15 research outputs found

    Pengaruh Aktivitas Fisik Intensitas Sedang terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Laki-Laki Obesitas

    Get PDF
    Obesity is a problem that concerns the world. The increasing of obese prevalence is relate to the risk of comorbidities that occurs through the insulin resistance mechanism. Moderate intensity physical activity can prevent insulin resistance and increase insulin sensitivity. The method is numerical comparative analytic research with a quasi-experimental design and the method of taking the repetitive measurement data (pre test - post test design) with a control group. Total of the samples are 30 people, divided into positive control groups (K1), negative control group (K2) and the treatment group (P). Analysis using Paired T-Test shows the value of p = 0.087 in group P1, p = 0.058 in group P2 and p = 0,000 in group P. Analysis using One Way Anova shows the value of p= 0.002 between P and K1, p= 0.085 between P and K2, p= 0.474 between K1 and K2. There is a statistically significant effect of moderate-intensity physical activity in the form of 30 minutes of brisk walking on lowering blood glucose levels in obese men. Keywords: Blood glucose level, insulin resistance, moderate intensity of physical activity, obesity

    PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HABBATUSSAUDA (Nigella sativa) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN SEBAGAI UPAYA PREVENTIF HIPERGLIKEMIA

    Get PDF
    Latar Belakang:Hiperglikemia adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan kadar glukosa darah melebihi kadar normal yang menjadi karakteristik beberapa penyakit terutama diabetes melitus. Salah satu cara untuk menurunkan kadar glukosa darah yaitu dengan ekstrak alami tanaman habbatussauda (Nigella sativa). Habbatussauda (Nigella sativa) mengandung thymoquinone yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin di dalam jaringan tubuh dan juga dapat memperbaiki kerusakan sel-β pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin. Tujuan:Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak habbatussauda (Nigella sativa) terhadap kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang diinduksi aloksan sebagai upaya preventif hiperglikemia. Metode : Penelitian eksperimental murni pre and post test with control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil : Nilai rerata ± SD GDP sebelum perlakuan, setelah diinduksi aloksan dan setelah perlakuan pada KM (126 ± SD 3,53), (128 ± SD 3,24), dan (124,6 ± SD 8,47), pada KN (121,6 ± SD 7,12), (182,2 ± SD 18,11), dan (149 ± SD 14,90), pada KP (122 ± SD 3,536), (161,8 ± SD 6,76), dan (108,4 ± SD 9,52), pada P1 (123,80 ± SD 4,65), (139,8 ± SD 1,48), dan (100,8 ± SD 5,40), dan pada P2 (122,6 ±SD 3,36), (164 ±SD 9,13), dan (112,2 ± SD 4,71). Uji Paired T-test menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah yang bermakna (

    Identifikasi Kecacingan pada Satwa Liar dan Ternak Domestik di Taman Nasional Way Kambas, Lampung

    Get PDF
    Penyakit kecacingan dan interaksi antara satwa liar dengan ternak domestik di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan permasalahan yang harus mendapat perhatian serius dalam pengelolaan konservasi di TNWK dan pemeliharaan ternak di desa penyangga TNWK. Penelitian ini bertujuan untuk identifi kasi keberadaan cacing pada sampel tinja (feses) satwa liar (harimau, badak, dan gajah) dan ternak domestik (sapi, kerbau, dan kambing) di sekitar TNWK. Pengambilan sampel dilakukan pada musim hujan yaitu pada periode Januari-Juli 2014 dan Oktober 2014 - Februari 2015; dengan lokasi pengambilan mencakup 36 lokasi (11 lokasi di TNWK dan 25 lokasi di desa-desa penyangga). Identifikasi cacing dari feses dilakukan dengan metode natif, pengendapan dan pengapungan, penghitungan telur dengan metode Mc Master, dan telaah potensi cacing zoonosis dengan studi literatur. Tidak ditemukan cacing pada harimau, sementara itu pada badak dan gajah Sumatera ditemukan Paramphistomum spp dan Strongyloides spp. Cacing yang ditemukan pada kerbau, sapi dan kambing ialah Paramphistomum spp, Fasciola spp, Trichuris spp, Mecistocirrus spp, Strongylus spp, Bunostomum spp, Haemonchus spp, Strongyloides spp, Oesophagostomum spp, Nematodirrus spp, dan Trichostrongylus spp. Inang ternak domestik (kerbau dan sapi) berpotensi menjadi vektor penularan Paramphistomum spp ke satwa liar. Kemungkinan cacing gastrointestinal yang berpotensi sebagai zoonosis ialah Fasciola spp, Strongyloides spp, Oesophagostomum spp, Haemonchus spp, Trichostrongylus spp dan Trichuris spp

