57 research outputs found
Analisis Faktor Kepemimpinan Keperawatan yang Berkaitan dengan Komunikasi, Transparansi, dan Pengawasan di Ruang Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan
Universitas Diponegoro
Program Pascasarjana
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit
2013
ABSTRAK
Mario Anang
Analisis Faktor Kepemimpinan Keperawatan yang Berkaitan dengan Komunikasi, Transparansi, dan Pengawasan di Ruang Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan
53 halaman + 1 tabel + 10 lampiran
Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat di RSUD Bendan masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan. Tujuan penelitian adalah menjelaskan faktor kepemimpinan keperawatan yang berkaitan dengan komunikasi, transparansi dan pengawasan kepada perawat di ruang rawat inap RSUD Bendan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Variabel penelitian terdiri dari komunikasi, transparansi, pengawasan dan kepemimpinan. Informan utama, 7 orang, terdiri dari Direktur, Kepala bidang keperawatan, Kepala seksi keperawatan, Kepala Ruang VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III. Informan triangulasi, 4 orang, terdiri dari perawat ruang VIP, kelas I, Kelas II, Kelas III (masing-masing kelas satu orang). Analisis data dilakukan secara content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan sistem komunikasi bersifat top down, perawat pelaksana belum dilibatkan dalam penyusunan standard, penyampaian informasi kurang terarah, komunikasi belum efektif dan efisien, hanya menindak lanjuti saran dari orang tertentu dan belum ada audit pelayanan. Bidang keuangan, remunerasi dan kekayaan rumah sakit belum transparan. Remunerasi belum tepat waktu dan tepat penghitungan. Promosi jabatan dan diklat untuk pegawai belum diberikan. Pengawasan belum rutin dan hanya melibatkan perawat supervisor. Pemberian penghargaan dan sanksi belum dijalankan serta pimpinan belum memberikan contoh bagi bawahannya
Saran bagi pihak manajemen RSUD Bendan untuk melakukan pembenahan kepemimpinan dari segi komunikasi, transparansi dan pengawasan sehingga tercipta mutu pelayanan yang lebih baik.
Kata kunci : Kepemimpinan keperawatan, Komunikasi, Transparansi,
Pengawasan
Kepustakaan : 32 (1979 – 2011
Diponegoro University
Postgraduate Program
Master’s Program in Public Health
Majoring in Hospital Administration
2013
ABSTRACT
Mario Anang
Analysis on Nursing Leadership Factors Associated to Communication, Transparency, and Supervision in Inpatient Unit at Bendan Hospital, Pekalongan
53 pages + 1 table + 10 enclosures
Patient satisfaction to the work performance of nurses in Bendan district general hospital (RSUD) was unsatisfactory. This was influence by leadership factor. Objective of this study was to explain nursing leadership factor related to communication, transparency, and supervision to nurses in the inpatient room of RSUD Bendan.
This was an observational-qualitative study. Data were collected through in-depth interview. Study variables were communication, transparency, supervision, and leadership. Main informants were 7 people. They were a director, a head of nursing department, a head of nursing section, a head of VIP rooms, a head of first class rooms, a head of second class rooms, and a head of third class rooms. Triangulation informants were 4 room nurses (one nurse for each room class). Content analysis method was applied in the data analysis.
Results of the study showed that communication system was in the form of top down, nurses were not involved in formulating the standard, information was not delivered properly, communication was ineffective and inefficient, not all suggestions were followed up (only suggestion from certain people was followed up), and service audit was not done. Reports regarding finance, remuneration, and hospital assets units were not transparent. Remuneration was not done in the right time and in proper calculation. Rank promotion and advance education for staffs were not given. Routine supervision was not done, it was involving only supervisor nurse. Reward and sanction systems were not implemented, a leader did not act as a model for the staffs.
Suggestion for the management of RSUD Bendan is to do leadership reformation focusing on communication, transparency, and supervision; it will create better service quality.
