52 research outputs found
Pengaruh Waktu Perendaman dalam Aktivator Naoh dan Debit Aliran terhadap Penurunan Krom Total (Cr) dan Seng (Zn) pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Menggunakan Arang Aktif dari Kulit Pisang
Air limbah yang dihasilkan dari industri elektroplating memiliki kandungan logam berat yang tinggi. Metode adsorpsi dengan arang aktif adalah salah satu cara yang untuk menurunkan kadar logam berat dalam air limbah. Bahan untuk membuat arang aktif salah satunya adalah limbah pertanian, seperti kulit pisang. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa arang aktif dari limbah kulit pisang dapat digunakan untuk menurunkan kadar logam berat dalam larutan. Pada penelitian ini digunakan variasi waktu perendaman dalam larutan NaOH 1 M selama 8 jam, 16 jam, dan 24 jam pada uji batch untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan adsorben dalam mengadsorpsi logam Cr total dan Zn. Sedangkan untuk uji kontinyu digunakan variasi debit aliran 60 mL/menit, 75 mL/menit, dan 90 mL/menit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan adsorpsi dan zona transfer massa dalam adsorpsi logam Cr total dan Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang kulit pisang yang direndam selama 24 jam mampu mengadsorpsi logam Cr total dan Zn lebih besar dengan rata-rata efisiensi removal 60,90% dan 100%. Sedangkan debit aliran memberikan pengaruh terhadap kemampuan adsorpsi Cr total dan Zn dengan rata-rata efisiensi removal 38,58% dan 87,09%; dan zona transfer massa yang lebih besar pada debit aliran 90 mL/menit sehingga titik jenuh adsorben cepat dicapai
Studi Penurunan Kadar Cod Dan Tss Pada Limbah Cair Rumah Makan Dengan Teknologi Biofilm Anaerob - Aerob Menggunakan Media Bioring Susunan Random (Studi Kasus : Rumah Makan Bakso Krebo Banyumanik)
Generally, Restaurant waste water contain high concentration organic matter such as Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solid (TSS) that can continuosly contaminate the water body if not treated. Biofilms one of the waste water treatment alternative that can reduce the number of pollutant effectively. The reseacrh using anaerobic-aerob combination and using bioring with submerged attached growth treatment. In this research, five variations of the residence time are 5,67 hour (340 minute), 11,33 hour (680 minute), 22,67 hour (1.360 minute), 37,77 hour (2.266 minute), dan 56,67 hour (3400 minute). COD removal by the time variation of 13.69 %, 12.04 %, 34.46 %, 44.09 % and 55.52 % , while the removal for TSS are 36.26 %, 53.61 %, 65.88 % ; 73.86 % and 76.83 % . Therefore it can be said that the longer residence time in the biofilter treatment process , the greater the removal efficiency values that occu
Pengaruh Konsentrasi Aktivator Naoh dan Tinggi Kolom pada Arang Aktif dari Kulit Pisang terhadap Efektivitas Penurunan Logam Berat Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) Limbah Cair Industri Elektroplating
Penelitian ini tentang pemanfaatan arang aktif kulit pisang sebagai adsorben untuk menurunkan konsentrasi logam berat Cu dan Zn pada limbah cair elektroplating. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi NaOH terbaik sebagai aktivator yang dapat menurunkan konsentrasi logam berat Cu dan Zn pada limbah electroplating pada proses batch dan menentukan tinggi media kolom optimum untuk menurunkan konsentrasi logam berat Cu dan Zn limbah cair elektroplating pada proses kontinyu. Penelitian ini menggunakan 3 variasi pada proses batch konsentrasi aktivator NaOH yaitu: 0,5 M, 1 M, dan 2 M, dan variasi tinggi media kolom pada proses kontinyu yaitu 65 cm, 75 cm, dan 85 cm. Hasil analisis variasi pada proses batch menunjukkan konsentrasi aktivator terbaik adalah NaOH 1 M dengan dipengaruhi semakin tingginya konsentrasi awal limbah maka semakin besar daya serap adsorben dan waktu kesetimbangan dicapai pada menit ke 120. Hasil analisis isoterm uji batch menunjukkan untuk parameter logam berat Cu lebih sesuai dengan isoterm Langmuir tipe 2 dan untuk logam berat Zn lebih sesuai dengan isoterm Freundlich dengan nilai kapasitas adsorpsi maksimumnya sebesar 3,69 mg/g untuk Cu dan 1,73 mg/g untuk Zn. Dari hasil analisis kinetika adsorpsi menunjukkan logam berat Cu lebih cepat laju adsorpsinya dibandingkan dengan logam berat Zn dan sesuai dengan model kinetika adsorpsi Pseudo Second Order. Tetapi untuk laju adsorpsi logam berat Cu dipengaruhi juga oleh model kinetika Intraparticle Diffusion karena nilai konstanta laju adosrpsinya semakin besar seiring semakin kecilnya konsentrasi awal logam berat Cu. Hasil analisis variasi pada proses kontinyu menunjukkan tinggi media kolom terbaik adalah 65 cm. Berdasarkan uji isoterm Thomas kapasitas adsorpsi tinggi media kolom 65 cm untuk logam berat Cu dan Zn adalah 20,775 mg/g dan 2,384 mg/g