    Artikel Penelitian Perbandingan Air Perasan Daucus Carota L. Dengan Povidone Iodine Topikal Dalam Penyembuhan Luka Insisi Mencit

    Get PDF
    Background: Injury is damage or loss of body tissue that occurs due to a factor that interferes with the body's protection system. These factors such as trauma, changes in temperature, chemicals, explosions, electric shock, or animal bites. Wound treatment as the first treatment to prevent infection, among others, using antiseptics such as povidone iodine. one of the agents that can heal wounds and is easily sought after by the public because of its availability such as carrot bulbs. Carrot bulbs (Daucus carota L.) are effective as an antiseptic, strengthen liver function, urinate, get rid of useless substances through the kidneys, laxatives, and protect the body from toxic chemicals. Research Objective: To compare the effects of carrot tuber juice with 10% povidone iodine topically in wound healing so that it can be used as an alternative medicine to accelerate wound healing. Research Methods: The type of research to be conducted in this study is an experimental laboratory with a post test only group design method. Sampling was calculated using the Federer formula. Analysis of bivariate data with Shapiro-Wilk. Research Results: From a total of 24 mice research samples. Statistical analysis using the Shapiro-Wilk test showed p = 0.001. Conclusion: There was a significant difference (p <0.05) between each treatment group.  Latar Belakang: Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Pengobatan luka sebagai penanganan pertama agar tidak terjadi infeksi antara lain menggunakan antiseptik seperti povidone iodine. salah satu agen yang dapat menyembuhkan luka dan mudah dicari oleh masyarakat karena ketersediannya yang demikian banyak seperti umbi wortel. Umbi wortel (Daucus carota L.) berkhasiat sebagai antiseptik, memperkuat fungsi hati, melancarkan kencing, membuang zat tak berguna melalui ginjal, laksatif, dan melindungi tubuh dari bahan kimia beracun. Tujuan Penelitian: Untuk membandingkan efek air perasan umbi wortel dengan povidone iodine 10% secara topikal dalam penyembuhan luka sehingga dapat digunakan sebagai salah satu obat alternatif untuk mempercepat penyembuhan luka. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan metode post test only group design. Pengambilan sampel dihitung menggunakan rumus Federer. Analisis data bivariat dengan Shapiro-Wilk. Hasil Penelitian: Dari total sampel penelitian berjumlah 24 mencit. Analisis statistik menggunakan uji Shapiro-Wilk menunjukkan p=0,001. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara masing-masing kelompok perlakuan

    Pemeriksaan Kadar Bakteriologis Pada Susu Merk X Penyebab Foodborne Disease Sebelum dan Sesudah Kedaluwarsa

    Get PDF
    Background: Milk as a food source for calves and humans contains very high nutrients but was easily contaminated by microorganisms. And if it consumed, bacteria-contaminated milk can cause foodborne disease. Purpose: This study was conducted to determine bacteriological levels in UHT milk brand X causing foodborne disease before and after expiration. Research Method: The research method used in this study is an experimental or experimental research. The data obtained were stated in a descriptive qualitative manner. The result: Bacteriological levels of UHT milk brand X a month before and after expiration had the closest estimated value <3 APM / ml. Conclusion: From the research that has been done, it is obtained that the X brand UHT milk a month before and after the expiration date has the closest estimated value <3 APM / ml based on SNI 2897: 2008 which explains that the two X brand UHT milk is not contaminated by coliform bacteria.Latar Belakang: Susu  sebagai  sumber  makanan untuk anak sapi maupun manusia mengandung zat gizi yang sangat tinggi namun mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme. Dan apabila   dikonsumsi,   maka susu   yang  tercemar   bakteri   dapat menyebabkan foodborne disease. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar bakteriologis pada susu UHT merk X penyebab foodborne disease sebelum dan sesudah kedaluwarsa. Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen atau percobaan (experimental research). Data yang diperoleh dinyatakan secara deskriptif kualitatif. Hasil: Kadar bakteriologis susu UHT merk X sebulan sebelum dan sesudah kedaluwarsa memiliki nilai duga terdekat < 3 APM/ml. Kesimpulan:  Dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan hasil bahwa susu UHT merk X sebulan sebelum dan sesudah kedaluwarsa memiliki nilai duga terdekat < 3 APM/ml berdasarkan SNI 2897:2008 yang menjelaskan bahwa kedua susu UHT merk X tersebut tidak tercemar oleh bakteri coliform

