63%); while drake beak colors include pink (38.80%), black (21.00%), and black and white (19.40%). Duck shank colors are dominated by black (39.29%), white (27.29%), and yellow (18.68%); while drake shank colors, among others, are yellow (41.70%), black (29.80%), black and white (12.00%). Based on the results of the study, it can be concluded that the qualitative traits of Muscovy duck in Ciayumajakuning are quite diverse
    corecore