Pengaruh Variasi Ukuran Adsorben Dan Debit Aliran Terhadap Penurunan Khrom (Cr) Dan Tembaga (Cu) Dengan Arang Aktif Dari Limbah Kulit Pisang Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam (Elektroplating) Krom
Industri elektroplating yang menghasilkan limbah logam berat, salah satunya adalah logam berat Cu dan Cr. Pembuangan limbah logam berat Cu dan Cr ke lingkungan dengan konsentrasi yang besar, sangat membahayakan bagi lingkungan. Adsorpsi adalah salah satu metode yang efektif untuk mengolah logam berat. Kulit pisang yang tidak digunakan membuat kulit pisang bernilai rendah sehingga sangat efektif digunakan sebagai bahan utama karbon aktif dan memiliki kandungan karbon yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persen penurunan kandungan logam berat Cu dan Cr dengan proses batch dan kontinyu. Pada proses batch digunakan variasi konsentrasi limbah logam berat (25% dan 100%) , ukuran media adsorben (10-40; 40-100; dan 100-200 mesh). Sedangkan pada proses kontinyu digunakan variasi debit aliran (50; 75 dan 100 mL/menit). Pada proses batch menggunakan jartest dengan kecepatan 90 rpm selama 60 menit, didapat penurunan paling efektif pada ukuran media adsorben 40-100 mesh dengan efisiensi penyisihan sebesar 35-72% pada logam berat Cr, sedangkan pada logam berat Cu penyisihan sebesar 85-96%. Pada proses kontinyu dengan tinggi media adsorben pada kolom setinggi 65 cm dan diameter 1 inch, didapat penyisihan paling efektif terjadi pada kolom dengan debit 50 mL/menit, yaitu sebesar 58% pada logam berat Cr, dan 96% untuk penurunan logam berat Cu
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Blora
Blora is located in Central Java Province which has an area of 1.820,59 Km², consisting of 16 districts with a population of 846.432 inhabitants. PDAM Blora district has 283.895 subscribers in 2013 as the service coverage of 27,05%. Service coverage is still not meet the target of the Blora situation, namely the achievement rate of 80% service coverage for the PDAM area's and 80% for the Non PDAM area's. Blora district has several water sources that can be utilized to be a source of raw water. Therefore, it needs good management to manage the water sources in order to meet the drinking water needs in Blora regency
Perancangan Detail Peningkatan Kinerja Tpst 3r Bojongbata Kecamatan Pemalang dengan Material Recovery Facility (Mrf)
Meningkatnya jumlah penduduk dan semakin beragamnya aktivitas penduduk Kabupaten Pemalang berdampak pada meningkatnya laju timbulan sampah. Timbulan sampah yang semakin bertambah membutuhkan pengelolaan sampah yang tepat. Salah satu alternatif fasilitas pengelolaan sampah yaitu Material Recovery Facility (MRF). MRF merupakan fasilitas yang menggabungkan beberapa teknik pengolahan sampah, seperti proses pemisahan, komposting, ataupun daur ulang. Perencanaan MRF di TPST 3R Bojongbata meliputi: metode dan peralatan yang digunakan, luas lahan yang dibutuhkan, kebutuhan SDM, dan analisis ekonomi. Timbulan sampah pada tahun perencanaan (2025) adalah sebesar 658,82 m3/hari atau setara dengan 152.846,77 ton/hari. Pemilahan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah secara manual dengan bantuan belt conveyor dan trommel screen dengan recovery factor untuk kertas sebesar 83%, plastik 76%, logam 100%, karet 54%, kain 0%, kayu 0%, kaca/botol 100%. Pemanfaatan sampah basah dilakukan dengan pengomposan sebesar %. Lahan yang dibutuhkan sebesar 2.269m2. Produksi kompos yang dihasilkan sebesar 110,68m3/hari. Barang lapak yang dihasilkan sebesar 40,65 ton/hari, dan residu yang dihasilkan 241,13 m3/hari. Rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan Plant MRF adalah sebesar Rp 1.878.603.740,00
Penentuan Daya Tampung Beban Cemaran Fecal Coliform Akibat Kondisi Sanitasi Menggunakan Program Qual2e (Studi Kasus Kali Semarang, Jawa Tengah)