    Pengaruh Pemberian Kalsium Terhadap Panjang Kranium Fetus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Setelah Pemberian Etanol

    No full text
    Calcium is an essential element in the human body primarily on bone metabolism processes. Calcium is needed to activate the osteoblast in producing bone matrix. Calcium metabolism in human body could be inhibited by ethanol. Someone who consumes ethanol will suffer hypocalcemia. Consequently activating process of the osteoblast producing of bone matrix will be imbalanced and bone structure will be abnormal. The purpose of this study was to determine the effect of calcium supplementation on the length of white rat fetus cranium in organogenesis phase of Sprague Dawley strain that had been treated by ethanol. This study uses an experimental research design using 20 rats (Rattus norvegicus) of Sprague Dawley strain pregnant females aged 10-16 weeks which randomly selected were divided into five groups. The results showed that the average cranium length from analysis of one way ANOVA p value = 0.000. Post Hoc LSD cranium length with five groups compared with each other p = 0.000. Can be concluded that the existence of the effect of calcium supplementation on the length of white rat (Rattus norvegicus) fetus cranium that had been treated by ethano

    Uji Sensitivitas Kunyit Kuning dan Kunyit Putih Terhadap Bakteri Pencemar Susu

    No full text
    Yellow turmeric (Curcuma longa) and white turmeric (Kaempferia rotunda) are one of the medicine plants and seasons that are used by most of the people. Turmeric belongs to the zingiberaceae family as a medicinal plant that is known to contain antibacterial substances. Antibacterial ingredients in turmeric, namely are curcuminoids and essential oils which are believed to be able to kill and inhibit bacteria. The purpose of this study is to know the sensitivity of yellow turmeric and white turmeric to milk contaminating disease using the Kirby Bauer method with a diffusion disk technique. The study design using experimental technique. Yellow turmeric rhizome extract and white turmeric were tested to the milk contaminating disease using diffusion disk technique with 12,5%, 25%, 50%, and 100% concentration. Yellow turmeric rhizome extract with 12,5%, 25%, 50%, and 100% concentration showed results inhibition diameter zone: 0 mm, 11,3 mm, 15,3 mm, and 17 mm. On the other hand, white turmeric gets no result in the inhibition diameter zone for all concentration. This study showed there is a sensitivity of yellow turmeric to bacteria of milk-contamination that causes foodborne disease using the Kirby Bauer method with white turmeric disk diffusion technique. There is no sensitivity to bacteria of milk-contamination that causes foodborne disease using the Kirby Bauer method with disk diffusion techniqu

    PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

    No full text
    Hemoglobin merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang tersusun dari protein globin dan heme. Radikal bebas dapat menyebabkan lisisnya membran eritrosit. Proses tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Daun kelor termasuk dalam antioksidan alami yang memiliki sifat neurofektif melalui mekanisme antioksidatif. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) Terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Jenis penelitian eksperimental murni (true-experiment) menggunakan pre and post with control group design. Sampel adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan berusia 1-4 minggu dengan  berat  100-150  gram sejumlah 28 ekor. Sampel dibagi empat kelompok meliputi Kelompok murni (KM) kelompok yang tidak diberikan ekstrak daun kelor, Kelompok Perlakuan 1 (KP1) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 150 mg/kgBB, Kelompok Perlakuan 2 (KP2) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 450 mg/kgBB,dan Kelompok Positif (KP) kelompok yang diberikan suplemen vitamin dosis 5,4 ml/kgBB. Uji Paired T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada Kelompok Murni (KM) p=0,155, Kelompok Perlakuan 1(KP1) p=0,329, Kelompok Perlakuan 2(KP2) p=0,014 dan Kelompok Positif (KP) p=0,012. Uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,027 (p>0,05)berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok, uji Post Hoc dengan menggunakan Mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik(p<0,05) pada Kelompok Perlakuan 2 (KP2) dengan nilai p=0,002, dan Kelompok Positif (KP) dengan nilai p=0,002. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) Galur wistar jantan pada  kelompok perlakuan 2 (KP2) dosis 450 mg/kgBB dan Kelompok Positif (KP) dosis 5,4 ml/kgBB
    corecore