Key words : nursing leadership, communication, transparency, supervision
Bibliography : 32 (1972-2011
Gambaran Pengetahuan Perawat Vokasi tentang Tugas dan Wewenang Perawat sesuai UU No.38 Tahun 2014
Act No. 38 Year 2014 on Nursing explains many things related to Nursing Act, in which one of them is the nurse’s duties and authorities. As a qualified nurse, understanding nurse’s duties and authorities based on the Act No. 38 Year 2014 in conducting nursing practice are required to create and improve optimal services and health developments. This research aims to find out the vocational nurses’ perception about nurse’s duties and authorities based on the Law No.38 Year 2014 on Nursing. This research refers to quantitative research with descriptive study and cross-sectional approach. Sampling technique used in this research was proportional random sampling with total number of respondents 180 by using questionnaire. Questionnaire A had 8 questions and questionnaire B had 21 questions. The vocational nurses’ understanding about nurse’s duties based on the Act No.38 Year 2014 on nursing at RSUD Tugurejo in the poor category is 136 people (75.6%), and the understanding about nurse’s authorities based on the Law No.38 Year 2014 on nursing at RSUD Tugurejo in the poor category is 110 people (61.1%). Based on the finding of the research, it is recommended for the nurses to provide more understanding and knowledge about their duties and authorities based on the Act No.38 Year 2014 on nursing act.
Key words: Nurse, Act, Duty, Authoritity, Vocational Nurse.
Bibliography: 49 (1998-2017
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP : LITERATUR REVIEW
Perilaku caring perawat merupakan salah satu aspek penting dalam memenuhi kepuasan pasien, hal ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan disebuah rumah sakit. Tujuan  Untuk mengetahui hubungan  perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap di rumah sakit. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literature review. Sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan melakukan telaah jurnal dan buku referensi dengan kata kunci  perilaku caring perawat, dan kepuasan pasien. Hasil Perilaku caring perawat berhubungan dengan tingkat  kepuasan pasien di ruang rawat inap rumah sakit. Perubahan leadership dalam profesi keperawatan terus dikembangkan, diharapkan dapat diaplikasikan secara nyata, semakin berkembang, semakin diakui dan dapat  menunjukkan kinerja yang profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan perilaku caring Perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap rumah sakit. Perilaku caring sangat penting bagi setiap orang, juga sangat dibutuhkan bagi perawat selaku pemberi asuhan keperawatan di rumah sakit
Peningkatan kemampuan Pasien dalam Self Management
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang lain seyogianya mempertimbangkan bahwa
asuhan yang diberikan kepeda pasien merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang
terintegrasi dengan para profesional pemberi asuhan dan tingkat pelayanan yang akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan. Kontinuitas pelayanan dapat dimaknai bahwa
asuhan kepada pasien diberikan sejak pasien masuk ke fasilitas kesehatan sampai dia
kembali ke rumahnya. Profesional pemberi asuhan utamanya perawat harus memastikan
bahwa pasien yang dikelolanya mampu untuk memahami konndisi dirinya sendiri
termasuk memahami kapan membutuhkan bantuan tenaga kesehatan professional. Lebih
jauh lagi diharapkan pasien mampu melakukan pengeloaan diri dan memenuhi kebutuhan
diri mereka sendiri ketika di rumah. Kemampuan pasien dalam mengelola diri sendiri
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dirinya tersebut dinamakan self management yang
selanjutnya disebut manajemen diri
Kepemimpinan Kepala Ruang dalam Penerapan Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit : Literature Review
Yuli Dwi HarLatar Belakang: Budaya keselamatan pasien merupakan komponen penting dan mendasar untuk membangun program keselamatan pasien secara keseluruhan.Berbagai studi melaporkan bahwa penerapan budaya keselamatan pasien di rumah sakit, terutama budaya non blaming culture, budaya pelaporan dan budaya belajar dari insiden belum dilaksanakan secara optimal. Dampak yang ditimbulkan dari budaya keselamatan pasien yang tidak optimal dapat menyebabkan kerugian bagi pasien dan pihak rumah sakit. Dalam membangun budaya keselamatan pasien, peran aktif pemimpin termasuk kepala ruang sebagai penggerak di ruangan yang dipimpinnya menjadi sangat penting. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi .
Metode: Studi ini dilakukan dengan cara pemetaan sistematis terkait peran kepemimpinan dalam meningkatkan budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Sejumlah 20 artikel penelitian dievaluasi dari berbagai sumber informasi online EBSCO, medline, CINAHL complete, dan science direct. Penelusuran dilakukan dengan kata kunci sesuai dengan topik yaitu leadership dan budaya patient safety. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dianalisis dan dibahas hingga menghasilkan kesimpulan.
Hasil: Kepemimpinan kepala ruang dalam penerapan budaya keselamatan pasien meliputi kepemimpinan dalam pelaksanaan budaya keselamatan pasien, membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, memimpin dan mendukung staf, mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko, mengembangkan sistem pelaporan, melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien, belajar dan berbagi pengalaman dengan pasien serta mengimplementasikan sistem keselamatan pasien. Semua peran kepemimpinan kepala ruang tersebut ada pada kepemimpinan transformasional, dimana kepala ruang dan staf berusaha untuk mencapai moralitas dan motivasi yang lebih tinggi dalam penerapan budaya keselamatan pasien.
Kesimpulan: Penerapan budaya keselamatan pasien di rumah sakit belum berjalan dengan baik. Upaya kepala ruang dalam melaksanakan kepemimpinan transformasional di ruangannya perlu terus digalakkan untuk mengoptimalkan penerapan budaya keselamatan pasien .
tant
Shift Kerja Dan Beban Kerja Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kelelahan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Di Rumah Sakit Pemerintah
The Effects of Work Shift and Workload towards the Occurrence of Nurses Work Fatigue in Inpatient Ward of Governence Hospital. Introduction: Nurses work fatigue is an important problem in any industrial process, including nursing services industrial sector. Nurses work fatigue can lead to work accidents to patients and nurses themselves. Heavy workload and patterns of non-standard work shift can lead to work fatigue to nurses who work in shifts. Methods: This research aims to determine the effect of work shift and workload on nurses work fatigue. The kind of this research is an analytical survey with cross sectional design. The subjects of this research are 30 respondents. Each respondent was measured its fatigue before and after working. Work shift was measured by using a standard checklist sheet of work shift,workload was measured by using the daily log and work fatigue was measured by using a Raction meter Lakasidaya L 77. Result: Data analysis was performed by using bivariate analysis with Chi-Square test to determine the effect of the independent variables on the dependent variable and multivariate analysis by using logistic regression analysis with Backward LR method.The results of bivariate analysis of the independent variable that influences on the dependent variable (nurses work fatigue) are: morning work shift (p value = 0.030), evining work shift )p value = 0,038), night work shift (p value = 0.042), morning workload (p value = 0.014), evening workload (p value = 0.042) and night workloads (p value = 0.004). On the multivariate analysis, the variables that influence are morning work shift (OR = 0.082), night work shift (OR = 0.053), night workload (OR = 0.028). Recommendation: For Nurse manager, the result this research can be input for humen resource policy in shift system must gain for work shift and work load standard
GAMBARAN PERSEPSI PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN
The Discharge Planning is a process of the professional interaction and collaboration between health teams, patients and the patients’ families to provide and manage the continuity of a patients’ medical care. The discharge planning analysis, diagnose, plan and evaluation are necesary to be conducted since this research have not been condudcted yet in the inpatient wards of RSUD Ungaran. Thus, there is an increasing of LOS (Length of Stay) requiring the patient to stya longer. This non experimental quantitative research with descriptive research design aimed to determine the description of the nurses’ perseption in the implementation of discharge planning in the inpatient wards of RSUD Ungaran. This research used Proportional Random Sampling technique which was undertaken on 97 respondents using questionnaire and then were analyzed using descriptive statistic. The results showed that the role of nurses in implementation discharge planning were as a good assessment (67.0%), a good diagnosis (61.9%), a good planning (64.9%), a good implementation (67.0%) and a good evaluation (60.8%). In short, the role of nurses in the implementation of discharge planning are good (51.5%), therefore the nurses need to maintain its role in order to enhance the quality of documentation discharge planning. To sum up, the Implementation of the nurses’ perseption can be optimized by providing a training, seminars, evaluation and supervision
PENGARUH TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI KELURAHAN KARANGSARI KABUPATEN KENDAL