Semarang river is located in Central Semarang City which has length 8,25 Km and the large of the watershed or catchment area is 4,430 Km2. With a density of settlements and high population, lack of sanitation infrastructure, rob sometimes happened and land subsidence which is occurred makes Semarang River area is susceptible in health risks.Degradation of water quality occurs due to the contamination of bacterium category of Coliform because of high population, bad of sewage system, lavatory fabrication, septic tank, and infiltration wells which is not eligible both in quality and layout based on pollutant source. Knowing the level of the contamination in Semarang River is needed by identified the load capacity Fecal Coliform contamination by using software QUAL2E.The result of its simulation based on the minimum capacity of Fecal Coliform compared by quality standard of PP No. 82 year 2001 that Semarang River is not comply the requirements of the quality standards of class I Fecal Coliform is > 1.23 E +13 cell/day , class II is> 1.23 E +14 cell/day, class III is > 2,46 E +14 cell/day and IV is > 2.46 E +14 cell/day. Simulation based on the maximum capacity of Fecal Coliform compared by quality standard of PP No. 82 year 2001 that Semarang River is not comply the requirements of the quality standards of class I Fecal Coliform is > 7,70 E +13 cell/day, class II is > 7.70 E +14 cell/day, class III is > 1.54 E +15 cell/day and class IV is > 1.54 E +15 cell/day. The domestic contamination is the largest source of pollution in Semarang River area. It is because the lack of good sanitation in Semarang River area. There are so many things that cause the bad sanitary condition in Semarang River area, such as there's no waste treatment and there are so many septic tank which are not working property
Studi Penentuan Kualitas Air Sungai Babon Dengan Metode National Sanitation Foundation – Indeks Kualitas Air (Nsf-ika)
Babon River having a large area and important role for ecosystem directness in Central Java. This research aim is to knowing the influence of landuse about water quality of Babon River. Babon watershed landuse are residential, agriculture and industrial which can influence the quality of Babon River. Babon River water quality determination method by Water Quality Index - National Sanitation Foundation (WQI-NSF). This method consist of 9 parameter which are physics, Chemistry and biology. The result showing that Babon River into middle category. Dominant contaminating in Babon River are Fecal Coliform, BOD and turbidity caused by domestic waste, industrial waste and agriculture waste. To reduce the pollutant is provision for resident around the septic tank, reduce the using of fetilizer and community participation in maintaining the water quality of Babon River
Studi Penurunan Total Coliform Mata Air Menggunakan Clay Filter
Clean water has become an scarce resource. due to lack of water catchment areas, the loss of trees in the forest as a medium for absorbing water into the groundwater. According to Indonesia health profile in 2011 Central Java province have access to good water 74% and access to the bad water 26%. As an effort to use of water is accommodate the springs with small discharge (spring seepage) scattered along the mountainside but, during the water spring seepage flows occurs pollution by soil and rain one pollutant content is coliform bacteria. One treatment solution using clay filter, made from a mixture of clay and sawdust to create a filter that is able to kill 98% of contaminants. Sawdust are burned that creating small holes that filter out harmful organisms. In this study, clay filter is made of variation in the size of sawdust (50 mesh and 30 mesh), pressing the clay filter (with press and without press), and the process of burning clay filter (combustion furnace and open burning). The results show All clay filter efficiency of 100% after 6 hours of sampling. Clay filter with a material size of 50 mesh has an average discharge of 102.4 ml / h to 159,5ml / h while the clay filter with a material size of 30 mesh has an average discharge of 290ml / h to 527.6 ml / h. Optimum clay filter is a filter made of clay with a material size of 30 mesh, pressed mold and open burning. Results filtered on clay filter is 100% efficiency and discharge 291.1ml/
- …