4,917 research outputs found

    Pembelajaran Kemampuan Bersastra Pada Siswa Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan antara lain: Pertama, mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kemampuan bersastra pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Kedua, mendeskripsikan faktor yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran kemampuan bersastra kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Ketiga, mendeskripsikan faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran kemampuan bersastra kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif. Objek Penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Sumber Data dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia, siswa kelas XI IPA, dokumen, dan lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pembelajaran kemampuan bersastra pada siswa kelas XI IPA terdiri dari cerpen, drama, dan hikayat; (2) Pelaksanaan pembelajaran cerpen sampai pada tahap siswa menulis karya cerpen, pelaksanaan pembelajaran drama sampai pada tahap pementasan drama, pelaksanaan pembelajaran hikayat sampai pada pendeskripsian unsur-unsur pembangun karya hikayat. (3) Faktor pendukung pembelajaran kemampuan bersastra adalah minat siswa yang tinggi, metode yang digunakan guru, sumber materi dan majalah dinding. (4) Faktor Penghambat pembelajaran kemampuan bersastra adalah sarana dan prasarana serta alokasi wakt

    Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Kabupaten Malang. Metode penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian adalah deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya atau gaya kepemimpinan kepala sekolah SMK Muhammadiyah 7 Kabupaten Malang termasuk dalam gaya kepemimpinan visioner dan partisipatif. Hal tersebut dipertegas dengan hasil wawancara dengan kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi yang menegaskan bahwa apa yang telah dilakukannya sebagai kepala sekolah dalam peningkatan mutu sekolah termasuk dalam gaya kepemimpinan visioner dan partisipatif. Dalam wawancara, kepala SMK Muhammdiyah 7 Gondanglegi selalu berpartisipasi aktif dalam setiap aktivitas dan kegiatan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Kabupaten Malang. Kepala sekolah SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Kabupaten Malang memberikan contoh dengan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar, berkontribusi dalam pengembangan potensi tenaga pengajar dengan mengadakan workshop, pelatihan, kursus singkat dan sebagainya. Sebagai administrator, kepala sekolah juga terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan sekolah, dan mampu memberikan bukti dengan apa yang telah diraih oleh sekolah. Kepala sekolah pun juga melaksanakan pemantauan terhadap kinerja guru baik secara langsung maupun dengan menggunakan media social seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Beberapa inovasi dilakukan dengan mengajak para pihak terkait untuk bekerja melakukan inovasi yang ditawarkan. Sebagai seorang motivator, kepala sekolah juga memotivasi para guru, karyawan dan orang tua murid dengan target sasaran beberapa harapan untuk peningkatan mutu sekolah. Dengan pencapaian yang telah dicapai bisa menjadi bukti bahwa dengan gaya kepemimpinan partisipatif seorang kepala sekolah, pencapaian mutu sekolah yang lebih baik bisa tercapai

    Multi-Agent System Interaction in Integrated SCM\ud

    Get PDF
    Coordination between organizations on strategic, tactical and operation levels leads to more effective and efficient supply chains. Supply chain management is increasing day by day in modern enterprises.. The environment is becoming competitive and many enterprises will find it difficult to survive if they do not make their sourcing, production and distribution more efficient. Multi-agent supply chain management has recognized as an effective methodology for supply chain management. Multi-agent systems (MAS) offer new methods compared to conventional, centrally organized architectures in the scope of supply chain management (SCM). Since necessary data are not available within the whole supply chain, an integrated approach for production planning and control taking into account all the partners involved is not feasible. In this study we show how MAS architecture interacts in the integrated SCM architecture with the help of various intelligent agents to highlight the above problem

    Kontribusi Paham Keagamaan Pengusaha terhadap Tingkat Produksi Batu Merah di Kabupaten Pinrang

    Full text link
    This study discusses about how to the notion Religious Enterpreneur Contributions to the brown stone Production Rate Pinrang. In testing associative product moment correlation analysis. The results of the study found; First, the level of religious understanding brown stone entrepreneurs in Pinrang descriptive classified by category quite well. Second, the performance level of industrial entrepreneurs in the brown stone Pinrang classified based on the results of the descriptive analysis of the high category, or both. Third, relationship or employer contributions toward religious understanding of performance levels in the brown stone industry Pinrang based on the results of manual analysis and analysis of SPSS for windows is very significant. The implications of this study are expected to be input to the local government offices Pinrang especially those related to the variable of religious thought and red stone industry, so as to provide motivation, spirit, and capital assistance to entrepreneurs to develop their businesses

    Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Debit Sungai Mamasa

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar faktor topografi, tanah, penutupanhutan, penutupan non hutan, dan curah hujan mempengaruhi debit Sungai Mamasa, danmerumuskan modelnya.Penelitian ini dilaksanakan di DAS Mamasa, berlangsung selama 12 bulan, Desember 2006sampai dengan Desember 2007.Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey yaitu pengukuran debit sungaipada 12 cabang sungai sebagai sampel pengamatan dan analisis Peta Rupa Bumi Indonesiauntuk mengetahui luas topografi (luas per tingkat lereng), luas tanah (luas per jenis tanah), luashutan dan non hutan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor topografi (luas per tingkat kelerengan), luas per jenistanah, luas penutupan hutan, luas penutupan non hutan dan curah hujan berpengaruh sangatsignifikan terhadap debit sungai. Memilki model Q=f(TP,TH, HT, NH, CH) masing-masing dengannilai R2 =0,7041, R2 =0,5713, R2 =0,7395, R2 =0,7363, dan R2 =0,8031

    Identifikasi Penyimpangan Tata Ruang Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian (1) apakah dinamikapembangunan telah menyebabkan penyimpangan tataruang, (2) bila terjadi penyimpangan,faktor apa yang menjadi penyebab, dan (3) kebijakan apa yang disarankan agar dimasadatang tidak terjadi penyimpangan ketataruangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penyimpangan terhadap RTRWP.Penyimpangan disebabkan karena (1) Pemekaran wilayah dengan terbitnya UU No. 56/2004tentang Pembentukan Propinsi Sulawesi Barat, UU No.7/2003 tentang Pembentukan KabupatenLuwu Utara, dan UU No.11/2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo.Penyebab lain adalah (2) Pertambahan dan distribusi penduduk, (3) Lingkup dan muatan RTRWPyang tidak implementatif, (4) Otonomi daerah yang membuat kekurang patuhan pada Perda,(5) Munculnya berbagai pembangunan sektoral, (6) Kurangnya koordinasi perencanaan, (7)Lemahnya monitoring, dan (8) Kurangnya sosialisasi RTRWP.Penelitian ini menyarankan agar (1) Melakukan revisi RTRWP, (2) Mempertajam muatan RTRWP,(3) Revitalisasi kelembagaan, (4) Pelibatan stakoholders, dan (5) Sosialisasi RTRWP baru kepadasemua piha

    Pendidikan Islam di Pulau Bawean: Sejarah dan Pembentukannya

    Full text link
    Islamic Education in Bawean Island Indonesia began since the arrival of Islam to the island during 16th century. Initially, Islamic education activities were carried out at places such as houses, musolla and mosques. At this early stage, Islamic education was yet a formal institution and was conducted individually. From its historical journey, Islamic education at Bawean Island has progressed to become a formal institution in the form of madrasah which united Islamic education with Indonesian national education. This study aims to look at the early history of Islamic education at Bawean Island and afterwards at the resulting development process. Results have shown that students' achievement at Islamic education institution was excellent and the response from the society was encouraging. To conclude, Islamic education institution at Bawean Island was still preferred and capable of competing with the general education
    corecore