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistole sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Pada pasien hipertensi dapat menggunakan penatalaksanaan non farmokologi, salah satunya dengan terapi imajinasi terpimpin. Terapi Imajinasi terpimpin merupakan terapi yang bertujuan untuk menahan terbentuknya respon stress, terutama dalam sistem saraf dan hormon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi imajinasi terpimpin terhadap perubahan tekanan darah pada hipertensi di Kelurahan Karangsari Kabupaten Kendal. Desain penelitian pra eksperimental menggunakan metode one group pretest-posttest design. Jumlah sampel sebanyak 29 responden dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro – Wilk yang menunjukan p value < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji beda menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil uji statistik menunjukkan nilai value tekanan darah sistole sebelum dan sesudah diberikan terapi imajinasi terpimpin (0,001) lebih kecil darinilai alpha (0,05), value tekanan darah diastole sebelum dan sesudah diberikan terapi imajinasi terpimpin (0,001) lebih kecil dari nilai alpha (0,05), sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada pengaruh terapi imajinasi terpimpin terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi di Kelurahan Karangsari Kabupaten Kendal. Saran peneliti, Terapi imajinasi terpimpin perlu dijadikan sebagai salah satu tindakankeperawatan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Kata kunci : Tekanan darah ,Terapi imajinasi terpimpin
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KUALITAS DOKUMENTASI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
Dokumentasi dalam keperawatan memegang peranan penting terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatuunit kesehatan. Pendokumentasian yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 106 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 (53,8%) responden berusia kurang dari 32 tahun, 88 (83,0%) responden berjenis kelamin wanita, 73 (68,9%) responden tingkat pendidikannya DIII Keperawatan, 54 (50,9%) responden masa kerja kurang dari 7 tahun, 74 (69,8%) responden tidak pernah mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan, 56 (52,8%) responden motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan tidak baik, 90 (84,9%) responden persepsi terhadap supervisi kepala ruang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan baik, dan 58 (54,7%) kualitas dokumentasi kurang baik. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara umur P value=0,478 (P >0,05), jenis kelamin P value = 0,659,tingkat pendidikan P value = 0,902, masa kerja P value = 0,546, dan pelatihan P value = 0,521 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Ada hubungan antara motivasi P value = 0,036 dan supervisi kepala ruang P value = 0,041 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah motivasi perawat yang tidak baik cenderung kualitas dokumentasi juga tidak baik (P value 0,036). Supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan (P value = 0,041)
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Semarang
School of Nursing
Faculty of Medicine
Diponegoro University
August, 2016
ABSTRACT
The Images of Some Factors that Influences the Students’ Learning Motivation of School of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang
xvii + 95 pages + 21 tables + 3 pictures + 14 appendixs
Learning motivation would reflect the behavior of individuals in the study. Learning motivation would clarify objectives and learning strategies. Learning motivation had a significant role in improving learning achievement. But the fact students are only eager to follow in early learning course as well as decreased concentration and focus on learning.The factors which influence learning motivation were the goals and aspirations, students’ ability, students’ condition, and dynamical components in learning process and the external factors (the condition of learning atmosphere and teachers’ effort in teaching the students). The aim of this research was to know the images of some factors which influence the students’ motivation in School of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang. This research was a descriptive research study with a survey approach. The total sample of this research is 80 students’ respondents that consist of students from 2012, 2013, 2014, and 2105 School of Nursing, Diponegoro University, Semarang. The data was taken by using questionnaire and was analyzed by sing descriptive statistic. The conclusion of this study was the completing factors which influence students’ learning motivation is in the inferior level. Factor of students’ goals and aspirations were in the good level. Factor of students’ ability was in the inferior level. Factor of students’ condition was in the inferior level. Factor of students’ dynamical components in learning process was in the good level. Factor of the condition of students’ learning atmosphere is in the inferior level. Factor of teachers’ effort in teaching students was in the good level. This study is expected to be a reference for students to enhance their learning strategies as well as for lecturers to deliver material clearly.
Keywords: motivation, learning, factors, students
References: 74 (2006-2016
- …